Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERENCANAAN KURIKULUM

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Manajemen Kurikulum PAI Dasar dan Menengah

Dosen Pengampu : Dr. Fahrurrozi, M.Ag.

Disusun oleh:

Albert Iqbal Nurussalam (2203036093)

Aghistna Dwi Afriani (2203036097)

Hanifatun Nazila (2203036116)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Perencanaan Kurikulum ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Manajemen Kurikulum PAI Dasar dan Menengah. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Fahrurrozi, M.Ag. selaku
dosen mata kuliah Manajemen Kurikulum PAI Dasar dan Menengah yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 31 Agustus 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................3

C. Tujuan.....................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4

A. Analisis Kebutuhan................................................................................................4

B. Merumuskan Dan Menjawab Pertanyaan Filosofis Dalam Merencanakan


Kurikulum......................................................................................................................6

C. Menentukan Desain Kurikulum.............................................................................7

D. Membuat Rencana Induk (Master Plan).................................................................8

BAB III PENUTUP.........................................................................................................10

Kesimpulan..................................................................................................................10

Saran............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan kurikulum adalah tahapan krusial dalam pembangunan pendidikan
yang berfokus pada pembuatan rencana yang sistematis dan terarah untuk mengatur
materi pelajaran, metode pengajaran, dan tujuan pembelajaran. Dalam upaya
menciptakan sistem pendidikan yang relevan dan berdaya saing, perencanaan kurikulum
memainkan peran penting dalam menyesuaikan pembelajaran dengan tuntutan zaman
dan kebutuhan masyarakat.

Perencanaan kurikulum tidak hanya sekadar merumuskan mata pelajaran yang


diajarkan, tetapi juga melibatkan serangkaian langkah yang kompleks. Tiga tahap awal
dalam perencanaan kurikulum yang menjadi fokus utama dalam tulisan ini adalah
analisis kebutuhan, merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis, serta menentukan
desain kurikulum. Selanjutnya, hasil dari tahapan-tahapan ini diintegrasikan dalam
Rencana Induk (Master Plan) yang menjadi panduan utama dalam pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum. Setiap tahap ini berperan penting dalam memastikan bahwa
kurikulum yang dihasilkan mampu mengakomodasi aspirasi pendidikan dan memenuhi
tuntutan sosial serta perkembangan masyarakat. Dalam pendahuluan ini, akan dibahas
secara singkat mengenai setiap tahap perencanaan kurikulum.

Tahap pertama perencanaan kurikulum adalah analisis kebutuhan. Dalam langkah


ini, penyelenggara pendidikan mengumpulkan data dan informasi tentang kebutuhan
masyarakat, tren pekerjaan, perkembangan teknologi, serta aspirasi sosial dan budaya.
Analisis ini membantu dalam menentukan apa yang seharusnya diajarkan agar
pendidikan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi siswa, serta menghasilkan
lulusan yang sesuai dengan permintaan pasar kerja.

Setelah analisis kebutuhan dilakukan, langkah berikutnya adalah merumuskan dan


menjawab pertanyaan filosofis. Pertanyaan filosofis tentang pendidikan menjadi pijakan
dalam merumuskan tujuan pendidikan. Pertanyaan seperti "Apa tujuan sejati
pendidikan?", "Apa yang harus diajarkan kepada generasi mendatang?", dan "Bagaimana
pendidikan membentuk karakter dan moral?" membantu mendefinisikan nilai-nilai yang

1
ingin ditanamkan dalam kurikulum. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini,
kurikulum dapat dibangun dengan landasan etis dan filosofis yang kuat.

Desain kurikulum mencakup struktur, komponen, dan pengorganisasian materi


pembelajaran. Desain ini harus mempertimbangkan tujuan pendidikan, kebutuhan peserta
didik, serta mampu mengintegrasikan berbagai komponen pembelajaran seperti mata
pelajaran, kompetensi, dan aktivitas ekstrakurikuler. Desain kurikulum dapat mengambil
berbagai pendekatan, seperti pendekatan berbasis kompetensi, pendekatan interdisipliner,
atau pendekatan tematik, tergantung pada tujuan pendidikan dan filosofi yang diadopsi.

Tahap terakhir adalah pembuatan rencana induk atau master plan, yang merupakan
dokumen rinci yang menguraikan struktur, komponen, dan jadwal pelaksanaan
kurikulum secara keseluruhan. rencana ini mencakup detail pelajaran, alokasi waktu,
metode evaluasi, dan sumber daya yang diperlukan. Rencana Induk juga mungkin
mencakup strategi implementasi, pengembangan tenaga pengajar, serta langkah-langkah
perbaikan dan evaluasi yang akan dilakukan dalam periode tertentu.

Dalam keseluruhan proses perencanaan kurikulum, kolaborasi antara berbagai


stakeholder seperti pengajar, tenaga pendidik, orang tua, peserta didik, dan pihak industri
sangat penting. Setiap tahap perencanaan harus didasarkan pada pemahaman yang
mendalam tentang kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan, dan nilai-
nilai pendidikan yang ingin ditanamkan.

Dengan demikian, perencanaan kurikulum yang terstruktur, berdasarkan analisis


kebutuhan, pertanyaan filosofis, desain yang tepat, dan rencana induk yang jelas, akan
mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif, relevan, dan berdaya saing
tinggi bagi generasi masa depan. Oleh karena itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk
menjelaskan apa saja yang berkaitan dengan perencanaan kurikulum. Penulisan ini
meliputi analisis kebutuhan, merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis,
menentukan desain kurikulum, dan membuat rencana induk (master plan)

Dengan adanya penulisan ini, diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih
jelas mengenai apa saja yang berkaitan dengan perencanaan kurikulum. Sehingga dapat
membantu masyarakat dalam memahami perencanaan kurikulum. Penulisan makalah ini
terdiri dari beberapa bab, dimulai dari bab 1 yaitu pendahuluan yang meliputi latar
belakang, rumusan masalah, dan tujuan, bab 2 yaitu pembahasan, bab 3 yaitu penutup
yang meliputi kesimpulan.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas pada latar belakang diatas, maka
muncullah permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengertian dari analisis kebutuhan dalam merencanakan kurikulum?
2. Bagaimana cara merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis dalam
merencanakan kurikulum?
3. Bagaimanakah cara menentukan desain kurikulum?
4. Bagaimanakah cara membuat rencana induk (master plan)?

C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan:

1. Untuk menjelaskan pengertian dari analisis kebutuhan dalam merencanakan


kurikulum
2. Untuk menjelaskan cara merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis dalam
merencanakan kurikulum
3. Untuk menjelaskan cara menentukan desain kurikulum
4. Untuk menjelaskan cara membuat rencana induk (master plan)

3
BAB II PEMBAHASAN

A. Analisis Kebutuhan
a) Pengertian

Analisis kebutuhan mencakup pekerjaan-pekerjaan penentuan kebutuhan atau


kondisi yang harus dipenuhi dalam suatu produk baru atau perubahan produk,
yangmempertimbangkan berbagai kebutuhan yang bersinggungan antar berbagai
pemangku kepentingan. Sedangkan analisa kebutuhan adalah alat untuk
mengidentifikasi masalah guna menentukan tindakan yang tepat. Yang tercakup
dalam analisis kebutuhan adalah siapa dan institusi mana yang membutuhkan, profil
lulusan seperti apa yang dibutuhkan dan kemampuan seperti apa yang harus dimiliki
untuk mewujudkan profil tersebut.

Dalam konteks pengembangan kurikulum, Nation1 menjelaskan bahwa analisis


kebutuhan kurikulum yaitu menguji apa yang sudah diketahui oleh pelajar dan apa
yang mereka perlukan untuk diketahui yang bersinggungan langsung dengan tujuan
dan materi pembelajaran. Richards2 mengemukakan bahwa analisis kebutuhan adalah
prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan
pembelajar. Maka dari itu dari beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa analisis kebutuhan kurikulum ialah proses dimana seseorang mendefinisikan
kebutuhan pendidikan dan memutuskan apa yang menjadi prioritas dalam proses
pembelajaran.

b) Fungsi

Adapun beberapa fungsi dari adanya analisis kebutuhan kurikulum adalah sebagai
berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan pekerjaan atau tugas sekarang


yaitu masalah apa yang mempengaruhi hasil pembelajaran.

2. Mengidentifikasi kebutuhan mendesak yang terkait dengan finansial, keamanan


atau masalah lain yang menggangu pekerjaan atau lingkungan pendidikan.

3. Menyajikan prioritas-prioritas untuk memilih tindakan.


1
Nation, & John Macalister, Language Curriculum Design, (Routledge Taylor & Francis Group, 2010)
2
J, Richards Curriculum Development in Language Teaching. (Cambridge University Press, 2001)

4
4. Memberikan data basis untuk menganalisa efektifitas pembelajaran.

c) Langkah-langkah

Dalam melaksanakan analisis kebutuhan kurikulum, sangat perlu untuk


memperhatikan langkah-langkah berikut:

1. Tahapan pengumpulan Informasi; dalam tahapan ini seorang desainer harus bisa
memahami dan mengumpulkan informasi dari para siswa cakupan pengumpulan
informasi bisa beragam seperti karakteristik siswa, kemampuan personal, dan
problematic didalam pembelajaran.

2. Tahapan identifikasi kesenjangan; menurut Kaufman 3, mengidentifikasi kesenjangan


yaitu dengan menggunakan metode Organizational Element Model yang dimana
dalam metode ini menjelaskan adanya lima elemen yang saling berkaitan. Dimulai
dari input-proses-produk-output-outcome.

3. Analisis Performa; tahapan ini dilakukan setelah desainer memahami berbagai


informasi dan mengidentifikasi kesenjangan yang ada. Dalam hal ini ketika
menemukan sebuah kesenjangan, diidentifikasi kesenjangan mana yang dapat
dipecahkan melalui perencanaan pembelajaran dan mana yang memerlukan
pemecahan yang lain.

4. Identifikasi Hambatan dan Sumber; dalam tahapan ini pelaksanaan suatu program
berbagai kendala bisa muncul sehingga dapat berpengaruh terhadap kelancaran suatu
program. Berbagai kendala bisa meliputi dari waktu, fasilitas, bahan, dan
sebagainya. Sumber-sumbernya juga bisa dari pengorganisasian, fasilitas, dan
pendanaan.

5. Identifikasi Karakteristik Siswa; tahapan ini merupakan proses pengidentifikasian


masalah-masalah siswa. Karena Tujuan utama dalam desain pembelajaran adalah
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi siswa.

6. Identifikasi tujuan; mengidentifikasi tujuan merupakan salah satu tahapan penting


yang ada didalam need assessment, karena mengidentifikasi tujuan merupakan
proses penetapan kebutuhan yang dianggap mendesak untuk dipecahkan sesuai
dengan kondisi, karena tidak semua kebutuhan menjadi tujuan.

3
Kaufman, Need Assessment, Concept and Aplication. (New Jersey: Engelwood Cliffs, Educational Technology
Publications, 1979)

5
7. Menentukan permasalahan; tahapan ini adalah tahap akhir dalam proses analisis,
yaitu menuliskan pernyataan adalah sebagai pedoman dalam penyusunan proses
desain instruksional.

B. Merumuskan Dan Menjawab Pertanyaan Filosofis Dalam Merencanakan


Kurikulum
Sebagai rangkaian cara untuk memahami filosofi sebagai landasan merencanakan
kurikulum kita perlu memahami kajian mengenai filosofi itu sendiri dan penerapan
filosofi dalam merencanakan kurikulum. Semua pertanyaan itu menyangkut asas- asas
yang mendasari setiap kurikulum, yakni: Asas filosofis yang berkaitan dengan tujuan
pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara4. Filosofi adalah upaya berpikir dalam
tataran paling umum dengan cara sistematik mengenai semua hal di alam semesta, atau
mengenai semua realitas.

Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis adalah yang menjadi acuan


dalam mencari jawaban tentang apa yang harus dilakukan sehingga pendidikan dapat
menjembatani keberhasilan para peserta didik; juga sebagai acuan dalam menganalisis,
mengambil keputusan/berbagai pertimbangan, dan merumuskan hasil yang diharapkan
sesuai dengan kondisi yang ada5. Jika kita memahami keyakinan filosofi apa yang dianut
oleh seseorang, maka kita dapat memberikan respon atas komentarnya dengan cara yang
masuk akal baginya. Sebagai contoh jika orang tua mengkhawatirkan penekanan
pemecahan masalah akan mengalihkan perhatian siswa dari pengetahuan dasar (misal
karena siswa harus menghadapi ujian berstandar nasional), kita tahu bahwa yang sedang
dihadapi adalah orang tua yang memiliki pandangan esensialisme. Kita dapat merespon
kekhawatiran ini dengan menunjukkan bahwa ada pula jenis program sekolah lainnya
yang tetap mendorong guru menekankan pengetahuan mendasar, sehingga alokasi
sesungguhnya sama dengan program pengembangan kemampuan berfikir (Amstrong,
2003).

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam merumuskan dan menjawab pertanyaan


filosofis dalam merencanakan kurikulum harus sesuai dengan landasan filosofis yang
nantinya berkaitan dengan penyusunan kurikulum yang berdasar dan terarah, sehingga
4
George F Kneller, Foundations of Educatio, (New York: John Willey & Son Inc, 2000), hlm. 46.
5
Tedjo Narsoyo Reksoatmodjo, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (Bandung:
Refika Aditama, 2010), hlm. 65

6
dalam merumuskan persoalan-persoalan dalam pendidikan dan menjawab Pertanyaan-
pertanyaan dalam merencanakan kurikulum yang berpegang atau berlandaskan dasar
teori-teori pemikiran filosofis sehingga memberikan acuan dalam orientasi kurikulum.

C. Menentukan Desain Kurikulum


Dalam melakukan perancangan kurikulum juga perlu diperlukanya desian
kurikulum, desian kurikulum sendiri merupakan satu aspek yang perlu diperhatikan agar
dalam pengembangan kurikulum dapat memehuni segala kebutuhan dan tuntutan
pendidik, peserta didik, dan juga masyarakat. Menurut Wahyu (2020; 209) desian
kurikulum merupakan pengorganisasian Tujuan, isi, serta proses yang akan dijalani
peserta didik dalam sebuah lembaga pendidikan. Desian kurikulum juga terdapat
berbagai macam jenis yang telah disusun dan masing- masing pasti memiliki kelebihan
dan kekurangan tertentu. Slayor menentukan 8 prinsip sebagai acuan dalam mendesian
kurikulum, sebagai berikut6:

1. Memudahkan dan mendorong pemilihan serta pengembangan semua jenis pengalaman


belajar yang mendasar bagi pencapaian prestasi belajar.

2. Berisi semua pengalaman belajar yang bermakna dalam upaya mencapai tujuan-
tujuan pendidikan, khususnya bagi peserta didik yang belajar dengan bimbingan
pendidik.

3. Menyediakan kesempatah bagi pendidik untuk menggunakan prinsip- prinsip belajar


dalam memilih, membimbing, dan mengembangkan berbagai kegiatan belajar di
sekolah.

4. Memungkinkan pendidik untuk menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan,


kapasitas, dan kematangan peserta didik.

5. Mendorong pendidik mempertimbangkan berbagai pengalaman belajar anak yang


diperoleh dari luar sekolah dan mengaitkannya dengan kegiatan belajar di sekolah.

6. Menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar kegiatan belajar


peserta didik berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan terus berlanjut
pada pengalaman berikutnya.

6
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembagan Kurikulum. (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2017. hlm. 193- 194.

7
7. Kurikulum harus didesain supaya bisa memberikan bantuan kepada peserta didik
dalam upaya mengembangkan watak, kepribadian, pengalaman, dan nilai- nilai
demokrasi yang menjiwai kultur.

8. Realistis, layak, dan dapat diterima.

Desian Kurikulum merupakan aspek yang penting dari Curriculum Panning,


karena didalam desian kurikulum menunjukkan hal- hal yang harus diperhatikan dalam
merancang kurikulum dan hubungan elemen- elemen tersebut dalam proses
pengembangan kurikulum. Sebelum menentukan desian kurikulum penting untuk
menganalisis kebutuhan dengan tahap diantaranya 7: need assesment, memperoleh
informasi, dan menggunakan informasi.

Berikut adalah langkah- langkah dalam menentukan desian kurikulum, sebagai


berikut8:

a. Mengidentifikasi misi yang ingin dicapai oleh lembaga

b. Menentukan kebutuhan peserta didik

c. Menetapkan tujuan dari kurikulum

d. Memilih strategi pendidikan yang tepat

e. Megimplementasikan kurikulum terbaru

f. Evaluasi dan umpan balik untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam
sebuah kurikulum.

D. Membuat Rencana Induk (Master Plan)


Master plan merupakan rencana yang bersifat komprehensif (melingkupi semua
hal), mencakup infrastruktur, sirkulasi dan transportasi, alokasi ruang sesuai aktivitas,
jangka waktu implementasi, pendanaan, serta pihak-pihak yang terlibat. Prinsip dasar
dari master plan adalah untuk memberikan panduan yang jelas mengenai bagaimana
kurikulum harus dibangun sehingga memberikan nilai manfaat atau value kepada

7
Musyarapah, Manajemen Proses Pengembangan Kurikulum (Need Assesment Dan Pengembangan Desain
Kurikulum), “Jurnal Al-Risalah 10”, (2014): hlm. 227
8
Ahmad Mukhlasin and Rakhmat Wibowo, Desain Pengembangan Kurikulum Integratif Dan Implementasinya
Dalam Pembelajaran, “Jurnal Tawadhu 2”, (2018): hlm. 364–80.

8
organisasi terkait9. Sehingga perencanaan ini tidak dapat dipisahkan atau merupakan
sebuah kesatuan dengan perencanaan organisasi itu sendiri.

Secara prinsip, ada 5 (lima) domain tahapan konsep penyusunan master plan yang
dimaksud. Kelima tahapan tersebut merupakan angkah-langkah sekuensial yang biasa
dipergunakandalam menyusun sebuah master plan. Karena sifatnya yang terstruktur,
sering kali kelima domain ini dijadikan sebagai panduan dalam menyusun struktur dan
konten dokumen final yang dihasilkan. Kelima domain yang dimaksud adalah:

1. Kajian lingkungan dan strategi organisasi

2. Analisa kebutuhan

3. Penentuan spesifikasi

4. Manajemen portofolio program dan proyek

5. Tata pamong (governance) pengelolaan kurikulum

Secara rinci, membuat rencana induk (master plan) meliputi tiga hal yang
meliputi: pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian. Tahap pengembangan meliputi
langkah-langkah sebagai berikut:

a. Perumusan rasional atau dasar pemikiran

b. Perumusan visi, misi, dan tujuan

c. Penentuan struktur dan isi program

d. Pemilihan dan pengorganisasian materi

e. Pengorganisasian kegiatan pembelajaran

f. Pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar

g. Penentuan cara mengukur hasil belajar.

9
Haniah. "Manajemen Perencanaan Kurikulum Bahasa Arab." Pelita: Jurnal Pendidikan dan Keguruan (Vol. 4,
No.2, Tahun 2012), hlm. 302

9
BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Merencanakan kurikulum adalah proses yang kompleks dan krusial dalam
pengembangan pendidikan. Proses ini melibatkan langkah-langkah penting seperti analisis
kebutuhan, merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis, menentukan desain kurikulum,
dan membuat Rencana Induk (Master Plan). Berikut adalah kesimpulan dari setiap langkah
dalam proses merencanakan kurikulum:

Analisis kebutuhan adalah tahap awal yang memungkinkan pendidik dan pengambil
kebijakan untuk memahami apa yang diinginkan dari pendidikan. Ini melibatkan penelitian
mendalam tentang kebutuhan siswa, masyarakat, industri, dan perkembangan global. Hasil
analisis kebutuhan membantu menentukan tujuan pendidikan yang spesifik dan relevan.

Setelah mengidentifikasi kebutuhan, penting untuk menjawab pertanyaan filosofis


tentang pendidikan. Pertanyaan ini mungkin meliputi tujuan pendidikan, pandangan tentang
pembelajaran, peran guru dan siswa, serta nilai-nilai yang ingin dipromosikan. Jawaban
terhadap pertanyaan ini membentuk landasan filosofis dari kurikulum.

Desain kurikulum melibatkan pengembangan struktur dan isi pembelajaran. Hal ini
mencakup penentuan mata pelajaran, pembagian waktu, dan strategi pembelajaran yang akan
digunakan. Desain kurikulum harus mempertimbangkan berbagai gaya belajar dan kebutuhan
siswa untuk memastikan pengalaman pembelajaran yang efektif.

Rencana Induk adalah panduan strategis yang menguraikan visi, misi, dan prinsip-
prinsip utama dari kurikulum. Ini mencakup pengorganisasian materi pembelajaran dalam
berbagai tahap pendidikan, alokasi sumber daya, penjadwalan, dan evaluasi keseluruhan
kurikulum. Rencana Induk juga memberikan fleksibilitas untuk penyesuaian sesuai dengan
perkembangan dan perubahan dalam dunia pendidikan.

Kesimpulannya, merencanakan kurikulum adalah suatu proses yang memerlukan


pemahaman mendalam tentang kebutuhan, filosofi, dan desain pendidikan. Melalui analisis
yang cermat dan pemikiran filosofis yang baik, pengambil kebijakan pendidikan dapat
menciptakan kurikulum yang relevan, efektif, dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan

10
pendidikan yang diinginkan. Rencana Induk menjadi panduan strategis yang memastikan
bahwa visi pendidikan tersebut terwujud dengan baik.

Saran
Demikian makalah ini kami susun semaksimal mungkin. Namun dalam penulisan
makalah ini kami menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna dan banyak kata yang
salah maupun kurang tepat, baik dari segi penulisan maupun pembahasan. Oleh karena
itu,kami menerima adanya kritik dan saran dari pembaca agar untuk kedepannya kami lebih
berhati-hati dalam menjelaskan tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak
dan dapat dipertanggung jawabkan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Nation, & Macalister, John. (2010). Language Curriculum Design. Routledge Taylor &
Francis Group.

Richards, J. (2001). Curriculum Development in Language Teaching. Cambridge University


Press.

Kaufman. (1979). Need Assessment, Concept and Aplication. New Jersey: Engelwood Cliffs.
Educational Technology Publications

Kneller, George F. (2000). Foundations of Educatio. New York: John Willey & Son Inc.

Reksoatmodjo, Tedjo Narsoyo. (2010). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan


Kejuruan. Bandung: Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. (2017). Dasar-Dasar Pengembagan Kurikulum. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Musyarapah. (2014). Manajemen Proses Pengembangan Kurikulum. Need Assesment Dan


Pengembangan Desain Kurikulum. “Jurnal Al-Risalah 10”.

Ahmad Mukhlasin and Rakhmat Wibowo. (2018). Desain Pengembangan Kurikulum


Integratif Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran, “Jurnal Tawadhu 2”.

Haniah. (2012), "Manajemen Perencanaan Kurikulum Bahasa Arab." Pelita: Jurnal


Pendidikan dan Keguruan. Vol. 4, No.2.

12

Anda mungkin juga menyukai