Anda di halaman 1dari 4

Kedua kalimat tersebut membutuhkan penyuntingan karena terdapat kesalahan struktur

dan penggunaan kata yang kurang tepat.

Berikut adalah analisis untuk masing-masing kalimat :

1. kaklimat pertama:

"setiap hari besar idul fitri, umat islam menuju masjid raya untuk menunggu kedatangan
tamu akbar."

Hasil penyuntingan :

"Setiap hari raya idul fitri, umat islam berkumpul di masjid rayauntuk menyambut
kedatangan tamu agung."

Alasannya :

• Kata "besar" sebaiknya diganti dengan "raya" karena "raya" lebih tepat dalam konteks
perayaan keagamaan seperti idukl fitri

• Kata "menuju" diganti dengan "berkumpul" karena dalam konteks ini, umat islam tidak
hanya pergi ke masjid tetapi berkumpul bersama untuk merayakan idul fitri.

• "Menunggu" diganti dengan "menyambut" karena umat islam tidak hanya menunggu,
tetapi juga menyambut dengan sukacita kedatangan tamu agung, yaitu Hari Raya idul fitri.

Sumber:

"Kamus Besar Bahasa Indonesia" (edisi keempat, 2008)

2. kalimat kedua:

"Syukuran di adakan oleh para petani pasca panen tiba dibalai desa."

Hasil penyuntingan :

"Syukuran diadakan oleh para petani setelah panen di balai desa."

Alasannya :

• "Di adakan" digabung menjadi "diadakan" untuk menyesuaikan dengan ejaan yang benar.

• "Pasca panen" diganti dengan "setelah panen" untuk menghindari penggunaan kata yang
jarang digunakan dalam bahasa sehari-hari.

• "Tiba" dihilangkan karena tidak diperlukan dalam konteks kalimat ini.


• "Dibalai desa" digabung menjadi "di balai desa" untuk menyesuaikan dengan ejaan yang
benar.

Sumber:

"Ejaan Yang Disempurnakan" (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan, 1987)

Dengan melakukan penyuntingan pada kalimat-kalimat tersebut, struktur dan penggunaan


kata dalam kalimat menjadi lebih jelas dan sesuai dengan tata bahasa yang benar.

Sistem biaya proses dan sistem biaya pesanan adalah dua pendekatan yang umum digunakan
dalam akuntansi biayauntuk menghitung biaya produksi.

Namun, dalam beberapa kasus, perusahaan dapat menggunakan kombinasi dari


kedua sistem ini, yang dikenal sebagai operations costing.

Dalam sistem biaya operasi, perusahaan memiliki karakteristik produksi yang


menggabungkan elemen-elemen dari sistembiaya proses dan sistem biaya pesanan.

Dalam operations costing, biaya produksi dikumpulkan dan dialokasikan


berdasarkan proses produksi yang berbeda serta pesanan khusus yang mungkin ada

Sistem ini lebih cocok untuk perusahaan yang memiliki produksi yang berulang-ulang dalam
jumlah besar, namun juga menerima pesanan khusus dari pelanggan.

Dalam hal ini, biaya produksi dikelompokkan berdasarkan unit produksi yang sejenis, namun
juga diperhitungkan biaya yang terkait dengan pesanan khusus.

Contoh penggunaan operations costing dapat ditemukan pada perusahaan manufaktur yang
memproduksi barang dalam jumlah besar untuk persediaan tetap, tetapi juga
menerima pesanan khusus dari pelanggan.

Misalnya, perusahaan sepatu yang memproduksi sepatu dalam jumlah besar untuk persediaan
dan juga menerima pesanansepatu khusus dengan ukuran atau desain yang spesifik dari
pelanggan

Dalam hal ini, biaya produksi sepatu dalam jumlah besar akan dikelompokkan
berdasarkan proses produksi, sementara biayayang terkait dengan pesanan khusus akan
dialokasikan secara terpisah.
Dalam operasional costing, perusahaan menggabungkan aspek-aspek
dari sistem biaya proses dan sistem biayapesanan untuk menghitung biaya produksi secara
efektif.

Berikut adalah langkah-langkah yang umum digunakan dalam operasional costing:

1. Identifikasi proses produksi:

Perusahaan mengidentifikasi proses produksi yang berbeda dalam operasionalnya.


Setiap proses produksi memiliki karakteristik dan biaya yang berbeda.

2. Pengumpulan biaya produksi:

Biaya produksi yang terkait dengan setiap proses dikumpulkan, termasuk bahan baku, tenaga
kerja, overhead pabrik, dan biayalainnya.

Biaya ini dialokasikan ke masing-masing proses berdasarkan metode yang sesuai, seperti
metode alokasi proporsional atau metode aktivitas berbasis biaya.

3. Penentuan biaya unit produksi:

Setelah biaya produksi dikumpulkan, biaya per unit produksi dalam setiap proses dihitung
dengan membagi total biayaproduksi dengan jumlah unit yang dihasilkan
dalam prosestersebut.

Ini memberikan biaya rata-rata per unit produksi dalam masing-masing proses.

4. Identifikasi pesanan khusus:

Selain produksi secara massal, perusahaan juga menerima pesanan khusus dari pelanggan.

Pesanan ini memiliki persyaratan unik dan memerlukan biayayang terpisah.

Biaya yang terkait dengan pesanan khusus diidentifikasi secara terpisah


dari biaya proses produksi.

5. Penentuan biaya pesanan khusus:

Biaya yang terkait dengan pesanan khusus dihitung berdasarkan


persyaratan pesanan tersebut.

Ini mencakup biaya bahan baku yang digunakan, jam kerja yang diperlukan,
dan biaya overhead khusus yang terkait dengan pesanan tersebut.

6. Penentuan harga jual:

Setelah biaya produksi dan biaya pesanan khusus dihitung, perusahaan dapat menentukan
harga jual yang tepat untuk setiap unit produksi atau pesanan khusus.

Harga jual harus mencakup biaya produksi dan pesanankhusus, serta margin keuntungan
yang diinginkan
Contoh penggunaan operasional costing dapat ditemukan dalam industri manufaktur yang
menghasilkan produk massal dan juga menerima pesanan khusus.

Misalnya, sebuah perusahaan tekstil yang memproduksi kain dalam jumlah besar untuk
persediaan tetap, tetapi juga menerima pesanan khusus untuk produksi kain dengan pola atau
warna yang disesuaikan.

Dalam kasus ini, biaya produksi kain massal akan dihitung berdasarkan proses produksi,
sedangkan biaya yang terkait dengan pesanan khusus akan dialokasikan secara terpisah

Anda mungkin juga menyukai