Anda di halaman 1dari 26

MATAKULIAH PENGANTAR MANAJEMEN

PROGRAM STUDI D4 ADMINISTRASI BISNIS OTOMOTIF


LATIHAN SOAL BAB 1 S.D BAB 3

BAB 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan penjelasan:
1. Apakah definisi manajemen menurut para ahli ?
2. Pengertian manajemen perlu dibedakan dengan pengertian istilah-istilah lain seperti
kewiraswastaan (entrpreneurship) dan supervisi. Tidak hanya istilahnya yang
berbeda, tetapi juga gagasannya. Apa saja gagasan tersebut !
3. Sebutkan dan berikan penjelasan Tingkatan manajemen dalam organisasi !

BAB 2
Jawablah pertannyaan-pertanyaan dibawah ini dengan penjelasan :
1. Adam Smith, Robert Owen, Charles Barbage, FW Taylor, Henry Fayol
mengemukakan prinsip-prinsip manajemen, sebutkan dan berikan penjelasan
singkat !
2. Sebutkan pemahaman dan pemikiran tokoh-tokoh manajemen lainnya tentang
manajemen pada masa hidup mereka!
3. umum Jelaskan 14 prinsip manajemen.
4. Jelaskan Tingkatan Manajemen dan Ketrampilan Manajemen
5. JElaskan fungsi Manajemen
6. Jelaskan Proses manajemen
7. Terdapat beberapa pendekatan didalam manajemen. Yaitu Manajemen Klasik,
Pedekatan Perilaku Behavioral dalam Manajemen, Pendekatan Sistem. Jelaskan.

BAB 3
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan penjelasan :
1. Mengapa penetapan tujuan sangat penting ?
2. Sebutkan dan berikan penjelasan berbagai fungsi tujuan organisasi?
3. Siapa yang memperkenalkan MBO dan menyangkut hal apa dalam MBO tersebut ?
4. Apa unsur-unsur umum yang selalu ada dalam berbagai system MBO yang efektif?
5. Suatu rencana yang baik harus memberikan jawaban kepada enam pertanyaan.
Dan jawaban tersebut memuat hal-hal apa saja !
6. suatu rencana mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
a) Tujuan perusahaan.
b) Politik.
c) Prosedur.
d) Budget.
e) Program.
Berikan penjelasan dari unsur-unsur tersebut.
7. Untuk membuat suatu rencana ada beberapa tindakan yang harus dilalui. Sebutkan
dan jelaskan tingkatan-tingkatan atau langkah- langkah tersebut!

JAWABAN
BAB 1

1. Menurut George Robert Terry, pengertian manajemen adalah sebuah


proses yang khas yang terdiri dari beberapa tindakan, yakni perencanaan,
pengorganinasian, menggerakkan, dan pengawasan.
Semua itu dilakukan untuk menentukan dan mencapai target atau sasaran
yang ingin dicapai dengan memanfaatkan semua sumber daya, termasuk
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
https://www.brilio.net/wow/11-pengertian-manajemen-menurut-para-ahli-dan-
secara-umum-200416e.html
2. a. Kewiraswastaan (entrepreneurship)

Dari penafsiran secara etimologi dapat diambil kesimpulan bahwa wiraswasta ialah keberanian, keutamaan,

atau   keperkasaan dalam berusaha dengan bersandar pada kekuatan sendiri.

Di sini yang perlu diperjelas adalah makna ‘kekuatan sendiri’. Makna dari ‘kekuatan sendiri’ bukanlah kegiatan

usaha yang dilaksanakan secara sendirian, melainkan lebih mengacu kepada sikap mental yang tidak

bergantung pada orang lain.

Perbedaan antara manajemen dan kewiraswastaan terletak pada kewenangannya dimana manajemen

(manajer) mempunyai kewenangan memanfaatkan SDM yang ada, sedangkan kewiraswastaan lebih

mengutamakan “kekuatan sendiri”.

b. Supervisi
Sama halnya seperti manajemen, akan tetapi  kegiatannya lebih diutamakan dalam hal pemantapan kinerja

seseorang yang dianggap sebagai bawahan. Orang-orang yang biasa mengerjakan tugas ini misalnya seorang

mandor, kepala tukang (foreman), dan penyelia lini pertama (first line supervisor).

https://ranggablack89.wordpress.com/2009/10/04/perbedaan-antara-manajemen-dengan-kewiraswastaan-

entrepreneurship-dan-supervisi/

3. 1. Manajemen Puncak (Top Management)

Manajemen puncak harus memiliki keterampilan konsep dengan tugas


untuk memimpin organisasi atau perusahaan secara keseluruhan agar dapat
membentuk tim kerja yang baik. Manajemen puncak terdiri atas Dewan Direktur atau
Eksekutif, Presiden Direktur, Direktur, Kepala Perwakilan, dan Kepala Divisi.

2. Manajemen Menengah (Middle Management)


Manajemen menengah menjadi penghubung antara manajemen puncak dengan
manajemen lini pertama. Manajemen menengah atau dalam profesinya adalah
manajer menengah tugasnya membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para
manajer lainnya atau bisa juga karyawan operasional.  Sebagai contoh, Manajer
Cabang, Kepala Pengawas, Kepala Departemen, Kepala Bagian, dan lain-lain.

3. Manajemen Lini Pertama (First-Line Management)


Manajemen lini pertama harus memiliki keterampilan teknis yang bertanggung
jawab memimpin dan mengawasi tenaga operasional. Manajemen lini pertama
berhubungan langsung dengan tenaga operasional atau karyawan. Contohnya adalah
mandor dalam pabrik, kepala seksi yang langsung membawahi tenaga pengetik dan
tenaga administrasi dalam kantor yang besar, atau pengawas teknis dalam suatu
perusahaan otomotif.

https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-dan-tingkatan-manajemen

BAB 2
1. Ada empat belas prinsip-prinsip manajemen yang dikemukakan Fayol secara ringkas adalah
sebagai berikut: 1. Pembagian kerja (Division of work) Pembagian kerja sejumlah aktivitas
diperuntukkan untuk mencapai sasaran secara efisien dengan spesialisasi kerja. Perbedaan tugas
ini yang akan membedakan seorang pimpinan dan bawahan suatu organisasi. 2. Wewenang dan
tanggung jawab (authority and responsibility) Pimpinan organisasi harus mempunyai kekuasaan
(wewenang) dan tanggung jawab berupa pengambilan keputusan, memberi perintah dan
pencapaian rencana organisasi secara keseluruhan. 3. Disiplin (Dicipline) Disiplin adalah sesuatu
yang menjadi dasar bagi kekuatan organisasi. Pemberian penghargaan dan contoh teladan
atasan kepada bawahan dengan mematuhi peraturan yang dibuat serta hukuman bagi
pelanggarnya. 4. Kesatuan perintah (Unity of command) Setiap pekerja hanya menerima
perintah satu orang. Kesatuan perintah ini akan mempertegas siapa atasan atau perintah siapa
yang harus dilaksanakan oleh pekerja. 5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction) Seluruh
kegiatan unit organisasi harus sesuai dengan tujuan organisasi. Keseluruhan pencapaian tujuan
harus bisa diarahkan pimpinan unit sesuai dengan rencana organisasi. 6. Kepentingan individu
dibawah kepentingan organisasi (Subordination of individual interest to general interest) 7.
Pemberian imbalan (upah) yang adil (Remuneration of personal) 8. Sentralisasi (Centralisation)
Seluruh tanggung jawab harus tetap berada di tangan atasan, atasan sendiri memberikan
wewenang terhadap unit-unit sesuai dengan kebutuhan sehingga tercipta desentralisasi. 9.
Rantai skala (Scalar chain) Terdapat gambaran garis wewenang dari tingkat paling atas sampai
tingkat paling bawah. 7 10. Tata tertib (Order) Penempatan sumber daya (material dan tenaga
kerja) pada tempat dan waktu yang tepat. 11.Keadilan (Equity) Pemberian hak pekerja harus
tetap pada prinsip keseimbangan sehingga tercipta persaudaraan antaraa bawahan dan atasan.
12.Stabilitas pekerja (Stability of tenure of personel) Menghindari terjadinya pergantian pekerja
sehingga ketenangan kerja tercipta dan menghindari biaya penarikan dan pelatihan tenaga
kerja. 13.Inisiatif (Inisiative) Memberikan kebebasan pada pekerja untuk mengungkapkan
inisiatif, baik cara kerja, prosedur kerja dalam melaksanakan rencana-rencana yang telah
disetujui. 14.Semangat kesatuan (Spirit de corps) Semangat bersatu diperlakukan untuk
mencapai rencana bersama, seperti penggunaan komunikasi langsung dari komunikasi formal.
file:///C:/Users/Admin/Downloads/BAB%202%20Perkembangan%20Ilmu
%20Manajemen%20%20-ok%20(2).pdf

2. Tokoh Manajemen Aliran Manajemen Klasik


1. Robert Owen (1771 – 1858)
Robert Owen merupakan seorang manajer pada beberapa pemintal kapas di
New Lanark, Skotlandia dalam tahun di awal 1800-an. Robert Owen
memperkenalkan teori tentang manajemen personalia. Ia menitikberatkan
pentingnya penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga
kerja. Teori menyatakan bahwa kalau diberikan perawatan pada mesin akan
memberikan keuntungan pada perusahaan, demikian pula pada tenaga kerja
bila diberikan perhatian seperti kompensasi, asuransi, dll oleh perusahaan
maka akan memberikan keuntungan pada perusahaan
2. Charles Babbage (1792 – 1871)
Dalam teori manajemennya Charles Babbage mengemukakan bahwa aplikasi
prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari
tenaga kerja dan menurunkan biaya karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan
secara efektif dan efisien. Perhatiannya diarahkan pada pembagian kerja
(division of labour).
3. Frederick Winslow Taylor (1856 – 1915)
Taylor merupakan salah satu tokoh aliran manajemen klasik. Dia seorang
insinyur mekanik yang terkenal dengan efisiensi industry. Taylor
memperkenalkan teori Scientific Management, yaitu teori yang menganalisis
dan mensitesis alur kerja dengan tujuan meningkatkan produktivitas tenaga
kerja. Tugas manajer untuk mengetahui hal yang terbaik (best of the best)
melalui penganalisaan, observasi dan percobaa-percobaan. Observasi yang
dilakukan antara lain time and motion study organisasi fungsional dan the taylor
differential rate system.
4. Henry Fayol (1841 – 1925)
Henry Fayol merupakan pengarang buku General and Industrial Management, ia
memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja. Fayol berkeyakinan bahwa
keberhasilan para manajer bukan hanya ditentukan oleh kualits pribadi namun
juga ada peranan metode manajemen yang tepat.
5. Mary Parker Follet (1868 – 1933)
Ia menganggap bahwa tugas manajemen merupakkan menciptakan situasi
dimana orang-orang secara rela memberikan kontribusi kemampuan. Ia
menganggap pemimpin bertanggung jawab mengintegrasikan fungsi-fungsi
spsesialis dalam organisasi sehingga kerjasama kelompok kerja menjadi
sangat penting.

Tokoh Manajemen Aliran Neo Klasik atau Hubungan Manusiawi


1. Hugo Muntersberg (1863 – 1916)
Hugo merupakan bapak psikologi industri ia menuturkan tiga resep untuk
meningkatkan produktifitas, yaitu : ‘The right man on the right place”,
menciptakan tata kerja yang baik, dan menggunakan pengaruh psikologis
agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong pekerja.
2. Elthon Mayo (1880 – 1949)
Elthon Mayo bertolak dari Hawthorne Studies bahwa faktor-faktor non-ekonomi
dominan mempengaruhi produktivitas kerja, mengembangkan pemikiran
tentang perlunya memperoleh konsensus dari kelompok kerja. Mayo
mengembangkan konsep human relation, kelompok kerja sangat diutamakan
dan peran tim lebih penting dari peran individu.
Tokoh Manajemen Aliran Manajemen Modern
1. Douglas Macgregor (1906 – 1964)
Macgregor terkenal dengan teori X dan teori Y, kontribusinya terhadap
pemikiran manajemen melalui teori Y adalah argument tentang keinginan dan
kebutuhan orang bekerja dipikirkan sebagai komitmen individu terhadap
tujuan organisasi.
2. Abraham Maslow (1908 – 1970)
Maslow terkenal dengan teori hirarki kebutuhan dimulai hirarki kebutuhan
paling dasar hingga paling tinggi, seperti kebutuhan fisiologi, rasa aman,
sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.
3. Frederick Herzberg (1923 – …..)
Herzberg terkenal dengan teori dua faktor yaitu hygiene faktor atau yang
dikenal dengan juga maintenance faktor dan faktor motivator. Hygiene faktor
merupakan dasar-dasar kebutuhan ekonomi missal gaji, insentif. Namun tidak
cukup faktor itu saja hingga diperlukan faktor motivator yang berkaitan
dengan job content. Ia berpendapat bahwa mengelola orang dengan
mendorong semangat berprestasi, pengakuan dan pemberian tanggung
jawab lebih mendorong orang mencapai well performance.
Tokoh Manajemen Aliran Manajemen Fakultas Ekonomi UII
1. Achmad Sobirin (1957 – ..)
Achmad Sobirin merupakan akademisi, konsultan juga sebagai trainer. Ia
telah menelurkan beberapa karya buku seperti Budaya Organisasi: Pengertian
Makna dan Aplikasinya, Perilaku Organisasi, dan Manajemen Perubahan selain
itu Softbirin tahun 2014 mendapatkan predikat paper terbaik
pada conference iakatan manajemen Indonesia di Medan. Ia terkenal
sebagai culture therapist atau soft approach yaitu lebih menekankan
pendekatan budaya dan perilaku didalam pendekatan MSDM.
2. Suhartini (…. – …..)
Dapat dilihat dari namanya Bu Hardtini merupakan ahli manajemen
beraliran hard approach, berbeda dengan pak Softbirin, ia lebih menekankan
pendekatan pada system. Tidak sedikit mahasiswa yang mendapat predikat E
karena ketahuan T.A dan nyontek, kelasnya merupakan kelas terlarang
karena begitu banyak pantangan dan larangan. Beberapa larangan ketika
dikelasnya adalah dilarang duduk bersebelahan dengan lawan jenis,
bersendawa, menguap, apalagi ketiduran hukumnya haram!! Selain itu, ketika
menjawab soal tak boleh melenceng dari firmannya, karena setiap perkataan
adalah firman maka jawaban soal tak boleh melenceng seperti kelebihan
apalagi kekurangan kalimat, fatal akibatnya.
Bu Hardtini memiliki hunian tetap, nyaman, aman dan asri di ruangan P
1/8 lebih nyaman daripada apartmen 10 lantai di kepala gading, Jakarta.
Terlepas dari itu semua ini hanya tentang gaya atau pembawaan, ia
sebenarnya hebat dan memotivasi bagi sebagian kalangan lainnya, sangat
transparan baik pada nilai atau apapun, tak mencampurkan antara emosional
pribadi dengan perkuliahan, makanya bagi yang belum pernah mengambil,
kalian harus coba, ketika key in nanti pilihlah ruangan P 1/8.
3. Trias Setiawati
Trias merupakan pemimpin perempuan yang sukses di berbagai profesi,
dosen, trainer, konsultan, dll. Ia sangat terkenal dengan ketebalan silabinya,
tugas tiada akhirnya, seperti resume tiap minggu, rancang bangun, review,
presentasi, laporan, dsb. Memang jika tidak kuat akan membuat “keriting”
kepala, dan sebaliknya bagi yang kuat akan menikmati. Terlepas dari itu
semua banyak pelajaran dan manfaat yang bisa diambil, bener-
bener memotivasi, dan membuat semangat. Mantap!
4. Arif Hartono
Arif Hartono merupakan lecturer favorit pada zamannya memang sedikit agak
berbeda, muda dan berbahaya, memiliki gaya mengajar seperti aktivis, yang
bisa diambil adalah semangat dan pengetahuannya. Sebelum terjun menjadi
akademisi, dulu sewaktu menjadi mahasiswa beliau merupakan aktivis
lembaga dikampus FE UII, ia Aktivis yang akademis atau bahkan sebalikanya
akadmis yang aktivis.

https://muhammadhalim22.wordpress.com/2015/03/21/tokoh-tokoh-pemikir-
manajemen-klasik-hingga-kontemporer/

3. 1. Divisi Kerja
Dalam praktiknya, karyawan memiliki spesialisasi di bidang yang berbeda dan mereka memiliki
keterampilan yang berbeda. Tingkat keahlian yang berbeda dapat dibedakan dalam bidang
pengetahuan (dari generalis hingga spesialis).

Perkembangan pribadi dan profesional mendukung hal ini. Menurut Henri Fayol, spesialisasi
mempromosikan efisiensi tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas. Selain itu, spesialisasi
tenaga kerja meningkatkan akurasi dan kecepatannya. Prinsip ini berlaku untuk kegiatan teknis
dan manajerial.

2. Wewenang dan Tanggung Jawab


Untuk menyelesaikan sesuatu dalam organisasi, manajemen memiliki wewenang untuk memberi
perintah kepada karyawan. Tentu dengan otoritas ini muncul tanggung jawab.

Menurut Henri Fayol, kuasa atau kewenangan yang menyertainya memberikan manajemen hak
untuk memberi perintah kepada bawahan. Tanggung jawab tersebut dapat dirunut kembali dari
kinerja dan oleh karena itu perlu dibuat kesepakatan tentang hal ini. Dengan kata lain, otoritas
dan tanggung jawab berjalan bersama dan mereka adalah dua sisi dari mata uang yang sama.
Baca juga: Mind Mapping Adalah: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Cara Membuatnya

3. Disiplin
Prinsip ketiga dari 14 prinsip manajemen ini adalah tentang kepatuhan atau kedisiplinan. Ini
sering menjadi bagian dari nilai inti dari pernyataan misi dan visi dalam bentuk perilaku yang
baik dan interaksi yang saling menghormati. Prinsip manajemen ini penting dan dipandang
sebagai pelumas untuk membuat mesin suatu organisasi berjalan dengan lancar.

4. Kesatuan Komando
Prinsip ‘Kesatuan perintah’ berarti bahwa seorang karyawan individu harus menerima perintah
dari satu manajer dan bahwa karyawan tersebut bertanggung jawab kepada manajer itu.

Jika tugas dan tanggung jawab terkait diberikan kepada karyawan oleh lebih dari satu manajer,
ini dapat menyebabkan kebingungan yang dapat menyebabkan kemungkinan konflik bagi
karyawan. Dengan menggunakan prinsip ini, tanggung jawab atas kesalahan dapat dibangun
dengan lebih mudah.

5. Kesatuan Arah
Prinsip ini adalah tentang fokus dan persatuan. Semua karyawan menyampaikan aktivitas yang
sama yang dapat dikaitkan dengan tujuan yang sama.

Semua kegiatan harus dilakukan oleh satu kelompok yang membentuk tim. Kegiatan ini harus
dijelaskan dalam rencana tindakan. Manajer pada akhirnya bertanggung jawab atas rencana ini
dan dia memantau kemajuan aktivitas yang ditentukan dan direncanakan. Area fokus adalah
upaya yang dilakukan oleh karyawan dan koordinasi.

Baca juga: Product Life Cycle: Pengertian, Tahapan, dan Faktor yang Mempengaruhinya

6. Subordinasi Kepentingan Individu


Selalu ada berbagai macam kepentingan dalam sebuah organisasi. Agar organisasi berfungsi
dengan baik, Henri Fayol menunjukkan bahwa kepentingan pribadi berada di bawah kepentingan
organisasi (etika). Fokus utama adalah pada tujuan organisasi dan bukan pada individu. Ini
berlaku untuk semua tingkatan di seluruh organisasi, termasuk para manajer.

7. Remunerasi
Motivasi dan produktivitas dekat satu sama lain sejauh menyangkut kelancaran organisasi.
Prinsip manajemen ini berpendapat bahwa remunerasi harus cukup untuk membuat karyawan
tetap termotivasi dan produktif.
Ada dua jenis remunerasi yaitu non-moneter (pujian, tanggung jawab lebih, kredit) dan moneter
(kompensasi, bonus atau kompensasi finansial lainnya). Pada akhirnya, ini tentang menghargai
upaya yang telah dilakukan.

Baca juga: Manajemen Agribisnis: Pengertian, Fungsi, dan Aspek yang ada di Dalamnya

8. Derajat Sentralisasi
Manajemen dan otoritas untuk proses pengambilan keputusan harus seimbang dalam suatu
organisasi. Ini tergantung pada volume dan ukuran organisasi termasuk hierarkinya.

Sentralisasi menyiratkan konsentrasi otoritas pengambilan keputusan di manajemen puncak


(dewan eksekutif). Berbagi kewenangan untuk proses pengambilan keputusan dengan tingkat
bawah (manajemen menengah dan bawah), disebut sebagai desentralisasi oleh Henri Fayol.

Henri Fayol mengindikasikan bahwa sebuah organisasi harus berjuang untuk keseimbangan yang
baik dalam hal ini.

9. Hirarki
Hirarki muncul dengan sendirinya dalam organisasi tertentu. Ini bervariasi dari manajemen
senior (dewan eksekutif) hingga level terendah dalam organisasi. Prinsip “hierarki” Henri Fayol
menyatakan bahwa harus ada garis yang jelas di wilayah kewenangan (dari atas ke bawah dan
semua manajer di semua tingkatan).
Ini dapat dilihat sebagai jenis struktur manajemen. Setiap karyawan dapat menghubungi manajer
atau atasan dalam situasi darurat tanpa menantang hierarki. Apalagi jika menyangkut laporan
tentang musibah kepada manajer / atasan langsungnya.

Baca juga: Mengetahui Tipe Kepemimpinan dan Cara Mengembangkannya

10. Pesan
Menurut prinsip ini, karyawan dalam suatu organisasi harus memiliki sumber daya yang tepat
yang mereka miliki sehingga mereka dapat berfungsi dengan baik dalam suatu organisasi. Selain
tatanan sosial (tanggung jawab pengelola) lingkungan kerja harus aman, bersih dan rapi.

11. Ekuitas
Prinsip manajemen ekuitas seringkali terjadi pada nilai-nilai inti suatu organisasi. Menurut Henri
Fayol, karyawan harus diperlakukan dengan baik dan setara.

Karyawan harus berada di tempat yang tepat dalam organisasi untuk melakukan hal yang benar.
Manajer harus mengawasi dan memantau proses ini dan mereka harus memperlakukan karyawan
dengan adil dan tidak memihak.

12. Stabilitas Masa Jabatan Personil


Prinsip manajemen ini mewakili penyebaran dan pengelolaan personel dan ini harus seimbang
dengan layanan yang disediakan dari organisasi.

Manajemen berupaya untuk meminimalkan pergantian karyawan dan memiliki staf yang tepat di
tempat yang tepat. Area fokus seperti perubahan posisi yang sering dan pembangunan yang
memadai harus dikelola dengan baik.

Baca juga: Pengertian Struktur Organisasi, Fungsi, Jenis dan Faktor yang


Mempengaruhinya

13. Inisiatif
Henri Fayol berpendapat bahwa dengan prinsip manajemen ini, karyawan harus diperbolehkan
untuk mengekspresikan ide-ide baru.

Hal ini mendorong minat dan keterlibatan serta menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.
Inisiatif karyawan adalah sumber kekuatan bagi organisasi menurut Henri Fayol. Ini mendorong
karyawan untuk terlibat dan tertarik.
14. Esprit de Corps
Prinsip manajemen ‘esprit de corps’ dari 14 prinsip manajemen terakhit yang berarti berjuang
untuk keterlibatan dan kesatuan karyawan.

Manajer bertanggung jawab atas pengembangan moral di tempat kerja; secara individu dan di
bidang komunikasi. Esprit de corps berkontribusi pada pengembangan budaya dan menciptakan
suasana saling percaya dan pengertian.

https://accurate.id/marketing-manajemen/prinsip-manajemen/

4. Dilihat dari tingakatan organisasi, manajemen dibagi dalam 3 tingkatan yaitu:

1. Manajemen Puncak (Top Management)
Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan dari keputusan-keputusan manaj
emen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur, direktur utama. Keahlian 
yang dimiliki para manajer tinggkat puncak adalah konseptual, artinya keahlian untuk mem
buat dan mmerumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya. Mi
sal:                          
2. Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah harus memeiliki keahlian interpersonal/manusiawi, artinya keahlian 
untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab 
melaksanakan reana dan memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal: manajer wilayah, ke
pala divisi, direktur produk 
3. Manajemen Bawah/Lini (Low Management)
Manager bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh pa
ra manajer yang lebih tinggi. Pada tngkatan ini juga memiliki keahlian yaitu keahlian teknis, 
atrinya keahlian yahng mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian dalam bidan
g khusus. Misal: supervisor/pengawas produksi, mandor.

Berikut adalah skema manajemen berdasarkan tingkatanya:

Dilihart dari kegiatan yang dilakukan :
– Manajer Fungsional, bertanggung jawab pada suatu kegiatan unit organisasi (produksi, pe
masaran, keuangan, personalia, dll
– Manajer Umum, bertanggung jawab atas semua kegiatan unit.

Didalam melaksanakan tugas, setiap tingkatan manajer mempunyai ungsi utama atau keahl
ian yang berbeda yaitu:
1. Keahlian Teknik (Technical Skill) yaitu keahlian tentang bagaimana cara mengaerjakan d
an menghasilkan sesuatu yang teriri atas pengarahan dengan motivasi, supervisi, dan kemu
nikasi .
2. Keahlian Manajerial (Managerial Skill) yaitu keahlian yang terkait dengan hal penetapan t
ujuan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, dan pengawasan.

 
 

Keterampilan Manajer
 Secara umum, terdapat emat keterampilan manajer pada masing-masing tingkat manajer:
1. Keterampilan konseptual
Ketrampilan atau kemampuan mental untuk mengkordinasikan dan mengintegrasikan selur
uh kepentingan dan kegiatan organisasi.

2. Keterampilan Kemanusiaan
Kemampuan untuk saling bekerja sana dengan memahami dan memotivasi orang lain.         
     
3. Keterampilan Administrasi
Kemampuan yang ada hubungannya dengan fungsi manajemen yang dilakukan.
4. Keterampilan Teknik
Kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur, dan metode dari suatu bid
ang tertentu.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan m
inimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:                                   
   
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, id
e, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudia
n haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau ko
nsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya 
disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsio
nal juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.                                       
                        
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berko
munikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampila
n kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap b
awahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan 
akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kep
ada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, 
menengah, maupun bawah.                             
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih ren
dah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan te
rtentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, ak
untansi dan lain-lain.

Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan das
ar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:                                                                    
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggun
akan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankf
ort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Ji
ka diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, 
maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana d
apat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Keba
nyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demik
ian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya bera
rti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.       
   2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam 
memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang 
manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga lan
gkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masala
h dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, man
ajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dian
ggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah i
a pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Pada pengertian tersebut dikatakan bahwa manajemen adalah proses pencapaian tujuan me
lalui kerja orang lain. Dengan demikian berarti dalam manajemen terdapat minimal 4 (empa
t) ciri, yaitu:
1. ada tujuan yang hendak dicapai,
2. ada pemimpin (atasan),
3. ada yang dipimpin (bawahan),
4. ada kerja sama.
Khusus menyangkut masalah pemimpin (atasan) harus memiliki berbagai kemampuan ( skil
ls). Kemampuan ( skills) yang dimaksud terdiri dari:

1. Managerial skills (entrepreneurial), yaitu kemampuan untuk mempergunakan kesempata
n secara efektif serta kecakapan untuk memimpin usaha-usaha yang penting.
2. Techological skills, yaitu keahlian khusus yang bersifat ekonomis teknis yang diperlukan p
ada pelaksanaan pekerjaan ekonomis.
3. Organisational skills, yaitu kecerdasan untuk mengatur berbagai usaha.
 
Dalam kenyataannya tidak setiap pemimpin harus memiliki seluruh kemampuan dengan tin
gkat intensitas yang sama. Sebab pemimpin itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi 3 (tig
a) tingkatan. Sehingga kemampuan yang harus dimilikinya pun tentu berbeda.

Adapun tingkatan kepemimpinan atau manajemen terdiri dari:
1. Top Management (Manajemen Tingkat Atas)
2. Middle Management (Manajemen Tingkat Menengah)
3. Lower Management (Manajemen Tingkat Rendah).
Jumlah manajemen pada setiap tingkatan tergantung pada besar kecilnya suatu organisasi 
atau instansi. Namun demikian, biasanya Top Management jumlahnya akan lebih sedikit dar
i pada Middle Management, dan Middle Management lebih sedikit daripada Lower Manageme
nt.
Jadi semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin banyak memerlukan keterampilan admi
nistrasi/manajemen, tetapi keterampilan operasionalnya semakin rendah. Sebaliknya semak
in rendah kedudukan seseorang, maka keteramplian operasionalnya semakin tinggi, sedang
kan keterampilan administrasinya/manajemennya makin rendah.

Dengan bahasa yang sederhana, sebetulnya ketiga jenis tingkatan manajemen tersebut bek
erja pada waktu yang sama, tetapi jenis kegiatannya berbeda. Manajemen Tingkat Atas lebi
h banyak bekerja dengan pikiran, sedikit sekali bekerja secara fisik atau tenaga. Manajeme
n Tingkat Menengah, antara kerja pikir dengan kerja fisik boleh dikatakan seimbang. Sedan
gkan Manajemen Tingkat Bawah, bekerja dengan pikiran sedikit sekali, sementara dengan fi
sik atau tenaga amat besar/banyak.

https://yoghawp.wordpress.com/2012/11/01/tingkatan-manajemen-dan-
keterampilan-manajer/

5. A.    Perencanaan  (Planning)


Perencanaan merupakan serangkaian proses pemilihan/ penetapan tujuan organisasi dan
penentuan berbagai strategi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. T. Hani Handoko
mengemukakan   4 tahap yang harus dilalui dalam proses perencanaan yaitu:

 1)    Menetapkan  Serangkaian  Tujuan

Perencanaan dimulai dengan keputusan tentang keinginan kebutuhan organisasi/kelompok


kerja.

 2)    Merumuskan  Keadaan  Saat  Ini

Dengan menganalisis keadaan sekarang secara baik, maka dapat diperkirakan keadaan di masa
yang akan datang.

 3)    Mengidentifikasi  Kemudahan  dan  Hambatan

Dalam mengidentifikasi kemudahan dan hambatan dapat dipakai metode


SWOT (Strength,  Weakness,  Opportunity,  and  Treats).  Kemudahan, hambatan, kekuatan, dan
kelemahan dari organisasi perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam
mencapai tujuan.

 4)    Mengembangkan  Rencana  untuk  Pencapaian  Tujuan

Tahap terakhir dari proses perencanaan diperlukan berbagai penilaian alternatif dan
pengambilan keputusan untuk menentukan pilihan terbaik di antara berbagai alternatif yang
ada.

Bagi sebuah organisasi, perencanaan sangat diperlukan, karena tanpa perencanaan yang baik,
kegiatan organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Perencanaan yang baik akan memberikan
manfaat, antara lain sebagai berikut.
1. dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan;
2. dapat menjamin tercapainya tujuan organisasi;
3. dapat mengurangi resiko yang mungkin terjadi di masa yang akan datang; dan
4. mudah dalam melakukan pengawasan.

B.    Pengorganisasian  (Organizing)

Pengorganisasian merupakan rangkaian aktivitas pembagian tugas yang akan dikerjakan, serta
pengembangan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan, agar pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik.

Fungsi pengorganisasian meliputi:

1. perumusan tujuan secara jelas,


2. pembagian tugas pekerjaan,
3. mendelegasikan wewenang, dan
4. mengandung mekanisme koordinasi.

Ada beberapa bentuk organisasi yaitu sebagai berikut :

1)    Organisasi Garis

Pada bentuk ini, wewenang pimpinan langsung ditujukan kepada bawahan. Bawahan
bertanggung jawab langsung pada atasan. Contohnya adalah garis komando yang dilaksanakan
oleh kesatuan militer.

Ada beberapa kebaikan organisasi garis yaitu:

 proses pengambilan keputusan cepat,


 kesatuan komando terjamin, karena berada pada satu tangan,
 pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan, dan
 jumlah karyawan sedikit serta rasa solidaritasnya tinggi.

Sedangkan kelemahan dari organisasi garis adalah sebagai berikut.

 kecenderungan pimpinan bertindak otoriter,


 maju mundurnya organisasi berada di tangan satu orang, 
 kesempatan kerja untuk berkembang terbatas, dan
 sistem kerja bersifat individual.

2)    Organisasi  Garis  dan  Staf

Pada bentuk ini, pimpinan dibantu oleh staf dalam pelaksanaan tugas. Kewenangan tetap
berada pada pimpinan, dan pimpinan mendapat saran dari para staf ahli. Bentuk organisasi ini
banyak ditemukan di berbagai instansi/ perusahaan.
Kebaikan dari organisasi garis dan staf adalah sebagai berikut.

 cocok diterapkan dalam organisasi yang bersifat kompleks;


 dengan berpedoman pada prinsip the  right  man  in  the  right place,  maka
memungkinkan adanya spesialisasi;
 keputusan yang diambil lebih rasional karena dipikirkan lebih dari satu orang;
 adanya pembagian tugas secara lebih tegas antara pimpinan, staf, dan bawahan; dan
 koordinasi dapat berjalan dengan baik karena tiap-tiap bidang telah memiliki tugas yang
sesuai.

Sedangkan kelemahan dari struktur organisasi garis dan staf adalah sebagai berikut.

 dimungkinkan terjadinya perintah lebih dari satu orang, sehingga pelaksanaan tugas
sering menjadi bingung;
 karyawan cenderung tidak saling mengenal;
 solidaritas karyawan kurang; dan
 jumlah tenaga kerja yang diperlukan cukup banyak.

3)    Organisasi  Fungsional

Pada bentuk ini satuan-satuan organisasi disusun dalam bentuk lurus, berdasarkan sifat dan
macam fungsi yang harus dilaksanakan. Wewenang fungsional merupakan wewenang staf yang
dapat memberi perintah kepada bawahan yang sesuai dengan fungsinya. Adapun kebaikan dan
kelemahan dari struktur organisasi fungsional adalah sebagai berikut.

Kebaikan struktur organisasi fungsional antara lain:

 adanya pembagian tugas yang jelas, maka kesimpang- siuran perintah dari atasan dapat
dihindari,  
 adanya spesialisasi pekerjaan, sehingga produktivitas semakin tinggi,
 koordinasi dapat dilakukan dengan mudah, dan
 penggunaan tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.

Kelemahannya organisasi fungsional antara lain:

 tanpa mengadakan latihan terlebih dahulu, mutasi kerja sulit dilakukan,


 koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan,
 karena bidang tugas yang berlainan, maka dapat terjadi pengkotak-kotakan karyawan,
dan
 kesimpangsiuran tugas masih mungkin terjadi karena perintah bisa datang lebih dari
satu orang.
C.   Penyusunan Personalia (Staffing)

Penyusunan personalia merupakan aktivitas kepegawaian yang ditujukan untuk memperoleh


tenaga kerja yang cakap dan dalam jumlah yang tepat. Fungsi staffing  berkenaan dengan
penarikan, pelatihan, dan pengembangan serta penempatan, dan pemberian orientasi pada
karyawan dalam lingkungan kerjanya.

D.  Pengarahan (Leading/Directing)

Pengarahan merupakan aktivitas dalam manajemen yang berhubungan dengan pemberian


bimbingan, saran-saran, motivasi, penugasan, perintah-perintah, atau instruksi kepada bawahan
untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

E.  Pengendalian (Controlling)

Pengendalian merupakan serangkaian pengawasan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan


rencana yang telah ditetapkan.

Ada beberapa langkah dalam proses pengendalian yaitu:

1. menetapkan standar dan metode untuk mengukur prestasi;


2. mengukur prestasi kerja;
3. membandingkan apakah prestasi kerja sudah sesuai dengan standar yang telah
ditentukan; dan
4. pengambilan tindakan koreksi atau perbaikan.

https://sobatmateri.com/5-fungsi-manajemen-dan-penjelasannya/

6. 1. Planning atau Perencanaan


 
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-
langkah yang harus diambil untuk mencapainya. Melalui perencanaan, seorang
manajer mengidentifikasi hasil kerja yang diinginkan serta mengidentifikasi cara-cara
untuk mencapainya. Kemudian dari tujuan tersebut maka orang-orang di dalamnya
mesti membuat strategi dalam mencapai tujuan tersebut dan dapat mengembangkan
suatu rencana aktivitas suatu kerja organisasi. Perencanaan dalam manajemen sangat
penting karena inilah awalan dalam melakukan sesuatu.
 
Dalam merencanakan, ada tindakan yang mesti dilakukan menetapkan seperti apa
tujuan dan target yang dicapai, merumuskan taktik dan strategi agar tujuan dan target
dapat tercapai, menetapkan sumber daya atau peralatan apa yang diperlukan, dan
menentukan indikator atau standar keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target.
 
2. Organizing atau Pengorganisasian
 
Pengorganisasian adalah proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta
pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk
menerapkan rencana. Dengan pengorganisasian, manajer mewujudkan rencana
menjadi tindakan nyata melalui penentuan tugas, penunjukan personel, dan melengkapi
mereka dengan teknologi dan sumber daya yang lain.
 
3. Actuating atau Pengarahan/Kepemimpinan
 
 
Kepemimpinan adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan supaya
bekerja giat serta membimbing mereka melaksanakan rencana dalam mencapai tujuan.
Dengan kepemimpinan, manajer menciptakan komitmen, mendorong usaha-usaha
yang mendukung tercapainya tujuan serta mempengaruhi para karyawan supaya
melakukan yang terbaik untuk kepentingan organisasi. Proses implementasi program
supaya bisa dijalankan kepada setiap pihak yang berada dalam organisasi serta dapat
termotivasi agar semua pihak dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan sangat
penuh kesadaran dan produktivitas yang sangat tinggi. Adapun fungsi pengarahan dan
implementasi yaitu menginplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan
pemberian sebuah motivasi untuk tenaga kerja supaya mau tetap bekerja dengan
efisien dan efektif untuk mencapai tujuan; Memberikan tugas dan penjelasan yang
teratur mengenai pekerjaan; dan menjelaskan kebijakan yang telah ditetapkan.
 
4. Controling atau Pengawasan/Pengendalian
 
 
Pengendalian adalah proses pengukuran kinerja, membandingkan antara hasil
sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan.
Melalui pengendalian, manajer melakukan kontak secara aktif dengan apa yang
dilakukan oleh karyawan, mendapatkan serta menginterprestasikan laporan tentang
kinerja serta menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan tindakan yang
bersifat membangun serta perubahan. (Schermerhorn, 1996)

https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/1502-proses-manajemen

7. Pendekatan Klasik
terhadap manajemen Pertumbuhan luar biasa yang terjadi diberbagai negara
di Eropa Barat selama revolusi industri, menyebabkan timbulnya tiga macam
tipe teori manajemen

• Pendekatan Behavioral
Walaupun prinsip-prinsip yang dilanjutkan oleh Henry Fayol mencakup
perilaku manusia dan kemimpinan, ia tidak tergolong pada kelompok teoritis
yang merumuskan pendekatan behavioral terhadap manajemen. Karena
pendekatan behavioral yang kadangkadang dinamakan orang pendekatan
ilmu behavioral muncul dari riset yang dilakukan oleh para ilmuwan
behavioral, termasuk di dalamnya para 15 ahli sosiologi, para psikolog, dan
para antropolog, yang berupaya untuk memperbaiki efektivitas keorganisasian
melalui cara memodifikasi perilaku individual dan perilaku kelompok.

• Pendekatan Sistem
Teori-teori yang muncul dalam pendekatan ini adalah:
a. Teori System
Teori ini memandang bahwa organasi sebagai suatu kesatuan yang terdiri
dari beberapa departemental atau bagian-bagian yang memiliki korelasi
antaraa yang satu dengan yang lainnya. Pandangan ini juga tidak hanya
melihat dari sudut pandang internal organisasi tetapi juga melihat dari sudut
pandang eksternal organisasi. Karena itu, dalam menelaah, menganalisa, dan
mengamati pendekatan system tidak bisa kita lihat pada system tertutup saja
tetapi juga bagaimana kita memandang system secara terbuka. Pada
pendekatan system tertutup berarti kita hanya melihat pada satu sisi saja
yaitu pandangan siklus, jadi kita tidak melihat dari lingkungan eksternalnya.
Sedangkan pada 20 pendekatan system terbuka senantiasa melihat
bagaimana organisasi sebagai sebagai suatu system input dan output yang
energik serta secara nyata dan terbuka dalam interaksinya denga lingkungan.
Teori manajemen modern cenderung memandang organisasi sebagai system
terbuka, dengan dasar analisa konsepsional, dan didasarkan pada data
empirik, serta sifatnya sintesis dan integratif. System terbuka pada
hakekatnya merupakan proses transformasi masukan yang menghasilkan
keluaran; transformasi terdiri dari aliran informasi dan sumber dayasumber
daya. (Handoko, 1986;56).

b. Teori manajemen kontingensi (Contigency Manajement)


Pada awal munculnya teori ini disebabkan karena para teoritis melihat bahwa
hanya sedikit sekali prinsip-prinsip 21 manajemen yang benar-benar bersifat
universal, dan adannya tanggapan atas ketidakpuasan terhadap anggapan
universalitas, serta kebutuhan untuk memasukkan berbagai variabel
lingkungan kedalam teori dan praktek manajemen. Dengan demikian
muncullah manajemen kontingensi yang berupaya untuk menerobos dilema
tersebut. Para penganut manajemen ini berpendapat bahwa para manajer
harus menyesuaikan perilaku kepemimpinan mereka, guna mengakoodasi
situasi-situasi yang berbedabeda, atau secara alternatif, mereka harus
dihadapkan pada situasi-situasi yang sesuai dengan gaya kepemimpinan
mereka. Riset menunjukkan bukti bahwa cukup banyak kasus yang
menopang manajemen kontingensi, karena metode-metode manajemen yang
digunakan dalam kedaan tertentu, jarang memberikan hasil sama dalam
keadaan-keadaan lain. Fred E. Fiedle, ia menyatakan bahwa para manajer
harus mengidentifikasi reaksi-reaksi khusus, terhadap problemproblem
khusus, dalam kondisi-kondisi khusus, dan bahwa problem tertentu dan
reaksinya akan bersifat unik dalam masing-masing situasi (Winardi, 2002;194)
Menurut Fred Luthans ada empat macam kontingensi yang perlu dihadapi
dan di atasi oleh para manejer ( Winardi, 2002;194.)

c. Pendekatan Kuantitatif
Adanya pergeseran menuju kearah sebuah asyarakat informasi
menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan yang luar biasa pada teknik-
teknik manajemen kuantitatif. Perkembangan aliran kuantitatif ditandai
dengan berkembangnya team-team riset operasi (Operations research),
dalam pemecahanpemecahan masalah industri, yang didasarkan atas sukses
teamteam riset operasi Inggris dalam perang Dunia ke II, setelah perang
selesai, potensi komersilnya segera disadari dan pengembangannya telah
menyebar dengan cepat di Amerika Serikat. Istilah riset operasi pertama kali
digunakan pada tahun 1940 oleh Mc. Closky dan Trethen. Sejalan dengan
semakin kompleksnya computer elektronik, trasfortasi dan komunikasi, dan
sebagainya, tenik-tenik riset operasi menjadi semakin penting sebagai dasar
rasional untuk pembuatan keputusan. Prosedur-prosedur riset operasi
tersebut kemudian diformulasikan dan disebut aliran manajemen science.
Maka dalam penerapan ilmu manajemen ini diperuntuhkan untuk
situasisituasi kompleks yang memerlukan pengetahuan secara trespsialisasi.
Pada prakteknya, banyak mencapai manfaat dari teknik-teknik matematikal
yang dikembangkan dalam bidang yang dikenal operation management.
Teknologi computer juga telah banyak membantu perkembangan
pertumbuhan system-system informasi dengan bantuan computer, yang
secara nyata telah berhasil menaikkan kualitas pekerjaan dan produktivitas
organisasi-organisasi.

BAB 3

1.Menetapkan tujuan yang jelas membuat kita seperti duduk di kursi pengemudi, memberikan


kemampuan untuk menentukan ke arah mana kita akan membawa diri/organisasi
kita. Tujuan juga penting untuk mengukur keberhasilan. Sukses bisa dicapai bila tujuan yang
ditetapkan jelas dan terukur, serta kita all-out mencapainya.
https://www.google.com/search?
q=1.+Mengapa+penetapan+tujuan+sangat+penting&oq=1.%09Mengapa+penetapan+tujuan+sa
ngat+penting&aqs=chrome..69i57j33i22i29i30l5.1577j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8

2. Tujuan Organisasi

Adapun tujuannya secara umum yaitu sebagai wadah Bersama – sama

mencapai tujuan/ keuntungan yang bermanfaat secara Bersama – sama,

sebagai tempat untuk melatih dan menambah pengetahuan, pergaulan,

kemampuan, kemandirian serta sumber daya yang dimiliki.

1. Lebih mengutamakan kebersamaan


Didalam sebuah organisasi pastinya Anda akan lebih dituntut untuk lebih

mementingkan kebersamaan karena didalamnya selalu menyangkut dengan

orang banyak yang dimana kita harus bekerja sama dengan anggota lainnya

dan tidak dapat membebankan hanya pada satu orang saja. Jadi setiap

anggota nya akan lebih termotivasi untuk saling bekerja sama supaya tujuan

meraka cepat tercapai.

2. Mudahnya dalam menyelesaikan masalah


Masalah adalah hal yang tidak akan pernah bisa kita hindari, namun bisa

bahkan harus kita atasi. Didalam sebuah organisasi itu, masalah adalah

lumrah untuk diperbincangkan dikarenakan setiap anggota itu mempunyai

pendapat dan karakter yang berbeda namun disini lah peranan penting

sebuah organisasi dimana masalah yang timbul itu tidak akan dibebankan
atau diputuskan oleh salah satu anggota saja tp seluruh anggota harus ikut

aktif dalam memecahkan masalah tersebut.

3. Mengajarkan atau membudayakan jiwa kepemimpinan


Sejatinya Tuhan sudah menganugrahkan jiwa kepemimpinan manusia itu

sendiri sejak mereka lahir, namun tidak semua orang yang dapat menjadi

seorang pemimpin, hal ini karena kemampuan yang dimiliki oleh manusia itu

berbeda. Didalam sebuah organisasi Anda dapat melatih jiwa kepemimpinan

Anda karena disini anda diberi kesempatan untuk belajar dan berkembang

menciptakan inovasi dan kreatifitas serta selalu berpikiran positif, dilatih

menjadi lebih berani dalam mengambil keputusan dengan seksama dan tidak

egois, dan pada oraganisasi Anda juga akan dilatih bagaimana mengatur

manajemen yang baik, serta bagaimana menerapkan fungsi manajemen.

4. Menumbuhkan sikap disiplin dan etos kerja didalam dirinya


Sikap disiplin itu sangat penting untuk semua orang khusunya untuk para

pekerja. Karena dengan disiplin pekerjaan anda dapat terorganisir dan dapat

membawa dampak yang baik untuk lingkungan pekerjaan, namun tidak

semua orang yang dapat menerapkan sikap disiplin dan etos kerja yang baik,

sehingga bisa menghambat mereka dalam berkarier. Dengan berorganisasi

Anda dapat menumbuhkan sikap disiplin dan etos kerja yang baik dalam diri

Anda karena kita akan terlatih dengan sendirinya untuk menempati janji,

berkomitmen dan lain sebagainya. Untuk menjadikan Anda sebagai seorang


yang disiplin dan memiliki etos kerja, di dalam sebuah organisasi juga perlu

dan butuh Standar Operasional Prosedur yang dapat dijadikan indicator untuk

beberapa anggota dalam organisasi tersebut apakah mereka sudah bertindak

disiplin atau tidak.

Baca Juga : Standar Operasional Prosedur (SOP): Cara Membuat dan

Manfaatnya

5. Dapat membina emotional intelegent


Selain kepribadian Anda yang dapat terbentuk menjadi lebih baik, Organisasi

juga dapat membina atau membentuk emotional intelegent anda, sehingga

Anda akan lebih percaya diri dalam bersosialisasi.

6. Menambah pengetahuan dan wawasan seseorang


Pengetahuan dan wawasan yang luas sangatlah penting untuk manusia

sebagai mahluk sosial, baik untuk menguatkan suatu argumen dalam

berpendapat ataupun untuk berkomunikasi. Namun sayangnya terkadang

manusia belum mempunyai pengetahuan dan wawasan yang cukup luas.

Namun di dalam organisasi, anda akan selalu berinteraksi dengan sesama

anggota lainnya atau bahkan para pengurus organisasi tersebut, yang

menimbulkan bertambahnya pengetahuan dan wawasan Anda karena adanya

saling bertukar informasi dan wawasan tersebut tadi.

Setelah Anda mengetahui pengertian , tujuan dan manfaatnya berorganisasi,

Anda bisa menjadikan organisasi sebagai wadah untuk bersosialisasi dan


menjalin silahturahmi. Namun perlu diketahui bahwa organisasi juga bisa

dijadikan sebagai sarana untuk belajar tentang mengelola keuangan yang

efektif.

Dan organisasi juga membutuhkan kondisi finansial dan catatan keuangan

yang transparan dan rapi agar bisa diketahui oleh seluruh anggota organisasi.

Namun untuk merealisasikan hal tersebut, perlu adanya satu sistem yang

dapat membantu pembukuan keuangannya. Apalagi sistem itu dengan mudah

diakses, mudah digunakan dan harga yang terjangkau mengingat kondisi

finansial organisasi berbeda dengan kondisi finansial sebuah perusahaan

atau korporasi.

https://www.harmony.co.id/blog/organisasi-pengertian-tujuan-dan-manfaat-yang-dapat-anda-
ambil

3.Konsep Manajemen by Objective (MBO) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan
“Manajemen berdasarkan Objektif” ini pertama kali dikemukakan oleh Peter Drucker dalam
bukunya yang berjudul “The Practice of Management” pada tahun 1954. Menurut Peter
Drucker, Tujuan Organisasi yang ditetapkan harus melalui proses persetujuan antara
Manajemen dan Karyawannya, bukan dipaksakan dari atas. Cara demikian akan lebih efektif
dalam mendelegasikan otoritas pada sebuah organisasi besar sehingga semua karyawan
memahami dan turut berkomitmen untuk pencapaian sasaran Organisasi tersebut. Sasaran-
sasaran dalam organisasi dibuat secara bertingkat mulai dari Sasaran Organisasi keseluruhan,
sasaran divisi, sasaran departemental hingga sasara individu karyawan itu sendiri.

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-mbo-management-by-objectives/

4.1. Komitmen pada program.


Program MBO yang efektif mensyaratkan komitmen para manajer di setiap tingkatan organisasi
terhadap pencapaian tujuan-tujuan pribadi dan organisasi, serta proses MBO. Banyak waktu dan
energi diperlukan untuk mengimplementasikan program MBO dengan sukses. Manajer pertama kali
harus bertemu dengan bawahan untuk menetapkan tujuan dan kemudian untuk menilai kemajuan
berdasarkan tujuan tersebut.

2. Penetapan tujuan manajemen puncak.


Program-program perencanaan efektif biasanya mulai dengan para manajer puncak, yang
menetapkan tujuan-tujuan pendahuluan setelah berkonsultasi dengan para anggota organisasi
lainnya. Tujuan harus dinyatakan dalam bentuk atau dengan istilah tertentu yang dapat diukur.
Dengan cara tersebut, manajer dan bawahan akan mempunyai gagasan yang jelas tentang apa yang
diharapkan manajemen puncak untuk dicapai, dan mereka dapat melihat hubungan langsung kerja
mereka dengan pencapaian tujuan organisasi.

3. Tujuan-tujuan perseorangan.
Dalam suatu program MBO efektif,  maksud penetapan tujuan pada setiap tingkatan adalah untuk
membantu para karyawan memahami secara jelas apa yang diharapkan agar tercapai. Tujuan setiap
individu harus ditetapkan dengan konsultasi antara individu dan atasannya. Konsultasi bersama ini
akan membantu manajer mengembangkan tujuan-tujuan yang lebih realistik, dan membantu
bawahan memperluas pandangan mereka tentang tujuan yang lebih tinggi.

4. Partisipasi.
Derajat partisipasi bawahan dalam penetapan tujuan sangat bervariasi. Pada satu sisi ekstrim,
bawahan mungkin berpartisipasi hanya dengan kehadirannya ketika tujuan ditetapkan oleh
manajemen. Pada sisi ekstrim lain, bawahan mungkin sangat bebas untuk menetapkan tujuan mereka
sendiri dan metode pencapaiannya. Tapi kedua ekstrim tersebut cenderung tidak efektif. Sebagai
pedoman umum, semakin besar partisipasi bersama antara manajer dan bawahan, semakin besar
kemungkinan tujuan akan tercapai.

5. Otonomi dalam implementasi rencana.


Setelah tujuan ditetapkan dan disetujui, individu mempunyai keleluasaan dalam pemilihan peralatan
untuk pencapaian tujuan. Dengan batasan-batasan normal kebijaksanaan organisasi, manajer harus
bebas untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program-program pencapaian tujuan-tujuan
mereka tanpa campur tangan atasannya langsung.

6. Peninjauan kembali prestasi.


Manajer dan bawahan secara periodik bertemu untuk meninjau kembali kemajuan terhadap tujuan.
Selama peninjauan kembali, mereka memutuskan apakah ada masalah-masalah dan bila ada, apa
yang dapat mereka kerjakan untuk memecahkannya. Bila diperlukan, tujuan juga dapat diubah.

Unsur-unsur dasar MBO tersebut di atas, pada hakekatnya merupakan aspek-aspek pokok proses
MBO.

https://legalstudies71.blogspot.com/2016/01/unsur-unsur-sistem-management-by.html

5. 5 W + 1 H: the what, the why, the where, the when, the who, the how
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan?
2. Apakah sebabnya tindakan itu dilaksanakan?
3. Dimanakan tindakan itu harus dilaksanakan?
4. Kapankah tindakan itu dilaksanakan?
5. Siapakan yang akan mengerjakan tindakan itu?
6. Bagaimanakah caranya melaksankan tindakan itu?

file:///C:/Users/Admin/Downloads/BAB%203%20PERENCANAAN-sesi%201-%20ok.pptx.pdf

7.

Anda mungkin juga menyukai