Anda di halaman 1dari 21
163 Kegiatan Pembelajaran 3: Menyikapi Revolusi Industri 4.0 (Dirk Roy Kolibu) Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan _mampu ‘memahami perubahan besar di era revolusi industri 4.0 di mana proses perubahan rmasyarakat yang memperbaharui dirinya dengan karakteristik masyarakat modern dengan inovasi besar yang disrupsi Modul ini berisi beberapa hal penting yang mengajak mahasiswa memahami eksistensi teknologi dalam sejarah peradaban dunia, di mana teknologi sudah ada sejak penciptaan dunia sebagaimana dikisahkan Alkitab, berlanjut perubahan yang signifikan dibelahan dunia dengan penemuan Programmable Logic Contolorel (PLC) atau biasa disebut otomasisasi berbasis computer pada pertengan abad ke 19 yang diprakarsai para ahli menjadi revolusi industri yang trend sebanyak empat kali menurut Parlimentary Research Service, yaitu empat tahapan revolusi industri di dalam dunia bahkan akan memasuki yang ke 5.0. Dari dampak revolusi industri yang berkembang pesat_mahasiswa dimungkinkan melihat aspek lain dari dampak industry yang sangat laju berkembang dan memasuki Indonesia, sehingga dampak yang ditimbulkan menjadikan hal yang perlu dikaji dari segi positif dan negatifnya bagi hidup keagamaan dan perguruan tinggi. Oleh karena itu persoalan etis dapat menjadi sorotan penting dalam pembelajaran ini schingga nilai-nilai kristiani sebagai patokan pembelajaran yang didasarkan Firman Tuhan menjadi pegangan mahasiswa dalam mengambil keputusan etis mewarnai proses pembelajaran ini Firman Tuhan sebagai dasar pengambilan keputusan etis karena penyalahgunaan teknologi berarti menentang Allah, sebab teknologi diciptakan manusia harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan Secara keseluruhan modul ini mengajak mahasiswa dapat belajar ‘beberapa hal penting: 1. Memahami eksistensi teknologi sejak dunia diciptakan sampai pada lahimya revolusi industry empat tahap penting. 2. Menjelaskan dampak positif dan negative revolusi industry bagi agama dan institusi perguruan tinggi. 3, Menjelaskan teknologi dalam nilai-nilai kristiani sebagai pengambilan keputusan etis dalam proses pembelajaran. 164 Era globalisasi dan moderenisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh manusia dan negara-negara di dunia dalam berbagai aspek kehidupannya.” Di dalam era globalisasi dan modemisasi selalu bersentuhan dengan teknolologi dan informasi yang tidak dapat dihindari dan sangat cepat berkembang. Teknologi adalah aplikasi dari pengetahuan yang terorganisir kepada tugas-tugas praktis dengan melalui sistem-sistem yang tertata dan mesin- mesin.*° Arti lainnya adalah tugas-tugas “tradisionil” telah berganti dengan era moderinisasi global dalam masyarakat luas sebagaimana yang dikatakan Hutington modernisasi merupakan suatu poses perubahan ketika masyarakat yang sedang memperbaharui dirinya berusaha mendapatkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki masyarakat modern,”' Artinya, jika ada manusia atau suatu negara di dunia yang menolaknya maka sama artinya dengan mengucilkan diri dari ‘masyarakat modem dan dunia International serta menempatkan dirinya menjadi “behind the times”, “tidak up-to-date”, “tertinggal” atau “ketinggalan jaman.” Heraclitus seorang ffilsuf Yunani ribuan tahun yang lalu sudah mencatatkan pemikirannya yaitu, “The only thing that is constant is change” tidak heran banyak para ilmuan juga mendeskripsikan perubahan dengan berbagai konsep pemikirannya seperti teori evolusi punctuated eguilibrium yang dikenal dibidang biologi dipakai untuk menjelaskan sebuah inovasi besar yang disruptif.® Ini merupakan definisi mode! yang menjelaskan “periode perubahan bertubi-tubi yang terputus melalui dobrakan teknologi yang sama sekali baru” Maksudnya, ketika dunia usaha berjalan menapaki jalan yang terjal menuju suatu tujuan yang sudah disediakan sebagaimana mestinya dan ketika sudah mencapai puncak tujuan dengan keletihan yang tinggi tiba-tiba perubahan terjadi disegala sektor, undang-undang berubah, peraturan berubah, cara berpikir berubah dan sebagainya maka timbulah kekacauan dan banyak yang ingin tinggal pada situasinya, ada juga yang kembali ke peraturan lama, itulah punctuated eguilibrium. Semua orang saling menyalahkan dan ketakutan sehingga banyak ® Robby Darwis Nasution, “Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi Tethadap Eksistenasi Budaya Lokal” Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Opini Publik Vol. 21, No.l (Juni 2017): 32 © Daniel Nuhamara, Dkk, Pendidikan Agama Kristen Di Perguruan Tinggi (Bandung: Bina Medi Informasi, 2007), 105. V Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: PerspektifKlasik, Modern, Posmodern, ‘Dan Poskolonial (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), 81 2qgung Laksamana, Public Relations in the Age of Disruption: 17 Pengakuan Professional PR & Kunei Sukses Membangun Karier pada Era Disrupsi (Jakarta; Mizan Digital Publishing, 2018), 10. * Rhenald Kasali, The Great Shifting Series On Disruption. Lebih Baik Pegang Kendali daripada di Kuasai (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2018), vii 165 perguruan tinggi dan sekolah-sekolah harus mengambil alternative dalam dunia pendidikan saat mengahadapi The Great Shifting akibat teknologi digital saat ini.** Prof. Clayton M. Christensen, abli pakar bisnis dari Harvard Business School, menjelaskan gangguan atau kerusakan pasar bisnis di era disrupsi mendorong pembangunan produk atau layanan tidak terduga pasar sebelumnya dengan dampak menciptakan konsumen yang bervariasi dan harga yang murah. o Era disrupsi_menimbulkan peristiwa shifthing sehingga efek psikologis berdampak signifikan pada produktifitas pasar dunia. Artinya, peradaban revolusi industry memasuki peradaban digital disemua sektor dari musik, film, perdagangan, periklanan, politik dan pendidikan mengalami trasformasi ke dalam platform digital. Sebagai contoh kecil dalam masyarakat kita yang memakai media sosial facebook pada tahun 2010 ketika memasuki tahun 2019 semua terlihat usang oleh arena hadimya berbagai media lainnya seperti path, instragram, whatsapp dll. ‘Apa yang terlihat modern ternyata dapat terlihat tradisionil, misalkan dunia kini telah memasuki “revolusi industri 4.0” (akan dijelaskan selanjutnya) yang sekarang didengungkan oleh sebagian negara untuk meningkatkan peformanya Khususnya di Indonesia ternyata di belahan lain dunia telah memasuki RI 5.0 seperti Jepang dan sebagian negara Eropa. Jadi, industry 4.0 adalah produk kemajuan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan daya inovasi dan teknologi tinggi schingga mengecilkan arti tapal batas politik dan geografi menurut Martin Wolf.° Maksudnya, ada sifat “ingin lebih tahu” dalam diri ‘manusia untuk lebih bebas, lebih maju, lebih mampu berhubungan dengan satu dan Jainnya di situasi yang berbeda, schingga, kemajuan cepat dunia dalam idang informasi dan teknologi berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya sehingga, pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial budaya, ekonomi, agama dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai (etika), pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal. Di dalam konteks keagamaan sejak lama disinggung tentang perubahan. Perubahan dibutuhkan disetiap hidup manusia untuk dipikirkan sebagaimana Rasul Paulus katakan dalam Roma 12;2. “..berubahlah olch pembaharuan ™ Kasali, The Great Shifting Series On Disruption, ix. “Era Disrupsi” wikipedia diakses pada 07 Agustus 2020, pukul 19:00 WIB. hhups:/id.wikipedia.org/wiki/Inovasi_disruptif). “Martin Wolf, Globalisasi: Jalan Menuju Kesejahteraan (Jakarta: Y% Indonesia, 2004), 11 166 budimu” kalimat aslinya (Yun) “alla metamorphod ho anakaindsis ton humon nous” yang artinya: tetapi berubahlah oleh pembaharuan pikiranmu, ISV menulis: but continually be transformed by the renewing of your minds. Kata metamorphoo untuk kata “berubahlah”, kemudian membentuk kata metamorfosis dalam ilmu Biologi, yaitu perubahan bentuk dari ulat menjadi kupu-kupu. Dalam perubahan setiap menusia sudah pasti bersentuhan dengan sifat-sifat atau perilaku ‘manusia mengahadapi teknologi yang entitasnya bermuara pada masyarakat sosial Berdasarkan penjelasan di atas sebagai mahasiswa yang tengah berhadapan dengan proses belajar tentunya tidak dapat lagi menghindari era Revolusi Industri 4.0 yang mengedepankan belajar berbasis teknologi dan informasi terintegrasi dalam nilai-nilai sosial masyarakat yang perlu disikapi oleh mahasiswa bedasarkan nilai-nilai kristiani (etika Kristen). A. Eksistensi Teknologi Munculnya teknologi sama tuanya dengan hadirnya manusia didunia. Pada waktu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa Alkitab mencatat mereka membuat pakaian dari daun Pohon Ara untuk menutupi tubuh mereka yang telanjang (Kej. 3:7) dari sinilah teknologi secara sederhana muncul dan berkembang. Perkembangan selanjutnya oleh Yabal, Tubal, dan Tubal-Kain ‘memulai industri dan teknologi yang mereka kuasai seperti kemah, ternak, kesenian dan pertukangan (Kej. 4:20-22). Setelah itu sejarah mencatat bangsa- bangsa didunia mulai mengembangkan teknologinya sampai pada zaman aufklarung (abad ke-17 dan 18) dimana filsafat semangkin kritis olch mazab rasionalisme dan positivisme berlanjut pada era Revolusi Industri 4,0 sekarang ini, B. Sejarah Singkat Revolusi Industri di Belahan Dunia Dalam berbagai literature KBBI, revolusi industri memiliki benang merah yaitu dari perubahan yang bersifat sangat cepat disebut “revolusi® dan berbagai pelaksanaan proses produksi sebagai “industri”, yang menjadikan perubahan signifikan dalam implementasi proses produksi dimana proses pekerjaan dilakukan olch manusia telah berganti mesin serta menjadikan barang produksi 167 memiliki nilai tambah (value added) yang komersial."’ Maksudnya, mesin industri tidak lagi dikuasai manusia sepenuhnya melainkan menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) atau system otomatisasi berbasis komputer.** Maka dampaknya dapat dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan, Hal ini terlihat dalam interprestasi perubahan sosial, kebudayaan, politik, monoter, pendidikan, system dan sebagainya secara cepat dalam masyarakat.”” Fredrich Engels dan Louis Auguste dipertengahan abad ke-19 memprakarsai revolusi industri menjadi sebuah trend dalam masyarakat moderen.“” European Parliamentary Research Service yang dijelaskan Davies dalam kajiannya menyampaikan bahwa revolusi industri telah terjadi empat kali“! Dunia telah memasuki era baru sebagai dampak globalisasi yang diuraikan dalam The Fourth Industrial Revolution yang menyatakan bahwa dunia telah mengalami empat tahapan revolusi, yaitu: 1) Revolusi Industri 1.0 terjadi pada abad ke 18 sehingga memungkinkan barang dapat diproduksi secara masal, 2) Revolusi Industri 2.0 terjadi pada abad ke 19-20 melalui penggunaan listrik yang membuat biaya produksi menjadi murah, 3) Revolusi Industri 3.0 terjadi pada sekitar tahun 1970-an melalui penggunaan komputerisasi, dan 4) Revolusi Industri 4,0 sendiri terjadi pada sekitar tahun 2010-an melalui rekayasa intelegensia dan internet of thing sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin.? © Nurdianita Fona, Pengembangan Revolusi Industri 4.0 Dalam Berbagai Bidang (Jakarta Guepedia Publisher, 2019), 9 > Fona, Pengembangan Revolusi Industri 4.0, 13 | Gunawan Cihuy, Mencari Peluang di Revolusi Industri 4.0 Untuk Melalui Era Disrupsi | 4.0 (Jakarta: Queency Publisher, 2019), 2. “1, Santoso AZ, Para Penggerak Revolusi, (Yogyakarta: Laksana, 2017), 40. “| Hoedi Prasetyo & Wahyudi Soctopo, “Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek Dan Arah Perkembangan Risct,” Jurnal Teknik Industri Vol. 13, No.1, (Januari 2018): 17. “Banu Prasetyo Dan Umi Trisyant, "Strategi Pembangunan Nasional Menghadapi Revolusi Industri 4.0" Prosiding Semateksos 3. hal 1 TE tesa ea Tn DEN INDUSTRY 3.0 Gambar 5. Perkembangan Revolusi Industri 1.0 Hingga 4.0 1. Revolusi Industri 1.0 Pada akhir abad ke-18 Inggris berhasil menemukan mesin uap oleh James Watt sebagai munculnya peradaban baru yang dinamakan Revolusi Industri 1.0 yang selanjutnya menyebar ke seluruh benua Eropa dan Amerika’ Revolusi Industri 1.0 tersebut_menyebabkan _peralihan dari manusia dan hewan sebagai tenaga kerja mekanik digantikan dengan teknologi mesin. Gambar 6, Revolusi Industri 1.0 168 Perkembangannya berlanjut sampai abad ke-19 dengan munculnya penemuan-penemuan lain dalam bidang industri tekstil yaitu mesin pintal sehingga mengalami peningkatan berkali lipat. Selain itu penemuan disektor pertambangan dengan inovasi baru proses pembuatan besi dan baja lebih efisien dan murah, lahirlah sejarah berkembangnya permesinan dan transportasi.“* Pemakaian mesin traktor sebagai pengganti tenaga manusia dan ternak terbukti efektif karena pekerjaan dapat selesai lebih cepat.‘° Revolusi industri terus berkembang mulai saat itu. Terjadi perubahan secara besar-besaran di bidang * Santoso, Para Penggerak Revolusi, 42. “adit Kusnandar, diakses pada Hitps//Osf Io/6hsz7/Download/?Format=Pdt * Kusnandar, 37. 02 Agustus 2020, pukul WB. 169 pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.“° Negara Inggris merupakan Negara yang mendominasi saat itu di era RI 1.0 sehingga perekonomian dunia bergerak dari negara Britania tersebut.” 2. Revolusi Industri 2.0 Revolusi industri 2.0 adalah lanjutan dari revolusi industri 1.0 dimana munculnya penemuan pembangkit tenaga listrik dan penemuan lainnya seperti lampu, mesin telegraf, dan teknologi _berjalan Penemuan tersebut dibarengi dengan penemuan_ teknologi informasi seperti kamera yang terintegrasi dengan mobile phone sampai ditemukannya music digital."* Revolusi yang kedua ini terjadi pada akhir abad ke-19 di mana mesin-mesin produksi yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara masal.” Gambar 7, Revolusi Industri 2.0 3. Revolusi Industri 3.0 Pada awal tahun 1970 atau awal abad ke-20 terjadi revolusi industri ketiga yaitu industri 3.0. Revolusi ini mulai dikenal dengan munculnya teknologi informasi dan elektronik yang masuk dalam dunia industri yaitu system otomatisasi berbasis komputer dan robot. Maksudnya, sektor industri tidak dikendalikan oleh manusia melainkan didominasi komputerisasi Gambar 8. Revolusi Industri 3.0 “Revolusi Industri 1.0 - 4.0,” diakses pada 22 Juni 2020, pukul 18:00 WIB. Https://Ivoox Id/Revolusi-Industr-Dari-1-0-Hingga-4-0/ © Santoso, Para Penggerak Revolusi, 38. * Fona, Pengembangan Revolusi Industri 4.0, 13 * Prasetyo & Soetopo, “Industri 4.0,” 17, 170 Beberapa kemajuan dalam Revolusi Industri 3.0 adalah, teknologi komputer, akses internet, peralatan elektronik smartphone, inovasi system perangkat lunak, inovasi dan pengembangan sumber energi baru.” Alih-alih mengatakan era digital dalam RI 3.0 mengusung sisi kekinian (real time) Meksudnya, RI 3.0 mengubah pola relasi dan komunikasi masyarakat Kontemporer. Yang dimaksud adalah pengurangan tenaga kerja manusia tidak terelakkan.*! Sudah jelas dampak penemuan ini sangat signifikan bagi lapangan pekerjaan. 4, Revolusi Industri 4.0 Istilah Revolusi industri 4.0 muncul di Jerman pada tahun 2011 dalam —pertemuan World Economic Forum 2015, Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman menjelaskan, revolusi industri 4.0 merupakan sistem yang ‘mengintegrasikan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional.”* Pengertian yang lebih praktis adalah integrasi dari Cyber Physical Sistem (CPS) dan Internet of Things and Srvices (oT dan 108) ke dalam proses industri yang meliputi manufaktur dan logistic dan proses lainnya. Jadi, yang dimaksud CPS merupakan teknologi pengintegrasian dunia nyata dan dunia maya. Semua dapat terhubung dengan mudah dan dapat berkomunikasi secara real time berbasis pemamfaatan teknologi internet dan CPS di setiap proses dalam industri.°® Dapat disebut ada tiga ciri yang mewarnai era Revolusi Industri 4.0 yaitu: 1) digitalisasi, 2) otomatisasi, dan 3) kecerdasan buatan atau artificial intelligence. Gambar 9. Revolusi Industri 4.0 C. Generasi Teknologi & Isu-Isu Etika Indonesia tercatat menempati peringkat ke-empat di Asia pengguna jasa internet Asia. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sampai tahun 2018, menerangkan 171,17 juta orang Indonesia on-line dalam jaringan internet. Itu berarti 64,8% dari seluruh populasi sebanyak 264,16 juta penduduk © Kusnandar, 1. *“Revolusi Industri Dari 1.0 Hingga 4.0” * Fona, Pengembangan Revolusi Industri 4.0, 14. © Prasetyo & Soetopo, “Industri 4.0,” 19. 71 Indonesia.** Sumber didapat dari survei kepada 5.900 sampel dengan margin of error 1,28 persen, sementara data lapangan diambil selama periode Maret hingga 14 April 2019,* sebagaimana yang terlihat dalam gambar dibawah ini. Gi recom creer, ED 2 “Tabel 2, Diagram Peringkat dan Pengguna Internet di Indonesia dan Asia Survey lain dari APJII tahun 2018 saja menunjukan bahwa pengguna internet hampir semua didominasi generasi “milenial”, Gen “Z” dan “Alpha” sebagai pengguna terbanyak. Generasi ini adalah generasi yang lahir dibawah pengaruh teknologi sehingga dapat terlihat dari perilaku yang dominan yaitu, ketergantungan dengan teknologi sangat kuat misalnya, dari tahun 2016 APJIL menyebutkan konten yang paling banyak digunakan adalah onlineshop, bisnis dll. Terbukanya komunikasi dan informasi dunia lar sering mempunyai dampak yang luas, bisa positif atau negatif. Tidak heran dijumpai berbagai penyimpangan atau pelanggaran etika (nilai-nilai) misalnya, dalam perilaku penyimpangan sering terjadi dalam penggunaan internet seperti cybersex dan cyber-affair, sexting dan pornografi, cyberstalking dan cyberbullying, hal lainnya adalah judi i internet, ini merupakan suatu penyimpangan dalam bentuk kecanduan dalam dunia maya yang dihadapi generasi milenial keatas. Sudah pasti masalah perilaku sangat berhubungan dengan nilai-nilai yang dianutnya ketika teknologi menjadi entitas, maka manusia memiliki identitas ganda. Artinya, kehidupannya jadi % API, “Pesilaku Pengguna Internet Indonesia 2018,” Adobe PDF e-book, diakses pada 10 ‘Agustus 2019, pukul, 23:22 WIB. _hitps/stei ith ac.idid/blog/2017/06/19/sejak-kapan- ‘masyarakat-indonesia-nikmati-internet "Erwin Prima, “Survei APTI Pengguna Intemet Indonesia Capai 171 Juta_fiwa” Tempo.com. diakses pada 10 Agustus 2019, pukul. 2230 WIB. hal 1 htps:/tekno.tempo co/read/120S948/survei-apii-pengguna-internet-indonesia-capai-I7|-juta- jiwafull&view=ok APIIL, “Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2018,” 172 berbeda antara dunia nyata dan duni maya.*’ Tidak heran Indonesia merupakan incaran kejahatan dunia di dunia maya (cyber Crime) yang telah dijelaskan dalam acara Indonesia Cyber Crime Summit bertempat di Institut Teknologi Bandung (ITB), Indonesia menjadi Negara nomor satu di dunia yang paling banyak mendapatkan serangan di dunia maya pada 2014 dan tentu akan mengalami peningkatan di tahun 2019 ini. 225° co 453" ci ‘Tabel 3. Diagram Peringkat dan Pengguna Internet di Indonesia dan Asia” D. Dampak Positif dan Negatif Revolusi Industri 4.0 Bagi Manusia Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat membantu peradaban dunia secara global. Revolusi industri 4.0 mempunyai peranan yang sangat besar dalam berbagai aspek kehidupan. Namun disisi lain dapat memiliki kekurangan. ‘Ada dampak positif bagi kehidupan manusia namun sekaligus memiliki dampak negatif apabila disalahgunakan, Disrupsi pendidikan sebagai dampak dalam revolusi industri 4.0 jelas berdampak pada perubahan perilaku dan karakter, pribadi, sosial, dan agama. * David Alinurdin, “Btika Kristen dan Teknologi Informasi: Sebuah Tinjauan menurut Perspektif Alkitab,” Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan, (2018): 94-96 “Bika Kristen dan Teknologi Informasi,” 94 crilaku Pengguna Internet Indonesia 2018,” 1 173 1, Dampak Positif pada Manusia a. Memberikan dampak besar bagi industri bioteknologi seperti teknologi pangan, pertanian, dan bioteknologi kesehatan.” Semangkin banyak penemuan-penemuan dibidang bioteknologi yang dapat _membantu manusia dalam obat-obatan dil b. Dapat memberikan peluang menciptakan lapangan pekerjaannya, misalnya dengan berbisnis online melalui media sosial (online delivery order), ¢. Berkembangnya inovasi dalam berbagai bidang yang berorentasi pada teknologi digital sehingga mempermudah dalam berkomunikasi d. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi fe. Penyediaan sumber belajar semangkin mudah dijangkau seperti perpustakaan online, media pembelajaran online yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.®! f. Munculnya e-bisnis seperti toko online yang menyediakan berbagai barang kebutuhan dan memudahkan mendapatkannya. g. Menambah wawasan pengetahuan yang luas melalui intenet, karena dapat belajar banyak hal melalui aplikasi-aplikasi internet untuk menambah ilmu. 2. Dampak negatif pada Manusia a. Waktu anak berinteraksi dengan orangtua jauh lebih sedikit daripada interaksi anak dengan smartphone. Di sini juga muncul istilah “absent- presence”, dimana orangtua dan anak ada dalam satu ruangan, tapi tidak saling berinteraksi b. Berdasarkan analisis Mckinsey Global Institute, sisi negatif RI 4.0 menyebutkan robot dan mesin menghilangkan lapangan kerja di belahan dunia, Kurang lebih 800 juta orang akan kehilangan pekerjaan hingga tahun 2030. Dan kedepan akan ada jutaan jenis pekerjaan akan © Raymond R. Tjandrawinata, "Industri 4.0: revolusi industri abad ini dan pengaruhnya pada bidang keschatan dan bioteknologi” hal. 5. diakses pada 3 Agustus 2019, pukul. 18:07 WIB, hutps://aww cesearchgate ne. /2936985S1_Industi_40_revolusi_industr_abad ini ©" Fifi Julfiac, “Implementasi Usaha-Usaha Kesejahteraan Sosial Di Era Digital Revolusi Industi 4.0" hal. 10, diakses pada 3 Agustus 2019, pukul 19:25 WIB. hip://wwwjumal- exesha.a id/ndex phplesivarticle/view90 © Venti Eka Satya. “Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0." hal, 2. diakses tgl 3 Agustus 2019, pukul, 12:44 WIB, hup:/info-Singkat-X-9-[-P3DIMei-2018-249 pdf 174 ‘mengalami pergeseran atau hilang, cc. Adanya perubahan sosial budaya dalam masyarakat seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, aturan-aturan hidup berorganisasi, dan filsafat. Gaya hidup masyarakat terjadi perubahan signifikan di berbagai tempat. Perubahan interaksi sosial, pada zaman dulu manusia berinteraksi secara tatap muka, schingga rasa kekeluargaan semakin erat. Di era RI 4.0, interaksi berganti melalui telepon, handphone, email, chatting, facebook, Yahoo!Messenger, Twitter, Internet Relay Chatting, dan berbagai teknologi canggih lainnya. Akibatnya hubungan sosial jadi berkurang, Rasa kekeluargaan berganti sikap individualisme, egosentrisme dan adanya ketidak-harmonisan dalam keluarga. d. Teknologi digunakan untuk hal-hal yang negatif. Contohnya: adanya kecanduan bermain internet, gadger dan game, media sosial digunakan untuk berita hoax, ujaran kebencian dan radikalisme, perselingkuhan, penipuan, human trafficking, pencurian kata sandi, “cyber bullying", dan pencurian data, dan lain-lain, E. Dampak Positif dan Negatif Revolusi Industri 4.0 Bagi Agama Dampak teknologi yang digunakan manusia saat ini sangat memberikan pengaruh yang cukup signifikan, bisa positif atau negatif. Misalkan dalam agama, fungsi pelayanan dapat semangkin terbantu oleh karena bantuan teknologi dalam bidang transportasi, komunikasi-multimedia, sarana pendidikan dll. Disisi lain bisa berdampak negatif dalam perilaku individu, sosial dan agamanya, Mentalitas dan moralitas pengguna tidak dapat menyerap teknologi yang cukup luas sehingga tidak dapat dibawa dalam realitas kehidupannya yang nyata maka muncullah kepribadian ganda dalam diri seseorang. Teknologi tidak memiliki dampak buruk atau baik, namun semua tergantung pemakainya saja. Artinya, jika digunakan dalam hal yang positif maka dapat memberikan manfaat yang besar dalam diri dan orang lain, untuk itu teknologi harus didampingi dengan peran agama sebagai alat kontrol © Muhamad Ngafifi, “Kemajuan Teknologi Dan Pola Hidup Manusia Dalam Perspektif’ Sosial Budaya” Jurnal Pembangunan Dan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi Vol.2, No.1, (2014): 39, 175 1, Dampak Positif bagi Agama a. Orang percaya dapat mewartakan firman Tuhan (penginjilan) melalui Khotbah Live Streaming, video rohani dan renungan rohani dengan menggunakan aplikasi media sosial seperti vloger, whatssaap, line, instagram, facebook, youtube dan lain-lain, Hal tersebut dapat ‘memudahkan aspek Koinonia, marturia, diakonia, dan pedagogis dalam gereja dan sekolah, b. Pelayanan diakonia yaitu perkunjungan orang sakit dapat di doakan secara langsung, interaksinya dapat melalui via skype atau live chat seperti whatsapp untuk menghindari kemacetan lalulintas atau jauhnya lokasi pelayanan. ¢. Pembacaan firman Tuhan dan mendengarkan kotbah minggu dapat dilakukan melalui rv chanel, youtube, aplikasi Alkitab suara, dll." . Belajar Alkitab baik di gereja maupun sekolah dapat melalui teleconference secara on-line (e-learning). 2. Dampak negatif bagi Agama a. IPTEK dijadikan berhala sehingga manusia tidak memerlukan Tuhan karena IPTEK dapat menjelaskan banyak perkara, masalah hidup serta ekspektasi manusia melalui teknologi. b. Nilai-nilai hidup (etika) semangkin merosot oleh karena teknologi audio dan visual melahirkan dunia hiburan yang tidak bermoral. Anak-anak kecil dapat mengakses video-video porno, kekerasan, radikalisme dll ¢. Manusia menjadi budak teknologi (berhala) atau ketergantungan schingga teknologi menjadi keterikatan mutlak —(mendewakan) dalam Kehidupannya, Contoh: banyak orang menghabiskan waktunya bermain gadget lebih banyak dari pada membaca Alkitab. d Kurangnya komunikasi secara verbal schingga menurunnya kualitas persekutuan yang seharusnya mempraktekkan kasih melalui sentuhan emosional melalui perhatian nyata atau tatap muka. e. Berkurangnya jemaat gereja dalam beribadah oleh karena kotbah livestreaming atau tv chanel dapat diakses di rumah secara langsung, Gatut Priyowidodo, “Misi Gereja di Era Disruption” hal. 2. diakses pada 8 Agustus 2019, pukul, 19:55 WIB. httpz/repository. pera ac id/17908/1/Publikasil_06016_3923 pdf. “Aryanto Budiono, Prudensia Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol.1, No2 (Desember 2018): 8 176 F. Dampak Positif dan Negatif Revolusi Industri 4.0 Bagi Perguruan Tinggi Memasuki era Revolusi Industri 4.0 maka setiap perguruan tinggi harus menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi yaitu, dapat menguasai teknologi dan informasi, serta mengembangkan keilmuannya secara aktif, kreatif, inovatif, adaptif. Tidak itu saja bahwa perguruan tinggi juga harus menyiapkan perangkat sistem yang bekerja dalam mendukung proses kinerja dosen, mahasiswa serta tenaga kependidikan. Hal tersebut disampaikan pemerintah Indonesia dalam hal ini Belmawa-Ristekdikti pada Rakernas 2018 alu bahwa memasuki era RI 4.0 perguruan tinggi perlu mengembangkan literasi baru yaitu data, teknologi dan sumber daya manusia untuk dimamfaatkan dan ‘mengolah data untuk diterapkan kedalam teknologi. Selanjutnya dingatkan bahwa Universitas perlu mencari metoda agar dapat mengembangkan kapasitas kognitif mahasiswa: higher order mental skills, berpikir kritis dan sistematik, agar dapat betahan di era R1 4.0. Perguruan tinggi di Indonesia sudah harus melek mata bahwa revolusi industry 4.0 membutuhkan kesiapan dalam menghadapi tantangan internal dan eksternal, baik skala nasional maupun internasional sehingga dapat ‘menghasilkan Iuaran (mahasiwa dan lulusan) yang berkualitas dalam daya saing pasar yang kompetitif, 1. Dampak Positif Revolusi Industri 4.0 bagi Perguruan Tinggi a. Metode tatap muka dalam proses pembelajaran akan berganti dengan system online untuk lebih mengurangi biaya operasional. b. Dosen dapat mengembangkan pembelajaran yang lebih aktif, inovatif, kreatif dengan menggunakan internet of things (loT), yang dapat ‘mengkoneksi setiap instrument pembelajaran satu sama lainnya secara virtual yang menunjang kinerja operasional dan evaluasi program (output). ¢. Bagi dosen, mahasiswa dan alumni dapat mempromosikan hasil karyanya baik berupa jumal, prosiding, e-book dll, untuk mendapatkan tanggapan dari media sosial. Hasilnya dapat dijadikan indikator keberhasilan serta mengevaluasi mutu perguruan tinggi. jend Belmawa, “Era Revolusi Industi 4.0 Perlu Persiapkan Literasi Data Teknologi Dan Sumber Daya Manusia. Diakses pada 17 Agustus 2019, pukul 14:00 WIB. https /belmavwaristekdikt go id/2018/01/17/era-revolusi-industi-4-0-perlu-persiapkan-literasi- data-teknologi-dan-sumber-daya-manusial 177 4. Revolusi Industri 4.0 membuka peluang belajar e-learning bagi siapa saja khususnya mahasiswa oleh Karena ketersediaan informasi yang melimpah dan sangat memberikan mafaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan di perguruan tinggi yaitu dengan menggunakan format baru dalam proses pembelajaran mulai dari face to face, blended learning, ‘maupun full online learning. ce. Lulusan perguruan tinggi (alumni) atau mahasiswa dapat membangun jiwa kewirausahaan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan ‘memanfaatkan peluang yang muncul dari Revolusi Industri 4.0. 2. Dampak negative Revolusi Industri 4.0 bagi Perguruan Tinggi a. Tidak kreatif dan kehilangan daya usaha. Dosen dan mahsiwa dalam mengerjakan tugas ilmiah banyak yang memakai metode “copy paste”, maksudnya cukup mencari di internet lalu mengcopy paste karya orang lain. b. Kecanduan games. Games dalam internet sangat digemari oleh siapa saja bahkan sampai ke perguruan tinggi. Waktu bekerja dan belajar habis dipakai untuk bermain games sehingga kehilangan daya kerja (kinerja). c. Media sosial dapat mengubah diri seorang mahasiswa menjadi anti sosial dimana aktivitas sosialnya hanya didunia maya tidak langsung face to face sehingga dalam masyarakat nyata menjadi tertutup. 4. Mahasiswa memiliki kecendrungan “malas belajar” oleh karena dimanjakan dengan berbagai akses teknologi sehingga lebih banyak waktunya bermain di dunia maya (internetan) untuk kesenangan semata, ¢. Terjadinya pelanggaran moral dan asusila. Mahasiswa mengakses video- video pomografi, kekerasan dan radikalisme. Berbagai media masa mewartakan kasus radikalisme masuk ke perguruan tinggi dan kekerasan akibat konten-konten media yang dapat diakses dengan mudah. £ Perguruan Tinggi tidak menutup kemungkinan menjadi cyber university, oleh Karena bebasnya informasi yang diakses. Maksudnya, kejahatan dapat terjadi dalam dunia maya seperti spamming dan pelanggaran hak cipta, walware juga serangan DoS dll. G. Teknologi dalam Etika Kristen Ftika Kristen menuntut seseorang bagaimana menentukan sikap dan bertindak pada saat diperhadapkan dengan suatu persoalan etis. Etika Kristen tidak dapat dilepaskan dengan nilai-nilai Kristen yang ada dalam Alkitab (firman 178 Tuhan), sebagai dasar pegangan orang Kristen dalam mengambil keputusan etis. Alkitab sudah menyatakan bahwa teknologi ada dalam perkataan Tuhan, “Pada mulanya Allah meneiptakan langit dan bumi” (Kej.1:1). Dari sinilah dasar kepercayaan orang Kristen bahwa semua yang ada dikolong langit merupakan pengembangan yang sudah ada pada mulanya, Allah adalah sumber ilmu pengetahuan (teknologi). Namun seiring waktu teknologi yang berkembang dipakai sebagai alat kelaliman untuk menindas yang lemah, bahkan menjadi “berhala’ dalam kehidupannya. ‘Teknologi merupakan bagian dari metode Allah sebagai sarana mencapai tujuan keselamatan manusia selama di dunia. Alkitab katakan dalam Amsal 1:5; “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan, Maksudnya adalah teknologi harus dikembangkan oleh manusia namun hikmat (pengertian) Allah untuk menggunakannya jauh lebih penting untuk memuliakan Allah, Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, dan diberikan mandat untuk mengelola bumi (Kej, 1:27-28). Ketika manusia menjadi “Imago Dei”, Allah memberi tanggung jawab kepada manusia untuk menciptakan (menemukan) teknologi, sehingga teknologi yang diciptakan- manusia_—_harus dipertanggungjawabkan Teknologi diberikan Tuhan kepada manusia untuk sarana “keselamatar’ dalam berbagai bidang kehidupan. Alkitab mencatat dalam Kejadian 6:14-16, Allah memerintahkan Nabi Nuh membuat kapal (bahtera) untuk menyelamatkan keluarga Nuh dan binatang pilihan dari “air bah” sehingga selamat dari hukuman Tuhan oleh karena manusia saat itu telah bobrok moralitasnya sehingga Tuhan menjatuhkan hukuman. Musa diperintahkan Allah untuk membuat Kemah Suci (Kel. 25:9; Kel 27:21), kemudian Salomo dengan membangun Bait Suci dan Istana (1 Raj. 7-8), hal ini menandakan bahwa Allah sendiri arsitek teknologi yang dikembangkan manusia, Hanya manusia yang pongah dan tidak beriman, dengan kesombongannya mengatakan bahwa itu adalah hasil karyanya. Allah jelas sangat membenci kejahatan, Penyalahgunaan teknologi berarti menentang Allah, Hal tersebut dapat dilihat bagaimana Allah menghancurkan kesombongan manusia dengan teknologinya dalam peristiwa “menara Babel” (Kej. 1121-9). Allah tidak membenci teknologi yang dibuat_ manusia_melainkan penyalahgunaannya yang membuat Tuhan murka, Motivasi dalam membuat menara Babel adalah ketika manusia ingin menyamai Tuhan (Kej.11:4). Demikian pula dalam zaman sesudahnya dimana Raja Salomo dengan istananya yang megah beserta peralatan militernya membuatnya lupa akan tugas 179 panggilannya, Salomo memiliki banyak sekali istri yang mempengaruhi pola pikimnya sehingea jatuh dalam penyembahan berhala (1 Raj. 10-11), dengan membangun bukit pengorbanan. Di dalam Perjanjian Baru Yesus dengan tegas mengatakan akan ‘meruntuhkan bangunan Baith Suci apabila tidak digunakan untuk mempermuliakan Allah (Mat, 24:1-2), Pada waktu itu baith suci digunakan sebagai arena komersil (Yoh.2:13-21). Maksudnya, penyalahgunaan fungsi teknologi yang diberikan sangat ditentang Allah oleh karena dampak dari pemakaian yang tidak disertai iman sebagaimana yang dikatakan Rasul Paulus (Rom. 14:23), “...dan segala sesuatu yang tidak bedasarkan iman, adalah dosa’” Jadi, ada korelasi antara iman dan ilmu. Manusia perlu iman dalam menerapkan ilmu agar kehendak Tuhan tidak menyimpang dan dinikmati oleh manusia sebagai hal yang bermamfaat, demikian ilmu diperlukan untuk menjelaskan iman agar tidak mudah disesatkan, Albert Einstein mengatakan bahwa, “Religion without scienceis blind and science without religion is lame” artinya, agama tanpa pengetahuan adalah buta dan pengetahuan tanpa agama adalah lumpuh, oy Injil Matius 22:37 mengajarkan kita semua "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”” Kata “segenap” merupakan usaha (keilmuan) manusia untuk dipakai dalam ‘memuliakan Tuhan dengan semua potensi yang ada (teknologi) Kesimpulan Sebagai mahasiswa Kristen dalam menyikapi Revolusi Industri 4.0 “harus” memiliki kearifan Lokal, Hal tersebut berkaitan dengan pola pikir, pandangan, atau falsafah hidup, visi dan arah tindakan bedasarkan pengalaman untuk melewati masalah-masalah kedewasaan sikap dan peka memandang berbagai fenomena.® Dari penjelasan tersebut ada yang perlu menjadi acuan yaitu visi dan arah tindakan serta kedewasaan dalam bertindak. Maksudnya, mahasiswa adalah generasi yang tidak hanya hidup dengan teknologi saja namun ada nilai-nilai yang perlu dikembangkan agar tidak tercabut dari akar budaya dan falsafah seria agama pada waktu menggunakan teknologi, Untuk itu perlunya inovasi bedasarkan kearifan lokal yang disesuaikan dengan sosial masyarakat yang memberikan manfaat serta peningkatan sumber daya manusia dan Jujun S. Suriasumantri, Iman dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangen Tentang. Hakikat Ilmu (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), 4 ® Sebuah Bunga Rampai. Jnovasi Teknologi Informasi Untuk Kemajuan Bangsa; Fakulias Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (Yogyakarta: Andi Ofset, 2016), 16 180 kesejahteraan serta, “takut akan Tuhan”, Amsal 1:7 berkata: “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan*. Artinya, teknologi yang ada dalam ilmu pengetahuan harus digunakan dengan benar untuk memuliakan Tuhan. Dan teknologi adalah sebagai sarana untuk mendewasakan iman mahasiswa. Kedewasan iman mahasiswa dan moralitas dapat terjadi jika mahasiswa memahami literasi iman, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”. (2 Tim. 3:16). Disinilah nilai-nilai tersebut menyadarkan kita bahwa teknologi tidak membawa manusia pada kesempurnaan hidup melainkan “pengetahuan akan Allah”, yaitu “sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kistus.” (Ef. 4:13) Latihan Dalam rangka pendalaman terhadap materi yang telah dijelaskan pada kegiatan pembelajaran di atas, maka kerjakanlah latihan soal di bawah ini 1, Jelaskan perbedaan revolusi industry 1.0 sampai dengan 4.0 dan ciri-cirinya! 2. Jelaskan siapa para pencetus revolusi industry dan apa tujuan dimulainya revolusi industri! 3. Jelaskan tentang apa dampak positif dan negative bagi proses pembelajaran jika dilihat dari aspek agama dan etika! 4, Jelaskan tentang pandangan Alkitab mengenai teknologi serta maksud Tuhan dalam kehidupan! 5. Jelaskan peranan etika dalam pengambilan keputusan tis tentang penggunaan teknologi! 6. Berikan kesimpulan logis, teologis tentang Aku, Teknologi, dan Kuliahku! Evah si Pembelajaran Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan cara mahasiswa/i diharuskan untuk membuat atau menulis ringkasan (review) atas semua materi yang telah dia pelajari dengan kalimat/bahasanya sendiri, sebanyak 1,000 ~ 1.500 kata Penilaian hasil review dilakukan berdasarkan sistimatika penulisan, kedalaman di dalam menguraikan konsep-konsep penting dan penulisan menurut standar Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 181 Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran kedua ini selesai, mahasiswa/i diharapkan untuk: 1, Merumuskan ulang konsepsi berpikir tentang penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran mahasiswa sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki nilai-nilai etis. 2. Setelah itu, ambillah waktu untuk berbicara/berdiskusi dengan teman Anda di kelas (bisa secara luring ataupun secara daring) dengan mengkaji ulang dampak teknologi bagi perkembangan keagamaan dan proses. belajar mengajar. Referensi AZ, Santoso. Para Penggerak Revolusi, Jakarta: Penerbit Laksana, 2017 Alinurdin, David. “Etika Kristen dan Teknologi Informasi: Sebuah Tinjauan menurut Perspektif Alkitab” Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan, (2018), Budiono, Aryanto, Prudensia. Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol.1, No.2, (Desember 2018), Cihuy, Gunawan, Mencari Peluang Di Revolusi Industri 4.0 Untuk Melalui Era Disrupsi 4.0, Jakarta: Queency Publisher, 2019. Fona, Nurdianita, Pengembangan Revolusi Industri 4.0 Dalam Berbagai Bidang Jakarta; Guepedia Publisher, 2019. Kasali, Rhenald, The Great Shifting Series On Disruption. Lebih Baik Pegang Kendali daripada di Kuasai. Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 2018, Laksamana, Agung. Public Relations in the Age of Disruption: 17 Pengakuan Professional PR & Kunci Sukses Membangun Karier pada Era Disrupsi. Jakarta: Mizan Digital Publishing, 2018. Martono, Nanang, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, Dan Poskolonial. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012 Nasution, Robby Darwis. “Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi Terhadap Eksistenasi Budaya Lokal” Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Opini Publik Vol.21, No.1 (Juni 2017). Ngafifi, Muhamad. “Kemajuan Teknologi Dan Pola Hidup Manusia Dalam Perspektif Sosial Budaya” Jurnal Pembangunan Dan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi Vol.2, No.1, (2014) Nuhamara, Daniel. Dkk, Pendidikan Agama Kristen Di Perguruan Tinggi, 182 Bandung: Bina Media Informasi Prasetyo, Banu Dan Umi Trisyant, "Strategi Pembangunan Nasional Menghadapi Revolusi Industri 4.0" Prosiding Semateksos, 3. Prasetyo, Hoedi & Soetopo, Wahyudi “Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek Dan Arah Perkembangan Riset,” Jurnal Teknik Industri Vol.13, No.1, (Januari 2018). Sebuah Bunga Rampai. /novasi Teknologi Informasi Untuk Kemajuan Bangsa; Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana. Yogyakarta: Andi Ofset, 2016. Suriasumantri, Jujun $. Iman dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan Tentang Hakikat IImu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001 Wolf, Martin. Globalisasi: Jalan Menuju Kesejahteraan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004. Website; “Revolusi Industri 1.0 - 4.0,” Diakses 22 Juni 2018, Https://Ivoox.[d/Revolusi- Industri-Dari-1-0-Hingga-4-0/ APJIL, “Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2018 (2018),” Adobe PDF e-book, hal 3; diakses pada 10 Agustus 2019, pukul 23:22 WIB. hnttps://stei.itb.ac. id/id/blog/2017/06/19/sejak-kapan-masyarakat- indonesia-nikmati-internet/ Dirjend, Belmawa, Diakses pada 17 Agustus 2019, pukul 19:00 WIB. https://belmawa.ristekdikti.go.id/2018/01/17/era-revolusi-industri-4-0- perlu-persiapkan-literasi-data-teknologi-dan-sumber-daya-manusia/ Prima. Erwin, “Survei APJII Pengguna Internet Indonesia Capai 171 Juta Jiwa” Tempo.com, diakses pada 10 Agustus 2019, pukul 22:30 WIB. hittps://tekno.,tempo.co/read/1205948/survei-apjii-pengguna-internet- indonesia-capai-171-juta-jiwa/full&view=ok Julfiati, Fifi, “Implementasi Usaha-Usaha Kesejahteraan Sosial Di Era Digital Revolusi Industri 4.0” Diakses pada 13 Agustus 2020, pukul 18:00 WIB. http://www jurnal-resha.ac.id/index. php/esit/article /view/90 Kusnandar, Adit. Diakses pada 2 Agustus 2019, pukul 15:30 WIB. Https://Osf.lo/6hsz7/Download/?F ormat=Pdf Priyowidodo, Gatut. “Misi Gereja di Era Disruption” Diakses pada 2 Agustus 2019, pukul 16:30 WIB. http://repository. petra.ac.id/17908/1/Publikasil_06016_3923.pdf 183 Satya, Venti Eka, “Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0.” Diakses pada 22 Juli 2019, pukul 12:40 WIB. Info-Singkat-X-9-I-P3DI-Mei-2018-249 pdf. Tiandrawinata, Raymond R. “Industri 4.0: revolusi industri abad ini dan pengaruhnya pada bidang kesehatan dan bioteknologi Raymond R.” Diakses pada 18 Mei 2020, pukul§ 16:00 WIB https://www.researchgate.nev../293695551_Industri_40_revolusi_industr i_abad_ini_.

Anda mungkin juga menyukai