Anda di halaman 1dari 2

BERBAGAI TEKNIK FORMALISASI

A. SELEKSI

 Seleksi merupakan teknik yang paling banyak digunakan untuk mengendalikan


“kebebasan” karyawan. Proses seleksi biasanya digunakan untuk memilih karyawan
ataupun tenaga professional
 Suatu proses seleksi yang efektif biasanya dirancang untuk menetapkan apakah pelamar
sesuai untuk diterima oleh organisasi.

B. PERSYARATAN PERAN

 Anggota atau karyawan harus menjalankan peran tertentu. Pada setiap jabatan biasanya
terkandung harapan ( ekspentasi ).
 Persyaratan peran bias dinyatakan secara tegas dan terperinci jika tingkat formalisasi
organisasi tinggi.

C. PERATURAN, PROSEDUR DAN KEBIJAKAN

 Peraturan merupakan pernyataan yang secara eksplisit menunjukan apa yang boleh
maupun yang tidak boleh dilakukan oleh karyawan dalam suatu organisasi.
 Prosedur merupakan serangkaian langkah berurutan dan saling berkaitan yang perlu
diikuti opleh karyawan dalam menyelesaikan tugasnya.
 Kebijakan merupakan petunjuk berupa serangkaian pembatas yang mengarahkan
karyawan dalam elakukan pengambilan keputusan.
 Peraturan, prosedur dan kebijakan merupakan cara atau teknik yang digunakan organisasi
untuk mengatur perilaku anggotanya.

D. PELATIHAN ( TRAINING )

 Pelatihan dalam tugas dijalankan dalam berbagai bentuk, seperti penugasan khusus,
bimbingan dari atasan dalam pelaksanaan tugas dan lain-lain
 Tujuan pelatihan ialah untuk membentuk karyawan agar memiliki corak pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

E. RITUAL ( UPACARA )

 Ritual atau upacara sering kali merupakan teknik formalisasi yang dilakukan terhadap
sejumlah anggota terpilih atau organisasi.
 Individu yang hadir dalam upacara perlu membuktikan bahwa mereka bias dipercaya
oleh organisasi dan juga setia kepada organisasi sehingga layak untuk dipromosikan
menempati posisi yang lebih tingggi.
F. TEORI X, TEORI Y DAN FORMALISASI

 Dalam teori X terdapat 4 jenis anggapan (asumsi) yang dianut oleh para menejer, yaitu
berikut ini:
1. Karyawan atau bawahan pada dasarnya tidak suka melaksanakan kegiatan bekerja
dan apabila kondisi memungkinkan akan berusaha menghindari keharusan
bekerja.
2. Oleh karena tidak senang melaksanakan kegiatan bekerja maka karyawan atau
bawahan perlu dipaksa bekerja, diawasi dan diancam dengan hukuman, agar
bersedia melaksanakan tugasnya.
3. Karyawan atau bawahan pada dasarnya tidak ingin berinisiatif maupun memiliki
tanggung jawab dan lebih menyukai apabila mereka diarahkan dan di perintah
secara jelas.
4. Kebanyakan karyawan atau bawahan menempatkan rasa aman sebagai perioritas
utama dalam bekerja.
 Berlawanan dengan anggapan 4 jenis anggapan yang bersifat negative tersebut Mc gregor
juga mengemukakan adanya 4 tanggapan yang bersifat positif mengenai karyawan yang
ia namakan sebagai teori Y :
1. Karyawan atau bawahan menganggap bahwa bekerja merupakan hal yang wajar
bagi mannusia, seperti kegiatan yang lain, misalnya bermain, ataupun beristirahat
2. Oleh karena ingin berhasil mencapai sasaran maka karyawan atau bawahan akan
mengendalikan diri dan juga berusaha mengontrol dirinya sendiri
3. Rata-rata karyawan atau bawahan bersedia memikul tanggung jawab bahkan
berusaha untuk menjadi orang yang paling bertanggung jawab
4. Kebanyakan karyawan atau bawahan bersifat kreatif, memiliki kemampuan untuk
membuat keputusan secara baik.

G. HUBUNGAN FORMALISASI DENGAN KOMPLEKSITAS ORGANISASI

 Keterkaitan antara derajat formalisasi dengan kompleksitas organisasi bukan merupakan


hubungan yang sederhana
 Semakin tinggi derajat profesionalitas suatu organisasi maka tingkat formalisasi
cenderung akan berkurang

Anda mungkin juga menyukai