Anda di halaman 1dari 4

1. Apa yang dimaksud dengan organisasi sebagai suatu sistem?

Sebuah organisasi merupakan sebuah kesatuan yang utuh sekaligus kompleks.


Didalamnya terdapat berbagai macam elemen atau komponen yang disatu sisi harus mampu
bekerja sendiri namun disisi lain juga dituntut untuk bisa bekerja sama dengan komponen-
komponen lainnya.

Sementara itu, selain harus mampu mengelola komponen-komponen yang terdapat


didalam agar dapat bekerja sama dengan baik, sebuah organisasi juga diharapkan untuk bisa
berinteraksi serta beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan untuk berinteraksi
serta beradaptasi dengan lingkungan ini mutlak harus bisa dilakukan oleh sebuah organisasi
untuk terus bisa eksis dan berkembang sesuai harapan dan tujuan organisasi itu sendiri.

Menurut Grunig dan Hunt (1984), sebuah sistem terdiri atas aspek-aspek sebagai berikut:

1. Environment (lingkungan)

2. Boundary (pembatas)

3. Input (masukan)

4. Output (keluaran)

5. Throughput

6. Feedback (umpan balik)

2. Mengapa seorang manajer harus mendelegasikan wewenang?

Wewenang adalah kekuasaan atau hak untuk memerintah atau untuk meminta orang
lain berbuat sesuatu dalam kegiatan organisasi. Wewenang bersumber pada kelompok
pendekatan institusional dan pendekatan kepatuhan. Wewenang didelegasikan berdasarkan
hubungan dalarn kegiatan organisasi. Dalam mendelegasikan wewenang, perlu diketahui cara
yang tepat agar diperoleh pendelegasian wewenang yang sesuai dengan posisi orang yang ada
dalam organisasi. Pendelegasian mempunyai sifat dualistis dan merupakan sesuatu yang vital
dalam organisasi. Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang agar mereka bisa
menjalankan operasi manajemen dengan baik. Pendelegasian wewenang penting dilakukan
untuk proses pengaturan organisasi. Seorang manajer harus mendelegasikan wewenang
karena dua hal, yaitu:

a. Ia menanggung lebih banyak dari yang dapat ia kerjakan sendiri.

b. ketajaman pikiran atas kehidupan organisasi (perubahan atau perkembangan dan


kemajuan).
3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam staf.

Wewenang staf dapat dibagi sebagai berikut.

a. Staf spesialis

Adalah pejabat yang berada dalam struktur organisasi uni dan staf dengan tugas-tugas khusus
(memiliki bidang spesialisasi yang tertentu sifatnya) dan berfungsi untuk membantu
pimpinan atau manajer.

b. Staf penasihat

Tugas staf penasihat adalah meyakinkan manajer uni bahwa gagasan atau pertimbangannya
penting, dapat dipertanggung jawabkan dan sifatnya (kadang-kadang) mendesak supaya
dilaksanakan oleh manajer.

c. Staf pelayanan

Tugas atau wewenang staf pelayanan bagi manajer adalah melakukan serangkaian kegiatan
yang sifatnya terpisah dari pekerjaan lini. Staf pelayanan dalam kegiatannya mengambil
keputusan penting tidak hanya bagi unitnya sendiri, tetapi dapat Iebih luas yaitu menyangkut
berbagai kepentingan organisasi.

c. Staf Pengawasan

Wewenang stf’ pengawasan adalah melakukan tindakan pengawasan atas unit-unit yang
berada dalam satuan organisasi secara langsung atau tidak Iangsung. Sifat pengawasan ini
sangat menonjol bagi kegiatan organisasi yang telah berkembang luas, yang mempunyai
satuan operasi dengan perwakilan-perwakilan di daerah.

e. Staf fungsional

Wewenang staf fungsional rnenyangkut kegiatan yang bersifat khusus (spesialisasi). Contoh
dan kegiatan yang dilakukan oleh staf fungsional misalnya, membantu manajer lini pada
bidang produksi (the assistant staff to the production manager), atau pada bidang pemasaran,
atau pada bidang lain yang secara fungsional perlu bagi pencapaian tujuan organisasi.

f. Staf pribadi

Staf pribadi memiliki wewenang staf yang terbatas, yaitu hanya membantu pimpinan dalam
mengatasi pekerjaan yang sifatnya tertentu dan tidak dapat mempergunakan wewenang lini
yang berada di luar unitnya.

Dengan bantuan staf pribadi tersebut, manajer lini mengatasi:

1) menumpuknAya pekerjaan yang perlu diproses untuk diselesaikan.

2) berbagai persoalan teknis yang amat rinci di luar bidang keahliannya.

3) berbagai kontak hubungan organisasi baik di dalam maupun di luar.


4) persoalan kepemimpinan dan hubungannya dengan bawahan.

5) promosi bagi pegawai senior atau yang telah berpengalaman.

6) memberikan latihan jabatan yang diperlukan bagi tenaga muda yang dinamis.

4. Mengapa ilmu perilaku diperlukan dalam pelaksanaan fungsi aktuasi?

Aktuasi merupakan salah satu fungsi manajemen yang ditujukan untuk mewujudkan
hasil nyata dan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Dalam Iingkup
kegiatan manajemen aktuasi berperan sebagai “penggerak” dan usaha-usaha yang ditujukan
untuk mencapai tujuan bersama. untuk melaksanakan fungsi aktuasi dengan baik sangat
dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman mengenai tingkahlaku manusia karena tanpa
mengerti ilmu perilaku, sulit untuk dapat mengarahkan orang-orang ke dalam suatu tujuan
yang sama.Karena ilmu prilaku merupakan parsyarat keberhasilan fungsi akutansi.

Proposisi yang ada dalam teori perilaku pada prinsipnya didasarkan atas generalisasi
mengenai sifat-sifat manusia. Walaupun diakui bahwa manusia pada hakikatnya rnempunyai
sifat-sifat yang berbeda. tetapi dapat ditarik beberapa persamaan yang secara umum:

1. Tingkah laku manusia dapat dimengerti terutama dengan memperhatikan faktor-faktor


kebiasaan dan emosi.

2. Perasaan bahwa seseorang merupakan tokoh penting serta keterikatannya dengan


suatu kelompok yang diakui merupakan pendorong yang ampuh untuk banyak orang.

3. Apabila dirasakan perlu, orang akan mengharuskan penghargaan atas kinerja yang
dicapainya.

4. Para pekerja akan mempergunakan kemampuan terbaik mereka dan pada dasarnya
merupakan pendorong untuk rnenyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan.

5. Para pekerja umumnya terdorong untuk melaksanakan hal-hal yang dapat membuat
mereka bangga.

6. Para pekerja lebih memilih dan mengikuti atasan yang mereka hormati dan dipercayai.

7. Para pekerja umumnya tidak suka dikritik ataupun ditegur di depan umum. mereka
tidak ingin kehilangan muka.

8. Perubahan ataupun gagasan-gagasan baru biasanya akan Iebih mudah diterima apabila
orang-orang telah disiapkan sebelumnya, perubahan yang dilakukan secara mendadak
sebaiknya dihindari.
9. Bila pekerja melakukan suatu kesalahan dalam tugasnya. Mereka mengharapkan
untuk ditegur dan sekaligus diberitahukan cara-cara untuk melakukannya secara
benar.

10. Kebanyakan pekerja mengharapkan adanya tindakan yang tepat dan tegas apabila
terjadi pelanggaran, penyimpangan, dan mereka tidak menyukai atasan yang kurang
Legas.

5. Apa yang harus dilakukan untuk menjadi seorang pemimpin dan apa ciri-ciri
yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin?

Ciri-ciri yang sering digunakan bagi pemimpin untuk membedakannya dengan


mereka yang bukan pemimpin adalah: realistis, banyak akal, dapat mendorong dirinya
sendiri, emosinya stabil, terampil berkomunikasi, percaya diri, dan berperan serta aktif dalam
masyarakat, dan sifat-sifat lain yang umum. Sedangkan kepribadian cenderung menjadi
penyatu bagi ciri-ciri yang beragam dan potensial.

Sifat pemimpin dan bukan pemimpin

Pemimpin

Memberi semangat pengikutnya.

Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan pengikutnya.

Menunjukkan kepada pengikutnya bagaimana menjalankan pekerjaan.

Memikul kewajiban/tanggung jawab.

Memperbaiki kegagalan yang terjadi dalam pencapaian tugas.

Bukan pemimpin

Memaksa/menarik pengikutnya.

Menyelesaikan pekerjaan dengan mengorbankan pengikutnya.

Memberikan kekuatan dengan ancaman dan paksaan.

Melepaskan tanggung jawab.

Menyalahkan orang lain atas kegagalan yang dialami.

Sumber : BMPISIP4111.asas-asas manajemen.Universitas Terbuka.

http://e-journal.uajy.ac.id/1322/5/4SOS02889.pdf

Anda mungkin juga menyukai