Anda di halaman 1dari 5

Nama : Bryan Felix

Npm : 21011134

1.
1. Teori manajemen ilmiah
Frederick W. Taylor (1856-1915) adalah orang pertama yang mempelajari
produktivitas pekerja dan cara terbaik untuk mengoptimalkannya. Taylor yang memiliki
latar belakang di bidang teknik mesin ini melakukan percobaan yang akhirnya berhasil
mengembangkan empat prinsip manajemen ilmiah. Prinsip-prinsip ini merekomendasikan
bahwa metode ilmiah harus digunakan untuk menentukan cara yang paling efisien untuk
melakukan tugas di tempat kerja daripada hanya mengandalkan penilaian pribadi pekerja.

2. Teori manajemen administratif

Henri Fayol (1841-1925) adalah seorang insinyur pertambangan dan eksekutif senior
di Perancis yang dianggap sebagai salah satu kontributor paling berpengaruh terhadap
teori manajemen modern. yang meningkatkan produktivitas dengan menganalisis
tindakan pekerja, Fayol mengambil pendekatan atas-kebawah.Fayol memeriksa sebuah
organisasi melalui para manajer dan situasi yang mungkin mereka hadapi. Fayol percaya
bahwa manajemen memiliki enam fungsi terpenting yaitu untuk meramalkan,
merencanakan, mengatur, memerintahkan, mengoordinasikan dan mengendalikan. Fayol
mengembangkan 14 prinsip administrasi yang menguraikan bagaimana manajer harus
mengatur dan berinteraksi dengan karyawan.

3. Teori manajemen birokrasi

Max Weber (1864-1920) adalah seorang sosiolog Jerman yang mengembangkan teori
manajemen birokrasi yang berfokus pada penataan organisasi secara hierarkis dengan
aturan tata kelola yang jelas.Prinsip-prinsip Weber untuk menciptakan sistem birokrasi
yang ideal meliputi pembagian kerja yang jelas, rantai komando hierarkis, pemisahan
antara aset pribadi dan organisasi pemilik, pencatatan dan dokumentasi yang cermat,
regulasi dan peraturan yang ketat dan konsisten serta pemilihan dan promosi karyawan
berdasarkan kualifikasi dan bukan berdasarkan hubungan pribadinya.

2.

Alasan mengapa manajemen dibutuhkan di organisasi maupun perusahaan adalah


untuk memudahkan mencapai tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi.
Manajemen dibutuhkan karena mempermudah mecapainya suatu tujuan organisasi atau
tujuan individu yang ada di organisasi tersebut. Semua bentuk organisasi dimana orang-orang
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, membutuhkan manajemen.
Manajemen dibutuhkan organisasi agar usaha pencapaian tujuan menjadi lebih mudah. Untuk
mencapai efesiensi dan efektivitas. Banyak cara untuk mengukur hasil kerja suatu organisasi
dan salah satu yang umum adalah efesiensi dan efektivitas
3.

Kompensasi kepada karyawan sangat memengaruhi motivasi kerja dan memberikan


kepuasan kerja tersendiri bagi pegawai, apabila seorang karyawan mendapatkan kompensasi
yang pantas atas apa yang sudah dikerjakan pada perusahaan makan tentunya seorang
pegawai juga akan mendapatkan kepuasan kerja yang baik, hal ini juga adalah sebagai ikatan
kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas karyawan, disiplin serta
pengaruh serikat buruh dan pemerintahan. Motivasi kerja akan sangat berpengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan. Apabila seorang karyawan yang setiap hari bekerja disebuah
perusahaan dan memiliki motivasi kerja yang baik tentunya akan memberikan dampak positif
pada loyalitas dan produktifitas karyawan dan tentunya karyawan tersebut akan memiliki
kepuasan kerja yang baik pula karena motivasi kerja sendiri memiliki dampak positif
terhadap kepuasan kerja, hal ini di perkuat juga oleh teori dari Mc. Gregor yang berkata
”bahwa seseorang bekerja karena bekerja itu merupakan kondisi bawaan seperti bermain atau
beristirahat untuk aktif dan mengerjakan sesuatu”.

4.

Pelibatan dan partisipasi anggota {individu} dalam organisasi menjadi menjadi lebih
penting ketika organisasi tersebut memulai suatu fungsi karena tanpa keterlibatanya kegunaan
atau fungsional organisasi tersebut tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Keterlibatan
dan partisipasi juga cenderung menghasilkan suatu kinerja, pola kegiatan serta hasil dari
keterlibatan seluruh unsur manusia dalam organisasi akan menghasilkan suatu fungsi dalam
organisasi. Masing–masing dari individu tersebut di dalam suatu organisasi mempunyai peran
yang beragam dan mempunyai keterikatan terhadap suatu wadah, yaitu organisasi. Individu
merupakan komponen vital dalam suatu organisasi tetapi tidak efisien jika “individu” ingin
mencapai suatu tujuan dasar organisasi. Karena individu tidak mempunyai struktur dan
sistem untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

5.

1. Terbuka terhadap hal-hal baru

Dimensi kepribadian ini mengelompokan individu berdasarkan ketertarikannya terhadap hal-


hal baru dan keinginan untuk mengetahui serta mempelajari sesuatu yang baru. Karakteristik
positif pada Individu yang memiliki dimensi ini cenderung lebih kreatif, Imajinatif,
Intelektual, penasaran dan berpikiran luas.

2. Sifat berhati-hati

Individu ini memiliki kepribadiang yang cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan suatu
tindakan ataupun penuh pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan, mereka juga
memiliki disiplin diri yang tinggi dan dapat dipercaya. Karakteristik Positif pada dimensi 
adalah dapat diandalkan, bertanggung jawab, tekun dan berorientasi pada pencapain.
3. Ekstraversi

Sifat ini berkaitan dengan tingkat kenyamanan seseorang dalam berinteraksi dengan orang
lain. Karakteristik Positif Individu Extraversion adalah  senang bergaul, mudah bersosialisasi,
hidup berkelompok dan tegas.

4. Mudah akur atau mudah bersepakat

Individu seperti ini cenderung lebih patuh dengan individu lainnya dan memiliki kepribadian
yang ingin menghindari konfilk. Karakteristik Positif-nya adalah kooperatif (dapat
bekerjasama), penuh kepercayaan, bersifat baik, hangat dan berhati lembut serta suka
membantu.

5. Neurotisme

Neurotisme adalah dimensi kepribadian yang menilai kemampuan seseorang dalam menahan
tekanan atau stress. Karakteristik Positif dari Neuroticism disebut dengan Emotional Stability
(Stabilitas Emosional), Individu dengan Emosional yang stabil cenderang Tenang saat
menghadapi masalah, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh.

6.

a. locus of control
Locus of control eksternal adalah sebuah keyakinan seorang individu bahwa nasibnya
dikendalikan oleh sesuatu yang berada di luar kendalinya. Jika ada yang salah pada dirinya,
maka itu salah orang lain, atau dasar dianya saja yang lagi sial. 

seorang karyawan dalam memandang karirnya pada sebuah perusahaan. Apabila seorang
karyawan tersebut mempunyai locus of control internal, maka jika dirinya mengalami suatu
kegagalan dalam meraih jabatan tertentu, ia akan merasa bahwa kegagalan itu dikarenakan
kesalahan pada dirinya sendiri.

b. Self efiacacy
Self efficacy artinya ialah kepercayaan seseorang atas kemampuan yang dimilikinya dalam
menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.

contoh dari self efficacy bisa tergambar pada seorang entrepreneur  yang sering membuat
penilaian sendiri terhadap keadaan yang tidak menentu, oleh sebab itu dalam membuat suatu
keputusan, pernyataan tentang pengelolaan sumber daya yang mereka miliki, mereka harus
mempunyai kepercayaan diri.

c. Authoritarianism
Authoritarianism atau otoritarianisme adalah keyakinan atau paham bahwa pembedaan
kekuasaan dan status harus ada dalam organisasi/pemerintahan. Ini sebagai lawan sebagai
lawan dari kebebasan berpikir dan bertindak individu.
Para pemimpin otoriter sering menggunakan kekuasaan secara sewenang-wenang dan tanpa
memperhatikan aturan yang ada. 

d. Machiavellianism

Machiavellisme merupakan filsafat tentang kenegaraan dan pemerintahan. Filsafat ini


dicetuskan oleh N. Machiavelli. Aliran filsafat ini menganggap bahwa segala sesuatu yang
dilakukan demi pemerintahan dan negara, apapun itu, adalah sah dan baik untuk dilakukan.

e. Self esteem
self-esteem merupakan istilah yang merujuk untuk mendeskripsikan nilai personal seorang
individu, terhadap dirinya sendiri. Dengan kata lain, self-esteem merujuk pada cara seseorang
menghargai, mengapresiasi, dan menyukai diri sendiri . Sampai di sini, mungkin banyak
orang yang mengasumsikan harga diri sama dengan kepercayaan diri.

ada seseorang dengan harga diri yang sehat dan positif, tapi tidak percaya diri saat ditunjuk
untuk memimpin suatu.

f. Risk propensity
Perilaku ini merujuk kepada kecenderungan individu dalam hal pengambilan risiko dan
menjawab tantangan.

seseorang yang Risk Propensity tinggi adalah seorang risk taker atau pengambil resiko.

7.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok
(fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
(perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku
seseorang.

Menurut mclelland Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki
pencapaian signifikan, menguasai berbagai keahlian, atau memiliki standar yang tinggi.
Orang yang memiliki n-ach tinggi biasanya selalu ingin menghadapi tantangan baru dan
mencari tingkat kebebasan yang tinggi.

8.
Manajemen dan kepemimpinan adalah hal yang paling krusial dalam menjalankan sebuah
organisasi. Tanpa keduanya, para anggota organisasi akan kehilangan arah dan tujuan,
bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya.  Manajemen terkait dengan perencanaan dan
anggaran, sementara kepemimpinan terkait dengan memberikan arah. Manajemen terkait
dengan pengorganisasian dan staffing, sedangkan kepemimpinan terkait dengan
menselaraskan orang. Yang terakhir, manajemen menghadirkan kontrol dan pemecahan
masalah, sementara kepemimpinan menghadirkan motivasi.

9.
komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah
komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi
kepentingan organisasi Isinya berupa cara kerja diorganisasi, produktivitas dan berbagai
pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Adapun komunikasi informal adalah
komunikasi yang disetujui secara sosial.

10.
Perlu adanya fungsi manajemen yang diarahkan untuk memastikan apakah rencana yang
diimplementasikan berjalan sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan yang ditetapkan
ataukah tidak. Selain memastikan, juga perlu diketahui apa yang menjadi penyebab,
misalnya, jika sebuah rencana ternyata tidak berjalan sebagaimana mestinya, dan kemudian
bagaimana tindakan koreksi yang dapat dilakukan.  Fungsi manajemen yang diarahkan untuk
melakukan pengawasan atas apa yang telah direncanakan dan bagaimana langkah-langkah
koreksinya dinarnakan dengan fungsi pengawasan atau pengendalian. fungsi ini sering
dinamakan dengan fungsi Controlling, Evaluating, Appraising, dan Correcting. Semua istilah
ini memiliki arti yang hampir sarna, yaitu mengontrol atau mengendalikan, mengevaluasi,
menilai atau mengukur, dan mengoreksi. Jika tidak berjalan dengan sernestinya, maka fungsi
pengawasan juga melakukan proses untuk mengoreksi kegiatan yang sedang berjalan agar
dapat tetap mencapai apa yang telah direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai