Paradigma Classic
Muhammad Syamsul Huda - 185120200111009
Intri Febiola - 185120200111010
Lora Sabila Yassaroh - 185120200111020
Zhafirah Fakrana Nabilah - 185120200111073
Kurnia Putri Primadani - 185120201111032
Syarrah Fasya - 185120207111001
Adrian David Leonardo - 185120207111012
Kinanthi Putri Arinda - 185120207111016
3) Disiplin, tergantung pada tata tertib yang telah dibuat atasan dengan persetujuan
seluruh pihak agar sanksi dapat diberlakukan bagi individu yang melanggar
4) Kesatuan perintah. Pegawai menerima komando dari satu orang dan hanya satu
atasan untuk setiap tindakan.
5) Kesatuan dalam pengarahan. Sekelompok kegiatan dengan tujuan yang sama harus
memiliki “satu kepala dan satu rencana” agar dapat mencapai tujuan yang dicita-
citakan.
6) Kepentingan individu dibawah kepentingan umum. Menjunjung kesejahteraan
umum dengan cara menomorduakan kepentingan individu.
7) Pemberian gaji. Karyawan atau buruh harus mendapatkan imbalan secara adil yang
sesuai kesepakatan sebelumnya antara karyawan dan perusahaan.
8) Sentralisasi. Pembuatan keputusan bersifat memusat (terbatas pada manajemen
tingkat yang lebih tinggi), atau desentralisasi (ditujukan untuk bawahan) tergantung
pada kondisi organisasi.
9) Rantai skalar. Sistem otoritas disusun seperti hierarki dengan garis perintah yang
jelas dari satu level ke yang lainnya sehingga terbentuk pembagian kerja yang yang
jelas bagi tiap-tiap anggota. Akan tetapi, sistem harus bersedia dipindahkan dari rantai
perintah ketika dibutuhkan.
14) Esprit de corps (perasaan setia dan saling menghormati). Manajemen harus
berusaha untuk memajukan rasa kesatuan, harmoni dan kohesi untuk mencapai gagasan
atau ide cemerlang.
C. Teori Birokrasi Max Weber
Birokrasi adalah suatu badan administratif tentang pejabat yang diangkat, dan
membentuk hubungan kolektif bagi golongan pejabat itu sebagai suatu kelompok tertentu yang
berbeda, yang pekerjaan dan pengaruhnya dapat dilihat dalam organisasi tertentu, khususnya
menurut prosedur pengangkatannya. Dengan demikian, berarti bahwa dalam konsep umum
tentang birokrasi Weber, bukan hanya terdiri dari gagasan tertentu tentang kelompok, tetapi
juga gagasan tentang bentuk-bentuk tindakan yang berbeda dalam kelompok tertentu itu.
Birokrasi langsung berhubungan dengan organisasi masyarakat secara umum. Adanya
demokrasi adalah dicapai dengan melalui beberapa formalisasi aturan, struktur, dan proses
yang ada di dalam organisasi.
Konsep umum birokrasi dari weber dibuat berdasarkan kesimpulan sebagian besar yang
dibuatkannya untuk itu. Salah satu petunjuk bagi konsep umum Weber tampak dalam
identifikasinya terhadap jenis birokrasi patrimonial, di samping jenis birokrasi lain, yaitu
birokrasi rasional.
Birokrasi patrimonial berbeda dengan tipe birokrasi rasional. Birokrasi patrimonial
diangkat berdasarkan kriteria subjektif karena ada hubungan emosional dengan pejabat yang
mengangkat, sedangkan birokrasi rasional diangkat berdasarkan kriteria objektif, yakni syarat-
syarat yang sudah ditetapkan lebih dahulu sebelum seseorang masuk menjadi pegawai
pemerintah. Dasar birokrasi menurut Weber adalah konsep tentang pejabat, dilihat dari
intensitas Weber dalam menggunakan Beamtentum (staf pegawai) di berbagai kesempatan
sebagai suatu alternatif dalam pengertian birokrasi.