MANAJEMEN
Parallel dengan apa yang dilakukan oleh taylor di amerika, di daratan eropa berkembang pula
pemikiran untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi pada level yang lebih makro yaitu pada
lingkup organisasi. Jika taylor menggunakan pendekatan teknikal dalam ruang lingkup kajian mikto
yaitu pada tingkat organisasi sistem usaha (perusahaan). Fayol dianggap sebagai pelopor aliran
manajemen klasik bukan karena dia yang pertama kali menemukan prinsip manajemen, tapi karena
dialah yang pertama kali melakukan analisis dan sintesis secara sistematis sehingga dapat
diketemukan apa yang kemudian dikenal sebagai “The Principal of Management”
Bab ini akan mengkaji perkembangan konsep dan keilmuan manajemen secara umum sesuai dengan
kronologinya. Pembahasan akan diawali dengan pendekatan klasik atau sering dikenal dengan
konsep administrasi manajemen (Administrative management), dilanjutkan dengan pendekatan
hubungan antar manusia (Human Relation) dan akhirnya pendekatan perilaku manajemen (Behavior
Management) sebagaimana secara ringkas dan skematis disajikan pada gambar 5.1 berikut.
Kelahiran teori manajemen klasik memiliki kaitan yang erat dengan keadaan dan permasalahan yang
dihadapi oleh sektor industri pada waktu berlangsungnya revolusi industri di inggris. Diantaranya
yang menonjol adalah pemilik perusahaan tidak mampu lagi mengarahkan serta mengendalikan
aktivitas seluruh organisasi atau perusahaannya yang beraneka ragam dengan baik. Hal ini akibat
substitusi tenaga manusia oleh mesin yang secara cepat meningkatkan produktivitas pabrik,
perluasan pasar seiring dengan perluasan daerah jajahan, dan pertumbuhan perusahaan dan
akumulasi sumber daya. Teori manajemen klasik menjadi landasan bagi pengembangan teori
manajemen modern (Kontemporer), sehingga perlu dipahami dengan baik. Pokok bahasan ini antara
lain akan menguraikan tentang evolusi dan konsep teori manajemen klasik dengan tujuan agar dapat
memahami sejarah perkembangan teori manajemen klasik serta pokok-pokok pendekatannya.
Persoalan utama manajemen yang berkembang disekitar revolusi industri terletak pada perbaikan
produktivitas tenaga kerja dan penataan organisasi industri. Pemikiran pertama yang sangat penting
dikemukakan adalah Robert Owen seorang manajer pabrik tekstil abad 19 adalah peran manajer
sebagai agen reformasi. Pada masa itu, kondisi para buruh sangatlah buruk sehingga peran manajer
adalah melakukan reformasi. Oleh sebab itu, pada saat manajer lain memusatkan investasinya pada
perbaikan-perbaikan yang bersifat teknis, Owen memperingatkan bahwa investasi terbaik terletak
pada pembinaan tenaga kerja. Pemikiran tersebut dituangkan secara konkrit dengan membangun
perumahan lebih layak untuk para buruh, mengurangi jam kerja standar menjadi 10,5 jam perhari
dan menolak untuk mempekerjakan anak-anak berusia dibawah 10 tahun. Owen yakin bahwa
perbaikan-perbaikan ini diperlukan untuk meningkatkan produktivitas serta keuntungan perusahaan.
Dalam waktu yang hampir bersamaan Charles Babbage seorang Professor matematika di Inggris,
berusaha meyakinkan para industriawan bahwa prinsip-prinsip ilmiah perlu diterapkan pada aneka
proses produksi baik untuk meningkatkan produktivitas maupun untuk mengurangi biaya-biaya
(effisiensi). Babbage tampil sebagai pelopor yang menganjurkan pembagian tugas, spesialisasi dan
efisiensi penggunaan tenaga kerja lintas asembli modern, dimana setiap pekerja bertanggung jawab
atas tugas-tugas repetitif yang berbeda dan spesialisasi didasari oleh gagasan Babbage.
2) Kewenangan (Authority)
Seseorang perlu diberikan kewenangan dalam menjalankan tugas sesuai dengan pembagian
tugas dan peran yang diberikan dan hanya dimintai pertanggungjawab sesuai dengan
kewenangan tersebut. Kewenangan ditandai dengan adanya hak untuk membuat keputusan
dan merupakan pencerminan atas kekuasaan yang dimiliki, dimana kekuasaan pada
prinsipnya adalah hak untuk memberikan perintah dan kekuatan untuk menjamin
kepatuhan.
3) Disiplin (Dicipline)
Disiplin adalah ketaatan terhadap tugas pokok dan kewenangan yang diberikan serta sistem
dan prosedur kerja yang telah dirumuskan. Disiplin diperlukan agar aktifitas-aktifitas bisnis
dapat berjalan secara lancar.
7) Remunerasi (Remunaration)
Penggajian harus adil dan memberikan kepuasan bagi pekerja maupun perusahaan. Gaji
merupakan hak pekerja setelah menjalankan tugas sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan
kewenangannya. Gaji atau imbalan (reward) harus sepadan dengan kontribusi yang
diberikan
8) Sentralisasi (Centralization)
Sentralisasi sangat penting bagi perusahaan dan diperlukan agar komponen organisasi dapat
berjalan searah, satu komando dan berdisiplin
Teori birokrasi yang dikemukakan oleh Max Weber pada tahun 1890 pada hakekatnya adalah
bagaimana mengelola organisasi secara rasional, impersonal (kedinasan) dan bebas dari prasangka.
Konsep birokrasi menurut Weber, lebih mencerminkan karakteristik dari sebuah rancangan
organisasi. Inti dari konsep birokrasi adalah “Pandangan pelunya mendasarkan pengembangan
organisasi pada kekuasaan yang rasional dan legal”. Weber menekankan bahwa pengembangan
organisasi perlu memperhatikan:
Max Weber menyadari bahwa birokrasi menjadi tidak berfungsi sebagaimana mustinya kalau setiap
orang dalam organisasi terkurung pada bidang spesialisasinya dan tidak mau mengetahui hubungan
bagiannya dengan bagian lain dari organisasi. Dalam keadaan seperti ini setiap orang dalam
organisasi hanya berusaha untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, sehingga melupakan unsur
pelayanan dari organisasi. Efek lain adalah bila peraturan yang dibuat sudah berubah menjadi
prosedur yang kaku tanpa melihat permasalahan dan konteksnya, maka prosedur akan menjadi alat
kekuasaan dan pengaman bagi pelaksana tanpa memperhitungkan tujuan organisasi tercapai atau
tidak.
Hasil dari eksperimen Hawthorne ini menyimpulkan bahwa ada faktor-faktor lain, selain kondisi fisik
lingkungan kerja yang bisa mempengaruhi perilaku dan hasil kerja karyawan. Eksperimen ini,
demikian pula eksperimen-eksperimen lain yang dilakukan kemudian, membuktikan bahwa faktor
yang sangat besar pengaruhnya pada produktivitas adalah hubungan antar manusia, bukan hanya
upah dan kondisi kerja. Eksperimen juga mengungkapkan bila pekerja merasa tujuan mereka
bertentangan