Anda di halaman 1dari 20

Hukum Perdata

1. Macam-Macam Badan Hukum


2. Struktur dalam Kepengurusan Badan Hukum
3. Teori-Teori Pertanggungjawaban Dalam Badan Hukum
4. Badan Usaha yang Berbadan Hukum dan yang Tidak
1. Titus V C Uniputty (2140050139)
2. Cauntrenz Mikhaesran P (2140050144)
3. Lasmaria Elsabrina (2140050146)
4. Jesia Maria Natalia S (2140050147)
5. Oliver Peter Kwaitota (2140050156)
6. Indah Naomi C (2140050159)
7. Manuella Keizha Besare (2140050160)
8. Daniel (2140050163)
Macam-Macam Badan Hukum
Menurut Pasal 1653 BW badan hukum dibagi atas 3 macam yaitu:

1. Badan hukum yang diadakan oleh pemerintah, misalnya Daerah


Tingkat I, Daerah Tingkat II, kotamadya, bank-bank yang didirikan oleh
Negara.
2. Badan hukum yang diakui oleh pemerintah misalnya perkumpulan
perkumpulan, gereja dan organisasi-organisasi agama dan sebagainya.
3. Badan hukum yang didirikan untuk suatu maksud tertentu yang tidak
bertentangan dengan undang-undang seperti PT, Yayasan, Koperasi.
Macam-Macam Badan Hukum
Badan hukum publik (publiek rechtspersoon) : Badan hukum publik adalah badan hukum
yang didirikan oleh negara untuk kepentingan publik atau negara. Badan badan hukum ini
merupakan badan badan negara dan diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Contoh badan hukum publik antara lain:

1. Negara Republik Indonesia, yang diatur dalam Undang Undang Dasar 1945.
2. Pemerintah Daerah Tingkat I dan II, yang diatur dalam Undang Undang No. 22
Tahun 1999 dan undang undang lainnya.
3. Bank Indonesia, yang diatur dalam Undang Undang No. 23 Tahun 1999 dan bank-
bank milik negara lainnya yang diatur menurut undang-undangnya tersendiri.
4. Perusahan milik negara (BUMN), yang diatur dalam undang undangnya masing
masing.
Macam-Macam Badan Hukum
Badan hukum privat (privaat rechtspersoon) : Badan hukum privat/badan hukum
keperdataan adalah badan hukum yang didirikan untuk kepentingan individu. Badan
hukum ini merupakan badan hukum milik swasta yang didirikan untuk individu
individu untuk tujuan tertentu dan sesuai menurut hukum yang berlaku secara sah.
Contoh badan hukum privat ini antara lain:

1. Perseroan Terbatas, yang diatur dalam KUHD dan Undang Undang No. 40
tahun 2007.
2. Koperasi, yang diatur dalam Undang Undang No. 17/2012.
3. Yayasan, yang diatur dalam Undang Undang No. 16/2001
Struktur dalam Kepengurusan
Badan Hukum
Pasal 2 UU Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan
Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus, dan Pengawas.

Pasal 31 UU Nomor 17 tahun 2012 Tentang Perkoperasian


Koperasi mempunyai perangkat organisasi Koperasi yang terdiri atas Rapat
Anggota, Pengawas, dan Pengurus.

Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas


Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Dewan
Komisaris.
Teori-Teori Pertanggungjawaban Dalam
Badan Hukum
Ketentuan mengenai pertanggungjawaban perdata yang dianut oleh KUHPerdata
ada dua yaitu:
1. Prinsip Contractual Liability yang berdasar pada Pasal 1243 KUHPerdata; dan
2. Prinsip Liability Based on Fault yang berdasar pada Pasal 1365 KUHPerdata.

Untuk dapat menuntut adanya tanggung jawab apabila didasarkan pada kedua
prinsip diatas diperlukan adanya kesalahan atau kealpaan serta adanya hubungan
sebab-akibat antara kerugian dan perbuatan. Untuk dapat membuktikan adanya
hubungan kausalitas tersebut dalam ilmu hukum berkembang dua teori yaitu :
Teori-Teori Pertanggungjawaban Dalam
Badan Hukum
1. Teori Conditio Sine Qua Non dari Van Buri, yang menyatakan bahwa suatu
peristiwa disebabkan oleh peristiwa lain dan peristiwa lain ini disebabkan
oleh peristiwa yang lain pula, jadi sebab dari suatu peristiwa adalah
rangkaian dari beberapa peristiwa lain. Pembuktian hubungan kausal
seperti ini di dalam praktek sulit dilakukan.
2. Teori Adequate Veroorzaking dari Van Kries, yang menyatakan bahwa
suatu perbuatan merupakan sebab suatu kerugian kalau menurut
pengalaman manusia akibat seperti itu patut diharapkan atau dapat
diduga akan muncul dari perbuatan seperti itu.
Teori-Teori Pertanggungjawaban Dalam
Badan Hukum
Prinsip Liability based on fault dianggap sudah ketinggalan jaman dan tidak tepat
atau tidak efisien apabila diterapkan dalam kasus-kasus di bidang lingkungan hidup.
Argumentasinya adalah bahwa kasus perusakan dan pencemaran lingkungan saat
ini diakibatkan oleh perkembangan industri yang menggunakan teknologi tinggi
yang mana resiko-resiko potensial yang timbul akan penggunaan teknologi tersebut
sangat sulit dan berat untuk dibuktikan oleh penggugat (orang awam) dan usaha
pembuktiannya juga membutuhkan biaya tinggi sedangkan di sisi lain kerusakan
yang mungkin akan timbul sudah nyata terhadap orang, harta benda, dan
lingkungan hidup.
Teori-Teori Pertanggungjawaban
Dalam Badan Hukum
Selanjutnya pembentuk undang undang di bidang lingkungan hidup membuat
terobosan dengan menerapkan prinsip strict liability dalam rangka mengatasi
keterbatasan prinsip pertanggungjawaban berdasarkan kesalahan (liability based on
fault) dalam mengatasi kegiatan-kegiatan yang mengandung resiko besar dengan
pertimbangan bahwa pencemaran/perusakan lingkungan terkadang terdapat
kemungkinan penyebab ganda (multiple cause).
Teori-Teori Pertanggungjawaban
Dalam Badan Hukum
Kondisi seperti ini menyulitkan pihak-pihak yang dirugikan dalam mengemukakan
bukti teknis dan dirasa juga kurang adil apabila pihak yang dirugikan oleh industri
besar masih diharuskan pula membuktikan kesalahannya. Oleh karena itu strict
liability dianggap sebagai terobosan dalam penegakan hukum lingkungan di
Indonesia untuk mengatasi kesulitan dalam prinsip liability based on fault yang
dianut KUHPerdata. Ketentuan strict liability dianggap sebagai ketentuan khusus
(lex spesialis) dari ketentuan umum (legi generali) ketentuan Pasal 1365
KUHPerdata.
Badan Usaha yang Berbadan Hukum
1. Perseroan Terbatas, yang diatur dalam KUHD dan Undang Undang No. 40 tahun
2007. Menurut Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(UUPT), Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, serta melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham. Mengacu pada undang undang
tersebut, secara ringkas PT dapat diartikan sebagai persekutuan untuk menjalankan
usaha Bersama dengan modal yang terdiri atas saham saham. Berikut adalah jenis
jenis dari PT : PT Tertutup, PT Terbuka, PT Kosong, PT Asing, PT Domestik
Badan Usaha yang Berbadan Hukum
2. Koperasi, yang diatur dalam Undang Undang No 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Secara Umum, pengertian koperasi adalah jenis badan usaha yang
dimiliki atau di jalankan oleh orang orang yang menjadi anggota demi kepentingan
Bersama. Menurut Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian,
koperasi adalah badan usaha yang beranggota orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai Gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Berikut adalah jenis jenis Koperasi: Koperasi Produsen, Koperasi Konsumen,
Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Pemasaran
Badan Usaha yang Berbadan Hukum
3. Yayasan, yang diatur dalam Undang Undang Nomor 16 Tahun 2001 dan Direvisi
Undang Undang Nomor 28 Tahun 2004. Menurut Undang Undang Nomor 16 Tahun
2001 tentang Yayasan pasal 1 ayat (1) yang direvisi dengan Undang Undang
Nomor 28 Tahun 2004, Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan
yang dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang
sosial, keagamaan, dan manusia yang tidak mempunyai anggota. Berikut adalah
beberapa jenis Yayasan: Yayasan Kesehatan, Yayasan Pendidikan, Yayasan
Kebudayaan, Yayasan Keagamaan, Yayasan Sosial.
Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum
1. Usaha Dagang (UD) atau kadang juga dikenal dengan istilah PD (Perusahaan
Dagang). Usaha Dagang (UD) adalah jenis badan usaha yang didirikan dan dimiliki
oleh pribadi atau perorangan. Di dalam UD, pemilik bertindak sebagai orang yang
bertanggung jawab penuh atau kemajuan dan segala aktivitas yang terjadi di
perusahan. Selain itu, pemilik juga bertindak sebagai orang yang berkuasa
menentukan segala kebijakan dan keputusan perusahaan, termasuk mengadakan
hubungan kerja sama dengan orang orang yang berkepentingan. Berikut adalah
jenis jenis badan usaha UD:
1. UD Grosir : UD Grosir langsung jual, UD Grosir Pengumpulan (Hasil Pertanian),
UD Grosir Umum, UD Grosir Khusus.
2. UD Retail (Eceran) : UD Retail Khusus, UD Retail Serba Ada, UD Retail Swalayan,
Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum
2. Persekutuan Perdata (Maatschap) yang diatur dalam Pasal 1618- 1652 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer).

3. Firma/Fa (Vennootschap Onder Firma), yang diatur dalam pasal 16-35 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan pasal 1364-1365 Kitab Undang Undang
Hukum Perdata. Firma adalah badan usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih
dengan segala tanggung jawab berada di tangan para pemilik. Di dalam firma, para
pemilik bertanggung jawab atas kemajuan dan resiko yang timbul di dalam
menjalankan usaha. Proses pendirian firma melibatkan orang orang yang bersekutu
dengan masing masing menyerahkan uang dengan modal sebagaimana tercantum
di dalam kata pendirian. Berikut adalah jenis jenis Firma: Firma Dagang, Firma Jasa
Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum
4. Persekutuan Komanditer /CV (Comanditaire Vennootschap), yang diatur dalam
Pasal 19-21 KUHD dan Pasal 1624-1641 KUHPer. Persekutuan Komanditer atau
biasanya di sebut CV adalah badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang
atau lebih dengan tingkat keterlibatan yang berbeda diantara para pemiliknya. CV
dijalankan oleh pemilik aktif yang sering disebut sekutu komplementer atau aktif.
Sementara itu, pemilik pasif sering disebut sekutu komanditer atau diam yang
bertugas memberikan modal untuk kemajuan CV. Berikut adlah jenis jenis dari CV:
CV Murni, CV Campuran, CV Bersaham, CV Diam-diam, CV terang terangan.
Perbedaan Badan Usaha yang Berbadan Hukum
dengan Badan Usaha yang tidak Berbadan Hukum
Perbedaan badan hukum dan bukan berbadan hukum terletak pada pemisahan
harta kekayaan. Badan usaha yang berbadan hukum, contohnya adalah Perseroan
Terbatas (PT). Pada Perseroan Terbatas (PT), badan usaha PT memiliki harta
kekayaan tersendiri. Harta kekayaan PT tersebut terpisah dengan harta kekayaan
para pemegang saham PT. dalam artian jika PT tersebut mengalami kerugian, maka
tanggung jawab para pemegang saham tersebut terbatas pada nilai saham yang
dimilikinya. Berbeda dengan badan usaha yang tidak berbadan hukum yang harta
kekayaan pendirinya tidak terpisah dengan harta kekayaan badan usaha tersebut.
Sehingga jika badan usaha yang tidak berbadan hukum tersebut mengalami
kerugian, maka berakibat pada pertanggungjawaban pemilik badan usaha tersebut.
Dalam penggantian kerugian badan usaha tersebut, harta kekayaan pemiliknya
dapat disita atau diambil hingga pertanggungjawaban kerugian tersebut lunas atau
selesai.
Perbedaan Badan Usaha yang Berbadan Hukum dengan
Badan Usaha yang tidak Berbadan Hukum
Perbedaan berikutnya juga terletak pada posisi badan usaha sebagai subyek hukum di
dalam pengadilan. Badan usaha yang berbadan hukum merupakan subyek hukum yang
juga dapat dituntut serta melakukan penuntutan dimuka pengadilan atas nama badan
usaha. Yang melakukan penuntutan tersebut tentu saja, bukan badan usaha itu sendiri
secara langsung, melainkan orang yang dikuasakan untuk melakukan perbuatan hukum
tersebut. Hal ini, dikarenakan badan hukum merupakan aggregate theory yang berarti
kumpulan-kumpulan manusia/orang yang terkait dengan badan hukum tersebut.
Sementara badan usaha yang tidak melakukan kumpulan penuntutan dimuka pengadilan
atas nama badan usaha tersebut. Akan tetapi, didalam badan usaha yang tidak berbadan
hukum yang dituntut dimuka pengadilan adalah pendiri dari badan usaha tersebut serta
yang melakukan penuntutan dimuka pengadilan juga pendiri tersebut yang juga bertindak
atas namanya sendiri

Anda mungkin juga menyukai