Anda di halaman 1dari 3

Kepemimpinan strategik berhubungaan

dengan kemampuan seorang pemimpin yang memiliki visi


dalam mengantisipasi, dan mempertahankan fleksibilitas,
serta memberi kuasa kepada orang-orang lain untuk
menciptakan perubahan strategis yang diperlukan.
Beberapa cara untuk membangun kepemimpinan strategik:
1. Memahami visi dan misi organisasi yang
dipimpin: Seorang pemimpin strategik harus memahami
tujuan jangka panjang organisasi dan memastikan bahwa
setiap keputusan yang diambil dapat membawa organisasi
mendekati visi dan misi tersebut. Contohnya memutuskan
dan mengimplementasikan perencanaan srategis sesuai
dengan visi dan misi yang dimiliki organisasi yang
dipimpinnya.
2. Menganalisis lingkungan bisnis: Pemimpin strategik
harus memahami lingkungan bisnis di mana organisasi
beroperasi. Hal ini termasuk menganalisis persaingan, tren
pasar, peraturan pemerintah, dan faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Contohnya
seorang pemimpin memiliki “sense” untuk menerapkan
sebuah strategi dalam memasarkan produk baru setelah
melakukan analisa pasar yang menyangkut tren pasar,
produk yang sedang diminati dan produk-produk yang
dimiliki kompetitor termasuk peraturan pemerintah.
3. Mengembangkan perencanaan strategis: Pemimpin
strategik harus mampu mengembangkan rencana jangka
panjang yang berfokus pada tujuan dan visi organisasi.
Rencana ini harus mencakup strategi untuk menghadapi
tantangan dan kesempatan di masa depan. Contohnya
meningkatkan produktivitas dalam hal jumlah untuk
memenuhi permintaan pasar.
4. Mengambil keputusan berdasarkan data yang
akurat: Pemimpin strategik harus memastikan bahwa setiap
keputusan yang diambil didasarkan pada data yang akurat.
Hal ini termasuk menganalisis kinerja organisasi, tren pasar,
dan data lain yang relevan. Contohnya menaikkan posisi
bawahannya berdasarkan hasil kinerja tahunan yang
dilaporkan dalam bentuk laporan data yang akurat.
5. Membangun tim yang kuat: Seorang pemimpin strategik
harus dapat membangun tim yang kuat dan memastikan
bahwa setiap anggota tim memahami visi dan misi
organisasi. Tim harus bekerja sama untuk mencapai tujuan
jangka panjang organisasi. Contohnya:mengangkat dan
memilih seorang bawahan untuk masuk dalam sebuah team
berdasarkan spesialisasi yang dimilikinya.

Tipe-Tipe Kepemimpinan
Menurut Franklyn dalam Onong Effendy (1993:200), terdapat
3 tipe kepemimpinan, yaitu:

 Kepemimpinan otokratis: merupakan ciri gaya


kepemimpinan yang selalu menganggap organisasi
sebagai milik pribadi, memiliki sifat arogan,
mengidentikan atau menyamakan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat
semata dalam mencapai tujuan, anti terhadap kritik dan
saran, terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya,
dalam tindakan pergerakannya sering mempergunakan
pendekatan paksaan dan bersifat menghukum.
Indikator dari Gaya Kepemimpinan Otokratis antara
lain: (1) Sentralisasi Wewenang (2) Produktivitas Kerja
(3) Manajemen setiap keputusannya dianggap sah, dan
pengikut – pengikutnya wajib menerima perintah tanpa
perlu dipertanyakan
 Kepemimpinan demokratis: merupakan gaya
kepemimpinan yang memiliki karakteristik tertentu
seperti memanusiakan bawahan, menganggap bawahan
sebagai asset berharga, makhluk yang derajatnya sama
dimata Tuhan, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dalam kepentingan
dan tujuan pribadi dari pada bawahannya; selalu
terbuka dalam menerima saran, pendapat bahkan kritik
dari bawahan, berusaha menjadikan bawahannya
sukses. Sebagai seorang pemimpin juga berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadi sebagai
pimpinan. Indikator dari gaya kepemimpinan
demokratis antara lain: (1) Hubungan baik antara
pimpinan dengan pegawai (2) Penghargaan terhadap
pegawai (3) Manajemen yang mendengarkan aspirasi
bawahannya.
 Kepemimpinan bebas atau masa bodoh (Laisez Faire):
merupakan gaya atau tipe kepemimpinan yng
berbanding terbalik dari tipe kepemimpinan otokratis.
Dalam kepemimpinan tipe ini, sang pemimpin
cenderung menunjukkan perilaku yang pasif dan
seringkali menghindar diri dari tanggung jawab.
Seorang pemimpin yang memiliki kendali bebas
biasanya akan membiarkan organisasi berjalan menurut
temponya sendiri. Disini seorang pemimpin biasanya
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap
bawahan dengan menganggap semua usahanya akan
berjalan lancar tanpa suatu kendala yang berarti dalam
mencapai keberhasilan.

Anda mungkin juga menyukai