Laporan Praktikum Zat Pembantu Analisa Lemak
Laporan Praktikum Zat Pembantu Analisa Lemak
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Serat yang ditujukan oleh
Dosen :
1) Eka O., S.ST., MT.
2) Lestari W., S.Pd, M. Tr.
3) Anisa Intanika S. K., S.T
ditulis oleh
NPM 22420032
Bilangan ester
Alat Jumlah alat Bahan
Labu erlenmeyer 1 buah KOH alkohol
Statif dan klem 1 buah HCl 0,5N
Pipet volem 1 buah Indikator PP
Buret 1 buah Batu didih
Timbangan analitik 1 buah
B. Bilangan iodium
Alat Jumlah alat Bahan
Labu erlenmeyer tutup asah 1 buah Larutan hanus 0,1N
Pipet ukur 1 buah Klorofoam
Timbangan 1 buah Larutan tiosulfat 0,1 N
Piala gelas 1 buah Indikator kanji 0,5%
Buret 1 buah Kalium iodium 10%
C. Bilangan penyabunan
Alat Jumlah alat Bahan
Labu erlenmeyer 1 buah Alkohol KOH 0,5N
Pipet volume 1 buah HCl 0,5N
Timbangan analitik 1 buah Indikator PP
Buret 1 buah
C. Bilangan penyabunan
Prosedur Data Pengamatan
Zaitun 0,3-1 184- 79-88 185-196 5,6 40,78 9,62 Hitungan Praktikum
195
46,38 22,6
kelapa 2,5-10 243- 6,2-10 253-262
252
Kedelai 0,3-1,8 187- 122- 189- 3,07 100 275,05 Hitungan Praktikum
(irfan) 192 134 193,5 103,07 117,48
Kelapa 2,5-10 243- 6,2-10 253-262 4,02 188,4 17,3 Hitungan Praktikum
(dwi) 252 192,42 129,46
3.4.2 Perhitungan
A. Bilangan asam dan bilangan ester
Bilangan asam
ml titrasi × N KOH alkohol × BE KOH alkohol
Bilangan asam =
bobot lemak
0 , 9× 0 , 1× 56 ,1
= =¿ 2,7 mg KOH / g sampel
1 ,81
Bilangan ester
( ml blanko−ml titrasi ) × N HCl × BE KOH
Bilangan ester =
bobot uji
( 18 ml−10 ,8 ml ) × 0 , 5× 56 , 1
=
1 ,81
7 ,2 × 0 ,5 ×56 ,1 201 ,6
= = =111, 38 mg HCl/ g sampel
1, 81 1 , 81
B. Bilangan iodium
( ml blanko−ml titrasi ) × N tiosulfat × BE KOH I 2
Bilangan iodium =
bobot uji
( 10 ,3 ml−5 , 3 ml ) ×0 ,1 ×127
=
0,1643
= 386,4 mg tiosulfat/g sampel
C. Bilangan penyabunan
( ml blanko−ml titrasi ) × N HCl × BE KOH
Bilangan penyabunan =
bobot uji
( 9 , 6 ml−3 , 4 ml ) ×0 ,5 ×56 ,1
=
1 ,1574
= 150,25 mg HCl / g sampel
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Bilangan Asam
Penentuan asam lemak bebas sangat penting kaitannya dengan kualitas lemak. Karena
bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam
lemak. Semakin besar angkanya maka kandungan asam lemak bebas semakin tinggi. Makin
tinggi bilangan asam maka makin rendah kualitasnya. Kandungan asam lemak bebas dalam
sampel dapat berasal dari proses hidrolisis ataupun karena proses pengolahannya yang kurang
baik. Karena proses hidrolisis dapat berlangsung dengan penambahan asam dan dibantu oleh
panas.
Prinsip pengerjaan pada saat melakukan percobaan bilangan asam adalah sejumlah
tertentu sampel yang mengandung lemak atau minyak dilarutkan dalam alkohol netral kemudian
dipanaskan pada alat kondensor atau refluks sampai larut, sampel yang telah larut tersebut
ditambahkan indikator PP dan ditirasi dengan basa alkali yang konsentrasinya telah diketahui
untuk dihitung besarnya bilangan asam.
Fungsi penambahan alkohol netral adalah untuk melarutkan lemak atau minyak dalam
sampel agar dapat bereaksi dengan basa alkali KOH. Fungsi pemanasan saat pengujian adalah
agar reaksi antara alkohol dan minyak tersebut bereaksi dengan cepat, sehingga pada saat titrasi
diharapkan alkohol dapat larut seutuhnya. Pemberian indikator PP pada pengujian berguna untuk
membuktikan bahwa bahan tersebut bersifat asam atau basa. Berubahnya warna larutan menjadi
merah muda membuktikan bahwa larutan tersebut bersifat basa.
Pada tabel data percobaan sampel minyak kedelai dapata diketahui bahwa bilangan asam
saat praktikum sebesar 2,7 dan pada teorinya sebesar 0,3 – 1,8 sehingga dapat dikatakan bahwa
bilangan asam saat praktikum lebih besar dari pada teroinya, hal ini menandakan bahwa kualitas
minyak kedelai sangat rendah dibandingkan minyak sawit dengan bilangan asam sebesar 2,52
sehingga kualitas minyaknya lebih baik.
Perbedaan hasil bilangan asam tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya kesalahan
praktikan yaitu saat penimbangan, pengukuran, perhitungan dan penetapan miniscus yang tidak
akurat sehingga dapat mempengaruhi hasilnya. Faktor lainnya yaitu dapat disebabkan oleh
kualitas minyak kedelai yang berbeda antara minyak yang diuji pada teoritik dan pada praktikum
dan adanya kontaminasi pada minyak kedelai juga dapat mengakibatkakn turunya kulitas serta
kemurnian minyaknya.
Jadi, dari hasil praktikum analisa lemak terhadap sampel minyak kedelai didapatkan hasil yaitu :
Sehingga dapat disimpulkan minyak yang baik untuk industri tekstil adalah minyak sawit, karena
minyak sawit memiliki BA yang rendah sehingga kualitasnya baik dan cocok untuk proses
penyabunan tekstil karena memiliki daya detergensi yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Hariyanti. Sri Iriani. Juju Juhana. 2006. Bahan Ajar Praktikum Kimia Zat Pembantu
Tekstil. Bandung
https://www.academia.edu/37739499/
LAPORAN_PRAKTIKUM_ZAT_PEMBANTUK_TEKSTIL_LEMAK_MINYAK_DAN_SAB
UN_JURUSAN_KIMIA_TEKSTIL_POLITEKNIK_STT_TEKSTIL_BANDUNG_2018
http://eprints.undip.ac.id/47919/3/BAB_II.pdf
https://www.academia.edu/12328284/
Laporan_Praktikum_Penentuan_Bilangan_Asam_Dan_Bilangan_Penyabunan_Sampel_Minyak_
Lemak