Cara Perusahaan Memotivasi Karyawan Untuk Menghasilkan Produk Berkualitas
Cara Perusahaan Memotivasi Karyawan Untuk Menghasilkan Produk Berkualitas
1) Teori Klasik
(a) Teori X dan Teori Y oleh Douglas McGregor: menyatakan bahwa ada dua
pandangan manajer terhadap karyawan. Manajer yang dikategorikan menurut Teori
X mempunyai keyakinan bahwa orang pada dasarnya malas dan tidak mau bekerja
sama sehingga harus diberi penghargaan dan hukuman agar mereka dapat bekerja
secara produktif. Manajer yang menerima Teori Y memiliki keyakinan bahwa orang
pada dasarnya bersemangat, ingin tumbuh, dan berkembang, memiliki motivasi
tinggi, dan ingin selalu produktif. Menurut McGregor, manajer yang lebih menerima
Teori Y dapat lebih memotivasi dan memuaskan karyawan dari pada manajer yang
menerima Teori X.
Cara lain yang dapat digunakan untuk memotivasi karyawan adalah dengan
menentukan jam kerja yang sesuai antara kebutuhan karyawan dan kebutuhan
perusahaan, menentukan tingkat upah atau pemberian penghargaan yang sesuai
dengan hal yang dapat mendorong karyawan untuk bekerja, dan meningkatkan
keterlibatan dan keterikatan karyawan di tempat kerjanya.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda gunakan untuk memberikan motivasi
positif kepada karyawan perusahaan:
Siapa yang tidak ingin berada di lingkungan yang nyaman? Setiap orang dengan
berbagai latar belakang sekali pun, pasti mengharapkan lingkungan yang nyaman.
Tunggu dulu, persepsi lingkungan yang nyaman bagi setiap orang juga bisa
berbeda-beda.
Karyawan yang memiliki kepribadian introvert mungkin akan merasa lebih nyaman
jika diberikan ruang dan waktu untuk bekerja sendirian. Namun sebaliknya bagi
karyawan extrovert, berada di ruangan yang hening tanpa pembicaraan apapun
mungkin bisa membuatnya frustasi.
Dalam dunia pendidikan, Anda bisa dinyatakan telah ‘lulus’ belajar jika sudah lulus
sarjana. Tetapi sebenarnya dalam kehidupan tidak ada kata ‘lulus’ atau selesai
belajar. Semua orang harus terus belajar setiap hari untuk menjadi lebih baik. Baik
itu dalam kehidupan, maupun dalam pekerjaan.
Permasalahannya adalah banyak orang yang merasa sudah puas diri dengan
kemampuan yang dimilikinya saat ini. Akibatnya ia merasa tidak perlu menjadi lebih
baik. Jangan salah, orang yang sudah hebat (dan memang pada kenyataannya
hebat) bisa kalah dengan orang yang berkemampuan biasa-biasa saja tetapi selalu
merasa perlu belajar lebih baik.
Dalam tahap inilah Anda dapat meningkatkan sense of belonging atau rasa
kepemilikan terhadap perusahaan secara signifikan. Mudah untuk membuat orang
mengangguk dan berkata ‘ya’ ketika Anda menceramahinya untuk meningkatkan
sense of belonging terhadap perusahaan. Tetapi ‘rasa’ adalah sesuatu yang tidak
cukup dibangun dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan. Dengan gathering
akan lebih mudah untuk membuat karyawan merasa memiliki terhadap sesama
karyawan dan terhadap perusahaan. Ditambah lagi jika para direksi juga dapat
menunjukkan simpatinya kepada karyawan-karyawan yang turut memajukan
perusahaan.
Dalam kepemimpinan selalu dijelaskan bahwa seorang pemimpin yang baik bukan
hanya yang menyuruh seseorang dengan perkataan. Tetapi juga melakukannya
dengan tindakan agar menjadi contoh bagi para pengikutnya. Dalam hal ini Anda
sebagai HR bertanggungjawab menjadikan karyawan perusahaan menjadi lebih
baik. Karena itu tim HR harus merepresentasikan karyawan yang baik tersebut.
Tidak cukup hanya memberikan motivasi melalui perkataan. Tunjukkan juga sikap
yang ingin dicapai tersebut melalui perbuatan Anda dan tim HR lainnya. Misalnya
jika ingin karyawan bekerja dengan maksimal, tunjukkan bahwa Anda juga disiplin
dalam pekerjaan. Jangan sampai Anda menceramahi orang lain untuk tidak
mengerjakan hal lain dalam jam kerja, tetapi Anda sendiri sibuk bermain hp terus-
menerus pada jam kerja.
Ini mungkin terlihat sepele, tetapi setiap proses dimulai dari hal-hal kecil. Jika dalam
hal-hal kecil saja Anda sudah menunjukkan contoh yang tidak baik, dengan
sendirinya karyawan juga akan mengikutinya. Ketika Anda berbicara mengenai
‘bekerja lebih baik’, karyawan hanya akan menilai ceramah itu sebagai omong
kosong belaka. Pastikan Anda bertanggungjawab merepresentasikan karyawan
yang baik di perusahaan.
Mari bersikap realistis, salah satu bentuk motivasi yang paling signifikan tentunya
adalah bonus dan insentif. Namun bonus dan insentif juga harus diberikan secara
bijak. Jangan sampai bonus dan insentif hanya membuat karyawan menjadi ‘manja’
dan merasa tidak perlu bekerja lebih baik lagi. Tanamkanlah pemikiran bahwa bonus
dan insentif adalah sesuatu yang harus dicapai dengan usaha lebih.
Jika perusahaan tergolong kurang memberikan bonus dan insentif pada porsi yang
tepat, Anda dapat mendiskusikannya dengan pihak direksi. Ingat, tim HR juga harus
merepresentasikan karyawan di hadapan direksi. Pastikan Anda memikirkan
kepentingan kedua belah pihak, baik perusahaan maupun karyawan.
Karyawan adalah aset berharga yang dimiliki setiap perusahaan. Tanpa kinerja yang
baik dari karyawan, dapat dipastikan perusahaan akan mengalami kesulitan.
Sebagai HR Anda bertanggungjawab membangun karyawan yang lebih baik. Untuk
itu dibutuhkan motivasi positif. Untuk memotivasi karyawan, Anda butuh lebih dari
sekedar kata-kata, tetapi juga tindakan. Pastikan Anda mampu merepresentasikan
karyawan yang baik di hadapan seluruh karyawan perusahaan.