Anda di halaman 1dari 5

Cara Perusahaan Memotivasi Karyawan Untuk

Menghasilkan Produk Berkualitas


Motivasi merupakan seperangkat kekuatan yang menyebabkan orang mau
melakukan sesuatu dengan cara tertentu (Ebert & Griffin, 2009). Dalam hubungan
antarmanusia di tempat kerja, ada tiga jenis teori motivasi, yaitu:

1) Teori Klasik

Teori klasik menyatakan bahwa karyawan hanya termotivasi oleh uang.


Menurut Frederick W. Taylor perusahaan harus mampu menganalisis pekerjaan
untuk menemukan cara terbaik dalam melaksanakan pekerjaan tersebut untuk
menghasilkan produk yang murah, menghasilkan laba atau keuntungan yang lebih
besar, dan membayar karyawan lebih tinggi. Hal inilah yang dapat memotivasi
karyawan untuk lebih giat dalam bekerja.

2) Teori Keperilakuan Awal (Howthorn Studies)

Percobaan bertujuan menguji hubungan antara perubahan lingkungan fisik terhadap


output karyawan. Hasil percobaan tersebut menyatakan bahwa produktivitas
karyawan bukan hanya disebabkan oleh lingkungan fisik aja, melainkan juga
dipengaruhi oleh teori hubungan antarmanusia (human relation theory). Oleh karena
itu, manajer harus membayar dengan memberikan perhatian terhadap karyawannya.
Berdasarkan Teori Keperilakuan Awal terdapat beberapa teori motivasi yang
muncul, yaitu:

(a) Teori X dan Teori Y oleh Douglas McGregor: menyatakan bahwa ada dua
pandangan manajer terhadap karyawan. Manajer yang dikategorikan menurut Teori
X mempunyai keyakinan bahwa orang pada dasarnya malas dan tidak mau bekerja
sama sehingga harus diberi penghargaan dan hukuman agar mereka dapat bekerja
secara produktif. Manajer yang menerima Teori Y memiliki keyakinan bahwa orang
pada dasarnya bersemangat, ingin tumbuh, dan berkembang, memiliki motivasi
tinggi, dan ingin selalu produktif. Menurut McGregor, manajer yang lebih menerima
Teori Y dapat lebih memotivasi dan memuaskan karyawan dari pada manajer yang
menerima Teori X.

(b) Teori Hierarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow:

menyatakan bahwa manusia memiliki beberapa kebutuhan yang berbeda-beda dan


mereka mencoba memenuhi kebutuhannya. Maslow menggolongkan kebutuhan
menjadi lima tingkat dengan pemenuhan kebutuhan yang dimulai dari tingkat yang
paling rendah sebelum manusia memenuhi kebutuhan pada tingkat berikutnya.
Kelima tingkat kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologi (makan, pakaian,
perumahan); kebutuhan rasa aman (pendidikan, jaminan hari tua); kebutuhan sosial
(dapat berinteraksi dengan orang lain); kebutuhan penghargaan diri; dan kebutuhan
aktualisasi diri.
(c) Teori Dua Faktor oleh Frederick Herzberg: menyatakan bahwa kepuasan dan
ketidakpuasan kerja tergantung pada dua faktor, yaitu hygiene factors yang meliputi
kondisi kerja dan motivation factors yang meliputi pengenalan pekerjaan secara
baik. Hygiene factors memengaruhi motivasi dan kepuasan hanya apabila mereka
gagal memenuhi harapannya. Dalam Teori Dua Faktor ini manajer harus mengikuti
pendekatan dua tahap. Pertama, manajer harus menjamin bahwa hygiene

factors dapat diterima karyawan untuk memotivasi dan memuaskan karyawan.


Kedua, manajer harus memberikan motivation factors untuk memperbaiki motivasi
dan kepuasan kerja karyawan.

3) Teori Motivasi Kontemporer

Teori Motivasi Kontemporer meliputi Teori Pengharapan dan Teori Keadilan.

(a) Teori Pengharapan: menyatakan bahwa karyawan akan termotivasi untuk


bekerja agar mendapatkan penghargaan yang mereka inginkan dan mereka percaya
bahwa kesempatan atau harapan mereka akan tercapai.

(b) Teori Keadilan: menyatakan bahwa keinginan karyawan untuk memberikan


kontribusi kepada perusahaan tergantung pada penilaiannya terhadap keadilan atas
penghargaan yang diterimanya.

Selain teori-teori motivasi diatas, terdapat teori motivasi dengan Model


Karakteristik Pekerjaan dari Hackman dan Oldham ini dapat digunakan dalam
mendesain pekerjaan yang dapat memotivasi karyawan. Beberapa perusahaan yang
tidak melakukan spesialisasi pekerjaan, sering mengadakan rotasi pekerjaan (job
rotation), menambah pekerjaan (job enlargement), ataupun menambah tanggung
jawab dalam pekerjaan (job enrichment). Hal ini bertujuan agar karyawan
mendapatkan pengalaman dan kesempatan pengembangan diri, menghindari
kebosanan karyawan, dan menambah penghasilan karyawan.

Cara lain yang dapat digunakan untuk memotivasi karyawan adalah dengan
menentukan jam kerja yang sesuai antara kebutuhan karyawan dan kebutuhan
perusahaan, menentukan tingkat upah atau pemberian penghargaan yang sesuai
dengan hal yang dapat mendorong karyawan untuk bekerja, dan meningkatkan
keterlibatan dan keterikatan karyawan di tempat kerjanya.

Dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa cara untuk memotivasi karyawan


perusahaan. Motivasi yang positif dapat memberikan dorongan kuat bagi seseorang.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk memotivasi karyawan
perusahaan Anda.

Memupuk Aset Berharga Perusahaan

Setiap perusahaan perlu memperhatikan kebutuhan karyawannya. Terlepas dari


modal-modal materiil yang diperlukan, perusahaan pun harus menyadari pentingnya
menjaga karyawan yang merupakan aset berharga perusahaan. Banyak orang yang
mulai membangun sebuah perusahaan dengan pikiran hanya perlu mengumpulkan
modal dalam bentuk uang.
Pada kenyataannya aset perusahaan yang paling berharga adalah karyawan. Modal
(dalam bentuk uang) yang sedikit pun tidak akan menjadi masalah dalam
perusahaan, selama karyawannya konsisten dan mau bekerja dengan baik. Sudah
menjadi tanggung jawab tim HR untuk memastikan karyawan dapat bekerja dengan
baik dan konsisten.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda gunakan untuk memberikan motivasi
positif kepada karyawan perusahaan:

#1 Buat Suasana Kerja yang Positif dan Menyenangkan

Siapa yang tidak ingin berada di lingkungan yang nyaman? Setiap orang dengan
berbagai latar belakang sekali pun, pasti mengharapkan lingkungan yang nyaman.
Tunggu dulu, persepsi lingkungan yang nyaman bagi setiap orang juga bisa
berbeda-beda.

Karyawan yang memiliki kepribadian introvert mungkin akan merasa lebih nyaman
jika diberikan ruang dan waktu untuk bekerja sendirian. Namun sebaliknya bagi
karyawan extrovert, berada di ruangan yang hening tanpa pembicaraan apapun
mungkin bisa membuatnya frustasi.

Cobalah untuk lebih mengenali karyawan-karyawan yang Anda tangani. Ketahui


lingkungan kerja seperti apa yang akan membuat mereka lebih nyaman. Memang,
bekerja adalah tanggung jawab karyawan. Jika karyawan membutuhkan uang maka
mereka harus bekerja dan mengikuti peraturan perusahaan. Tetapi tidak ada
salahnya untuk sedikit membuat karyawan merasa nyaman. Pada akhirnya
perusahaan juga yang akan menerima keuntungannya. Karena dengan suasana
yang nyaman, Anda sudah memfasilitasi karyawan untuk bekerja lebih baik.

#2 Motivasi Karyawan untuk Terus Belajar dan Berkembang

Dalam dunia pendidikan, Anda bisa dinyatakan telah ‘lulus’ belajar jika sudah lulus
sarjana. Tetapi sebenarnya dalam kehidupan tidak ada kata ‘lulus’ atau selesai
belajar. Semua orang harus terus belajar setiap hari untuk menjadi lebih baik. Baik
itu dalam kehidupan, maupun dalam pekerjaan.

Permasalahannya adalah banyak orang yang merasa sudah puas diri dengan
kemampuan yang dimilikinya saat ini. Akibatnya ia merasa tidak perlu menjadi lebih
baik. Jangan salah, orang yang sudah hebat (dan memang pada kenyataannya
hebat) bisa kalah dengan orang yang berkemampuan biasa-biasa saja tetapi selalu
merasa perlu belajar lebih baik.

Setiap perusahaan tentu mengharapkan pertumbuhan untuk menjadi perusahaan


yang lebih besar di kemudian hari. Sekali lagi, karyawan adalah aset perusahaan
yang paling berharga. Dengan begitu pertumbuhan perusahaan sangat ditentukan
oleh pertumbuhan karyawannya. Mulailah memberikan motivasi kepada karyawan
untuk mau terus belajar dan berkembang. Tanamkan kultur ini sehingga karyawan
tidak mudah merasa puas dengan kemampuannya saat ini.

#3 Rencanakan Acara Gathering Bersama Seluruh Karyawan dan Direksi


Sesekali mengadakan acara gathering bersama dengan seluruh karyawan bukanlah
ide yang buruk. Terkadang ketika sudah terlalu banyak berfokus hingga stres dalam
pekerjaan, setiap orang memerlukan waktu untuk refreshing. Mengapa tidak
memanfaatkan kebutuhan refreshing tersebut untuk mempererat hubungan antar
karyawan di perusahaan? Tetapi jangan lupa juga untuk mengajak direksi.

Berdasarkan hasil penelitian dalam banyak perusahaan karyawan akan merasa


lebih nyaman jika tidak ada kesenjangan antar karyawan dengan orang-orang
berpengaruh di perusahaan. Jika tidak ada kesenjangan, karyawan merasa sangat
dihargai, bahkan dianggap benar-benar berharga bagi perusahaan.

Dalam tahap inilah Anda dapat meningkatkan sense of belonging atau rasa
kepemilikan terhadap perusahaan secara signifikan. Mudah untuk membuat orang
mengangguk dan berkata ‘ya’ ketika Anda menceramahinya untuk meningkatkan
sense of belonging terhadap perusahaan. Tetapi ‘rasa’ adalah sesuatu yang tidak
cukup dibangun dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan. Dengan gathering
akan lebih mudah untuk membuat karyawan merasa memiliki terhadap sesama
karyawan dan terhadap perusahaan. Ditambah lagi jika para direksi juga dapat
menunjukkan simpatinya kepada karyawan-karyawan yang turut memajukan
perusahaan.

#4 Berikan Perhatian yang Wajar kepada Karyawan

Setiap orang dalam kehidupannya memiliki permasalahan masing-masing.


Permasalahan pribadi tidak selayaknya dibawa ke perusahaan. Tetapi ada kalanya
seseorang ingin mendapatkan perhatian. Ketika karyawan sedang mengalami
permasalahan pribadi, bisa saja ia ingin diperhatikan. Walaupun perhatian ini tidak
selalu harus langsung terkait dengan permasalahan pribadi yang dialaminya.

Namun sekedar memberikan perhatian yang sewajarnya kepada karyawan dapat


membuatnya merasa diperhatikan. Setidaknya karyawan tidak merasa sendirian.
Anda dapat memulai kultur ini agar seluruh karyawan terpengaruh untuk saling
memberikan perhatian yang sewajarnya. Dengan begitu sense of belonging
terhadap perusahaan dan sesama rekan kerja akan semakin tumbuh.

Jangan sampai karyawan perusahaan hanya merasa bahwa pekerjaan adalah


kewajiban yang tidak perlu dinikmati. Cukup datang tepat waktu, pulang tepat waktu
(atau lebih cepat jika memungkinkan) dan menerima gaji. Jika karyawan hanya
memiliki persepsi seperti itu terhadap perusahaan, cepat atau lambat ia akan
merasa bosan. Akibatnya karyawan akan memfokuskan diri untuk mencari
pekerjaan lain, atau mencoba-coba mengerjakan hal lain dalam jam kerja yang akan
mengganggu performanya.

#5 Berikan Contoh yang Baik

Dalam kepemimpinan selalu dijelaskan bahwa seorang pemimpin yang baik bukan
hanya yang menyuruh seseorang dengan perkataan. Tetapi juga melakukannya
dengan tindakan agar menjadi contoh bagi para pengikutnya. Dalam hal ini Anda
sebagai HR bertanggungjawab menjadikan karyawan perusahaan menjadi lebih
baik. Karena itu tim HR harus merepresentasikan karyawan yang baik tersebut.
Tidak cukup hanya memberikan motivasi melalui perkataan. Tunjukkan juga sikap
yang ingin dicapai tersebut melalui perbuatan Anda dan tim HR lainnya. Misalnya
jika ingin karyawan bekerja dengan maksimal, tunjukkan bahwa Anda juga disiplin
dalam pekerjaan. Jangan sampai Anda menceramahi orang lain untuk tidak
mengerjakan hal lain dalam jam kerja, tetapi Anda sendiri sibuk bermain hp terus-
menerus pada jam kerja.

Ini mungkin terlihat sepele, tetapi setiap proses dimulai dari hal-hal kecil. Jika dalam
hal-hal kecil saja Anda sudah menunjukkan contoh yang tidak baik, dengan
sendirinya karyawan juga akan mengikutinya. Ketika Anda berbicara mengenai
‘bekerja lebih baik’, karyawan hanya akan menilai ceramah itu sebagai omong
kosong belaka. Pastikan Anda bertanggungjawab merepresentasikan karyawan
yang baik di perusahaan.

#6 Diskusikan Bonus dan Insentif yang Adil dengan Direksi

Mari bersikap realistis, salah satu bentuk motivasi yang paling signifikan tentunya
adalah bonus dan insentif. Namun bonus dan insentif juga harus diberikan secara
bijak. Jangan sampai bonus dan insentif hanya membuat karyawan menjadi ‘manja’
dan merasa tidak perlu bekerja lebih baik lagi. Tanamkanlah pemikiran bahwa bonus
dan insentif adalah sesuatu yang harus dicapai dengan usaha lebih.

Jika perusahaan tergolong kurang memberikan bonus dan insentif pada porsi yang
tepat, Anda dapat mendiskusikannya dengan pihak direksi. Ingat, tim HR juga harus
merepresentasikan karyawan di hadapan direksi. Pastikan Anda memikirkan
kepentingan kedua belah pihak, baik perusahaan maupun karyawan.

Mengasah Aset Berharga Perusahaan

Karyawan adalah aset berharga yang dimiliki setiap perusahaan. Tanpa kinerja yang
baik dari karyawan, dapat dipastikan perusahaan akan mengalami kesulitan.
Sebagai HR Anda bertanggungjawab membangun karyawan yang lebih baik. Untuk
itu dibutuhkan motivasi positif. Untuk memotivasi karyawan, Anda butuh lebih dari
sekedar kata-kata, tetapi juga tindakan. Pastikan Anda mampu merepresentasikan
karyawan yang baik di hadapan seluruh karyawan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai