Makalah Masrizkuyyy
Makalah Masrizkuyyy
Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas Mata Kuliah Perancangan
Percobaan yaitu makalah tentang " Keanekaragaman Ikan Hasil Tangkapan Pada
Alat Tangkap Purse Seine Yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Pantai Tenau,
Nusa Tenggara Timur ".
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai penyusun, saya
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa
penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya dengan rendah hati menerima
saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki karya ilmiah ini. Saya
berharap semoga karya ilmiah yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna,
untuk itu segala kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
2.1 Alat Tangkap Purse Seine ...................................................................................... 3
2.2 Kapal Purse Seine .................................................................................................. 6
2.3 Cara Pengoperasian Purse Seine ............................................................................ 7
2.4 Daerah Pengoperasian ............................................................................................ 7
2.5 Hasil Tangkapan Purse Seine ................................................................................. 8
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Operasi Penangkapan Ikan .................. 9
2.7 Keanekaragaman Hasil Tangkapan, Perhitungan Ulangan dan Data Tabel Anova 9
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 19
3.2 Saran ...................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 20
LAMPIRAN................................................................................................................... 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Kupang merupakan bagian dari wilayah Negara Indonesia yang terletak di pulau Timor
dan merupakan Ibukota dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kota ini memiliki luas wilayah
daratan 47.349,9 Km2 atau 2,49% luas Indonesia dan luas wilayah perairan ± 200.000 Km2 diluar
perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Kawasan pesisir dan laut kota Kupang
mempunyai potensi sumberdaya alam berupa mangrove, padang lamun, rumput laut, berbagai
jenis terumbu karang, sumberdaya ikan dan biota laut lainnya yang dapat dimanfaatkan dalam
Berdasarkan data pada buku statistik perikanan Kota Kupang tahun 2014, alat tangkap yang
beroperasi di Kota Kupang terdapat tonda, pancing ulur, purse seine, pole & line, gill net, rawai
dan long line . Alat tangkap terbanyak yang beroperasi di Kota Kupang adalah purse seine,
kemudian berturut-turut ada pancing ulur, tonda dan rawai. Purse seine berada pada urutan
Dibandingkan alat tangkap jenis payang dan lampara, purse seine memiliki tingkat efektifitas
penangkapan lebih tinggi. Purse seine menangkap ikan dengan cara melingkari, mengurung dan
menghalangi pergerakan ikan baik secatra vertical maupun horizontal, sehingga semakin
Pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelabuhan Perikanan Pantai Tenau Kupang, alat tangkap
dominan yang beroperasi salah satunya adalah purse seine. Menurut Direktoat Produksi Ditjen
Perikanan (2000), kriteria penangkapan ramah lingkungan adalah menentukan alat penangkapan
ikan yang dalam operasinya produkti dan hasil tangkapannya mempunyai nilai ekonomis tinggi,
oleh karena itu perlu diperhatikan apakah alat tangkap yang beroperasi selekti, tidak merusak
lingkungan dan sumberdaya serta meminimalisir adanya bycatch maupun dischart. Untuk
mengetahui apakah alat tangkap purse seine termasuk ke dalam jenis alat tangkap yang selektif
dapat diketahui dengan cara mengetahui komposisi hasil tangkapan purse seine. Komposisi ini
1
diketahui dari spesies ikan target tangkapan dan ukuran spesies hasil tangkapan yang diperoleh.
Namun sampai saat ini, informasi mengenai komposisi ikan hasil tangkapan purse seine masih
terbatas, terutama yang didaratkan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelabuhan Perikanan Pantai
Tenau Kupang. Oleh karena itu diperlukan adanya penelitian lebih lanjut terkait masalah tersebut.
2. Bagaimana cara menganalisa jumlah ulangan menggunakan (t-1) (N-1) > 15 yang didaratkan
1. Dapat Mengetahui perlakuan komposisi Ikan Hasil Tangkapan Pada Alat Tangkap Purse
Seine
2. Dapat Menganalisa Jumlah ulangan dengan memakai (t-1) (N-1)>15 yang Didaratkan Di
2
BAB II
PEMBAHASAN
Purse seine merupakan alat tangkap yang telah lama digunakan oleh nelayan di Indonesia. Sejak
nelayan banyak yang telah mengenal alat tangkap tersebut, banyak alat tangkap lain yang digunakan
untuk menangkap ikan lemuru mulai tergeser. Menurut Pratama et.al (2016), alat tangkap purse seine
telah diperkenalkan pada tahun 1972, dan telah banyak alat tangkap lain yang menjadi alat tangkap
utama dalam menangkap ikan lemuru (Sardinella lemuru) di Selat Bali tersebut mulai tergeser.
Operasi penangkapan purse seine ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Purse seine atau pukat cincin adalah alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan
pelagis yanng bergerombol. Alat tangkap tersebut dioperasikan pada malam hari. Salah satu hasil
tangkapan ini adalah ikan layang. Purse seine terdiri dari beberapa lembar jaring yang digunakan
untuk mengurung dan melingkari gerombolan ikan, baik ikan yang bergerak aktif maupun ikan yang
sedang berkumpul diam disekitar rumpon atau lampu pemikat. Rumpon merupakan alat bantu yang
digunakan dalam pengoperasian alat tangkap purse seine tersebut. Alat bantu tersebut berfungsi agar
Purse seine (pukat cincin) merupakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan
yang bergerombol (schooling) di permukaan laut. Ikan-ikan yang tertangkap pada alat tangkap
tersebut yaitu jenis ikan pelagis kecil sepeti layang, selar, lemuru, kembung, tongkol, dan tembang.
Ikan-ikan yang tertangkap tersebut terkurung kedalam jaring yang telah membentuk kantong (BI,
2008).
Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kupang (2006), purse seine
merupakan jenis alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan pelagis kecil. Contoh ikan
pelagis kecil seperti ikan teri (Stelephorus spp), tembang (Sardinella fimbriata), kembung
(Rastreligger spp), selar (Selar spp), julung-julung (Hemirhamohus spp), alu-alu (Sphyraena spp), dan
3
belanak (Mugil spp). Jenis-jenis ikan pelagis kecil tersebut menjadi hasil tangkapan dari alat tangkap
purse seine.
Purse Seine yang terdapat di UPT. PPP Tenau Kupang berbentuk trapezium yang terdiri dari
bagian sayap, perut dan kantong. Bagian sayap terletak di bagian kiri dan kanan badan jaring. Sayap
berfungsi sebagai alat untuk menggiring ikan ke dalam areal tangkap dari alat ini. Perut atau badan
jaring terletak di bagian kiri dan kanan pada kantong berfungsi sebagai penggiring ikan kebagian
jaring. Dengan demikian maka ikan-ikan akan dengan mudah terkumpul pada bagian kantong. Bagian
kantong merupakan bagian jaring yang pada waktu penarikan kolor ddengan serentaknya membentuk
suatu kantong, yang nantinya akan berfungsi sebagai tempat untuk mengumpulkan ikan karena
berfungsi sebagai penadah maka kantong memiliki ukuran mata jaring yang lebih kecil dibandingkan
dengan mata jaring yang terletak pada badan dan sayap sehingga ikan-ikan yang terkumpul pada
Purse seine adalah alat penangkapan ikan yang berbentuk kantong dilengkapi dengan cincin
dan tali purse line yang terletak dibawah tali ris bawah berfungsi menyatukan bagian bawah jarring
sewaktu opeerasi deengan cara menarik tali purse line teersebut sehingga jarring membentuk kantung.
Alat penangkapan ikan ini termasuk ke dalam klasifikasi pukat kantong (Nedelec, 2000).
Purse Seine terdiri dari badan jarring, kantong, selvedge, pelampung, pemberat, tali ris atas,
tali ris bawah, tali kerut dan cincin-cincin. Alat tangkap purse seine ini berbentuk trapezium dengan
panjang rata-rata jarring purse seine Gardan yaitu 400 meter. Ketebalan benang jarring bagian
serampat bawah dan atas lebih tebal agar tidak putus, karena untuk menahan beban tarikan ketika
pengangkatan jarring ke atas kapal. Tal iris atas terdiri dari tali pelampung dan tali penguat ris atas,
sedangkan tali ris bawah terdiri dari tali pemberat dan tali penguat ris bawah. Bagian kantong dari alat
tangkap ini terbagi menjadi 3 bagian. Letak kantongnya berada di pinggir alat tangkap dan lebar
jarring bias mencapai 60 meter. Jenis bahan alat ini adalah PA (polyamide) untuk bagian jaringnya,
tali temali berjenis bahan PE (polyethylene), pelampung berbahan PVC (polyvynil chloride), pemberat
4
bahannya adalah timah hitam berbentuk melinjo,dan cincinnya terbuat dari kuningan. Jarak antar
pelampungnya adalah 15 cm, jarak antar pemberatnya adalah 8-9 cm, dan jarak antar cincin adalah 3
meter. Pelampung tanda yang digunakan berbentuk bola dengan jumlah 2 buah (Pratama et al., 2016)
Alat tangkap purse seine tersusun atas beberapa bagian yaitu badan jaring dan tali temali.
Konstruksi dari bagian-bagian tersebut adalah bagian jaring, nama bagian jaring ini belum mantap
tapi ada yang membagi menjadi 2 bagian yaitu “bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang jelas
badan jaring terdiri dari 3 bagian yaitu: jaring utama, bahan nilon 210 D/9 #1”. Jaring sayap, bahan
dari nilon 210 D/6 #1”, dan jaring kantong, nilon #3/4”. Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian
pinggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada
waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (selvedge)
dipasang pada bagian atas, bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE
Purse seine maupun mini purse seine memiliki ciri-ciri tali ris atas lebih pendek dibandingkan
tali ris bawah.Hal ini berbeda dengan ciri-ciri umum alat tangkap dalam kelompoknya yang memiliki
tali ris atas lebih panjang dibandingkan bagian bawah. Bentuk dasar purse seine adalah persegi
panjang dengan panjang sisi yang sama. Purse seine terdiri dari badan jaring, jaring yang terletak di
pinggir badan jaing, tali ris, pemberat, pelampung dan cincin (Von Brandt dalam Erfan, 2008).
5
Menurut Gunawan dalam Hidayat (2004), berdasakan konstuksinya purse seine dibedakan
menjadi jaing berkantong dan jaring tidak berkantong.Untuk jaing yang tidak bekantong, biasanya
memiliki ukuan yang lebih besar.Purse seine berdasarkan ukuan dan alat bantunya, dibedakan
menjadi dua, yaitu mini purse seine dengan ukuran jaing kuang dari 600 m dan purse seine besar yang
ukuran jaringnya bisa lebih dari 1000 meter dan menggunakan alat bantu modern dalam
pengoperasiannya.
Kapal merupakan sarana yang digunakan untuk menunjang dalam melakukan kegiatan
operasi penangkapan ikan agar lebih efisien dan efektif. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil
tangkapan yang maksimal. Kapal penangkap ikan merupakan kapal yang secara khusus digunakan
maupun mengawetkan.
Purse seine biasanya dioperasikan dengan kapal motor besar dengan ukuran mencapai > 100
GT. Sedangkan untuk mini purse seine dioperasikan dengan kapal motor dengan ukuran 30-50 GT.
Purse seine termasuk ke dalam jenis alat tangkap besar dimana daerah pengoperasiannya lebih dai 200
Kapal purse seine termasuk dalam perikanan pantai karena mampu beroperasi di daerah
perairan pantai dalam berbagai kondisi cuaca dan iklim.Dengan berkembangnya teknologi saat ini,
kapal purse seine berkembang semakin baik dan dapat mencapai daerah penangkapan yang lebih
luas.Pada kapal purse seine harus memiliki bagian-bagian sebagai berikut, yaitu tempat penyimpanan
jaring, ruang akomodasi, gardan (line Hauler) sehingga operasi penangkapan berjalan dengan cepat
6
Gambar 1. Konstruksi Kapal Purse Seine
Sumber: Tatang, 2014
Pukat cincin atau purse seine temasuk kedalam alat tangkap “Surounding nets”, yaitu alat
tangkap aktif yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang hidup berkelompok.Purse seine
merupakan jaring lingkar yang pengoperasiannya dengan melingkari gerombolan ikan target
menggunakan jaring kemudian setelah membentuk lingkaran, tali kerut pada bagian bawahnya ditarik
sehingga membentuk kantong. Kegiatan ini bertujuan agar ikan target tidak bisa meloloskan diri dari
jaring. Pengoperasian alat tangkap ini bisa menggunakan satu kapal dan atau dua kapal (Akbar, 2003).
Merurut Erfan (2008), pengoperasian purse seine bedasarkan kapal yang digunakan dibagi
menjadi one boat system dan two boat system. One boat system umumnya digunakan untuk untuk
pemgoperasian pada malam hari, memungkinkan untuk penggunakan kapal dengan ukuran besar dan
daerah penangkapan yang lebih luas. Faktor lingkungan tidak terlalu mempengaruhi proses
penangkapan. Dalam proses setting dan hauling-nya lebih mudah untuk diorganisir untuk lebih efekti
dan efisien dalam bekerja. Two boat system secara teoritis dapat melingkari gerombolan ikan lebih
cepat dan mendapatkan hasil tangkapan lebih besar, namun faktor lingkungan akan sangan
Pengoperasian alat tangkap purse seine dilakukan dengan melakukan setting (penurunan
jaring) kemudian melingkakan jaring pada gerombolan ikan target dengan cara menghadang arah
renang. Dalam proses pelingkaran ikan target, kapal dioperasikan dengan kecepatan maksimum agar
gerombolan ikan taget dapat terkepung. Setelah kedua sisi tali jaing bertemu, kemudian ditarik tali
selamba sehingga jaing membentuk kanton untuk menghindari ikan berenang kea ah bawah.
Kemuadian dilakukan proses hauling dengan menarik jaring yang telah berbentuk kantong tersebut ke
Cara mengenal fishing ground dengan memperhatikan tanda-tanda : perubahan warna air
laut, lompatan ikan-ikan dipermukaan laut, riak-riak kecil di permukaan laut, adanya buih- buih
7
dipermukaan laut, dan burung- burung yang menukik menyambar ikan dipermukaan laut. Pada
umumnya dalam pengoperasian purse seine dikenal dua cara yaitu (1) purse seine dioperasikan
dengan mengejar gerombolan ikan, hal ini biasanya dilakukan pada siang hari; (2) menggunakan alat
Bantu penangkapan seperti rumpon, cahaya dan fish finder. Hal ini dapat dilakukan pada siang hari
Purse seine dapat digunakan pada fishing ground dengan kondisi yang a spring layer of water
temperature adalah areal permukaan laut, jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area
permukaan air dan kondisi laut dalam keadaan bagus dan tenang. Kedalaman perairan yang dapat di
operasiakan alat purse seine yaitu 15m-50m dari permukaan laut tergantung besarnya alat tangkap
tersebut. Purse seine banyak dioperasiakan di pantai utara Jawa / Jakarta, cirebon, Juwana dan pantai
Penentuan daerah penangkapan purse seine sebagian besar masih menggunakan cara
tradisional dengan memperhatikan kondisi arus perairan. Saat arus besar, nelayan cenderung mencari
daerah penangkapan lain yang arusnya lebih tenang atau menunggu arus tenang di daerah tersebut.
Arus merrupakan salah satu factor yang mempengaruhi keberrhasilan penangkapan purse seine
(Hidayat, 2004).
Target tangkapan purse seine adalah ikan pelagis yang hidupnya secara bekelompok
(schooling). Ikan yang biasanya menjadi hasil tangkapan purse seine antara lain adalah hering
(Clupea ap.), anchovy(Engraulis sp.), layang (Decapterus russeli), selar (Caronx sp.), kembung
sp.), tongkol (Euthynnus spp.), dan salmon (Onchorynchus sp.) (Ayodhyoa, 1981).
Purse seine merupakan alat tangkap utama untuk ikan pelagis dan berperan penting terhadap
produksi perikanan di Pulau Jawa.Mencapai 40 persen hasil tangkapan ikan di Jawa dihasilkan oleh
purse seine. Hasil tangkapan utama purse seine berupa ikan-ikan pelagis kecil seperti ikan Layang
(Decapterus spp), Banyar (Rastrelliger spp), Bentong (Selar crumenophthalmus), Tanjan (Sardinella
8
Komposisi hasil tangkapan Purse Seine di perairan binjai menunjukan terdapat 10 jenis ikan
yang tertangkap diantaranya Alu-alu 12,8%, Tongkol 3,1%, Cepa 1,3%, Julung-julung 3,8%,
Kembung Lelaki 23,7%, Parang-parang 2,1%, Pari Manta 17%, Selar Bentong 12,2%, Selar Kuning
kapal.Kecepatan kapal purse seine ditentukan dengan kekuatan mesin, umur ekonomis, kelayakan
kapal dan tahanan kapal terhadap gempuran gelombang, angin, arus dan bilger kic. Kecepatan kapal
berpengaruh pada kecepatan jaring purse seine melingkari gerombolan ikan target tangkapan,
penarikan tali ris dan penurunan jaring (setting). Faktor kecepatan digunakan untuk mengimbani
kecepatan renang ikan target agar memperoleh hasil tangkapan yang optimal (Ghaffar, 2006).
Menurut Baskoro dan Effendy (2005), keberhasilan penangkapan ikan menggunakan purse
seine ditentukan oleh kecepatan kapal melingkari target dan penarikan tali ris bawah hingga alat
tangkap membentuk kantong. Kecepatan kapal akan sangat berpengaruh terhadap keberhasil proses
2.7 Keanekaragaman Hasil Tangkapan, Perhitungann Ulangan dan Data Tabel Annova
Keanekaragaman Hasil Tangkapan Purse Seine Berdasarkan Jumlah Ekor dan Jumlah
Berat
Untuk melihat keanekaragaman hasil tangkapan Purse Seine berdasarkan jumlah ekor per
spesies pada saat penelitian, didapatkan hasil pada gambar grafik dibawah:
9
Dari grafik diatas menunjukan bahwa berasarkan jumlah ekor per spesies, Ikan Tembang
dominan dengan jumlah total 16735,71429, kemudian disusul Paperek 4666,071429, Tongkol
3935,714286, Ambalau 2190,638298, Kombong 733,8214286, dan yang terendah Meluk Biasa
672,6618705.
Komposisi hasil tangkapan masing-masing spesies hasil tangkapan purse seine dapat diketahui
secara stastistik dengan menggunakan uji ragam menggunakan ANOVA. Hasil uji one-way ANOVA
Tabel Hasil Analisa Keanekaragaman Spesies Penyusun Hasil Tangkapan Purse Seine (jumlah Ekor)
Total 39557992257,143 83
Berdasarkan hasil analisis One-way ANVOA diperoleh nilai Fhitung sebesar 14,716 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi < taraf nyata (0,000<0,05) maka
disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil tangkapan (ekor) antar spesies.
Untuk mengetahui hasil tangkapan (ekor) mana yang berbeda signifikan antar spesies,
diperlukan uji statistik lanjutan menggunakan uji LSD. Berikut hasil analisisnya.
10
Tabel menunjukkan rata-rata berat dari masing-masing spesies hasil tangakapan purse seine.
Untuk mengetahui spesies mana yang memiliki perbedaan nyata dapat dilihat dari notasi yang tertera
pada data rata-rata berat spesies pada tabel di atas. Spesies yang memiliki nilai notasi yang berbeda
Kombong Kuda, Meluk Biasa, Ambalau dan Tongkol tidak memiliki perbedaan nyata karena
nilai notasi yang sama. Sedangkan Tongkol dan Tembang memiliki perbedaan nyata karena notasi
yang berbeda. Kemudian Tembang dan Paperek tidak memiliki perbedaan nyata karena nilai notasi
yang sama.
Untuk melihat komposisi hasil tangkapan Purse Seine berdasarkan jumlah Kg per spesies
Ambalau
245,1428571
Kombong
163,0714286
Meluk Biasa
Tongkol
60,71428571
983,9285714
Paperek
143,5714286
Tembang
608,5714286
Dari grafik diatas menunjukan bahwa berasarkan jumlah Kg per spesies, Tongkol yang paling
dominan dengan jumlah total 983,9285714, kemudian disusul Tembang 608,5714286, Ambalau
245,1428571, Kombong 163,0714286, Paperek 143,5714286 dan yang paling rendah Meluk Biasa
60,71428571.
11
Komposisi hasil tangkapan masing-masing spesies hasil tangkapan purse seine dapat diketahui
secara stastistik dengan menggunakan uji ragam menggunakan ANOVA. Hasil uji one-way ANOVA
Tabel Hasil Analisa Ragam Keanekaragaman Spesies Penyusun Hasil Tangkapan Purse Seine
(jumlah Berat)
Total 208854880,952 83
Berdasarkan hasil analisis One-way ANVOA diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,712 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi < taraf nyata (0,000<0,05) maka disimpulkan
terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil tangkapan (kg) antar spesies.
Untuk mengetahui hasil tangkapan (kg) mana yang berbeda signifikan antar spesies,
diperlukan uji statistik lanjutan menggunakan uji LSD. Berikut hasil analisisnya.
Berdasarkan tabel di atas, hasil tangkapan (kg) tertinggi terdapat pada spesies tongkol.
Sedangkan hasil tangkapan (kg) terendah terdapat pada spesies meluk biasa. Hasil uji LSD
12
menunjukkan bahwa kedua kapal ini memiliki notasi yang berbeda, artinya kedua spesies ini memiliki
Dari tabel tersebut juga dapat kita ketahui Meluk Biasa dan Paperek tidak memiliki perbedaan
nyata dengan Tembang dan Ambalau tetapi memiliki perbedaan nyata dengan Kombong Kuda dan
Tongkol. Tembang dan Ambalau tidak memiliki perbedaan nyata dengan Meluk Biasa, Paperek dan
Kombong Kuda, tetapi memiliki perbedaan nyata dengan Tongkol. Kemudian tongkol memiliki
perbedaan nyata dengan seluruh ikan yang tertangkap pada saat penelitian.
Variasi Jumlah Spesies Hasil Tangkapan (Ekor dan Kg) Antar Kapal
Untuk melihat variasi jumlah hasil tangkapan antar kapal berdasarkan jumlah ekor pada saat
100%
90%
80%
70%
Tongkol
60%
50% Tembang
40% Paperek (Peperek)
30%
20% Meluk Biasa (Ikan Selar)
10% Kombong (Ikan Kembung)
0%
Ambalau (Ikan Layang)
Dari grafik diatas menunjukan bahwa selama waktu penelitian berdasarkan jumlah ekor, Armada
dominan dengan hasil tangkapan Tembang, Armada 01 dominasi hasil tangkapan Ambalau, Armada
02 dominasi hasil tangkapan Paperek, Asmara dominasi dengan hasil tangkapan Tembang, Asmara 01
dominasi hasil tangkapan Paperek, Asmara 02 dominasi hasil tangkapan Tembang, Exfander dominasi
dengan hasil tangkapan Tembang, Gajah Mada 01 domminasi hasil tangkapan Tembang, Gajah Mada
03 dominasi hasil tangkapan Tongkol dan Gajah Mada 04 dominasi hasil tangkapan Tembang.
13
Ada atau tidaknya variasi atau perbedaan jumlah spesies penyusun hasil tangkapan nelayan
purse seine secara statistik, diperlukan uji ragam menggunakan ANOVA.Hasil dari uji ragam
ANOVA untuk variasi jumlah spesies penyusun hasil tangkapan purse seine berdasarkan Jumlah
Tabel. Hasil Uji Ragam Variasi Jumlah Spesies Hasil Tangkapan Purse Seine Antar Kapal (Jumlah
Ekor)
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Berdasarkan hasil analisis One-way ANVOA diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,030 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,420. Karena nilai signifikansi > taraf nyata (0,420>0,05) maka disimpulkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil tangkapan (ekor) antar kapal.
Sedangkan untuk melihat variasi jumlah hasil tangkapan antar kapal berdasarkan jumlah Kg
100%
90%
80%
70%
60% Tongkol
50% Tembang
40% Paperek (Peperek)
30% Meluk Biasa (Ikan Selar)
20% Kombong (Ikan Kembung)
10% Ambalau (Ikan Layang)
0%
14
Dari grafik diatas menunjukan bahwa selama waktu penelitian berdasarkan jumlah Kg, Armada
dominan dengan hasil tangkapan Tembang, Armada 01 dominasi hasil tangkapan Tongkol, Armada
02 dominasi hasil tangkapan Paperek, Asmara dominasi dengan hasil tangkapan Tongkol, Asmara 01
dominasi hasil tangkapan Tongkol, Asmara 02 dominasi hasil tangkapan Tembang, Exfander
dominasi dengan hasil tangkapan Tongkol, Gajah Mada 01 domminasi hasil tangkapan Tembang,
Gajah Mada 03 dominasi hasil tangkapan Tongkol dan Gajah Mada 04 dominasi hasil tangkapan
Tembang.
Ada atau tidaknya variasi atau perbedaan jumlah spesies penyusun hasil tangkapan nelayan
purse seine secara statistik, diperlukan uji ragam menggunakan ANOVA.Hasil dari uji ragam
ANOVA untuk variasi jumlah spesies penyusun hasil tangkapan purse seine berdasarkan Jumlah Kg
Tabel. Hasil Uji Ragam Variasi Jumlah Spesies Hasil Tangkapan Purse Seine Antar Kapal (Jumlah
Kg)
Berdasarkan hasil analisis One-way ANVOA diperoleh nilai Fhitung sebesar 2,595 dengan
disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil tangkapan (kg) antar kapal.
uji ragam menggunakan ANOVA dengan hasil sebagai terdapat pada Tabel 11.
Tabel Hasil Uji Ragam Variasi Total Hasil Tangkapan Purse Seine Antar Kapal
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
15
Total 80,886 139
Berdasarkan hasil analisis One-way ANVOA diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,253 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,269. Karena nilai signifikansi > taraf nyata (0,269>0,05) maka disimpulkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah spesies antar kapal.
Perhitungan Ulangan
Perhitungan ulangan untuk mengetahui jumlah komposisi jumlah ikan yang diperoleh sehingga
Ulangan (Kwintal/Hari)
Rata -
Jenis Ikan Total
rata
K1 K2 K3 K4
Tongkol 45 30 40 50 165 41,25
Tembang 35 45 35 30 145 36,25
Peperek 40 35 45 45 165 41,25
Layang 40 40 30 35 145 36,25
Total 160 150 150 160 620 155
Faktor Koreksi
FK = 620²/16
= 384400/16
= 24025
JKTotal
= 24600 - 24025
= 575
JKPerlakuan
16
JKP = 100
JKKelompok
JKSisa/Galat
= 575 - 100 - 25
JKS = 450
KTK = JKK
DbK
= 25
3
KTT = 8,33
KTS = JKS
db Sisa
= 450
9
KTS = 50
KTP = JKP
dbP
= 100
3
KTP = 33,33
FH Kelompok = KTT
KTS
= 8,33
50
FH Kelompok = 0,1666
FH Perlakuan = KTP
KTG
17
= 33,33
50
FH Perlakuan = 0,6666
F tabel
SK Db JK KT F hit
5% 1%
Kelompok 3 25 8,33 0,32 0,65
Perlakuan 3 100 33,33 0,6666
Sisa/Galat 9 450 50
Total 15 708
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hasil penelitian komposisi hasil tangkapan purse seine yang didaratkan di UPT. PPP Tenau
1. Spesies ikan penyusun hasil tangkapan purse seine di IPSKP Paiton terdiri dari 6 spesies
2. Rata-rata berat hasil tangkapan purse seine antar spesies terdapat perbedaan yang nyata
atau signifikan, dengan nilai signifikansi < α (0,00< 0,05). Komposisi ikan tertinggi adalah
spesies ikan tongkol dengan nilai 44.6%, kemudian berikutnya adalah ikan tembang dengan
komposisi sebesar 27.5%. Komposisi ikan terendah adalah meluk biasa dengan nilai 0.3% dan
3. Jumlah spesies dan berat total hasil tangkapan antar kapal nelayan purse seine di UPT. PPP
Tenau Kupang tidak terdapat beda nyata dengan nilai signifikasi > α (0,420>0,05) pada
variasi jumlah spesies penyusun hasil tangkapan antar kapal dan nilai signifikasi > α
3.2 Saran
1. Mengingat purse seine merupakan alat tangkap utama dan banyaknya spesies hasil
tangkapan purse seine maka perlu adanya pencatatan oleh petugas spesies dan berat hasil
tangkapan setiap kapal yang melakukan bongkar di UPT. PPP Tenau Kupang.
2. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai komposisi ikan hasil tangkapan purse
19
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z. 2000. Studi tentang selektivitas jaring rampus terhadap ikan kembung (Rastrelliger spp) di
Teluk Jakarta [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Akbar, M. 2003. Analisis Kelayakan Usaha dan Efisiensi pada Penggunaan Alat Tangkap Purse Seine
di Kota Pekalongan. Tesis Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang.
Amri K, Suwarso, Awwaludin. 2006. Kondisi Hidrologis dan Kaitannya Dengan Hasil Tangkapan
Ikan Malalugis (Decapterus macarellus) di Perairan Teluk Tomini. Jurnal Penelitian
Perikanan Indonesia XII(3): 183-193.
Ayodhyoa, 1985. “Fishing Methods, Diklat Kuliah Teknik Penangkapan Ikan “. Fakultas Perikanan
Proyek Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi. IPB. Bogor.
Bank Indonesia. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK). Penangkapan Ikan Dengan Purse
Seine.
Barus H. R, Badrudin N, Naamin. 1991. Potensi Sumberdaya Perikanan Laut dan Strategi
Pemanfaatannya Bagi Pengembangan Perikanan yang Berkelanjutan. Prosiding Forum II
Perikanan, Sukabumi
18–21 Juni 1991. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kupang. 2006. Analisis Komoditas Unggulan dan
Peluang Usaha Penangkapan Ikan Pelagis Kecil. Lembaga Penelitian Universitas Nusa
Cendana Kupang.
Direktorat Produksi. Direktorat Jenderal Perikanan. 2000. Petunjuk Teknis Penangkapan Ikan Ramah
Lingkungan. Jakarta
Erfan, E.R. 2008. Analisis Kegiatan Operasi Kapal Purse Seine Yang Berbasis Di Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor.
Fuad. 2006. Analisis Efisiensi Operasi Penangkapan Kapal Purse Seine di Perairan Pobolinggo. Fakultas Teknologi
Kelautan. Institut Sepuluh Nopember: Surabaya
Ghaffar, M. A. 2006. Optimasi pengembangan Upaya Perikanan Mini Purse Seine di Kabupaten
Joneponto Propinsi Sulawesi Selatan (Tesis). Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor
Hairunisya, Nanis. 2014. Pendidikan Ekonomi Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Nelayan
Kabupaten Probolinggo. Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga: Probolinggo
Hariati, Tuti, dan Maria M. Wahyono. 1994. Komposisi Hasil Tangkapan dan Perkembangan Laju Tangkap Perikanan
Bagan Perahu Di Wilayah Perairan Sumatera Barat. Jurnal Pen. Perikanan Laut No. 92 Tahun 1994 hal 37-47.
20
Hidayat. 2004. Kajian Penangkapan Purse Seine dan Kemungkinan Pengembangannya di Indramayu.
Skripsi Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan. IPB. Bogor.
Kamlasi, Y. 2008. Kajian ekologis dan biologi Untuk Pengembangan Dan Budidaya Rumput Laut
(Eucheuma cottonii) di Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.
Layli, N. 2006. Identifikasi Jenis-Jenis Ikan Teleostei yang Tertangkap Nelayan di Wilayah Perairan
Pesisir Kota Semarang. Skripsi: Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Nedelec, 2000. Definisi dan Klasifikasi Alat Tangkap Ikan. Balai Penangkapan Ikan. Semarang
Nedelec. 2000. FISH LAMPS. Japanese Fishing Gear and Methods Textbook for Marine
FisheriesResearch Course. Japan. (terhubung berkala) http:// fisheries.com/index.html (18
Oktober2010)
Nelwan, Alfa, M. Fedi A, Daniel R. Monintja, Domu Simbolon. 2015. Analisis Upaya Penangkapan
Ikan Pelagis Kecil Di Selat Makassar, Perairan Pantai Barat Sulawesi Selatan. Jurnal
Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. X(1): 1-13.
Pratama, M. Agung Didi, Trisnani Dwi Hapsari, dan Imam Triarso. 2016. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Hasil Produksi Unit Penangkapan Purse Seine (Gardan) Di Fishing Base PPP
Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur. Jurnal Saintek Perikanan Vol. 11 No. 2: 120-128,
Februari 2016.
Pratiwi, M. 2010. Komposisi Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Pada Jaring Insang Hanyut Dengan
Ukuran Mata Jaring 3,5 dan 4 Inci Di Perairan Belitung Provinsi Bangka Belitung. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Subani,W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia Jurnal
Penelitian Perikanan Laut Nomor : 50 Tahun 1988/1989. Edisi Khusus. Jakarta : Balai
Penelitian Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian
Tanjaya, Erwin. 2011. Produktivitas Perikanan Purse Seine Mini Selama Musim Timur Di Kabupaten
Maluku Tenggara. Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan. Politeknik Negeri Tual.
Yusfiandayani, R. 2011. Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Dalam Bidang Perikanan Tancap. Prosding
Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu.
Yusron, M. 2005. Analisis Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Pelagis Kecil di Perairan
Kepulauan Samataha dan Sekitarnya. Tesis Program Pascasarjana Program Studi Manajemen
Sumberdaya Pantai. Universitas Diponegoro. Semarang.
21
Lampiran 1. Data Hasil Tangkapan Purse Seine (Kg) yang Didaratkan di UPT. PPP Tenau Kupang
Hasil Tangkapan/Kg
No Hari/ Tanggal
Paperek Kombong Kuda Tembang Tongkol Ambalau Meluk Biasa
1 Senin, 20 November 2017 1150 2100 7500 6950 4650 1000
2 Selasa, 21 November 2017 1600 1700 8000 4500 3610 500
3 Rabu, 22 November 2017 1350 720 4000 2100 1960 200
4 Kamis, 23 November 2017 1750 3110 2500 4800 2050 0
5 Jumat, 24 November 2017 1700 900 10500 3000 2550 500
6 Sabtu, 25 November 2017 2700 1200 5000 6900 3250 900
7 Senin, 27 November 2017 500 400 0 34300 0 1300
8 Selasa, 28 November 2017 1400 2000 9000 12400 1550 1200
9 Rabu, 29 November 2017 850 1400 7500 13300 2150 900
10 Kamis, 30 November 2017 1200 1850 5700 10700 2800 700
11 Senin, 4 Desember 2017 1750 1200 4500 1800 3100 200
12 Selasa, 5 Desember 2017 1600 3400 3000 5300 2900 0
13 Rabu, 6 Desember 2017 900 750 10500 25200 1200 0
14 Kamis, 7 Desember 2017 1650 2100 7500 6500 2550 1100
23
Lampiran 2. Data Hasil Tangkapan Purse Seine (Ekor) yang Didaratkan di UPT. PPP Tenau Kupang
Hasil Tangkapan/Ekor
No Hari/ Tanggal
Paperek Kombong Kuda Tembang Tongkol Ambalau Meluk Biasa
1 Senin, 20 November 2017 37375 9450 206250 27800 41850 11000
2 Selasa, 21 November 2017 52000 7650 220000 18000 32490 5500
3 Rabu, 22 November 2017 43875 3240 110000 8400 17640 2200
4 Kamis, 23 November 2017 56875 13995 68750 19200 18450 0
5 Jumat, 24 November 2017 55250 4050 288750 12000 22950 5500
6 Sabtu, 25 November 2017 87750 5400 137500 27600 29250 9900
7 Senin, 27 November 2017 16250 1800 0 137200 0 14300
8 Selasa, 28 November 2017 45500 9000 247500 49600 13950 13200
9 Rabu, 29 November 2017 27625 6300 206250 53200 19350 9900
10 Kamis, 30 November 2017 39000 8325 156750 42800 25200 7700
11 Senin, 4 Desember 2017 56875 5400 123750 7200 27900 2200
12 Selasa, 5 Desember 2017 52000 15300 82500 21200 26100 0
13 Rabu, 6 Desember 2017 29250 3375 288750 100800 10800 0
14 Kamis, 7 Desember 2017 53625 9450 206250 26000 22950 12100
24
Lampiran 3. Data Komposisi Berdasarkan Spesies Hasil Tangkapan (Kg) Purse
Seine
Descriptives
Lower Upper
Bound Bound
Descriptives
Hasil Tangkapan (ekor)
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval Minimum Maximum
for Mean
Lower Upper
Bound Bound
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hasil Tangkapan (kg)
LSD
(I) Spesies (J) Spesies Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Difference (I-J)
Lower Upper
Bound Bound
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hasil Tangkapan (ekor)
LSD
(I) Spesies (J) Spesies Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Difference (I-
J) Lower Upper
Bound Bound
Descriptives
Lower Upper
Bound Bound
Descriptives
Hasil Tangkapan (ekor)
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval Minimum Maximum
for Mean
Lower Upper
Bound Bound
Multiple Comparisons
Multiple Comparisons
100%
90%
80%
70%
Tongkol
60%
50% Tembang
40% Paperek (Peperek)
30%
20% Meluk Biasa (Ikan Selar)
10% Kombong (Ikan Kembung)
0%
Ambalau (Ikan Layang)
Tongkol Ambalau
Kombong
3935,714286 2190,638298
733,8214286
Meluk Biasa
672,6618705
Paperek
4666,071429
Tembang
16735,71429
Lampiran 15. Tabel Pivot Kg per Kapal
100%
90%
80%
70%
60% Tongkol
50% Tembang
40% Paperek (Peperek)
30% Meluk Biasa (Ikan Selar)
20% Kombong (Ikan Kembung)
10% Ambalau (Ikan Layang)
0%
Ambalau
245,1428571
Kombong
163,0714286
Meluk Biasa
Tongkol
60,71428571
983,9285714
Paperek
143,5714286
Tembang
608,5714286
Lampiran 16. Dokumentasi Selama Pengambilan Data