Tugas Hukum Ketenagakerjaan Mini Paper Pmi
Tugas Hukum Ketenagakerjaan Mini Paper Pmi
Disusun oleh:
FAKULTAS HUKUM
2019
1. Latar Belakang
Kasus yang terjadi pada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau yang sekarang disebut
Pekerja Migran Indonesia semakin tahun bukannya semakin menurun malah semakin
meningkat, bahkan setelah disahkannya undang-undang baru. Beberapa penyebabnya yaitu
banyak pekerja migran yang tidak memiliki dokumen. Sekretaris Jaringan Buruh Migran
Indonesia (JBMI) Savitri Wisnuwardhani mengatakan kasus pekerja migran di Indonesia
terus meningkat. Data BNP2TKI menunjukan saat ini setidaknya ada 254 pekerja tidak
berdokumen, 33 kasus over charging, dan 33 kasus overstay. Data kasus yang masuk ke
Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) menunjukkan, sepanjang 2016-2017, terjadi
peningkatan kasus pelanggaran kontraktual sebanyak 1.501 kasus. Pekerja migran juga
mengalami kasus penganiayaan, human trafficking dan sakit. Selain itu, monitoring media
yang dilakukan JBMI menunjukan, selama 2017 kasus terbanyak yang dialami pekerja
migran adalah kasus pekerja migran tidak berdokumen (6.300 kasus), kasus perdagangan
orang (1.083 orang) dan kasus pekerja migran yang meninggal dunia (217 orang). Selain hal
tersebut, Undang-Undang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia masih dinilai lemah oleh
JBMI.
Undang-undang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) telah disahkan pada 22
November 2017. Isinya pun telah memasukkan Konvensi Perlindungan Pekerja Migran dan
Anggota Keluarganya tahun 1990 yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia melalui
Undang-Undang No.6/2012 dalam konsiderannya. Pengertian Pekerja Migran Indonesia telah
termuat dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia (UU PPMI). Pada Pasal 1 UU PPMI menyebutkan bahwa “Pekerja Migran
Indonesia adalah setiap warga negara
Indonesia yang akan, sedang, atau telah melakukan
pekerjaan dengan menerima upah di luar wiiayah
Republik Indonesia.” Dalam UU PPMI mengatur berbagai perlindungan untuk Pekerja
Migran Indonesia. Mulai dari perlindungan bagi keluarga Pekerja Migran Indonesia,
kontraktual kerja hingga jaminan sosial yang akan didapatkan oleh Pekerja Migran
Indonesia.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia pada tahun 2019, terdapat 10 jenis pengaduan terbesar terkait
pekerja migran Indonesia berdasarkan pengaduan pada tahun 2018. Pekerja Migran tidak
berdokumen, Pekerja Migran Indonesia ingin dipulangkan, Gaji yang tidak dibayarkan,
Pekerja Migran Indonesia yang gagal berangkat, sakit, putus komunikasi dengan keluarga,
potongan gaji berlebih, pekerjaan yang didapat tidak sesuai dengan kontrak, Pekerja Migran
Indonesia dalam tahaan hingga Pemutusan hubungan kerja sebelum habis masa kontrak.
Pekerja Migran Indonesia tidak berdokumen menduduki peringkat pertama dengan jumlah
pengaduan 441.
BUKU
INTERNET
Wartawan BBC Indonesia. 2014. Jokowi hapus Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri.
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/11/141130_presiden_hapu
s_kartu_tenagakerja_luar_negeri (07 November 2019)
Lestari, Fitri. 2018. Pentingnya Pekerja Migran Indonesia Memahami dan Memiliki Dokumen.
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5bd1b1ff1dd4d/pentingnya-pekerja-
migran-indonesia-memahami-dan-memiliki-dokumen-oleh--fitri-lestari/ (07
November 2019)
Prasongko, Dias. 2017. Indonesia Minta Negara ASEAN Lindungi Pekerja Migran.
https://nasional.tempo.co/read/1033220/indonesia-minta-negara-asean-lindungi-
pekerja-migran (07 November 2019)
Undang-Undang
Undang-Undang No. 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
Undang- Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia di Luar Negeri