Anda di halaman 1dari 16

ANALISA LEMAK

( Bilangan Asam, Bilangan Ester, Bilangan Penyabunan, Bilangan Iodium)

LAPORAN PRAKTIKUM ZAT PEMBANTU TEKSTIL

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Serat yang ditujukan oleh
Dosen :
1) Eka O., S.ST., MT.
2) Lestari W., S.Pd, M. Tr.
3) Anisa Intanika S. K., S.T

ditulis oleh

Yudha Puspa Chandra Puteri

NPM 22420032

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2022
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Tanggal Praktikum
A. Bilangan asam dan ester 22/09/2023
B. Bilangan iodium 29/09/2023
C. Bilangan penyabunan 06/10/2023

I.2 Maksud dan Tujuan Prakikum


I.2.1 Maksud Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :
- Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam lemak / minyak
- Mengetahui cara menganalisis kadar lemak / minyak dalam bahan tekstil
- Mengetahui kandungan zat-zat yang terkandung dalam lemak / minyak
- Memahami cara dan tujuan analisis lemak
- Mengevaluasi hasil proses analisis lemak

I.2.2 Tujuan Praktikum


 Bilangan asam dan bilangan ester
- Untuk mengetahui banyaknya asam lemak bebas dalam minyak/ lemak
- Untuk mengetahui banyaknya asam lemak teresterkan pada gliserol dalam
minyak/lemak
 Bilangan iodium
- Untuk menentukan kadar ikatan tidak jenuh (ikatan rangkap) dalam rantai
hidrokarbon pada lemak / minyak
 Bilangan penyabunan
- Untuk menentukan banyaknya total asam lemak yang bebas dan teresterkan
dalam lemak / minyak
I.3 Prinsip Kerja
I.3.1 Bilangan Asam Dan Ester
 Bilangan asam
Berdasarkan penimbangan 1-2 gram lemak lalu dilarutkan dalam eter alkohol
dan dibubuhi indikator PP hingga tidak berwarna kemudian dititrasi dengan
KOH alkohol hingga berwarna merah jambu lalu dilanjutkan dengan
penetapan bilangan ester.
 Bilangan ester
Sisa larutan penetapan bilangan asam yang berwarna merah jambu
ditambahkan KOH alkohol dan batu didih kemudian di refluks dan pada
akhir pendidihan ditetesi indikator PP hingga berwarna merah muda lalu
dititrasi dengan HCl hingga TA tidak berwarna dan lakukan titrasi blanko.
I.3.2 Bilangan Iodium
Berdasarkan penimbangan lemak/ minyak yang ditambahkan klorofoam, larutan
hanus, dan KI kemudian dibubuhi indikator kanji dan dititrasi dengan natrium
tiosulfat 0,1N hingga terjadi TA tidak berwarna dan didapatkan hasil BI.
I.3.3 Bilangan Penyabunan
Berdasarkan penimbangan lemak/ minyak yang ditambahkan alkohol KOH dan
batu didih, lalu direfluks dan pada akhir pendidihan ditambahkakn indikator PP
kemudian dititrasi dengan HCl hingga TA tidak berwarna dan didapatkan hasil
BP.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Lemak Atau Minyak


Lemak dan minyak adalah ester dari gliserol (alcohol terhidrat) dengan asam lemak dan
berat molekul tinggi (C1-C24). Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalam asam karboksilat
dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai
hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. Sifat Lemak/minyak dan Wax:
1. Penyabunan : lemak/minyak mudah tersabunkan oleh larutan alkali
2. Hidrolisa wax tidak tersabunkan oleh alkali, hanya terhidrolisa pada suhu tinggi dan
tekanan tinggi.
3. hidrolisa lemak lemak/minyak akan terhidrolisa oleh asam kuat pada suhu mendidih.
4. Oksidasi reduksi :
- Lemak jenuh tidak mudah terhidrolisda/reduksi
- Lemak tak jenuh mudah tereduksi membentuk lemak jenuh dan mudah
terhidrolisa membentuk keton-keton.
5. Pengsulfonan dan pengsulfatan
- Pengsulfonan lemak jenuh (yang mengandung gas stearat, palmitat, dll) dapat
disulfonkan oleh asam sulfat pekat dalam suhu tinggi dan tekanan tinggi.
- Pengsulfatan lemak tidak jenuh (oleatLinoleat, dll) dapat disulfatkan oleh
asam sulfat pekat dan suhu mendidih + tekanan tinggi.
6. Lemak/minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh cenderung menjadi bau dalam
penyimpanan pada oksidasi dan dalam udara lembab dan suhu
2.2 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah jumlah milligram KOH yang dibutuhkan untuk
menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Bilangan asam
digunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram
minyak atau lemak. Caranya adalah dengan jalan melarutkan sejumlah minyak atau
lemak dlam alkohol eter kemudian diberi indikator phenolphthalein, kemudian dititrasi
dengan larutan KOH sampai terjadi perubahan warna merah jambu yang tetap. Besarnya
bilangan asam tergantung dari kemurnian dan umur minyak atau lemak tadi.
2.3 Bilangan Ester
Bilangan ester adalah bilangan yang menyatakan berapa miligram KOH yang
diperlukan untuk menyabunkan ester yang ada dalam 1 gram minyak/lemak. Metoda
yang dilakukan yaitu hidrolisa lemak dan penyabunan asam lemak dengan alkali. Cara
penetapannya dengan cara titrasi asidimetri (penitarnya asam) setelah proses penyabunan
sempurna. Penetapan BE dapat terganggu jika dalam lemak terdapat suatu anhidrida atau
suatu lakton. Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi bilangan ester adalah
dengan cara merefluks campuran lemak atau minyak dengan KOH berlebih, sampai
terbentuk sabun. Kelebihan KOH yang ditambahkan selanjutnya dititrasi.
2.4 Bilangan Iodium
Bilangan lodium Bilangan iodium adalah bilangan yang menunjukkan perapa
miligram halogen (dinyatakan sebagai iodium) yang dapat diikat oleh 100 miligram
minyak/lemak. Jadi BI merupakan ukuran bagi banyaknya ikatan rangkap (tidak jenuh)
dalam minyak/lemak karena halogenida akan diadisi pada ikatan rangkap tersebut.
Metoda yang digunakan yaitu adisi ikatan rangkap dalam hidrokarbon dengan halogen.
Penetapannya dilakukan dengan cara titrasi yodometri (dititar dengan tio sulfat) setelah
proses adisi selesai. Senyawa hanus bereaksi dengan lemak melalui reaksi adisi pada
ikatan rangkap.
2.5 Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan adalah bilangan yang menunjukkan berapa miligram KOH
yang diperlukan untuk menyabunkan sempurna 1 gram minyak / lemak. Metoda yang
dipakai yaitu hidrolisa lemak dan penyabunan asam lemak dengan alkali. Penetapan
dilakukan dengan cara titrasi asidimetri setelah proses penyabunan selesai. Larutan alkali
yang tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang
bereaksi dapat diketahui. Dalam penetapan bilangan penyabunan, miasalnya larutan
alkali yang digunakan adalah larutan KOH, yang diukur dengan hati- hati kedalam
tabung dengan buret atau pipet. Gliserida dengantingkat ketidak jenuhan yang tinggi akan
mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar. Bilangan penyabunan adalah jumlah
miligram KOH yang diperlukan 7 Untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Persamaan reaksi
A. Bilangan asam dan bilangan ester
 Bilangan asam
RCOOH + KOH RCOOK + H2O
 Bilangan ester
R(COO)3C3H5 + KOH RCOOK + C3H5(OH)3
KOH + HCl KCl + H2O
B. Bilangan iodium
H H
| |
CH = CH + I Br C–C
| |
I Br

Br2 + 2KI KBr + I2


I2 + 2Na2S2O3 Na2S4O8 + 2 Nal
C. Bilangan penyabunan
R(COO)3C3H5 + 3KOH 3 RCOOK + C3H (OH)3

3.2 Alat Dan Bahan


A. Bilangan asam dan ester
 Bilangan asam
Alat Jumlah alat Bahan
Timbangan analitik 1 buah Eter : alkohol = 1:2
Buret 1 buah KOH alkohol 0,1N
Labu erlenmeyer 1 buah Indikator PP
Klem dan statif 1 buah
Pipet volume 1 buah

 Bilangan ester
Alat Jumlah alat Bahan
Labu erlenmeyer 1 buah KOH alkohol
Statif dan klem 1 buah HCl 0,5N
Pipet volem 1 buah Indikator PP
Buret 1 buah Batu didih
Timbangan analitik 1 buah

B. Bilangan iodium
Alat Jumlah alat Bahan
Labu erlenmeyer tutup asah 1 buah Larutan hanus 0,1N
Pipet ukur 1 buah Klorofoam
Timbangan 1 buah Larutan tiosulfat 0,1 N
Piala gelas 1 buah Indikator kanji 0,5%
Buret 1 buah Kalium iodium 10%

C. Bilangan penyabunan
Alat Jumlah alat Bahan
Labu erlenmeyer 1 buah Alkohol KOH 0,5N
Pipet volume 1 buah HCl 0,5N
Timbangan analitik 1 buah Indikator PP
Buret 1 buah

3.3 Prosedur Dan Data Pengamatan


A. Bilangan asam dan ester
Prosedur Data Pengamatan
 Bilangan asam  Bilangan asam
Sampel - Lemak/minyak berwarna kuning seulas
- Ditimbang 1-2 gram dan dimasukkan - minyak + eter alkohol keruh
kedalam labu erlenmeyer - + indikator PP tidak berwarna
- Dilarutkan dalam 25 ml pelarut eter - dititrasi dengan KOH alkohol merah
alkohol netral muda seulas
- Ditambahkan indikator PP, sampai tidak - volume pemakaian titrasi = 0,9ml
berwarna - bobot lemak = 1,81gram
- Dititar dengan KOH alkohol 0,1N sampai
berwarna merah jambu  Bilangan ester
Hasil - Larutan BA berwarna merah muda seulas
- Larutan BA+ KOH alkohol merah
muda
 Bilangan ester - Ditirasi dengan HCl kuning keruh
Larutan BA - Volume pemakaian titrasi = 10,8 ml
- Ditambahkan 10 ml KOH alkohol 0,5N - Bobot lemak = 1,81 gram
dan batu didih
- Di refluks selama 15 menit
- Ditambahkan indikator PP pada akhir
pendidihan hingga berwarna merah
- Diangkat dan didinginkan sebentar
- Dititar dengan HCl 0,5N hingga tidak
berwarna
Dilakukan titrasi blanko
Hasil
B. Bilangan iodium
Prosedur Data Pengamatan

Sampel - Lemak/minyak berwarna kuning seulas


- Ditimbang 0,1- 0,2 gram dan dimasukkan - minyak + klorofoam tidak berwarna
kedalam labu erlenmeyer tutup asah - + hanus berwarna coklat
- Ditambahkan 5 ml klorofoam - +KI + aquades tetap berwarna coklat
- Ditambahkan 10 ml larutan hanus - dititrasi dengan natrium tiosulfat
- Dihomogenkan dan disimpan dalam kuning
tempat gelap 15-20 menit - + indikator kanji coklat gelap
- Ditambahkan 10 ml larutan KI 10%, - Dititrasi kembali tidak berwarna
encerkan dengan air suling - volume pemakaian titrasi = 5,3ml
- Dititar dengan natrium tiosulfat 0,1N - volume titrasi blanko = 10,3 ml
sampai warna kuning muda - bobot lemak = 0,1643 gram
- Ditambahkan indikator kanji 2-3 tetes
- Dititrasi kembali sampai tidak berwarna
Dilakukan titrasi blanko, 10ml larutan
hanus 0,1N, (+) 5ml klorofoam, simpan
ditempat gelap dan dititrasi dengan
larutan tiosulfat 0,1N
Hasil

C. Bilangan penyabunan
Prosedur Data Pengamatan

Sampel - Lemak/minyak berwarna kuning seulas


- Ditimbang 1-2 gram dan dimasukkan - minyak + alkohol KOH kuning
kedalam labu erlenmeyer seulas
- Ditambahkan 10 ml alkohol KOH 0,5N - di refluks tetap berwarna kuning
dan batu didih seulas
- Di refluks selama 15-30 menit - + indikator PP merah muda
- Ditambahkan indikator PP pada akhir - Dititrasi dengnan HCl keruh
penddihan - Volume pemakaian titrasi = 3,4 ml
- Diangkat dan didinginkan sebentar - Volume titrasi blanko = 9,6 ml
- Dititrasi dengan HCl 0,5N hingga TA - Bobot lemak = 1,1574 gram
tidak berwarna
Dilakukakn titrasi blanko, 10ml KOH
dititrasi dengan HCl 0,5N
Dihitung bilangan penyabunan
Hasil
3.4 Data Percobaan Dan Perhitungan
3.4.1 Data Percobaan
Minyak Teoritik Praktikum
BA BE BI BP BA BE BI BP
Kedelai 0,3-1,8 187- 122- 189- 2,7 111,38 386,4 Hitungan Praktikum
(puspa) 192 134 193,5 114,08 150,25

Zaitun 0,3-1 184- 79-88 185-196 5,6 40,78 9,62 Hitungan Praktikum
195
46,38 22,6
kelapa 2,5-10 243- 6,2-10 253-262
252

Wijen 9,8 178- 103- 188-193 3,21 98 219,3 Hitungan Praktikum


(laudia) 184 117 101,21 143,3

Jarak 0,12- 174- 84 175-183 5,62 154,77 51,42 Hitungan Praktikum


(zulfa) 0,8 182 160,39 138,490

Kedelai 0,3-1,8 187- 122- 189- 3,07 100 275,05 Hitungan Praktikum
(irfan) 192 134 193,5 103,07 117,48

Sawit 10 190- 49,2- 200-205 2,52 184,8 44,32 Hitungan Praktikum


(ariq) 195 58,9 187,32 127,221

Kelapa 2,5-10 243- 6,2-10 253-262 4,02 188,4 17,3 Hitungan Praktikum
(dwi) 252 192,42 129,46

Sawit 10 190- 49,2- 200-205 4,53 127,5 46,18 Hitungan Praktikum


(adila) 195 58,9 132,03 104,83

3.4.2 Perhitungan
A. Bilangan asam dan bilangan ester
 Bilangan asam
ml titrasi × N KOH alkohol × BE KOH alkohol
Bilangan asam =
bobot lemak
0 , 9× 0 , 1× 56 ,1
= =¿ 2,7 mg KOH / g sampel
1 ,81

 Bilangan ester
( ml blanko−ml titrasi ) × N HCl × BE KOH
Bilangan ester =
bobot uji
( 18 ml−10 ,8 ml ) × 0 , 5× 56 , 1
=
1 ,81
7 ,2 × 0 ,5 ×56 ,1 201 ,6
= = =111, 38 mg HCl/ g sampel
1, 81 1 , 81
B. Bilangan iodium
( ml blanko−ml titrasi ) × N tiosulfat × BE KOH I 2
Bilangan iodium =
bobot uji
( 10 ,3 ml−5 , 3 ml ) ×0 ,1 ×127
=
0,1643
= 386,4 mg tiosulfat/g sampel
C. Bilangan penyabunan
( ml blanko−ml titrasi ) × N HCl × BE KOH
Bilangan penyabunan =
bobot uji
( 9 , 6 ml−3 , 4 ml ) ×0 ,5 ×56 ,1
=
1 ,1574
= 150,25 mg HCl / g sampel
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Bilangan Asam
Penentuan asam lemak bebas sangat penting kaitannya dengan kualitas lemak. Karena
bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam
lemak. Semakin besar angkanya maka kandungan asam lemak bebas semakin tinggi. Makin
tinggi bilangan asam maka makin rendah kualitasnya. Kandungan asam lemak bebas dalam
sampel dapat berasal dari proses hidrolisis ataupun karena proses pengolahannya yang kurang
baik. Karena proses hidrolisis dapat berlangsung dengan penambahan asam dan dibantu oleh
panas.
Prinsip pengerjaan pada saat melakukan percobaan bilangan asam adalah sejumlah
tertentu sampel yang mengandung lemak atau minyak dilarutkan dalam alkohol netral kemudian
dipanaskan pada alat kondensor atau refluks sampai larut, sampel yang telah larut tersebut
ditambahkan indikator PP dan ditirasi dengan basa alkali yang konsentrasinya telah diketahui
untuk dihitung besarnya bilangan asam.
Fungsi penambahan alkohol netral adalah untuk melarutkan lemak atau minyak dalam
sampel agar dapat bereaksi dengan basa alkali KOH. Fungsi pemanasan saat pengujian adalah
agar reaksi antara alkohol dan minyak tersebut bereaksi dengan cepat, sehingga pada saat titrasi
diharapkan alkohol dapat larut seutuhnya. Pemberian indikator PP pada pengujian berguna untuk
membuktikan bahwa bahan tersebut bersifat asam atau basa. Berubahnya warna larutan menjadi
merah muda membuktikan bahwa larutan tersebut bersifat basa.
Pada tabel data percobaan sampel minyak kedelai dapata diketahui bahwa bilangan asam
saat praktikum sebesar 2,7 dan pada teorinya sebesar 0,3 – 1,8 sehingga dapat dikatakan bahwa
bilangan asam saat praktikum lebih besar dari pada teroinya, hal ini menandakan bahwa kualitas
minyak kedelai sangat rendah dibandingkan minyak sawit dengan bilangan asam sebesar 2,52
sehingga kualitas minyaknya lebih baik.
Perbedaan hasil bilangan asam tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya kesalahan
praktikan yaitu saat penimbangan, pengukuran, perhitungan dan penetapan miniscus yang tidak
akurat sehingga dapat mempengaruhi hasilnya. Faktor lainnya yaitu dapat disebabkan oleh
kualitas minyak kedelai yang berbeda antara minyak yang diuji pada teoritik dan pada praktikum
dan adanya kontaminasi pada minyak kedelai juga dapat mengakibatkakn turunya kulitas serta
kemurnian minyaknya.

4.2 Bilangan Ester


Pada percobaan bilngan ester digunakan penetapan dengan cara asidimetri dimana penitar
yang dipakai adalah HCl 0,5N dan disini dipakai larutan sisa penetapan bilangan asam karna
titrasi dilakukan setelah larutan sudah dalam proses penyabunan sempurna. Setelah itu
ditambahkan 10ml KOH alkohol 0,5N untuk memastikan dalam suasan alkali setelah itu di
refluks dan di bubuhi batu didih. Tujuan larutan di refluks agar larutan yang mudah menguap
dapat disentesis. Prinsip yang digunakan dalam teknik refluks untuk mempercepat reaksi pada
pemanasan tanpa mengurangi volume sehinga volume awal dan setelah di refluks sama,
penamabahan batu didih dilakukan agar ketika di refluks panas dapat merata dalam larutan dan
untuk menghindari titik lewat didih. Setelah di refluks tambahkan indikator PP larutan harus
berwarna merah yang menandakan masih ada kelebihan KOH alkohol. Sebelum dititar
diinginkan larutan sebentar tapi jangan kelamaan karna dapat membeku, setelah itu dititar
dengan HCI 0.5N sampai larutan berwarna kuning keruh. Pada percobaan ini dilakukan titrasi
blanko yang bertujuan untuk mengurangi kesalahan oleh zat pereaksi, pelarut, dan kondisi
percobaan.
Dalam tabel data percobaan sampel minyak kedelai dapat diketahui bahwa bilangan ester
saat praktikum sebesar 111,38 dan pada teorinya terdapat dalam rentang 187-192, sehingga dapat
dikatakan bahwa bilangan iodium saat praktikum lebih kecil dari pada teorinya. Jika
dibandingkan dengan minyak kedelai lainnya, saat praktikum mendapatkan bilangan ester
sebesar 100 sehingga dapat dikatakan bahwa perbedaannya tidak signifikan.
Perbedaan hasil tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kesalahan
praktikan contohnya tidak teliti pada saat menambahkan larutan dan pada saat refluks tidak
tertutup dengan rapat serta juga pada saat titrasi melewati titik akhir sehingga dapat
mempengaruhi adanya perbedaan hasil. Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu adanya
kualitas minyak yang berbeda dan adanya kontaminasi pada sampel minyak kedelai sehingga
mengakibatkan kualitasnya menurun.
4.3 Bilangan Iodium
Pada praktikum penentuan bilangan iodium digunakan penetapan dengan cara iodometri
dimana penitar yang digunakan adalah Na2S2O. Sampel dimasukkan dalam labu erlenmeyer
tutup asah karena I2 mudah menguap kemudian dilarutkan dengan klorofoam dan ditambahkan
larutan hanus. Larutan hanus ditambahkan karena mengandung senyawa halogen yang
digunakan untuk penentuan bilangan iodium. Titrasi iodometri dilakukan setelah reaksi adisi
selesai. Oleh karena itu ditambahkan larutan hanus dan setelah ditambahkan larutan dimasukkan
kedalam ruangan gelap agar proses adisi berjalan sempurna. Sisa larutan hasil yang berlebih
ditambahkan KI 10% dan diencerkan dengan air suling. Tujuan penambahan KI untuk
memisahkan I dan langsung dititar, larutan disini berwarna kuning lalu ditambahkan indikator
kanji yang bertujuan untuk menandakan adanya iod kanji, sehingga larutan berwarna biru
kehitaman. Setelah itu, dititar lagi sampai larutan tidak berwarna yang menandakan sudah
tercapai titik ekivalen.
Pada tabel data percobaan dalam sampel minyak kedelai didapatkan hasil saat praktikum
sebesar 386,4 dan bilangan iodium pada teoritik sebesar 122-134. Berdasarkan data ini dapat
dikatakan bahwa bilangan iodium minyak kedelai yang diperoleh lebih besar dan berbeda jauh
dari data teoritik sedangkan bilangan iodium pada sampel campuran minyak zaitun dan kelapa
lebih kecil yaitu 9,62.
Adanya perbedaan yang sangat signifikan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu
adanya kesalahan yang dilakukan praktikan contohnya pada saat menambahkan larutan hanus
dari buret terdapat gelembung udara, hal ini dapat menyebabkan larutan hanus yang ditambahkan
menjadi tidak sesuai. Faktor lainnya yaitu saat sampel belum siap untuk ditirasi tetapi sudah
terpapar cahaya matahari sehingga dapat menyebabkan iodium bereaksi dengan sinar ultraviolet
dan terurai sebelum sempat bereaksi dengan natrium tiosulfat sehingga dapat mempengaruhi
hasil titrasi yang tidak akurat. Kesalahan lainnya yaitu saat penetapan miniscus, penimbangan
sampel dan atau perhitungan yang tidak akurat sehingga mempengaruhi perbedaan hasil. Faktor
lainnya yaitu kemurnian minyak atau lemak pada pengujian toeri dan praktikum sehingga
mengakibatkan adanya perbedaan hasil. Kontaminasi pada minyak atau lemak juga dapat
menurunkan kualitas dan kemurnian minyak tersebut.

4.4 Bilangan Penyabunan


Pada percobaan bilangan penyabunan digunakan penetapan dengan cara asidimetri
dimana penitar yang dipakai adalah HCl 0,5N. Sampel ditambahkan 10ml KOH alkohol 0,5N
untuk memastikan larutan dalam suasana alkali setelah itu di refluks dan di bubuhi batu didih.
Prinsip yang digunakan dalam teknik refluks untuk mempercepat reaksi pada pemanasan tanpa
mengurangi volume sehinga volume awal dan setelah di refluks sama, penambahan batu didih
dilakukan agar ketika di refluks panas dapat merata dalam larutan dan untuk menghindari titik
lewat didih. Setelah di refluks tambahkan indikator PP larutan harus berwarna merah yang
menandakan masih ada kelebihan KOH alkohol. Sebelum di titar didinginkan sebentar tapi
jangan kelamaan karna dapat membeku, setelah itu dititar dengan HCl 0,5N. Bilangan
penyabunan dapat dicari dengan cara menambakan bilangan asam dan bilangan ester karna
tujuan dari menentukan bilangan penyabunan yaitu menentukan asam lemak dan teresterkan
dalam 1 gram minyak/lemak.
Pada tabel data percobaan dapat dilihat hasil bilangan penyabunan saat praktikum sebesar
150,25 dan pada teorinya sterdapat pada rentang 189-193,5. Berdasarkakn data ini dapat
dikatakan bahwa bilangan penyabunan minyak kedelai yang diperoleh lebih kecil dan tidak
tmasuk dalam rentang data teori namun tidak lebih besar dari data teori. Bilangan penyabunan
hasil perhitungan penjumlahan bilangan asam dan bilangan ester juga tidak lebih besar dari
rentang teorinya dan tidak jauh berbeda dari hasil praktikum yaitu sebesar 114,08 sehingga dapat
dikatakan bahwa praktikum sudah dilakukan dengan cukup benar dibandingkan dengan
campuran minyak zaitun dan kelapa yang memiliki perbedaan yang sangat jauh karena pada
praktikumnya hanya didapatkan bilangan penyabunan sebsar 22,6 padahal dalam teorinya
seharusnya ada direntang 185-196 atau 253-262.
Perbedaan hasil tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya kesalahan
yang dilakukan oleh praktikan, contohnya yaitu pada saat penambahan 10ml alkohol KOH 0,5 N
terdapat gelembung udara pada pipet volume sehingga dapat menyebabkan larutan alkohol KOH
yang ditambhakan tidak tepat 10ml. Kesalahan lainnnya yaitu saat penetapan miniscus,
penimbangan sampel dan atau perhitungan yang tidak akurat, sehingga dapat mempengaruhi
perbedaan hasil. Faktor lainnya yaitu saat penggunaan labu erlenmeyer masih terdapat sisa air
maka erlenmeyer harus dicuci dahulu dengan alkohol sebelum ditambahkan minyak. Selain itu,
perbedaan kemurnian minyak juga dapat menjadi faktor penyebab hasil bilangan penyabunan
yang berbeda. Kontaminasi pada minyak dapat menurunkan kemurnian kualitas, kadar dan
kemurnian minyak tersebut.
Pada praktikum dilakukan titrasi blanko yaitu titrasi tanpa adanya sampel yang berfungsi
untuk mengetahui jumlah titer yang bereaksi dengan pereaksi. Sehingga dalam perhitungan tidak
terjadi kesalahan yang disebabkan oleh pereaksi. Titrasi blanko ini biasanya dilakukan duplo dan
diambil hasil yang paling besar. Namun saat praktikum, titrasi blanko yang dihasilkan lebih kecil
dari ml titrai sehingga dilakukan triplo pada titrasi blanko dan didapatkan hsasil sebesar 9,6ml.
BAB V
KESIMPULAN

Jadi, dari hasil praktikum analisa lemak terhadap sampel minyak kedelai didapatkan hasil yaitu :

 Bilangan asam = 2,7


 Bilangan ester = 111,38
 Bilangan iodium = 386,4
 Bilangan penyabunan
- Hasil praktikum = 150,25
- Penjumlahan BA + BE = 114,08

Sehingga dapat disimpulkan minyak yang baik untuk industri tekstil adalah minyak sawit, karena
minyak sawit memiliki BA yang rendah sehingga kualitasnya baik dan cocok untuk proses
penyabunan tekstil karena memiliki daya detergensi yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Hariyanti. Sri Iriani. Juju Juhana. 2006. Bahan Ajar Praktikum Kimia Zat Pembantu
Tekstil. Bandung
https://www.academia.edu/37739499/
LAPORAN_PRAKTIKUM_ZAT_PEMBANTUK_TEKSTIL_LEMAK_MINYAK_DAN_SAB
UN_JURUSAN_KIMIA_TEKSTIL_POLITEKNIK_STT_TEKSTIL_BANDUNG_2018
http://eprints.undip.ac.id/47919/3/BAB_II.pdf
https://www.academia.edu/12328284/
Laporan_Praktikum_Penentuan_Bilangan_Asam_Dan_Bilangan_Penyabunan_Sampel_Minyak_
Lemak

Anda mungkin juga menyukai