Laporan Praktikum Eval Serat Analisa Kerusakan Kapas
Laporan Praktikum Eval Serat Analisa Kerusakan Kapas
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Pengujian dan Evaluasi Kerusakan Serat
yang ditujukan oleh
Dosen :
1) Luciana, S.Teks., M.Pd.
2) Mia K., S.ST.
3) Fauzi J., A.Md.
ditulis oleh
NPM 22420032
BAB I
PENDAHULUAN
A. Maksud
Mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan serat selulosa, penyebab kerusakan serat
selulosa, dan gugus yang terkandung dalam jenis kerusakan selulosa tersebut.
B. Tujuan
Serat kapas merupakan serat alam yang dihasilkan dari tanaman Gossypium. Tanaman ini
tumbuh dengan baik di daerah lembab dan banyak disinari oleh sinar matahari. Sifat dan
kualitas kapas tergantung pada tempat kapas itu tumbuh dan berkembang. Komposisi serat
kapas yaitu :
Serat kapas mempunyai bentuk penampang melintang yang sangat bervariasi dari elips
sampai bulat. Tetapi pada umumnya berbentuk seperti ginjal. Bentuk membujur serat kapas
adalah pipih seperti pita yang terpuntir. Berikut bentuk penampang melintang dan membujur
serat kapas:
Serat kapas umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan dan pemakaian
yang normal. Ada beberapa zat oksidasi atau penghidrolisa yang dapat menurunkan kekuatan
pada serat kapas. Kerusakan karena oksidasi ditandai dengan terbentuknya oksiselulosa yang
biasanya terjadi pada proses pemutihan yang berlebihan, penyinaran dalam kondisi lembab
dan pemanasan yang lama pada suhu 140° C. Beberapa asam menyebabkan hidrolisa ikatan-
ikatan glukosa dalam rantai selulosa dan membentuk hidroselulosa. Asam kuat dalam larutan
akan menyebabkan degradasi yang cepat, sedangkan larutan yang encer apabila dibiarkan
mengering pada serat akan menyebabkan penurunan kekuatan.
Struktur kimia serat kapas merupakan polimer linier yang tersusun dari kondensasi
molekul-molekul anhidro glukosa yang dihubungkan oleh jembatan oksigen. Selulosa
mempunyai rantai molekul yang panjang terdiri dari mata rantai terbuka yang terdiri dari
buah anhidrida glukosa sehingga susunan sebenarnya adalah n (C6 H10 O6 ) (n-1) H2O.
Struktur rantai molekul polimer selulosa
A. Sifat Fisika
Warna
Warna kapas pada umumnya sedikit krem. Beberapa kapas yang seratnya
panjang, warnanya lebih krem dari pada jenis kapas yang serat-seratnya lebih
pendek. Warna krem ini disebabkan oleh pengaruh cuaca yang lama, debu atau
kotoran. Tumbuhnya jamur pada kapas sebelum pemetikan menyebabkan warna
putih kebiru-biruan yang tidak bisa dihilangkan dalam pengelantangan.
Kekuatan
Kekuatan serat kapas sangat dipengaruhi oleh kadar selulosa yang
dikandungnya. Dalam keadaan basah serat kapas akan memiliki kekuatan yang
lebih besar dibandingkan dengan serat ketika dalam keadaan keringHal ini
disebabkan karena dalam keadaan basah, serat akan menggelembung sehingga
berbentuk silinder yang akan menyebabkan berkurangnya bagian-bagian serat
yang terpuntir, dalam kondisi seperti ini distribusi tegangan akan diterima di
sepanjang serat secara lebih merata. Kekuatan serat kapas dalam keadaan kering
berkisar 3,2-5,2 g/denier dan dalam keadaan basah lebih tinggi lagi.
Mulur
Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi di antara, serat-serat selulosa
alam yang lainnya. Mulur serat kapas berkisar antara 4 - 13% tergantung dari
jenis serat kapasnya dan rata-rata mulurnya adalah 7%.
Kekakuan
Kekakuan adalah daya tahan terhadap perubahan bentuk atau
perbandingan kekuatan saat putus dengan mulur saat putus.
Moisture Regain
Serat kapas memiliki afinitas yang besar terhadap airdan air memiliki
pengaruh yang nyata pada sifat-sifat serat. Serat kapas yang sangat kering bersifat
kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture Regain (MR) serat kapas
bervariasi sesuai dengan perubahan kelembaban relatif tertentu. MR kapas pada
kondisi standar berkisar antara 7-8,5%.
Berat Jenis
Berat jenis kapas berkisar 1,50 - 1,56.
Indeks Bias
Indeks bias kapas yang sejajar sumbu serat adalah 1,58 sedangkan yang
tegak lurus adalah 1,53.
Keliatan
Keliatan adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu benda untuk
menerima kerja.
B. Sifat Kimia
Asam
Asam-asam menyebabkan hidrolisa ikatan ikatar. glukosa dalam rantai
selulosa membentuk hidroselulosaAsam, kuat dalam larutan menyebabkan
degradasi yang cepat sedangkan larutan yang encer apabila dibiarkan mengering
pada serat akan menyebabkan penurunan kekuatan.
Alkali
Alkali mempunyai sedikit pengaruh pada kapas kecuali larutan alkali kuat
dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan penggelembungan pada serat
seperti pada proses merserisasi. Pada kondisi ini dinding primer menanan
penggelembungan serat kapas keluar sehingga bagian lumennya sebagian
tertutup, irisan melintang menjadi lebih bulat, puntirannya berkurang dan serat
menjadi lebih berkilau. lebih kuat dan afinitas terhadap zat wama menjadi lebih
besar.
Pelarut
Pelarut pelarut yang biasa digunakan untuk melarutkan kapas adalah
kupromonium hidroksida dan kuprietilen diamin. Viskositas larutan kapas pada
larutan - larutan ini merupakan cara yang baik untuk memperkirakan kerusakan
serat. Kapas mudah diserang oleh jamur dan bakteri terutama pada keadaan
lembab dan pada suhu yang hangat. Banyak modifikasi zat - zat kimia tertentu
saat ini digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat kapas seperti stabilitas dimensi,
tahan kusut, tahan air, tahan api, tahan jamur, tahan kotoran dan lain-lain.
A. Kerusakan Mekanika
2. Kerusakan Selulosa 2
Alat Bahan
1. Tabung reaksi A. Uji horizon :
- Pelarut A (AgNO3 80 g/L)
- Pelarut B (Na2S2O3 200g, NaOH 200g)
dalam 1 liter air
2. Pembakar bunsen B. Pengujian Perak Nitrat Amoniakal :
- AgNO3 Amoniakal
- NH4OH 10%
C. Pengujian Pereaksi Fehling :
- Larutan A ( CuSO4 60g/L)
- Larutan B ( 346 Kalium natrium tartrat,
100g NaOH, 1 liter air)
Berbagai macam kerusakan serat kapas
3. Kerusakan Selulosa 3
Alat Bahan
1. Tabung reaksi A. Pewarnaan dengan Pencelupan Toalk :
- Larutan chlorazol sky blue FF (CI direct
blue 1) 5g/L
2. Pemanas listrik B. Pewarnaan dengan Biru trunbull :
- Larutan ferro sulfat 10g/L
- Larutan kalium ferri sianida 10g/L
C. Pewarnaan dengan Na-Kromat :
- Larutan Natrium kromat
- Larutan Pb asetat 10g/L
D. Pewarnaan dengan Metilen blue :
- Larutan metilen blue
Berbagai macam kerusakan serat kapas
4.2 Pembahasan
A. Kerusakan Selulosa 1
Pengujian Penggelembungan Dengan NaOH
Praktikum kali ini merupakan praktikum untuk membedakan kerusakan serat
karena zat kimia dan mekanika menggunakan mikroskop. Larutan NaOH dalam
praktikum ini berfungsi untuk menggelembungkan serat selulosa. Saat diamati dengan
mikroskop adanya kepala jamur (dumble) terdapat pada ujung serat yang baik atau
serat yang mengalami kerusakan mekanik,sedangkan jika tidak ada kepala jamur atau
dumbel pada ujung serat menunjukkan kerusakan kimia yang hebat.
Pada pengujian penggelembungan dengan NaOH 18% dinding primer pada kapas
baik akan menggelembung dengan sempurna serta menonjol keluar dari ujung
potongan serat dan membentuk kepala jamur atau dumble. Pada kapas yang rusak
oleh zat kimia, maka dinding primernya akan menjadi lemah dan tidak tahan mampu
menahan tekanan yang ditimbulkan oleh dinding sekunder yang menggelembung,
sehingga seratnya akan robek atau pecah. Besar kecilnya kepala jamur pada ujung
potongan serat menentukan besarnya kerusakan kimia pada serat tersebut. Pada serat
kapas yang rusak oleh pukulan akan terlihat penggelembungan serat yang tidak rata.
Dalam praktikum ini, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil praktikum
adalah tidak telitinya praktikan saat mengamati serat pada miskroskop, sehingga
dapat menimbulkan kekeliruan saat mengevaluasi serat. Faktor yang dapat
mempengaruhi hasil pengamatan ini tidak terlalu banyak, karena pengerjaanya yang
cukup mudah
B. Kerusakan Selulosa 2
Pengujian Pewarnaan Dengan Cara Uji Horizon
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian evaluasi kerusakan kapas dengan
pewarnaan uji horizon yang bertujuan untuk mengetahui kandungan gugus aldehid
yang ditunjukkan dengan adanya endapan abu-abu atau hitam yang disebabkan oleh
oksiselulosa dan hidroselulosa. Larutan Horrizon akan berikatan dengan gugus
aldehid sehingga menghasilkan endapan abu-abu atau hitam yang berasal dari
endapan Ag. Banyaknya endapan yang terbentuk dalam serat menunjukkan besar
banyaknya gugus pereduksi yang terdapat pada serat dan menunjukkan besarnya
kerusakan kimia yang dialami oleh serat.
Dalam praktikum ini, salah satu faktor yang dapat memepengaruhi hasil
praktikum adalah saat proses pencucian tidak dilakukan dengan benar, sehingga
endapan abu-abu masih menempel pada serat yang tidak memiliki gugus aldehid.
C. Kerusakan Selulosa 3
Pengujian Pewarnaan Dengan Pencelupan Tolak
Pada pengujian kali ini dilakukan pengujian pewarnaan dengan uji pencelupan
tolak yang bertujuan untuk menunjukkan adanya gugus karboksilat pada serat
selulosa yang rusak karena zat kimia. Dengan adanya gugus karboksil pada serat akan
menolak pencelupan yang akan menimbulkan titik - titik muda pada daerah serat yang
rusak. Semakin muda warna pencelupan menunujukkan semakin besar daerah serat
yang rusak. Gugus pereduksi ini dapat menyebabkan kerusakan hidroselulosa dan
oksiselulosa.
Pada percobaan kali ini serat yang rusak oleh asam memiliki daerah serat yang
rusak sangat besar, karena daerah pada serat yang berwarna mudanya sangat besar
dan warna biru nya terlihat lebih muda dibandingkan dengan serat lainnya. Dari hasil
evaluasi, serat yang memiliki titik warna muda adalah serat asam, alkali, jamur dan
panas sehingga terdapat gugus karboksilat di dalamnya.
Dalam praktikum ini tidak banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil evaluasi
karena pengujiannya cukup mudah untuk dilakukan. Namun pada saat proses
pencucian perlu dilakukan dengan benar agar perubahan warnanya dapat terlihat
sehingga tidak sulit untuk menentukan mana serat yang rusak dan serat yang tidak
rusak.
Pengujian Pewarnaan Dengan Biru Trunbull
Pengujian pewarnaan dengan biru trunbull bertujuan untuk menunjukkan gugus
karboksilat pada serat selulosa yang rusak karena zat kimia. Warna biru tua
menunjukkan adanya gugus karboksilat pada serat. Semakin tua warna yang
dihasilkan semakin banyak gugus karboksil yang terdapat pada serat, ditunjukkan
oleh serat yang rusak karena alkali dan jamur.
Dalam praktikum ini tidak banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil evaluasi
karena pengujiannya cukup mudah untuk dilakukan. Namun pada saat proses
pencucian perlu dilakukan dengan benar agar perubahan warnanya dapat terlihat
sehingga tidak sulit untuk menentukan mana serat yang rusak dan serat yang tidak
rusak.
Berdasarkan hasil percobaan analisa kualitatif pada kerusakan serat selulosa (kapas) dapat
disimpulkan bahwa :
4.1 Kerusakan Serat Selulosa 1
Pengujian penggelembungan dengan NaOH 18%
- Serat dengan kerusakan kimia tidak terdapat kepala jamur pada ujung serat,
yaitu : kerusakan kapas oleh reduktor, kaporit, H2O2, asam dan alkali
- Serat dengan kerusakan mekanik terdapat dumbel pada ujung serat, yaitu:
keruskan kapas oleh panas, jamur, pukulan
Pengujian pewarnaan dengan congo red
- Serat kapas dengan kerusakan kimia tidak terjadi dumbel dan adanya bagian-
bagian serat yang berwarna merah, yaitu: kerusakan kapas oleh KMnO4, H2O2,
kaporit, alkali dan asam
- Serat kapas dengan kerusakn mekanik akan terlihat adanya serat yang sobek dan
putus, terbentuk dumbel dan serat berwarna merah, yaitu: kerusakan serat oleh
pukulan
- Kerusakan karena panas akan menghasilkan noda spiral pada serat
Rahayu, Hariyanti,Dkk. Bahan Ajar Praktikum Evaluasi Kimia 1 Analisa Kualitatif Dan
Kuantitatif Kerusakan Serat Tekstil. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil . Bandung:2005
https://www.scribd.com/document/450600589/Laporan-Pengujian-dan-Evaluasi-Kerusakan-
Serat-1-Kerusakan-Selulosa
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fevgust.wordpress.com
%2F2011%2F02%2F22%2Fserat-kapas-cotton fiber
%2F&psig=AOvVaw36Trcm8CGfNTAF1WRe2zDZ&ust=1696781834121000&source=images
&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CBEQjRxqFwoTCJiMnP6p5IEDFQAAAAAdAAAAABAE
https://www.studocu.com/id/document/politeknik-negeri-bandung/teknik-sipil/laporan-1-
bersama/42759699