Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN KOTA

RESUME DAN IMPLEMENTASI THE NEED FOR BETTER URBAN


DESIGN DAN THINKING ABOUT URBAN DESIGN DALAM BUKU BY
DESIGN: URBAN DESIGN IN THE PLANNING SYSTEM: TOWARDS
BETTER PRACTICE

Disusun Oleh :
Kelompok 1 Kelas C :
Aidil Nur Rezki F23122002
M Raffy Mulyandar F23122014
Fikri Haeqal Fahreza F23122126

PROGRAM STUDI S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2024
RESUME DAN IMPLEMENTASI THE NEED FOR BETTER URBAN DESIGN DAN
THINKING ABOUT URBAN DESIGN

Bagian pertama yang berjudul The Need For Better Urban Design membahas
tentang Perancangan Kota sebagai seni menciptakan tempat untuk manusia. Yang
mencakup cara kerja tempat-tempat dan hal-hal seperti keamanan komunitas, serta
bagaimana tampilannya. Hal ini menyangkut hubungan antara orang dan tempat,
gerakan dan bentuk perkotaan, alam dan struktur bangunan, serta proses untuk
memastikan desa, kota, dan kota-kota yang sukses.

Perancangan Kota adalah kunci untuk menciptakan pembangunan yang


berkelanjutan dan kondisi untuk kehidupan ekonomi yang berkembang, untuk
penggunaan sumber daya alam yang bijaksana, dan untuk kemajuan sosial. Desain
yang baik dapat membantu menciptakan tempat-tempat yang hidup dengan karakter
yang khas; jalan dan ruang publik yang aman, mudah diakses, menyenangkan
digunakan, dan berskala manusiawi; dan tempat-tempat yang menginspirasi karena
imajinasi dan sensitivitas desainer mereka.

Desain perkotaan tidak hanya berkaitan dengan satu profesi atau kelompok
kepentingan. Hal ini ditekankan pada tahun 1998 ketika lima institut profesional
bergabung dengan organisasi lain dan membentuk Aliansi Desain Perkotaan,
menemukan tujuan bersama dalam bekerja lintas disiplin mereka masing-masing.
Profesi ini - perencana kota, arsitek lanskap, penilai, arsitek, dan insinyur sipil -
semua dapat menjadi pengaruh yang kuat untuk desain perkotaan yang lebih baik.

Seperti yang ditunjukkan oleh Urban Task Force, cara terbaik untuk mempromosikan
regenerasi, konservasi, dan pembuatan tempat yang sukses dan berkelanjutan
adalah dengan memikirkan desain perkotaan sejak awal proses perencanaan dan
pengembangan. Meninggalkan desain perkotaan sampai akhir dapat membuat
proses perencanaan lambat, membingungkan, dan menjadi sumber konflik yang sia-
sia, dan kemungkinan tidak akan menghasilkan hasil terbaik dari segi kualitas.

Implementasi dari kota yang telah melalui proses perancangan adalah Tokyo
di Jepang, Kota yang telah melalui proses perancangan adalah kota yang memiliki
penataan ruang yang baik seperti halnya Tokyo.
Gambar Tokyo
Sumber: Unsplash/Charlesdeluvio

Sudah tidak diragukan lagi, Tokyo adalah cerminan sukses sebagai salah
satu kota dengan penataan ruang terbaik di dunia. Jaringan transportasi di kota ini
menjadi yang terbaik. Jaringan kereta bawah tanah Tokyo sangatlah lengkap. Selain
itu, kota ini juga tersedia banyak jalan setapak dan jalur sepeda.

Tokyo pun dikenal dengan desain dan arsitektur modern yang inovatif. Salah
satu bangunan ikonik kota itu adalah Tokyo Skytree. Gedung ini merupakan menara
pemancar televisi tertinggi di dunia dengan ketinggian 634 meter. Dirancang oleh
Nikken Sekkei Ltd., menara ini memiliki struktur unik dengan bentuk segitiga dan
menggabungkan elemen tradisional Jepang dengan teknologi modern.
Tata ruang yang baik di Tokyo juga didukung oleh pengaturan kota yang matang
dan terencana. Pembangunan perkotaan dikendalikan secara ketat. Umpamanya,
pembangunan bangunan tinggi hanya diperbolehkan di daerah yang telah
ditetapkan. Semua faktor tersebut pada akhirnya membuat Tokyo menjadi salah
satu kota dengan tata ruang terbaik di dunia.

Kemudian pada bagian selanjutnya yang berjudul Thinking About Urban


Design membahas tentang Tujuan Desain Perkotaan dan Aspek Bentuk
Pengembangan sebagai berikut;

Tujuan Desain Perkotaan

1. Karakter

Sebuah tempat dengan identitasnya sendiri. Mempromosikan karakter dalam tata


kota dan lanskap dengan merespons dan memperkuat pola pengembangan,
lanskap, dan budaya yang khas secara lokal. Sebagai contoh Surabaya sebagai
Kota Pahlawan, kota ini memiliki sejarah saat melawan penjajah pada masa
kolonialisme membuat Surabaya dinobatkan sebagai Kota Pahlawan. Salah satu
buktinya adalah monumen Tugu Pahlawan.

Gambar Tugu Pahlawan Surabaya


Sumber: Perpustakaan Vokasi UNAIR

Sebagai informasi, Monumen Tugu Pahlawan ini berada di Jalan Pahlawan,


Alun-Alun Contong, Bubutan, Kota Surabaya. Monumen Tugu Pahlawan ini
dibangun di tahun 1951 dan dan diresmikan di tanggal 10 November 1952 Tugu
Pahlawan merupakan salah satu bukti penghargaan negara dan bangsa Indonesia
untuk para pejuang yang berperang mempertahankan kemerdekaan di Surabaya.

2. Kontinuitas dan Penutupan

Sebuah tempat di mana ruang publik dan pribadi dibedakan dengan jelas.
Mempromosikan kontinuitas garis depan jalan dan penutupan ruang dengan
pengembangan yang dengan jelas menentukan area pribadi dan publik. Berikut
contohnya

Gambar Taman Nusa Indah


Sumber: Kompasiana

Kota Palembang di taman nusa indah bawah Jembatan Ampera, Palembang.


Taman Nusa Indah bisa jadi taman kota pertama di metropolis. Taman ini diyakini
dibangun setelah selesainya pembangunan Jembatan Ampera sekitar tahun 1965
lalu. Hingga era tahun 1990, taman Nusa Indah sangat dikenal. Sampel ini
menunjukan jalan dan yang dengan jelas menentukan area pribadi dan publik.
Dimana area publiknya adalah taman dan pertokoan di seberang taman merupakan
ruang pribadi.
3. Kualitas Ruang Publik

Sebuah tempat dengan area luar ruangan yang menarik dan berhasil.
Mempromosikan ruang publik dan jalur yang menarik, aman, rapi, dan efektif bagi
semua lapisan masyarakat, termasuk orang cacat dan lansia. Sebagai contoh di
New York Amerika.

Gambar Central Park New York Amerika


Sumber: CNN

Central Park, New York Ini merupakan taman kota paling ikonik di dunia.
Selain menjadi lokasi masyarakat dan turis beraktivitas di luar ruang, taman ini juga
menjadi lokasi syuting banyak film dan serial televisi. Keberadaan hamparan hijau
yang masif dan terletak diantara daerah perkotaan menjadi daya tarik dari taman ini.

4. Kemudahan Pergerakan

Sebuah tempat yang mudah diakses dan dilalui. Mempromosikan


aksesibilitas dan permeabilitas lokal dengan menciptakan tempat yang saling
terhubung satu sama lain dan mudah dilalui, dengan menempatkan kebutuhan
manusia di depan lalu lintas dan mengintegrasikan penggunaan lahan dan
transportasi. Berikut contohnya;

Kemudahan pergerakan pada dasarnya dapat dicapai dengan jalan yang


sudah memenuhi standar sebagai contoh

Gambar Pedestrian Kawasan Kota Tua Jakarta


Sumber: Kompas.id
Jalur pejalan kaki yang sangat lebar di kawasan Kota Tua, Jakarta, Jalur
pejalan kaki ini sebelumnya merupakan Jalan Lada, menghubungkan Stasiun
Jakarta Kota dengan Taman Fatahillah. Revitalisasi Kota Tua mencakup pelebaran
jalur pejalan kaki, pembuatan jalur hijau pesepeda, hingga jalur untuk penyandang
disabilitas.

5. Keterbacaan

Sebuah tempat yang memiliki citra yang jelas dan mudah dipahami.
Mempromosikan keterbacaan melalui pengembangan yang menyediakan rute,
persimpangan, dan landmark yang dapat membantu orang menemukan arah di
sekitar tempat tersebut. Berikut contohnya Kota Palu.

Gambar Citra Kota Palu


Sumber: Citra Satelit Google Maps, 2024
Kota Palu dapat menjadi contoh aspek keterbacaan dimana elemen yang
menjadi landmark disini adalah landmark alami teluk palu yang mengambarkan palu
sebagai kota yang berbatasan dengan teluk.

6. Adaptabilitas

Sebuah tempat yang dapat berubah dengan mudah. Mempromosikan


adaptabilitas melalui pengembangan yang dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan kondisi sosial, teknologi, dan ekonomi. Sebagai contoh.
Gambar Kota Wina
Sumber: Utomo Priyambodo, 2023
Kota Wina di Austria telah menerapkan strategi pulau panas perkotaan sejak
2018. Program ini mencakup penanaman 4.500 pohon setiap tahun dan subsidi
untuk dinding hijau yang menghadap ke jalan.

Kota ini telah mengembangkan serangkaian "jalan sejuk", ruang dengan lalu
lintas tenang dengan permukaan jalan berwarna terang. Lalu ada pula "hujan kabut"
yang aktif pada hari panas, yakni fitur air, pohon rindang, dan air mancur minum.
Delapan belas jalan keren dikirim sebagai pop-up, dengan empat lainnya dipasang
secara permanen untuk memberikan perlindungan pada hari-hari yang panas. Wina
juga memiliki jaringan kolam renang umum yang luas di mana penduduk dapat
menyejukkan diri.

7. Keragaman

Sebuah tempat dengan beragam variasi dan pilihan. Mempromosikan


keragaman dan pilihan melalui campuran pengembangan dan penggunaan yang
kompatibel yang bekerja sama untuk menciptakan tempat yang layak dan responsif
terhadap kebutuhan lokal. Berikut contohnya.

Gambar Daerah Singkawang


Sumber: Kompasiana
Kota Singkawang dikenal sebagai kota yang menjunjung tinggi nilai toleransi.
Di Kota Singkawang dapat ditemukan tiga suku besar yaitu suku Tionghoa, Dayak,
dan Melayu (Tidayu). Dari tiga suku tersebut dapat disaksikan kehidupan yang
selaras di Kota Singkawang. Lokasi Singkawang dekat dengan ibukota Kalimantan
Barat yaitu Pontianak, berjarak 151 km atau tiga hingga empat jam perjalanan darat.
Kota Singkawang secara administrasi terbentuk tahun 2001, sebelumnya kota ini
termasuk dalam wilayah administrasi Kota Sambas.
Tabel Aspek Pengembangan Bentuk

Aspek
No Pengembangan Penjelasan
Bentuk
Kerangka rute dan ruang yang menghubungkan secara lokal maupun
Tata Letak: Struktur
1 luas, serta cara pengembangan, rute, dan ruang terbuka berhubungan
Perkotaan
satu sama lain.
Tata Letak: Tata
2 Pola susunan blok jalan, plot, dan bangunan di suatu pemukiman
Kota
Karakter dan penampilan lahan, termasuk bentuk, ekologi, fitur alam,
3 Lanskap
warna, dan elemen, serta cara komponen-komponen ini digabungkan
Jumlah pengembangan pada suatu lahan tertentu dan rentang
Kepadatan dan penggunaannya. Kepadatan memengaruhi intensitas pengembangan,
4
Campuran dan kombinasi dengan berbagai penggunaan dapat memengaruhi
vitalitas dan keberlanjutan tempat tersebut.
Ukuran bangunan dalam kaitannya dengan lingkungannya, atau ukuran
bagian-bagian bangunan atau detailnya, terutama dalam kaitannya
5 Skala: Tinggi
dengan ukuran manusia. Tinggi menentukan dampak pengembangan
pada pemandangan, jarak pandang, dan siluet
Efek gabungan dari susunan, volume, dan bentuk suatu bangunan atau
6 Skala: Massa kelompok bangunan dalam hubungannya dengan bangunan dan ruang
lainnya
Keterampilan, teknik bangunan, dekorasi, gaya, dan pencahayaan dari
7 Penampilan: Detail
suatu bangunan atau struktur
Penampilan:
8 Tekstur, warna, pola, dan daya tahan bahan, serta cara penggunaannya
Material
Sumber: By Design: Urban design in the planning system: towards better practice

Tujuan desain perkotaan, pada dasarnya, bersifat abstrak. Mereka memiliki


dampak pada kehidupan orang hanya melalui pengembangan yang diterjemahkan.
Bentuk bangunan, struktur, dan ruang adalah ekspresi fisik dari desain perkotaan. Ini
adalah apa yang mempengaruhi pola penggunaan, aktivitas, dan gerakan di suatu
tempat, serta pengalaman mereka yang mengunjungi, tinggal, atau bekerja di sana.
Panduan ini menjelaskan karakteristik paling penting dari bentuk fisik
pengembangan dengan mengartikulasikan delapan aspek.

Kebijakan desain yang efektif dan panduan desain kemungkinan besar akan
fokus pada bagaimana, dalam konteks tertentu, bentuk pengembangan dapat
mencapai tujuan desain perkotaan. Daftar tujuan dan aspek bentuk telah dihasilkan
untuk mendorong para penulis kebijakan dan panduan serta para pengambil
keputusan untuk bertanya serangkaian pertanyaan yang lebih mendalam daripada
generalisasi. Pertanyaan-pertanyaan ini seharusnya menggabungkan tujuan desain
perkotaan dan aspek bentuk pengembangan. Panduan berdasarkan pemikiran
sistematis seperti itu akan membantu pengembang dan desainer dengan melampaui
seruan sederhana bahwa, misalnya, pengembangan baru harus 'sesuai karakter'.
Pada akhirnya, bentuk pengembangan yang muncul sebagai hasil dari proses
semacam itu lebih mungkin menghasilkan tempat-tempat yang dirancang dengan
lebih baik. Pembaca panduan ini didorong untuk berpikir dalam hal tujuan dan
bentuk saat mereka mempertimbangkan saran tersebut dan memutuskan
bagaimana cara menerapkannya dalam wilayah mereka sendir

DAFTAR PUSTAKA
Department of the Environment, Transport and the Regions Eland House
Bressenden Pl (2000). By Design Urban design in the planning system:
towards better practice.

https://www.kompasiana.com/mchuzairine/560b9bcf3f23bd8905fc630d/ruang-
terbuka-publik-menciptakan-karakter-masyarakat-kota i.

https://news.detik.com/berita/d-1955431/nyamannya-10-lapangan-terbuka-publik-
terbaik-di-dunia-ini

Anda mungkin juga menyukai