Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

SEJARAH PERKEMBANGAN KOTA PALU

Disusun Oleh :

M. RAFFY MULYANDAR
F23122014

PROGRAM STUDI S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
Daftar Isi

Daftar Isi...........................................................................................................................i
Bab 1 Pendahuluan..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Tujuan..............................................................................................................1
1.3. Topik................................................................................................................1
1.4. Narasumber......................................................................................................1
1.5. Pelaksanaan......................................................................................................1
Bab 2 Hasil Wawancara....................................................................................................2
2.1. Sejarah Terbentuknya Kota Palu.........................................................................2
2.2. Perkembangan Tata Kota Palu............................................................................5
Bab 3 Penutup.................................................................................................................6
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................6
Lampiran.........................................................................................................................8

i
Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Kota Palu merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Tengah. Secara geografis,


Kota Palu terletak pada kawasan dataran lembah Palu dan teluk Palu sehingga
wilayahnya terdiri dari lima bentang alam yang berbeda seperti pegunungan, lembah,
sungai, teluk, dan lautan. Wilayah Kota Palu berbatasan dengan Kabupaten
Donggala di sebelah timur, utara dan barat, Kabupaten Sigi di sebelah selatan,
kabupaten Sigi di sebelah barat, dan Kabupaten Parigi Moutong di sebelah timur.
Terdapat 8 kecamatan di Kota Palu, yaitu Kecamatan Palu Barat, Kecamatan
Tatanga, Kecamatan Ulujadi, Kecamatan Palu Selatan, Kecamatan Palu
Timur, Kecamatan Mantikulore, Kecamatan Palu Utara, dan Kecamatan Tawaeli.
Secara administratif Kota Palu terbagi menjadi 4 kecamatan dan 43 kelurahan.
Kota Palu seluas 395,06 kilometer persegi. Kota Palu terletak timur-barat dan terdiri
dari dataran rendah, dataran berbukit dan dataran tinggi. Dataran Kota Pal dikelilingi
oleh pegunungan dan pantai. Peta elevasi menunjukkan bahwa 376,68 km2 (95,34%)
wilayah Kota Pal terletak antara 100 dan 500 meter di atas permukaan laut dan hanya
18,38 km2 (46,66%) berada di bawah permukaan laut. Masyarakat kota Palu sangat
heterogen termasuk Bugis, Toraja, Mandal, Gorontalos, Manado, Jawa, Arab, Cina,
dan Kaili dari Sulawesi Selatan dan Barat.
1.2. Sasaran
Untuk mengetahui sejarah terbentuknya perkembangan Kota Palu dari masa
ke masa.
1.3. Judul
Sejarah Terbentuknya dan Perkembangan Kota Palu
1.4. Narasumber
Drs.Iksam, M.Hum Kepala Seksi Bidang Peletarian dan Pengembangan
Musuem Negeri Provinsi Sulawesi Tengah
1.5. Pelaksanaan
Musuem Negeri Provinsi Sulawesi Tengah, Kamis, 19 Oktober 2022

1
Bab 2 Hasil Wawancara
2.1.
Sejarah Perkembangan Kota Palu

Gambar 2.1 Jembatan Palu IV

Nama kota Palu berasal dari kata Topalu'e yang artinya Tanah yang terangkat
karena daerah ini awalnya lautan. Pernah terjadi gempa dan pergeseran lempeng (palu
koro) sehingga daerah yang tadinya lautan tersebut terangkat dan membentuk daratan
lembah yang kini dikenal dengan Kota Palu. Istilah lain juga menyebutkan bahwa
kata asal usul nama Kota Palu berasal dari bahasa Kaili VOLO yang berarti bambu
yang tumbuh dari daerah Tawaeli sampai di daerah sigi. Bambu sangat erat kaitannya
dengan masyarakat suku Kaili, ini dikarenakan ketergantungan masyarakat Kaili
dalam penggunaan bambu sebagai kebutuhan sehari-hari mereka, baik itu dijadikan
Bahan makanan (Rebung), Bahan bangunan (Dinding, tikar, dll), Perlengkapan sehari
hari, permainan (Tilako), serta alat musik (Lalove).
Masa paling tua dimulai sejak zaman Holosen yaitu pada ribuan tahun lalu,
Bukti ini didapatkan melalui cerita rakyat kemudian di buktikan dengan
menggunakan pendekatan geologi. Dimana, Palu dulunya merupakan Lautan yang
terbentang hingga mencapai wilayah sigi sekarang. Hal tersebut juga dibuktikan
dengan beberapa penelitian geologi. Setelah proses geologi selama bertahun – tahun
lautan tersebut lama-kelamaan mulai mengering dan menjadi rawa-rawa. Hal ini
terjadi secara alami atau karena panasnya matahari pada saat itu, yang kemudian
menjadi daratan seperti saat ini.

2
Cerita rakyat lainnya menyebutkan bahwa dulu terdapat seorang pangeran dari
Luwuk datang ke lembah palu membawa segenggam tanah, kemudian berdialog
dengan masyarakat lokal kaili yang menetap di lereng – lereng gunung. Dimana pada
dialog tersebut bertujuan untuk mengizinkan pangeran tersebut menghemparkan
tanah ke lembah palu, sehingga Palu menjadi daratan dan ditinggali oleh anak cucu
mereka dimana ada perjanjian pangeran Luwuk tersebut harus menikah dengan anak
kepala suku penduduk lokal kaili tersebut.
Periode selanjutnya adalah setelah ada manusia. Ada banyak catatan sejarah
mengatakan kerajaan palu ini sudah ada sejak abad ke 17 dan ada juga yang
mengatakan sebelum itu. Kota Palu bermula dari kesatuan empat kampung, yaitu:
Besusu, Tanggabanggo (Siranindi) yang sekarang bernama Kamonji, Panggovia yang
sekarang bernama Lere, dan Boyantongo yang sekarang bernama Kelurahan Baru.
Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah
memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan
kerajaan. Kerajaan Palu lama - kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal
dan sangat berpengaruh dan dipilihlah ibu kota kerajaan Palu terletak di daerah
Besusu sekarang.
Kerajaan Palu sebenarnya merupakan kerajaan yang maritim karena letaknya
di muara sungai dan dekat pantai. Oleh karena Kondisi kerajaan Palu yang maritim,
hal ini menyebabkan masyarakat luar tertarik masuk ke dalam Palu sehingga
kebudayaan Kaili bersentuhan dengan budaya - budaya lain Seperti Makkasar,
Bandar, Banjar, Maluku, Jawa dan masih banyak lagi.
Sebelum Hindia Belanda datang ke wilayah Tanah Kaili, bangsa Portugislah
yang terlebih dahulu mengadakan hubungan dagang dengan raja - raja suku bangsa
Kaili, yaitu kira - kira pada abad 16 Masehi. Kedatangan bangsa Portugis ke Tanah
Kaili berlangsung secara damai dan melalui jalur perdagangan.
Ada banyak bukti - bukti peninggalan dari bangsa Portugis di wilayah Tanah
Kaili adalah berupa bentuk dan model pakaian. Sampai sekarang model dan bentuk
pakaian yang mempunyai persamaan dengan pakaian Portugis masih dapat dijumpai
pada masyarakat Kaili yang berdomisili di wilayah bekas kerajaan Kulawi. Selain itu
wilayah Tanah Kaili telah mendapat kunjungan dari bangsa Melayu Tua dan menetap
di beberapa daerah pedalaman. Mereka mengadakan perkawinan dengan penduduk
asli. Sampai sekarang masih dapat ditandai keturunannya, yaitu mempunyai warna
kulit lebih bersih dan selera makannya pun berbeda dengan selera makan penduduk
asli.

3
Belanda pada abad ke 19 sudah ingin menguasai lembah Palu melalui perang
tahun 1888. Mereka menyerang Kayumalue. Setelah peristiwa perang Kayumalue,
Raja Maili terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu. Setelah itu
ia digantikan oleh Raja Jodjokodi, pada tanggal 1 Mei 1888 Raja Jodjokodi
menandatangani perjanjian pendek dengan Pemerintah Hindia Belanda. Selain itu
Pemerintah Hindia Belanda juga mengadakan perjanjian dengan raja - raja lain.
Namun Belanda baru dapat menaklukan lembah Palu di tahun 1901 dan
setelahnya dengan cara penanda tanganan perjanjian, baik jangka panjang maupun
perjanjian jangka pendek. Sesudah diberlakukannya Korte Verklaring oleh Belanda,
maka semakin terbataslah kekuasaan raja - raja di semua kerajaan Tanah Kaili dalam
mengurus urusan rumah tangga kerajaan masing - masing. Sebaliknya semakin
kuatlah kedudukan dan kekuasaan Hindia Belanda dalam melaksanakan misi
perdagangannya yang bersifat monopoli serta politik yang bersifat mengadu domba.
Penguasaan belanda akan lembah Palu membuat terbangunnya infrastruktur yang ada
di kota Palu, seperti gedung – gedung dan jembatan tahun 1920an berlangsung hingga
tahun 1942 ketika jepang berhasil mengalahkan Belanda. Begitu Jepang Masuk Palu
tidak langsung menjadi bagian dari Indonesia. Palu sempat menjadi bagian dari NIT
Negara Indonesia Timur. Hingga Raja Palu membacakan maklumat kembali ke NKRI
pada tahun 6 mei 1950.
Pada saat dijajah tentunya masyarakat setempat tidak dapat menerima
perlakuan para kaum colonial. Dimana masyarakat setempat melakukan perlawanan.
Masa Pergerakan Nasional di Palu ditandai dengan berdirinya organisasi Sarekat
Islam (SI). SI berdiri di Lembah Palu pada tahun 1917 di bawah pimpinan Yoto Dg
Pawindu DS mendapat sambutan dan simpa masyarakat. Melihat situasi tersebut,
Pemerintah Belanda menganggap kehadiran SI sebagai ancaman yang berbahaya.
Atas hasutan Belanda, Raja Palu saat itu yaitu Parampasi membentuk PRP atau
Persatuan Raja Palu bersama aparatnya, yang oleh Belanda dijadikan sebagai
tandingan SI. Namun pengaruh SI justru meluas hingga ke wilayah Kerajaan Dolo
yang mendapat dukungan dari Raja Dolo Datu Pamusu Karena bergabung dengan SI,
Raja Dolo Datu Pamusu, diturunkan dari tahtanya dan dibuang ke Ternate. Kemudian
Yoto Dg Pawindu DS
Kemudian pertepatan pada tanggal 11 Januari 1942, Bala Tentara Jepang
melakukan pendaratan pertama di wilayah Indonesia, dan pada waktu itu Manado
sudah jatuh ke tangan Jepang. Dengan demikian di wilayah Sulawesi Tengah para
penjajah Belanda memusatkan pasukannya di Kota Palu. Selama pendudukan Jepang
di Kota Donggala dan Palu, peranan raja - raja hanya sekedar pembantu pemerintah
Jepang. Para raja diperalat untuk mengerahkan tenaga rakyat untuk bekerja demi
kepentingan penyediaan perbekalan perang.

4
Pertumbuhan Kota Palu setelah kemerdekaan semakin lama semakin
meningkat. Dimana hasrat masyarakat untuk lebih maju dari masa penjajahan dengan
tekat membangun masing - masing daerahnya. Maka terbentuklah kabupaten -
kabupaten sesuai peraturan pemerintah Nomor 23 Tahun 1952. Hanya terdapat dua
kabupaten di Sulawesi Tengah yaitu Donggala dan Poso. Dimana ibu kota Kabupaten
donggala adalah Palu. Saat tahun 1964, terbentuk Propinsi Sulawesi Tengah
berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964, status Kota Palu sebagai
ibukota ditingkatkan menjadi Ibukota Propinsi Daerah Sulawesi Tengah dengan 4
kabupaten yakni Donggala, Poso, Banggai dan Toli – Toli.
Tanggal 27 September 1978 atas Dasar Asas Dekonsentrasi sesuai Undang -
Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Kota
Palu sebagai Ibukota Propinsi Dati I Sulawesi Tengah sekaligus ibukota Kabupaten
Dati II Donggala dan juga sebagai ibukota pemerintahan wilayah Kota Administratif
Palu. Palu merupakan kota kesepuluh yang ditetapkan pemerintah menjadi kota
administratif. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tanggal 12 Oktober 1994,
Menteri Dalam Negeri Yogi S. Memet meresmikannya Kota madya Palu dan
melantik Rully Lamadjido, SH sebagai Wali Kotanya. Sampai pada tahun 1999
kabupaten donggala ibu kotanya dipindahkan ke donggala hingga sekarang

2.2.
Perkembangan Perencanaan Wilayah Kota Palu
Perencanaan Wilayah Kota palu. Pada Kecamatan Palu Barat dijadikan
sebagai Pusat Perekonomian yang dibuktikan dengan adanya Pasar Tua, Pasar Inpres
dan masih banyak lagi. Dan juga dapat dilihat di Palu Barat Banyak terdapat
permukiman Orang – Orang bugis, Cina, Arab dan lain sebagainya yang datang ke
Palu dengan tujuang menjalin hubungan perdagangan sebagaimana sejarah mulanya
Kerajaan Palu. Sedangkan pada wilayah Palu Timur yang awal dibangun oleh
belanda dijadikan sebagai pusat administrasi (perkantoran) dan pendidikan. Dimana
terdapat berbagai sekolah, seperti SDN 1, SMP 1, SMA 1 dan banyak sekolah
lainnya semuanya terletak di Palu Timur. Kemudian Kantor – Kantor seperti Kantor
Geburnur, Kejaksaan tinggi dan lain sebagainya berada di Palu Timur.

5
Bab 3 Penutup

3.1. Kesimpulan
Palu merupakan kota yang berada dalam Sulawesi Tengah. Dimana pada
awalnya merupakan sebuah lautan dan kemudian menjadi rawa-rawa hingga menjadi
daratan akibat panasnya matahari yang terjadi secara alamiah. Kemuadian dibuktikan
dengan penelitian geologi.
Pendudukan di Palu bermula sejak abad ke 17. Dimana sebagian berdatangan
dari suku-suku dari seluruh Indonesia seperti Makassar, Mandar, Banjar, Maluku,
Jawa, dan masih banyak lagi.
Pada Perencanaan Wilayah Kota palu. Pada Kecamatan Palu Barat dijadikan
sebagai Pusat Perekonomian yang dibuktikan dengan adanya Pasar Tua, Pasar Inpres
dan masih banyak lagi. Dan juga dapat dilihat di Palu Barat Banyak terdapat
permukiman Orang – Orang bugis, Cina, Arab dan lain sebagainya yang datang ke
Palu dengan tujuang menjalin hubungan perdagangan sebagaimana sejarah mulanya
Kerajaan Palu. Sedangkan pada wilayah Palu Timur yang awal dibangun oleh
belanda dijadikan sebagai pusat administrasi (perkantoran) dan pendidikan. Dimana
terdapat berbagai sekolah, seperti SDN 1, SMP 1, SMA 1 dan banyak sekolah
lainnya semuanya terletak di Palu Timur. Kemudian Kantor – Kantor seperti Kantor
Geburnur, Kejaksaan tinggi dan lain sebagainya berada di Palu Timur.

6
Daftar Pustaka

Arsip Nasional Republik Indonesia, (2015). Citra Kota Palu Dalam Arsip. Jakarta:
Arsip Nasional Republik Indonesia

Drs. Iksam, M.Hum. (2022). Sejarah Perkembangan Kota Palu. Hasil Wawancara
Pribadi: 19 Oktober 2022 Musuem Negeri Provinsi Sulawesi Tengah

7
Lampiran

8
9
10

Anda mungkin juga menyukai