Anda di halaman 1dari 6

Perkembangan manajemen yang sangat cepat melalui studi di perguruan tinggi memunculkan teori-

teori manajemen dari berbagai aliran. Teori tersebut dapat dikelompokkan ke dalam enam aliran :
1. Aliran Managemen Ilmiah
Teori Manajemen Ilmiah muncul sebagaian dari kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas. Di awal
abad keduapuluh, terutama Amerika Serikat, tenaga kerja trampil amat terasa kuirang, satu satunya
cara untuk meningkatkan produktivitas adalah menaikkan efisiensi pekerja.
a. Frederick W. Taylor (1856 -1915)
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan produktivitas.
Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang
menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan
turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja
karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan menempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu
pekerjaan.
3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dengan pekerja.

Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di kalangan
manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah adalah :
1. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3. Adanya kerja sama sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya,

b. Henry L Gant (1861 -1919)


Henry L Gant menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik antara
manajemen dan para karyawan, yaitu kerja sama yang harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur
manusia sangat penting sehingga menggaris bawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan
pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam
segala masalah manajemen.
1. Gant membuat ide baru, setiap pekerja yang dalam sehari berhasil menyelesaikan tugas yang
dibebankan kepadanya akan menerima bonus sebesar 50 sen.
2. Kemudian ia menambahkan motivasi kedua, supervisor akan mendapat bonus tambahan bila
semua pekerja mencapai standar tersebut.
3. Gant memelopori sistem pencatatan dengan bagan untuk jadwal produksi (Gant Chart)
4. Meninggalkan sistem tarif berbeda karena dianggap terlalu kecil memberikan dampak motivasional.

c. Frank B. Gilbreth 1868-1924 dan Lilian Gilbreth 1878-1972


Suami istri ini selain mempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik dengan usaha
membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh sebagai makhluk manusia. Setiap langkah
yang dapat menghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga terkenaI dengan tiga
peran dari setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatihan yang senantiasa mencari
kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep "three position plan of promotion". Banyak manfaat
dan jasa yang diberikan oleh manajemen ilmiah, namun satu hal penting dilupakan oleh manajemen
ini, yaitu kebutuhan social manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan
dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasan
pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa. Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari
kerja dan perhatian suamianya pada efisiensi -yaitu usaha untuk menemukan cara satu-satunya yang
terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam menerapkan prinsipprinsip manajemen ilmiah,
harus memandang para pekerja dan mengerti kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di
antara pekerja karena kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.

2. Aliran Teori Organisasi Klasik


Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen. Perhatian dan
kemampuan manajemen diarahkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
a. Henry Fayol (1841 -1925)
Henry Fayol berpendapat bahwa praktek manajemen yang mantap mempunyai pola tertentu yang
dapat diidentifikasi dan dianalisa, yaitu :
1. Pembagian kerja (Division of labor), yaitu sernakin mengkhusus manusia dalam pekerjaannya,
semakin efisien kerjanya, seperti terdapat pada ban berjalan.
2. Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh melalui perintah dan untuk
dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang formil. Walaupun demikian wewenang pribadi
dapat mernaksa kepatuhan orang lain.
3. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap aturan dan kesempatan.
Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan ini dan juga kesepakatan yang ad ii,
seperti penghargaan terhadap prestasi serta penerapan sangsi hukum secara adil terhadap yang
menyimpang.
4. Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan hanyamenerima perintah
kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya dari dua orang atasan atau lebih akan timbul
pertentangan perintah dan kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.
5. Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti sekelompok kegiatan yang mempunyai tujuan
yang sarna yang harus dipimpin oleh seorang manajer dengan satu rencana kerja.
6. Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap kepentingan umum (Subordination of
Individual interest to general interes), yaitu kepentingan perorangan dikalahkan terhadap kepentingan
organisasi sebagai satu keseluruhan.
7. Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan yang adil bagi karyawan dan
pengusaha.
8. Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak pada atasan dengan
tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan sesuai kebutuhan, sehingga kemungkinan
adanya desentralisasi.
9. Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang tersusun dari tingkat atas
sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada bagan organisasi.
10. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada tempat dan waktu
yang tepat.
11. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para manajer terhadap
bawahannya.
12. Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak banyak pergantian
karyawan yang ke luar masuk organisasi.
13. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk berprakarsa dalam
menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi kesalahan-kesalahan.
14. Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat berkelompok dan bersatu
dengan lebih banyak menggunakan komunikasi langsung daripada komunikasi formal dan tertulis.

b. Max Weber (1864-1920)


Max Weber mengemukakan tentang manajemen birokrasi yang menekankan pada kebutuhan akan
hirarki yang ditetapkan dengan ketat untuk mengatur peraturan dan wewenang dengan jelas

c. Mary Parker Folett (1868-1933)


Mary percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen brdasar
persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan atasan sebagai pemberi
perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah. Beliau menganjurkan kedudukan
kepemimpinan dalam organisasi, bukan hanya karena kekuasaan yang bersumber dari kewenangan
formil, tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer.

d. ChesterL. Barnard (1886 -1961)


Perusahaan dapat beroperasi efisien dan tetap bertahan hanya kalau sasaran organisasi dibuat
seimbang dengan tujuan dan keperluan individu yang bekerja untuk perusahaan tersebut

3. Aliran Hubungan Manusiawi


Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya
pada aspek manusia da perlunya manajemen memahami manusia. Aliran ini menggunakan disiplin
ilmu psikologi dan sosiologi dalam menerapkan teori-teorinya.
Tokoh penting dalam aliran prilaku adalah Elton Mayo dan Hugo Munsterberg. Melalui eksperimen
aliran ini mengganti konsep “manusia rasional” (manusia yg hanya dapat dimotivasi dgn pemenuhan
kebutuhan ekonomi) dengan konsep “manusia social” (dpt dimotivasi dengan pemenuhan kebutuhan
social berupa hubungan kerja).

a. Elton Maya (1880 -1949)


Mayo melakukan percobaan dengan teman-temannya di sebuah pabrik.Percobaan pertamanya
meneliti pengaruh kondisi penerangan terhadap produktivitas. Dan bisa disimpulkan bila kondisi
penerangan naik, maka produktivitas juga akan naik, bagitupun sebaliknya. Penelitian lainnya yaitu
kelompok kerja informal-lingkungan sosial karyawan signifikan terhadap produktivitas.
Konsep makhluk sosial di motivasi kebutuhan sosial, hubungan timbal-balik lebih responsif terhadap
dorongan kerja.Pengawasan manajemen telah menggantikan konsep “makhluk rasional” yang di
motivasi oleh kebutuhan-kebutuhan fisik manusia.
b. Hugo Munsterberg (1863-1916)
Hugo MunsterbergBapak Psikologi Industri.Sumbangannya yang terpenting adalah berupa
pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori
manajemen lainnya. Bukunya "Psychology and Indutrial Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk
meningkatkan produktivitas:
1. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan
dikerjakannya.
2. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat syarat
psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
3. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong
karyawan

4. Aliran Analisis Sistem


Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk
mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, memotivasi pegawai akan dilihat hubungannya dengan
kesejahteraan, penggajian, jam kerja, jaminan hari tua, dan faktor lainnya.

5. Aliran Manajemen Berdasarkan Hasil


Aliran manajemen berdasarkan hasil (management by objective) diperkenalkan pertama kali oleh
Peter Drucker pada awal tahun 1950-an. Aliran ini memfokuskan pemikiran pada hasil-hasil yang
dicapai, bukan pada interaksi kegiatan karyawan.

6. Aliran Manajemen Mutu


Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk kepuasan pelanggan
(konsumen). Oleh karena itu, fokus utama aliran manajemen mutu mengatakan apakah barang atau
jasa yang dihasilkan bermutu atau tidak.

Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang berkembang terus.
Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang penting dalam
meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah- masalah manajemen. Demikian pula aliran klasik
yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh
menjadi pendekatan baru yang disebut pendekatan sistem dan kontingensi.
Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan terjadinya proses
perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka kemudian sudah sulit untuk
terlalu membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran.

Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari lima sisi
yaitu :
1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing aliran
masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.
2. Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri tanpa
memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas antara aliran
nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah
Terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk dominan
dari satu rnazhab terhadap yang lain.
4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran seperti
yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.
5. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-teori
manajenlen yang baru yang memusatkan perhatian kepada
satu permasalahan manajenlen tertentu.

Seperti kita ketahui hingga saat organisasi bisnis merupakan penciptaan pengetahuan dan menjadi
sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini dapat dilihat bagaimana perusahaan-
perusahaan Jepang dan perusahaan besar lain di belahan dunia ini berhasil dan berkembang karena
keahlian dan pengalaman dari para manajer dan perusahaan secara keseluruhan menciptakan
pengetahuan baru, service, system, produk.
Adanya inovasi yang terus menerus sebenarnya rnerupakan inisiatif dari individual dan interaksi
dalam kelompok sehingga perubahan terus terjadi merupakan hasil dari pengalaman, penyatuan,
diskusi, dialog yang menciptakan pengetahuan baru. Seperti yang dikatakan oleh Ikuijiro Nanoka
dakam bukunya Knowledge Creating Company (1995), yang dikutip dari Dirlanudin (hal. 10, 1996)
bahwa pengembangan kerangka kelja teori khususnya teori manajemen adalah :
"pengembangan kerangka kerja teori, dengan menjelaskan pada dua dimensi, epistemological dan
ortological mengenai kreasi pengetahuan organisasional. Dimensi epistemological yang digambarkan
pada garis vertikal, yang mana konversi pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Sedangkan
dimensi ortologi yang mewakili garis horisontal, dimana pengetahuan diciptakan melalui individu-
individu yang kemudian ditransformasi pada pengetahuan tingkat kelompok, organisasi dan antar
organisasi dan berinteraksi secara terus-menerus".

Manajemen keuangan adalah pengelolaan sumber daya keuangan


perusahaan untuk mencapai target atau tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Sederhananya, manajemen keuangan merupakan pengelolaan
keuangan untuk membuat bisnis menjadi sukses.

Peran manajemen keuangan sangatlah penting dalam sebuah bisnis bisa


dikatakan sangatlah vital. Bahkan, sudah banyak penelitian dalam bidang
ekonomi yang membuktikan bahwa manajemen keuangan berpengaruh
besar dalam kesuksesan sebuah perusahaan.

Seiring berjalanya waktu, manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan


selalu mengalami perkembangan. Perkembangan manajemen keuangan
dalam sebuah perusahaan memiliki sejarah yang cukup panjang.

Sebelum memasuki abad ke-19, manajemen keuangan hanya memiliki


peran yang sederhana. Peran manajemen keuangan pada waktu itu hanya
mengatur segala hal yang berhubungan dengan keuntungan perusahaan.
Jadi, pada masa itu manajemen keuangan tidak berdampak besar bagi
perusahaan.
Setelah memasuki abad ke-19, manajemen keuangan mulai memiliki peran
yang cukup kompleks. Manajemen keuangan pada masa itu tidak hanya
mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan saja.

Ada beberapa peran baru yang dibebankan seperti merencanakan


anggaran, pemeriksaan keuangan secara periodik, mengevaluasi kerugian,
menerbitkan surat berharga, efisiensi struktur organisasi perusahaan, dan
analisa faktor eksternal yang mempengaruhi keuangan perusahaan.

Dari sini pengaruh manajemen keuangan untuk perusahaan menjadi cukup


besar. Sampai saat ini, manajemen keuangan sudah mengalami
perkembangan yang luar biasa. Dari yang awalnya hanya memiliki peran
sederhana hingga memiliki peran yang kompleks.

Anda mungkin juga menyukai