Anda di halaman 1dari 14

SEMESTER 1

All

10/15/2015

Bahasa Arab : Makalah Pembagian Jenis Kata Dalam Bahasa Arab

0 COMMENTS

PEMBAGIAN JENIS KATA DALAM BAHASA ARAB

Disusun oleh : Nurul Huda

NIM :1142060063

Fakultas : Tarbiyah Dan Keguruan

Prodi : Pendidikan Biologi

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2014

KATA PENGANTAR
Yang pertama dan yang paling utama mari memanjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyusun makalah ini sesuai
dengan rencana. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah limpahkan terhadap pemimpin kita
Nabi Besar Muhammad SAW, kepada para keluarganya, para sahabatnya dan kepada para
umatnya.

Dalam penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas bahasa arab yang
berjudul pembagian jenis kata dalam bahasa arab.

Bandung, Oktober 2014

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa mayor didunia yang memiliki penutur yang sangat
besar. Sejak bahasa Arab yang tertuang dalam al-Qur’an didengungkan hingga kini, semua
pengamat baik Barat maupun orang muslim Arab menganggapnya sebagai bahasa yang
memiliki standar ketinggian dan keelokan linguistik yang tertinggi yang tiada taranya (the
supreme standard of linguistic excellence and beauty).

Sebagai bahasa al-Qur’an, bahasa Arab memiliki signifikansi yang sangat besar bagi kaum
muslimin, baik yang berkebangsaan Arab maupun maupun non Arab. Hal ini menjadi wajar
karena al-Qur’an merupakan kitab suci dan tuntunan bagi kaum muslimin. Disamping itu, juga
menjadi bahasa hadith dan kitab-kitab yang membahas ilmu-ilmu agama islam. Itulah sebabnya,
dapat dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga
merupakan bahasa orang Islam, meskipun pada realitasnya tidak sedikit penutur bahasa ini
yang bukan pemeluk agama Islam.

Keunggulan bahasa Arab adalah terletak pada kekayaannya, pengertian-pengertian abstraknya,


semantic precision (ketepatan makna), dan derivation (pembentukan kata turunan). Maka,
bukanlah suatu kebetulan jika al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, tetapi justru karena
kakayaan makna dan kesaksamaannya. Lalu, hal apa saja yang harus dipahami dalam usaha
mempelajari bahasa Arab?. Makalah ini mencoba untuk mengelaborasi salah satu dasar dalam
penguasaan bahasa Arab yaitu kalimat dan pembagiannya.

Tujuan

Untuk mengetahui jenis kata bahasa Arab

BAB 2

PEMBAGIAN JENIS KATA BAHASA ARAB

Kata akan terbagi menjadi 3 jenis;

1. Al fi'il

2. Al ism

3. Al harfu

Sekarang kita akan membahas satu persatu 3 jenis kata ini

FI’IL

Secara sederhana kita bisa mengatakan bahwa fi'il adalah kata kerja, meskipun pada pelajaran
yang lebih lanjut nantinya kita akan mengenali tidak semua fi'il kata kerja. Tetapi seluruh kata
kerja sudah pasti fi'il. Contohnya adalah kata ‫ﺢ‬ َ ‫ﺻُﻠ‬
َ (sholuha), maknanya adalah telah baik dan
dari sisi makna sehingga kita bisa mengetahui bahwa telah baik ini bukanlah kata kerja tetapi
lebih kepada kata sifat, contohnya dalam sebuah hadits ketika Rasulullah menjelaskan bahwa di
dalam tubuh ini ada segumpal darah/segumpal daging yang idza sholuhat sholuhal jasadu
kulluh (apabila ia baik maka baiklah seluruh kasad/tubuh). Kalau kita perhatikan kata sholuha,
jelas tidak mengandung makna kata kerja karna memang kalau kita lihat literatur ilmu nahwu,
definisi fi'il adalah kalimatun dallat 'ala ma'na fii nafsiha waqtaronat bi zaman (fi'il adalah kata
yang mengandung sebuah makna yang berkaitan dengan waktu kejadian). Jadi fi'il adalah suatu
kata yang mengandung sebuah makna yang berkaitan dengan waktu kejadian, jadi ada
keterangan waktunya. Oleh karna itu tidak semua fi'il adalah kata kerja tetapi semua kata kerja
adalah fi'il karna kata kerja pasti mengandung keterangan waktu. Baik, kita tidak akan berlama-
lama membahas tentang ini karna ada tempatnya untuk membahasnya.
Kita lanjutkan bahwa fi'il (kata kerja) dalam bahasa arab terbagi lagi menjadi 3; fi'il madhi, fi'il
mudhori, fi'il amr.

1. Fi'il madhi

Adalah kata kerja untuk masa lampau, artinya untuk perbuatan yang telah dilakukan masa lalu
atau kalau kita pernah belajar bahasa inggris, fi'il madhi adalah past tense, contohnya ‫ﻢ‬
َ ‫ﻋِﻠ‬
َ 'alima
artinya telah mengetahui.

Fi'il mudhori'

Adalah kata kerja untuk perbuatan yang sedang terjadi atau akan terjadi, contohnya ‫ﻢ‬
ُ ‫ َﻳْﻌَﻠ‬ya'lamu
artinya sedang mengetahui atau akan mengetahui.

Fi'il 'amr

Adalah kata kerja perintah, contohnya ‫ﻢ‬


ْ ‫ﻋَﻠ‬
ْ ‫( ِإ‬i'lam) artinya ketahuilah.

Lihatlah, tulislah, pukullah pelajarilah, ini semua disebut dengan fi'il 'amr (kata kerja perintah)

Contoh fi'il madhi, fi'il mudhori' dan fi'il 'amr dalam AlQur'an untuk kata ‫ﻢ‬
َ ‫ﻋِﻠ‬
َ bisa kita lihat:

# fi'il madhi 'alima ada di surat AlBaqoroh 187

‫ﻢُﻜْﻨَﻋَﺎَﻔَﻋ َو ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ َبﺎَﺘَﻓ ْﻢُﻜَﺴُﻔْﻧَأ َنْﻮُﻧَﺎَﺘْﺤَﺗ ْﻢُﺘْﻨُﻛ ْﻢُﻜَّﻧَأ ُﻪَّﻠﻟَأ َﻢِﻠَﻋ‬

”Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah
mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu”

'alima ini disebut dengan fi'il madhi karna fi'il madhi maknanya adalah telah, telah mengetahui.

# fi'il mudhori' ya'lamu ‫ﻢ‬


ُ ‫ َﻳْﻌَﻠ‬bisa kita jumpai dalam QS AlBaqoroh 216

‫َﻻ ﻢُﺘْﻧَأ َو ُﻢَﻠْﻌَﻳ ُﻪَّﻠﻟاَو‬ ‫َْنْﻮُﻤَﻠْﻌَﺗ‬

“Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”

Kata ya'lamu adalah fi'il mudhori', Allahu ya'lamu Allah mengetahui, arrinya Allah itu sekarang
tahu dan akan tahu seterusnya, karna makna fi'il mudhori' adalah berlangsung dan akan terus
sampai masa mendatang.

# Fi'il 'amr ‫ﻢ‬


ْ ‫ﻋَﻠ‬
ْ ‫ْ ِإ‬ bisa kita temui dalam surat yang sama yaitu AlBaqoroh 260
‫ٌﻢْﻴِﻜَﺣ ٌﺰْﻳِﺰَﻋ َﻪَﻠﻟأ َّنَأ ْﻢَﻠْﻋاَو‬

“Dan ketahuilah bahwasanya Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana”

i'lam adalah fi'il amr yang maknanya sangat jelas yaitu ketahuilah (kata kerja perintah)

Alhamdulilah kita telah belajar pembagian fi'il; fi'il madhi, fi'il mudhori' dan fi'il 'amr.

Kemudian, jenis kata yang ke-2 adalah Isim.

2. ISIM

PENGERTIAN ISIM

Isim adalah kata benda atau suatu kata yang tidak memiliki waktu.

Contoh : ‫ﺤَّﻤٌﺪ‬
َ ‫( ُﻣ‬muhammad), ‫ﺳٌﺔ‬
َ ‫( َﻣْﺪَر‬sekolah)

1. Berikut adalah ciri-cirinya :

1. Bisa menerima tanwin seperti contoh diatas.

2. Bisa menerima (‫) ا ل‬

Contoh : ‫( اﻟُّﻨْﻮُر‬Cahaya), ‫ﺴَﻤﺂِء‬


َّ ‫( اﻟ‬Langit)

3. Bisa menerima huruf jer

Huruf jer yang biasa kita jumpai diantaranya adalah:

‫( ْﻦِﻣ‬dari) ‫( ﻲﻟا‬ke) ‫( ْﻦَﻋ‬dari) ‫( ﻲﻠَﻋ‬diatas)‫( ﻲِﻓ‬didalam) ‫( ب‬dengan)

‫( ل‬bagi) ‫( ك‬seperti)

Contoh : ‫ﺴَﻤﺂِء‬
َّ ‫ﻦ اﻟ‬َ ‫( ِﻣ‬dari langit) ‫ﺴَﻤﺂِء‬
َّ ‫ اﻟ‬adalah merupakan isim dan karenanya ia bisa dimasuki
huruf jer yaitu ‫ﻦ‬ ْ ‫ِﻣ‬

4. Bisa bersambung dengan isim lain membentuk kata majemuk.

Contoh : ‫ﺼُﺮﻟﻠِﻪ‬
ْ ‫( َﻧ‬pertolongan Allah). Merupakan dua buah buah isim yang digabung menjadi satu
dan menghasilkan satu makna.

Catatan :
Tanwin dan Alif Lam merupakan tanda isim, tetapi keduanya tidak dapat berada pada satu isim
secara bersamaan.

Contoh : ‫ ُﻧْﻮٌر‬ketika dimasuki alif lam akan menjadi ‫( َاﻟّﻨْﻮُر‬tanwin-nya hilang).

2. PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN JENISNYA

Berdasarkan jenisnya kata benda dapat dibedakan menjadi kata benda jenis laki-laki
(mudzakkar) dan kata benda jenis perempuan (mu’annas). Pembagian kata benda berdasarka
jenis dalam bahasa arab adalah sangat penting karena hal ini akan menyangkut pada
pemakaian dhomir (kata ganti) dan juga pemakaian fi’il (kata kerja). Seperti contoh :

‫ ٌﺐْﻴِﺒَﻃ َﻮُﻫ‬Dia adalah dokter (laki-laki) ‫ ٌﺔَﺒْﻴِﺒَﻃ َﻲِﻫ‬Dia adalah dokter (perempuan)

‫ ٌﺪَّﻤَﺤُﻣ َءَﺎﺟ‬Muhammad telah datang ‫ ٌﺪْﻨِﻫ ْتَءَﺎﺟ‬Hindun telah datang

Pada contoh diatas : ‫ﺐ‬


ٌ ‫ﻃِﺒْﻴ‬
َ adalah isim mudzakar (kata benda jenis laki-laki) sehingga kata ganti
yang digunakan juga harus berjenis laki-laki yaitu ‫ﻫَﻮ‬
ُ (He). Pada contoh ke-2 ‫ﻃِﺒْﻴَﺒٌﺔ‬
َ adalah isim
muannast (kata benda jenis perempuan) sehingga kata ganti yang digunakan juga harus
berjenis perempuan yaitu ‫ﻲ‬ َ ‫ﻫ‬
ِ (She).

‫ ٌﺪَّﻤَﺤُﻣ‬adalah isim mudazakar sehingga fi’il (kata kerja) yang digunakan juga harus mudzakar.
Begitu juga dengan ‫ﻫْﻨٌﺪ‬ ِ adalah isim muannast sehingga menggunakan fi’il muannast.

1. ISIM MUDZAKAR

Adalah kata benda yang menunjukkan arti laki-laki baik manusia, hewan ataupun benda mati
yang dikategorikan sebagai mudzakar.

Contoh : ‫ﻞ‬
ُ ‫ﺟ‬
ُ ‫ َاﻟَّﺮ‬Seorang laki-laki, ‫ﺤّﻤٌﺪ‬
َ ‫ ُﻣ‬Muhammad,

‫ ُحﺎﺒْﺼِﻤْﻟَا‬Lentera (adalah contoh benda mati yang dikategorikan sebagai mudzakar.

2. ISIM MUANNATS

Adalah kata benda yang menunjukkan arti perempuan baik manusia, hewan ataupun benda mati
yang dikategorikan sebagai muannast.

Contoh : ‫ﺸُﺔ‬
َ ‫ﻋﺎِﺋ‬
َ , Aisyah,‫ﺟُﺔ‬
َ ‫ﺟﺎ‬
َ ‫ اﻟَّﺪ‬Ayam betina

‫ ُﺲْﻤَّﺸﻟا‬Matahari (adalah contoh benda mati yang dikategorikan sebagai muannast)


Ada beberapa cara membedakan isim mudzakar dengan isim muannast yaitu :

1. Dengan membedakan jenis kelaminnya.

Contoh : Mudzakar ‫ﻞ‬


ُ ‫ﺟ‬
ُ ‫ َاﻟَّﺮ‬Seorang laki-laki, ‫ﻚ‬
ُ ‫ اﻟِّﺪْﻳ‬Ayam jantan

Muannast ‫ اْﻟَﻤْﺮَأُة‬Seorang perempuan, ‫ﺟﺔ‬


َ ‫ﺟﺎ‬
َ ‫ اﻟَّﺪ‬Ayam betina

2. Dengan pengelompokan secara bahasa

Isim muannast biasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Diakhiri denga ta marbuthoh (‫)ة‬

Contoh : ‫ﺠُﺔ‬
َ ‫ﺧِﺪْﻳ‬
َ Khodijah, ‫ﺳﺔ‬
َ ‫ُ َﻣْﺪَر‬ Sekolah, ‫ﺠَﺮة‬
َ ‫ﺸ‬
َّ ‫ اﻟ‬Pohon

b. Anggota tubuh yang berpasang-pasang

Contoh : ‫ﻦ‬
ٌ ‫ﻋْﻴ‬
َ Mata

c. Jamak Taksir : jamak taksir dikategorikan sebagai muannast ( jamak taksir akan dibahas
tersendiri pada bab Isim Jamak)

Contoh : ‫ت‬
ٌ ‫ ُﺑُﻴْﻮ‬Rumah-rumah, bentuk tunggalnya ‫َﺑْﻴﺖ‬

‫ ٌﻞُﺳُر‬Rosul-rosul, bentuk tunggalnya ‫ٌلْﻮُﺳَر‬

Walaupun ‫ﻞ‬
ٌ ‫ﺳ‬
ُ ‫ ُر‬adalah isim yang jelas mudzakar, tetapi karena ia berbentuk jamak taksir maka
dapat dimasukkan dalam kategori muannast.

Selain yang disebutkan diatas adalah termasuk mudzakar.

3. PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN BILANGANNYA

Sebelum kita membahas pembagian isim berdasarkan bilangannya kita perlu mengenal terlebih
dahulu beberapa istilah yang akan digunakan yaitu :

Tunggal ‫ُﻣْﻔَﺮد‬

‫ ﻪَّﻴِﻨْﺜَﺗ‬Ganda

‫ ﻊَﻤَﺟ‬Jamak

1. ISIM MUFROD

Adalah isim yang menunjukkan arti tunggal baik pada mudzakar maupun muannast.
Contoh : ‫ﺳَﺘﺎٌذ‬
ْ ‫( ُأ‬Pak guru), ‫ﺳَﺘﺎَذٌة‬
ْ ‫( ُأ‬Bu guru),

‫( ٌﻢِﻠْﺴُﻣ‬Seorang islam laki-laki), ‫( ٌﺔَﻤِﻠْﺴُﻣ‬Seorang islam perempuan)

2. ISIM TASTNIYAH

Adalah isim yang menunjukkan arti dua baik pada mudzakar maupun muannast.

Contoh : ‫ﻦ‬
ِ ‫ﺳﺘَﺎَذْﻳ‬
ْ ‫ ُا‬,‫ن‬
ِ ‫ﺳَﺘﺎَذا‬
ْ ‫( ُأ‬dua orang guru laki-laki)

‫ِنَﺎﺗَذﺎَﺘْﺳُأ‬, ‫ِ ﻦْﻴَﺗَذﺎَﺘْﺳُأ‬ (dua orang guru perempuan)

3. ISIM JAMAK

Adalah isim yang menunjukkan arti jamak baik pada mudzakar maupun muannast.

Isim jamak berdasarkan keteraturan bentuknya terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Isim Jamak Taksir

Adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan perubahan yang tidak beraturan
sehingga perlu dihafal.

Contoh : : ‫ت‬
ٌ ‫ ُﺑُﻴْﻮ‬Rumah-rumah, bentuk tunggalnya ‫ﺖ‬
ٌ ‫َﺑْﻴ‬

‫ ٌﻞُﺳُر‬Rosul-rosul, bentuk tunggalnya ‫ٌلْﻮُﺳَر‬

b. Isim Jamak salim

Adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan perubahan yang teratur.

Sehingga ada 2 macam isim jamak salim :

Isim Jamak Mudzakar Salim

Isim jamak salim yang menunjukkan arti laki-laki.

Ciri-cirinya adalah adanya tambahan ‫و‬+ ‫ ن‬dan ‫ ي‬+ ‫ ن‬pada bentuk mufrodnya

Contoh : ‫ﻦ‬
َ ‫ﺴِﻠِﻤْﻴ‬
ْ ‫ ُﻣ‬, ‫ن‬
َ ‫ﺴِﻠُﻤْﻮ‬
ْ ‫( ُﻣ‬Orang-orang islam laki-laki)

Isim Jamak Muannast Salim

Isim jamak salim yang menunjukkan arti perempuan.

Ciri-cirinya adalah adanya tambahan ‫ ا‬+ ‫ ت‬pada bentuk mufrodnya.


Contoh : ‫ﺴِﻠﻤَﺎت‬
ْ ‫( ُﻣ‬Orang-orang islam prempuan)

‫( تَﺎﻨِﻣْﺆُﻣ‬Oarang-orang mukmin perempuan)

4. ISIM BERDASARKAN KEJELASANNYA

Berdasarkan kejelasannya, isim terbagi menjadi dua macam yaitu :

1. ISIM NAKIROH

Adalah isim yang menunjukkan makna umum atau belum jelas kekhususannya. Dengan kata
lain bahwa isim tersebut belum pasti/tertentu atau dapat menimbulkan pertanyaan “…yang
mana?”

Contoh : ‫ﻞ‬
ٌ ‫ﺟ‬
ُ ‫( َر‬Orang laki-laki), ‫( َوَﻟٌﺪ‬Seorang anak laki-laki), ‫ﺳﺘَﺎٌذ‬
ْ ‫( ُا‬Pak Guru), ‫ب‬
ٌ ‫( ِﻛﺘَﺎ‬Buku)

Ciri dari isim nakiroh adalah keberadaan tanwin dan ketiadaan alif lam sebagaimana contoh
diatas.

Adakah isim nakiroh yang tidak bertanwin dan tidak ber-alif lam? Jawabnya ada. Yaitu Isim
Mustanna dan Jamak Mudzakar Salim. (Bisa dilihat pada bab pembagian isim berdasarkan
bilangannya)

Contoh : ‫ن‬
ِ َ ‫ﺟﻻ‬
ُ ‫( َر‬dua orang laki-laki), ‫ن‬
َ ‫ﺟُﻠْﻮ‬
ُ ‫( َر‬orang-orang laki-laki)

2. ISIM MA’RIFAT

Adalah isim yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas kekhususannya. Dengan kata
lain isim tersebut telah diketahui secara pasti/tertentu atau tidak lagi menimbulkan pertanyaan
“… yang mana?”.

Contoh : ‫ﻞ‬
ُ ‫ﺟ‬
ُ ‫( اﻟَّﺮ‬Orang laki-laki itu), ‫( َاْﻟَﻮَﻟُﺪ‬Anak laki-laki itu ), ‫ﺤَّﻤٌﺪ‬
َ ‫( ُﻣ‬Nama orang)

Untuk lebih jelasnya dalam memahami perbedaan antara isim nakiroh dan isim ma’rifat,

Sedangkan isim-isim yang termasuk isim ma’rifat adalah :

1.Isim yang diawali dengan alif lam.


2.Isim Dhomir (Kata Ganti)

3.Isim Maushul (Kata Sambung)

4.Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)

5.Isim yang diawali dengan huruf munada (huruf panggilan).

6.Isim ‘Alam (Nama orang atau benda)

7.Isim nakiroh yang disandarkan pada isim ma’rifat

1. Isim yang diawali dengan alif lam.

Isim nakiroh apabila ditambah alif lam akan berubah menjadi isim ma’rifat.

Contoh : ‫ﻞ‬
ُ ‫ﺟ‬
ُ ‫( اﻟَّﺮ‬Orang laki-laki itu), ‫( َاْﻟَﻮَﻟُﺪ‬Anak laki-laki itu).

2. Isim Dhomir (Kata Ganti)

Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili
penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.

Macam-macam isim dhomir yang lain dapat dilihat pada table berikut:

Contoh:

‫َﻷْا ُﻢَﺣْﺮَﻳ‬ ‫َﻻْو‬ ‫ = ُﺪَﻤْﺣَأ َد‬Ahmad menyayangi anak-anak

‫ = ْﻢُﻬُﻤَﺣْﺮَﻳ َﻮُﻫ‬Dia menyayangi mereka

Pada contoh di atas, kata ‫ﺣَﻤُﺪ‬


ْ ‫ َأ‬diganti dengan ‫ﻫَﻮ‬
ُ (dia), sedangkan ‫َْوﻻ َد‬ ‫( اﻷ‬anak-anak)
diganti dengan ‫ﻢ‬
ْ ‫ﻫ‬
ُ (mereka).

Menurut fungsinya, isim dhomir digolongkan menjadi 2 yaitu :

1) DHAMIR RAFA'/MUTTASHIL ( yang berfungsi sebagai Subjek)

2) DHAMIR NASHAB/MUNFASHIL (yang berfungsi sebagai Objek)

Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata sehingga biasa disebut dhomir muttashil,
sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam
kalimat sehingga disebut dhomir munfashil.

Dalam kalimat: ‫ﻢ‬


ْ ‫ﺣُﻤُﻬ‬
َ ‫ﻫَﻮ َﻳْﺮ‬
ُ (Dia menyayangi mereka):

Kata ‫ﻫَﻮ‬
ُ (dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan

Kata ‫ﻢ‬
ْ ‫ﻫ‬
ُ (mereka) adalah Dhamir Nashab.
3. Isim Maushul (Kata Sambung)

Adalah isim yang berfungsi untuk menerangkan, sebagai perantara kata yang disebutkan
sesudahnya. Dalam bahasa Indonsia biasa diartikan dengan “yang”

Contoh : ‫( اَّﻟِﺬي‬yang,untuk mudzakar), ‫( اَّﻟِﺘﻲ‬yang, untuk muannast)

4. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)

Adalah isim yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu. Dalam bahasa Indonesia biasa
diartikan dengan “ini” dan “itu”.

Contoh :

‫( اًﺬَﻫ‬ini, untuk mudzakar), ‫( ِهِﺬَﻫ‬ini, untuk muannast) ‫( َﻚِﻟاَذ‬itu, untuk mudzakar), ‫( َﻚْﻠِﺗ‬itu, untuk
muannast)

5. Munada

Adalah isim yang menjadi ma’rifat Karena kemasukan huruf panggilan (nida’)

Contoh : ‫ﻞ‬
ُ ‫ﺟ‬
ُ ‫( ﻳَﺎ َر‬wahai laki-laki), ‫ﺳﺘَﺎُذ‬
ْ ‫( ﻳَﺎ ُا‬wahai guru)

6. Isim ‘Alam (Nama orang atau benda)

Adalah isim yang menunjukan arti nama baik nama manusia ataupun selain manusia.

Contoh : ‫ﺤَّﻤٌﺪ‬
َ ‫( ُﻣ‬Muhammad), ‫( َﻣَّﻜَﺔ‬Kota Makkah), ‫ﻞ‬
ُ ‫( اﻟِّﻨْﻴ‬Sungai Nil)

7. Isim Nakiroh yang serangkai dengan Isim Ma’rifat

Isim nakiroh akan menjadi ma’rifat apabila bersambung dengan isim ma’rifat.

Contoh : ‫ﺤَّﻤٍﺪ‬
َ ‫ﻢ ُﻣ‬
ُ ‫( َﻗَﻠ‬Pena Muhammad), ‫( َﻗَﻠُﻤُﻪ‬Pena-nya).

Kata ‫ﻢ‬
ٌ ‫ َﻗَﻠ‬adalah isim nakiroh, tetapi menjadi ma’rifat karena dirangkai dengan dengan isim
ma’rifat yaitu ‫ﺤَّﻤٍﺪ‬
َ ‫ُﻣ‬

5. PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN PERUBAHAN HAROKAT AKHIR

1. Isim Mu’rob

Adalah isim yang bisa berubah harokat akhirnya karena kemasukan ‘amil.

‘Amil adalah sesuatu yang bisa menyebabkan akhir suatu kalimah (kata) dibaca berbeda-beda.
Contoh :

‫( ٌﺪَّﻤَﺤُﻣ َءَﺎﺟ‬Muhammad telah datang)

‫( اًﺪَّﻤَﺤُﻣ ُﺖْﻳَأَر‬Saya telah melihat Muhammad)

‫( ٍﺪَّﻤَﺤُﻤٍﺑ ُتْرَﺮَﻣ‬Saya berjalan dengan Muhammad)

Perhatikan kata ‫ﺤَّﻤُﺪ‬


َ ‫ ُﻣ‬pada ke-3 kalimat diatas. Pada kalimat pertama berharokat dhommah,
pada kalimat ke-2 berharokat fathah, sedangkan pada kalimat ke-3 berharokat kasroh.
Terjadinya perbedaan harokat akhir tersebut disebabkan oleh berbedanya ‘amil yang masuk
pada kata tersebut yaitu ‫ﺖ‬ ُ ‫ َرَأْﻳ‬, ‫ﺟَﺎَء‬, dan ‫ت‬
ُ ‫َﻣَﺮْر‬. Apabila suatu isim mengalami perubahan pada
bagian akhirnya ketika dimasuki oleh ‘amil yang berbeda, maka isim tersebut masuk dalam
kategori isim mu’rob.

2. Isim Mabni

Adalah isim yang tidak mengalami perubahan pada bagian akhirnya walaupun
kemasukan ‘amil.

Yang termasuk isim mabni diantaranya adalah :

1. Isim Dhomir (Kata Ganti)

2. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)

3. Isim Maushul (Kata Hubung)

4. Isim Syarat (Isim yang memerlukan fi’il syarat dan jawabnya)

5. Isim Istifham (Kata Tanya)


Huruf yang dimaksud di sini bukan seluruh huruf hijaiyyah (dari alif, ba, ta dst) tetapi huruf yang
dimaksud dalam.ilmu nahwu shorof adalah huruf hijaiyyah yang memiliki arti, naik tersusun dari
1 huruf saja atau 2 huruf atau 3 huruf. Jadi huruf hijaiyyah adalah yang memiliki artinkhisus,
baik yang 1 huruf maupun 2 huruf. Contoh huruf hijaiyyah yang 1 huruf namun memiliki arti
adalah contohnya ‫ َأ‬artinya apakah, ‫ب‬ ِ artinya dengan, ‫ت‬َ bisa digunakan untuk huruf sumpah jadi
selain kita bersumpah dengan ‫َواﻟَّﻠِﻪ‬, kita bisa juga bersumpah dengan ‫تاﻟَّﻠِﻪ‬
َ , fa artinya maka, ‫س‬
َ
artinya akan, ‫ك‬
َ artinya seperti, ‫ل‬
ِ untuk, ‫ َو‬artinya dan. Ini contoh huruf hijaiyyah yang memiliki arti.
Selanjutnya akan kita lihat contoh 2 huruf hijaiyyah yang memiliki arti:

min‫ﻦ‬
ْ ‫ ِﻣ‬artinya dari

'an ‫ﻦ‬
ْ ‫ﻋ‬
َ artinya darifii ‫ ِﻓﻰ‬di

lan ‫ﻦ‬
ْ ‫ َﻟ‬artinya tidak akan

lam ‫ﻢ‬
ْ ‫ َﻟ‬artinya tidak/belum

Contoh 3 huruf hijaiyyah yang memiliki arti

ilaa‫ ِإَﻟﻰ‬artinya ke

'alaa ‫ﻋَﻠﻰ‬
َ artinya di atas

Inilah pembagian kata dalam bahasa arab, terbagi menjadi 3 (fi'il, isim dan huruf). Fi'il sendiri
terbagi menjadi 3 yakni fi'il madhi, fi'il mudhori' dan fi'il 'amr. Yang madhi adalah kata kerja untuk
perbuatan yang telah lalu (past tense), fi'il mudhori' adalah kata kerja untuk perbuatan yang
sedang berlangsung atau akan berlangsung di masa yang akan datang (present continuous
tense&future tense) kemudian fi'il 'amr adalah kata kerja perintah.

Jenis yang ke 2 adalah isim, berbeda dengan fi'il yang hanya terbagi menjadi 3, isim banyak
sekali jenisnya, namun untuk pemula yang harus diketahui, yang wajib dipahami pembagian isim
berdasarkan jumlah, ada isim mufrod (kata tunggal), ada isim tatsniyah (kata ganda)&ada isim
jama' (majemuk). Kemudian isim berdasarkan jenis ada isim mudzakkar (laki-laki), ada isim
muannats (perempuan) dan 1 jenis isim lagi yang wajib dipelajari adalah isim dhomir (kata ganti)
dalam bahasa arab yang jumlahnya ada 14 kata ganti.

Dan terakhir huruf, huruf yang dimaksud dalam ilmu nahwu adalah huruf hijaiyyah (baik 1, 2 atau
3) yang memiliki makna khusus contohnya ‫ َأ‬artinya apakah, ‫ب‬
ِ artinya dengan, ‫ل‬
ِ artinya untuk,
‫ ْﻦَﻋ‬artinya dari,‫ ﻰَﻟِإ‬artinya ke, ‫ ﻞَﻋ‬artinya di atas.

BAB 3
PENUTUP

kesimpulan

Kalimat dalam Bahasa arab adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar atau lawan
bicara dapat memahami maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan
tersebut harus dalam bahasa Arab.

kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada waktu tertentu, dan 3) Harf adalah kata
yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.programbisa.com/2014/04/mengenal-3-jenis-kata-dalam-bahasa-arab.html di
akses pada tanggal 13 oktober 2014 19.00

http://na-camhiel.blogspot.com/2012/04/pembagian-kata-dalam-bahasa-arab.html di akses
pada tanggal 13 oktober 2014 19.20

http://armanbram.blogspot.com/2012/12/kalimat-dan-pembagiannya.htm di akses pada


tanggal 13 oktober 2014 19.25

Anda mungkin juga menyukai