HANI HANDOKO
Bab 1
Pengertian manajemen
Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, sedangkan
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Menurut ahli manajemen Peter Drucker efektivitas
adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things), sedang efisiensi adalah melakukan
pekerjaan dengan benar (doing things right).
Aplikasi-aplikasi yang berbeda dari istilah Manajemen Ada empat aplikasi yang berbeda dari istilah
manajemen. Istilah manajemen dapat digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan :
1. Pengelompokan Pekerjaan. Manajemen berarti suatu kelompok orang yang melaksanakan tugas-
tugas atau fungsi-fungsi manajerial.
2. Seorang Individu. Individu yang melaksanakan fungsi-fungsi manajerial atau bagian dari kelompok
secara keseluruhan dapat disebut bagian manajemen.
3. Suatu disiplin akademik. Manajemen adalah suatu bidang spesialisasi akademik, atau suatu
bidang studi.
4. Suatu proses. Manajemen juga merupakan suatu proses; karena mencakup pelaksanaan suatu
rangkaian tipe-tipe khusus kegiatan atau fungsi.
1. Manajer Lini (pertama). Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan
mengawasi tenaga-tenaga operasional, disebut manajemen lini / garis pertama (first line atau first
level). Para manajer ini sering disebut dengan kepala atau pemimpin, mandor (foremen), dan
penyelia (supervisors).
2. Manajer Menengah. Manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu
organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer
lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional.
3. Manajer Puncak. Klasifikasi manajer tertinggi ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif.
Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Sebutan khas
manajer puncak adalah direktur, presiden, kepala divisi, wakil presiden senior, dan sebagainya.
Perbedaan tingkatan manajemen akan membedakan pula fungsi-fungsi manajemen yang
dilaksanakan. Ada dua fungsi utama manajemen, yaitu manajemen administratif dan manajemen
operatif. Manajemen administratif lebih berurusan dengan penetapan tujuan dan kemudian
perencanaan, penyusunan kepegawaian, dan pengawasan kegiatan-kegiatan yang terkoordinasi
untuk mencapai tujuan. Sedangkan manajemen operatif lebih mencakup kegiatan memotivasi,
supervisi, dan komunikasi dengan para karyawan untuk mengarahkan mereka mencapai hasil-hasil
secara efektif.
Manajer-manajer Fungsional dan Umum Atas dasar ruang lingkup kegiatan yang dikelola, para
manajer dapat pula diklasifikasi sebagai manajer fungsional dan manajer umum. Manajer fungsional
mempunyai tanggung jawab hanya atas satu kegiatan organisasi, seperti produksi, pemasaran,
keuangan, kepegawaian, atau akuntansi. Fungsi-fungsi yang dilaksanakan Manajer
Salah satu klasifikasi paling awal dari fungsi-fungsi manajerial dibuat oleh Henri Fayol, yang
menyatakan bahwa perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pemberian perintah, dan
pengawasan adalah fungsi-fungsi utama.
a. Organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan-tujuan.
b. Para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang konsisten dengan berbagai
tujuan dan prosedur terpilih.
c. Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila
tingkatan kemajuan tidak memuaskan.
2. Pengorganisasian Pengorganisasian (organizing) adalah 1) penentuan sumber daya-sumber daya
dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, 2) perancangan dan
pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut
kea rah tujuan, 3) penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian, 4) pendelegasian wewenang
yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tuganya.
3. Penyusunan Personalia
Adalah penarikan (recruitment), latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian
orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.
4. Pengarahan Fungsi pengarahan (leading), secara sederhana adalah untuk membuat atau
mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan.
5. Pengawasan Pengawasan (controlling), adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan
untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsure, yaitu : 1) penetapan standar
pelaksanaan, 2) penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan, 3) pengukuran pelaksanaan nyata dan
membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan, 4) pengambilan tindakan koreksi yang
diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar. Semua fungsi-fungsi manajemen ini harus
dilaksanakan oleh manajer kapan saja dan dimana saja kelompok-kelompok diorganisasi, walaupun
ada perbedaan tekanan untuk tipe organisasi, jabatan-jabatan fungsional, dan tingkatan
manajemen yang berbeda.
Kegiatan-kegiatan Manajer Agar konsep tentang manajer menjadi lebih jelas, berikut ini akan
diuraikan secara terinci apa tugas-tugas penting yang dilaksanakan manajer :
1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain.
2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan
menetapkan prioritas-prioritas.
3. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.
4. Manajer harus berpikir secara analitis dan konsepsual.
5. Manajer adalah seorang mediator.
6. Manajer adalah seorang politisi.
7. Manajer adalah seorang diplomat.
8. Manajer mangambil keputusan-keputusan sulit. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan manajer
Pada dasarnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh para manajer dapat diklasifikasi ke dalam
empat kelompok, yaitu :
1. Pribadi.
2. Teknis.
3. Administratif.
4. Interaksional.
Bab 3
Perkembangan Teori Manajemen
Dalam bab ini akan dibicarakan tiga aliran pemikiran manajemen yang ada : Aliran Klasik
(yang akan dibagi menjadi dua aliran, manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik), aliran
hubungan manusiawi (sering disebut aliran neoklasik), dan aliran manajemen modern.
1. Teori Manajemen Klasik Perkembangan awal teori manajemen Ada dua tokoh manajemen yang
mengawali munculnya manajemen Ilmiah, yang akan dibahas disini, yaitu Robert Owen dan Charles
Babbage. Robert Owen (1771 - 1858). Pada permulaan tahun 1800 an Robert Owen, seorang
manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya
unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti
pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak di bawah umur yang bekerja, membangun
perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan mengoperasikan toko perusahaan yang menjual
barang-barang dengan murah. Dia mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah
yang akan menaikan produksi dan keuntungan (laba), dan investasi yang paling menguntungkan
adalah pada karyawan atau “vital machines”. Disamping itu Owen mengembangkan sejumlah
prosedur kerja yang juga memungkinkan peningkatan produktivitas. Charles Babbage (1792 - 1871).
Charles Babbage, seorang professor matematika dari Inggris, mencurahkan banyak waktunya untuk
membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien. Babbage adalah penganjur pertama prinsip
pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi latihan keterampilan yang
sesuai dengan setiap operasi pabrik. Sebagai kontribusinya yang lain, Babbage menciptakan alat
penghitung (calculator) mekanis pertama, mengembangkan program-program permainan bagi
komputer, menganjurkan kerjasama yang saling menguntungkan antara kepentingan karyawan dan
pemilik pabrik, serta merencanakan skema pembagian keuntungan.
4. Aliran Hubungan Manusiawi Aliran hubungan manusiawi (prilaku manusia atau neoklasik) muncul
karena ketidak puasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan
efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi
klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi. Hugo Munsterberg (1863 – 1916). Sebagai pencetus
psikologi industri, Hugo Munsterberg sering disebut sebagai bapak psikologi industri. Dia
mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan tiga
cara, (1) penemuan Best Possible Person, (2) penciptaan best possible work, dan (3) penggunaan
best possible effect untuk memotivasi karyawan. Elton Mayo (1880 – 1949) mengadakan suatu
percobaan untuk menemukan bahwa kelompok kerja informal – lingkungan social karyawan – juga
mempunyai pengaruh besar pada produktivitas, kemudian konsep mahluk sosial – dimotivasi oleh
kebutuhan sosial, keinginan akan hubungan timbal balik dalam pekerjaan, dan lebih responsif
terhadap dorongan kelompok kerja pengawasan manajemen – telah menggantikan konsep mahluk
rasional yang dimotivasi oleh kebutuhan- kebutuhan phisik manusia.
5. Aliran Manajemen Modern Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda.
Jalur pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai
perilaku organisasi, dan yang lain di bangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal dengan aliran
kuantitatif. Perilaku Organisasi Prinsip-prinsip dasar Perilaku Organisasi : Produksi, pengembangan
strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat
persediaan yang optimal dan sebagainya. Penggunaan teknik-teknik untuk pemecahan masalah dan
pembuatan keputusan telah terbukti banyak membantu manajer dalam kegiatan-kegiatan
perencanaan dan pengawasan. Langkah-langkah pendekatan manajemen science biasanya adalah
sebagai berikut :
1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan suatu model matematis.
3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi. Perkembangan Teori Manajemen Di Masa
Mendatang
Ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya dimasa mandatang, yaitu :
1. Dominan (paling berguna).
2. Divergence (jalurnya sendiri).
3. Convergence ( batasan-batasan).
4. Sintesa (berintegrasi).
5. Proliferation.
Bab 4
Manajer dan Lingkungan Eksternal Organisasi
Faktor-faktor lingkungan eksternal Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur di luar
organisasi, yang sebagian besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan
keputusan oleh manajer. Organisasi mendapatkan masukan-masukan yang dibutuhkan, seperti
bahan baku, dana tenaga kerja, dan energi dari lingkungan eksternal, mentransformasikan menjadi
produk dan jasa, dan kemudian memberikan sebagai keluaran-keluaran kepada lingkungan
eksternal. Lingkungan eksternal mempunyai baik unsur-unsur yang berpengaruh lansung (lingkungan
ekstern mikro) dan berpengaruh tidak langsung (lingkungan ekstern makro). Lingkungan ekstern
mikro terdiri dari para pesaing, penyedia, langganan, lembaga-lembaga keungan, pasar tenaga
kerja, dan perwakilan-perwakilan pemerintah. Unsur-unsur lingkungan ekstern makro mencakup
teknologi, ekonomi, politik dan sosial yang mempengaruhi iklim di mana organisasi beroperasi dan
mempunyai potensi menjadi kekuatan-kekuatan sebagai lingkungan ekstern mikro.
Bab 5
Proses Perencanaan Pengertian perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang
harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan
mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang
diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat.
Empat Tahap dasar Perencanaan
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
2. Merumuskan keadaan saat ini.
3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. Alasan-alasan
perlunya perencanaan Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk
mencapai (1) “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam pembuatan keputusan, dan (2)”positive benefits” dalam bentuk meningkatnya
sukses pencapaian tujuan organisasi. Manfaat perencanaan, (1) membantu manajemen untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan, (2) membantu dalam kristalisasi
persesuaian pada masalah-masalah utama, (3) memungkinkan manajer memahami keseluruhan
gambaran operasi lebih jelas, (4) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat, (5)
memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi, (6) memudahkan dalam melakukan
koordinasi diantara berbagai bagian organisasi, (7) membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan
lebih mudah dipahami, (8) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, dan (9) menghemat waktu,
usaha dan dana. Kelemahan perencanaan, (1) pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin
berlebihan pada kontribusi nyata, (2) perencanaan cenderung menunda kegiatan, (3) perencanaan
mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi, (4) kadang-kadang hasil
yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah
pada saat masalah tersebut terjadi, (5) ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang tidak
konsisten.
Tipe-tipe Perencanaan dan Rencana Ada paling sedikit lima dasar pengklasifikasian rencana-
rencana, sebagai berikut :
1. Rencana-rencana Strategik Sebelum strategi dapat diuraikan, organisasi perlu menetapkan suatu
komponen vital : tujuan-tujuan organisasi. Tujuan organisasi memberikan dasar pengarahan
kegiatan-kegiatan. Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi dalam
pelaksanaan misi. Strategi juga dapat didefinisikan sebagai pola tanggapan organisasi terhadap
lingkungannya sepanjang waktu. Strategi menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai
sumber daya lainnya dengan tantangan dan risiko yang harus dihadapi dari lingkungan di luar
perusahaan.
2. Rencana-rencana Sekali Pakai Rencana sekali pakai adalah serangkaian kegiatan terperinci yang
kemungkinan tidak berulang dalam bentuk yang sama di waktu mendatang. Sebagai contoh,
perencanaan perusahaan untuk membangun gudang baru karena adanya perluasan usaha akan
memerlukan rencana sekali pakai khusus bagi proyek tersebut, walaupun perusahaan telah
membangun sejumlah gudang lain di waktu yang lalu.
3. Rencana-rencana Tetap Wujud umum rencana-rencana tetap adalah kebijaksanaan, prosedur dan
aturan. Rencana-rencana ini sekali ditetapkan akan terus diterapkan sampai perlu diubah
(modifikasi) atau dihapuskan. Sekali ditetapkan, rencana tetap memungkinkan para manajer
menghemat waktu yang digunakan untuk perencanaan dan pembutan keputusan karena situasi-
situasi yang sama ditangani secara konsisten.
Perencanaan Strategik
Secara singkat langkah-langkah proses penyusunan strategik dapat diuraikan sebagai berikut :
(1) Penentuan Misi dan Tujuan, (2) Pengembangan Profil Perusahaan, (3) Analisa Lingkungan
Eksternal, (4) Analisa Internal Perusahaan, (5) Identifikasi Kesempatan dan Ancaman Strategik, (6)
Pembuatan Keputusan Strategik, (7) Pengembangan strategi Perusahaan, (8) Implementasi Strategi,
dan (9) Peninjauan kembali dan evaluasi. Lima variabel yang biasanya merupakan faktor-faktor
kritis implementasi strategi : (1) tugas, (2) orang, (3) Struktur, (4) teknologi, dan (5) sistem balas
jasa. Kebaikan-kebaikan perencanaan strategik adalah dalam memberikan pedoman yang konsisten
bagi kegiatan-kegiatan organisasi. Kebaikan penting perencanaan strategi lainnya adalah membantu
para manajer dalam pembuatan keputusan. Kelemahan-kelemahan perencanaan strategi adalah
bahwasannya hal itu memerlukan investasi dalam waktu, uang dan orang yang cukup besar.
Kelemahan selanjutnya adalah bahwa perencanaan strategik kadang-kadang cenderung membatasi
organisasi hanya terhadap pilihan yang paling rasional dan bebas resiko.
Bab 6
Penetapan Tujuan Organisasi Misi dan Tujuan Organisasi
Sebelum organisasi menentukan tujuan-tujuan, terlebih dahulu harus menetapkan misi atau
maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Misi
suatu organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari
organisasi-organisasi lainnya dan mengindentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan
pasar. Misi merupakan perwujudan dasar filsafat para pembuat keputusan strategik perusahaan,
mencerminkan konsep diri perusahaan, serta menunjukan bidang-bidang produk atau jasa pokok
dan kebutuhan-kebutuhan langganan utama yang akan dipuaskan perusahaan. Tujuan organisasi
ialah suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di mana organisasi bermaksud untuk
merealisasikan dan sebagai pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana
organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya. Tujuan organisasi merupakan
pernyataan tentang keadaan atau situasi yang tidak terdapat sekarang tetapi dimaksudkan untuk
risma
dicapai di waktu yang akan datang melalui kegiatan-kegiatan organisasi. Berbagai Fungsi Tujuan
Organisasi
Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas mempunyai beberapa fungsi penting yang
bervariasi menurut waktu dan keadaan. Berbagai fungsi tujuan antara lain sebagai berikut :
1. Pedoman bagi kegiatan.
2. Sumber legitimasi.
3. Standar pelaksanaan.
4. Sumber motivasi.
Kekuatan dan kelemahan MBO Dalam suatu survey terhadap para manajer, Tosi dan Carroll
mengemukakan kebaikan-kebaikan berbagai program MBO, yang dapat diperinci sebagai berikut :
1. Memungkinkan para individu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.
2. Membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer menetapkan tujuan dan sasaran.
3. Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan.
4. Membuat para individu lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi.
5. Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian tujuan
tertentu. Ini juga memungkinkan para bawahan mengetahui kualitas pekerjaan mereka dalam
hubungannya dengan tujuan organisasi.
Ada dua kategori kelemahan–kelemahan khas untuk organisasi yang mempunyai program-
program MBO formal. Dalam kategori pertama adalah kelemahan-kelemahan yang melekat pada
proses MBO. Ini mencakup konsumsi waktu dan usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk
menggunakan teknik-teknik MBO, serta biasanya meningkatkan banyaknya kertas kerja. Dalam
kategori kedua, kelemahan-kelemahan seharusnya tidak ada tetapi sering dijumpai dalam
pengembangan dan implementasi program-program MBO. Kategori kedua ini menyangkut beberapa
masalah pokok yang harus dikendalikan agar program MBO sukses :
1. Gaya dan dukungan manajemen.
2. Penyesuaian dan perubahan.
3. Ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.
4. Deskripsi jabatan.
5. Penetapan dan pengkoordinasian tujuan.
6. Pengawasan metoda pencapaian tujuan.
7. Konflik antara kreativitas dan MBO.
Membuat MBO Efektif Unsur-unsur penting yang diperlukan bagi efektivitas MBO.
1. Mendidik dan melatih manajer.
2. Merumuskan tujuan secara jelas.
3. Menunjukan komitmen manajemen puncak secara kontinyu.
4. Membuat umpan balik efektif.
5. Mendorong partisipasi.
Bab 7
Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan
peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Pembuatan keputusan
(decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai
penyelesaian suatu masalah tertentu.
Tipe-tipe keputusan Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai
perbedaan kondisi dan situasi yang ada. Keputusan-keputusan juga dapat dibedakan antara
keputusan yang dibuat di bawah kondisi kepastian, risiko, dan ketidak pastian. Keputusan-
keputusan yang di program (programmed decisions) adalah keputusan yang dibuat menurut
kebiasaan, aturan atau prosedur. Keputusan-keputusan ini rutin dan berulang-ulang.
Ini mencakup identifikasi dan diagnosa masalah, pengumpulan dan analisa data yang relevan,
pengembangan alternatif-alternatif, penilaian berbagai alternatif penyelesaian, pemilihan
alternatif terbaik, implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil-hasil. Pohon Keputusan dan
Pembuatan Keputusan Pohon keputusan (decision tree) dikembangkan untuk membantu para
manajer membuat serangkaian keputusan yang melibatkan peristiwa-peristiwa ketidak pastian.
Pohon keputusan adalah suatu peralatan yang menggambarkan secara grafik berbagai kegiatan yang
dapat diambil dan hubungan kegiatan-kegiatan ini dengan berbagai peristiwa di waktu mendatang
yang dapat terjadi. Seperti teknik-teknik riset operasi lainnya, pohon keputusan tidak akan
membuat keputusan bagi manajer – kebijakan masih akan diperlukan. Bagaimanapun juga, dalam
berbagai situasi yang tepat, penggunaan pohon keputusan akan mengurangi kekacauan potensial
dalam suatu masalah kompleks dan memungkinkan manajer untuk menganalisa masalah secara
rasional.
Keterlibatan Bawahan Dalam Pembuatan Keputusan Para manajer akan sulit untuk membuat
keputusan-keputusan tanpa melibatkan para bawahan. Keterlibatan ini dapat formal, seperti
penggunaan kelompok dalam pembuatan keputusan; atau informal, seperti permintaan akan
gagasan-gagasan. Bantuan para bawahan dapat terjadi pada setiap tahap proses pembuatan
keputusan.
Karakteristik-karakteristik Berbagai Situasi Keputusan Perihal keterlibatan para bawahan
dalam pembuatan keputusan telah dipelajari beberapa teoritis dan konsultan. Dua peneliti, Vroom
dan Yetton, telah mengembangkan suatu pendekatan pohon keputusan (decision tree approach)
untuk mengidentifikasi gaya keputusan “optimum” tertentu yang sesuai dengan situasi tertentu.
Karakteristik-karakteristik pokok suatu situasi keputusan yang dikemukakan Vroom dan Yetton
adalah sebagai berikut :
1. Adakah persyaratan kualitas dimana suatu penyelesaian lebih rasional dibanding yang lain?
2. Apakah manajer mempunyai informasi cukup untuk membuat keputusan berkualitas tinggi?
3. Apakah situasi keputusan terstruktur?
4. Apakah penerimaan keputusan oleh para bawahan manajer merupakan faktor kritis implementasi
efektif keputusan?
5. Adakah kepastian yang layak bahwa keputusan akan diterima para bawahan bila manajer mebuat
keputusan sendiri?
6. Apakah para bawahan manajer menyebarkan tujuan organisasi untuk dicapai bila masalah
dipecahkan?
7. Apakah penyelesaian yang disukai akan menyebabkan konflik di antara para bawahan?
Ciri-ciri Riset Operasi Ada tujuh ciri utama riset operasi, yang dapat diperinci sebagai berikut :
1. Terpusat pada pembuatan keputusan.
2. Penggunaan metoda ilmiah.
3. Penggunaan model matematik.
4. Efektivitas ekonomis.
5. Bergantung pada Komputer.
6. Pendekatan tim.
7. Orientasi sistem.
Tahap-tahap Pendekatan Riset Operasi Pendekatan riset operasi untuk pemecahan masalah
mempunyai 5 tahap :
1. Diagnosa masalah.
2. Perumusan masalah.
3. Pembuatan model.
4. Analisa model.
5. Implementasi penemuan.
Aplikasi Teknik-teknik Riset Operasi Paling tidak ada delapan jenis masalah praktek manajerial
dimana teknik-teknik riset operasi sering diterapkan, diantaranya sebagai berikut :
1. Masalah-masalah persediaan.
2. Masalah-masalah Alokasi.
3. Masalah-masalah Antrian (garis tunggu).
4. Masalah-masalah pengurutan.
5. Masalah-masalah routing atau scheduling).
6. Masalah-masalah pergantian.
7. Masalah-masalah persaingan.
8. Masalah-masalah pencarian.
Kebaikan dan keterbatasan penggunaan riset Operasi Teknik-teknik riset operasi mempunyai
satu maksud, yaitu untuk membantu para manajer membuat keputusan-keputusan yang lebih baik.
Maksud ini dapat terpenuhi karena teknik-teknik riset operasi mempunyai tiga kebaikan pokok :
1. Memungkinkan untuk memerinci suatu masalah kompleks dan berskala besar menjadi bagian-
bagian lebih kecil sehingga dapat lebih mudah didiagnosa dan dianalisa.
2. Dalam penyusunan dan analisa model-model riset operasi, para peneliti harus memperhatikan
perincian dan mengikuti berbagai prosedur logik dan sistematik.
3. Teknik-teknik riset operasi sangat membantu dalam penilaian alternatif-alternatif.
Di samping kebaikan-kebaikan di atas, teknik-teknik riset operasi juga mempunyai berbagai
keterbatasan :
1. Proyek-proyek riset operasi sering terlalu mahal bagi banyak organisasi atau banyak jenis
masalah, sehingga sebelum keputusan untuk menggunakannya dibuat perlu dilakukan analisa biaya
kegunaan.
2. Riset operasi tidak dapat diterapkan secara efektif dalam banyak situasi.
3. Riset operasi dapat dengan mudah menjadi teknik-teknik yang terpisah dari kenyataan, mungkin
karena kesalahan dalam anggapan-anggapan tentang masalah atau karena variabel-variabel
tertentu diabaikan. Masalah-masalah Penggunaan Pendekatan Riset Operasi Grayson mengemukakan
beberapa alasan mangapa bannyak manajer tidak menggunakan teknik teknik riset operasi :
1. Kekurangan waktu.
2. Ketiadaan data.
3. Penolakan terhadap perubahan.
4. Waktu tanggapan lama.
5. Penyederhanaan yang berlebih-lebihan.
Pedoman Penggunaan Efektif Riset Operasi Para manajer akan memperoleh keuntungan
dengan meningkatkan kegunaan riset operasi dan membuat lebih mungkin untuk menerapkan
bantuan saran-saran riset operasi. Wagner telah mengemukakan bahwa program-program riset
operasi akan paling berguna dengan meliput delapan unsur berikut :
1. Dukungan manajemen puncak.
2. Tanggung jawab manajerial bagi program.
3. Partisipasi manajer.
4. Penggunaan kebijakan manajerial.
5. Pengumpulan data secara cepat.
6. Aspek-aspek teknik tidak dibiarkan mendominasi.
7. Persiapan untuk kesulitan-kesulitan awal.
8. Penyimpanan laporan secara akurat.
BAB 8
Pengorganisasian dan Struktur Organisasi
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan
tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.
Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian
kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar
kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama.
Pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi
bertanggung jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Kedua aspek ini
merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara efisien dan efektif.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola.
Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan
diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan , tugas
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Adapun faktor-faktor
utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut :
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
2. Teknologi yang digunakan.
3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
4. Ukuran organisasi.
Bagan Organisasi Formal Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu struktur
organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pembagian kerja.
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah.
3. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan.
4. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan.
5. Tingkatan manajemen.
Departementalisasi Fungsional
Departementalisasi fungsional mengelompokan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-
kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Kebaikan pendekatan fungsional adalah
bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan
efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi, dan memungkinkan pengawasan
manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. Kelemahan struktur fungsional dapat
menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas
yang berurutan, memberikan tanggapan lebih lambat terhadap perubahan, hanya memusatkan pada
kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta
kurang inovatif.
Departementalisasi Divisional
Departementalisasi dibagi menjadi 4 bagian divisi-divisi, yaitu :
1. Struktur organisasi divisional atas dasar produk.
2. Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
3. Struktur organisasi divisional atas dasar langganan.
4. Struktur organisasi divisional atas dasar proses atau peralatan.
Organisasi Proyek dan Matriks Bentuk organisasi proyek dan matriks adalah tipe
departementalisasi campuran (hybrid design). Kedua struktur organisasi ini tersusun dari satu atau
lebih tipe-tipe departementalisasi lainnya. Struktur proyek dan matriks bermaksud untuk
mengkombinasikan kebaikan-kebaikan kedua tipe desain fungsional dan divisional dengan
menghindarkan kekurangan-kekurangannya. Struktur organisasi proyek. Departementalisasi proyek
menyangkut pembentukan tim-tim spesialis yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan khusus.
Sedangkan struktur organisasi matriks. Departementalisasi matriks adalah sama dengan
departementalisasi proyek dengan satu perbedaan pokok. Dalam sturktur matriks, para karyawan
mempunyai dua atasan sehingga mereka berada di bawah dua wewenang.
Kegunaan panitia
1. Keputusan-keputusan dengan kualitas lebih baik.
2. Meningkatkan penerimaan.
3. Memperbaiki koordinasi.
4. Tempat latihan bagi manajer.
5. Penyebaran kekuasaan.
6. Menghindarkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Kerugian panitia
1. Pemborosan waktu dan uang.
2. Dominasi individu.
3. Adanya persetujuan dan kompromi terlebih dahulu.
4. Kurangnya tanggung jawab.
BAB 9
Koordinasi Dan Rentang Manajemen
Koordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan
pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa koordinasi, individu-individu dan
departemen-departemen akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka
akan mulai mengejar kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi
secara keseluruhan. Menurut James D. Thompson, ada tiga macam saling ketergantungan di antara
satuan-satuan organisasi, yaitu :
1. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence).
2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence).
3. Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence).
Mekanisme-mekanisme Pengkoordinasian Dasar Mekanisme-mekanisme dasar untuk
pencapaian koordinasi adalah komponen-komponen vital manajemen yang secara ringkas dapat
diuraikan
sebagai berikut :
1. Hirarki Manajerial,
2. Aturan dan prosedur.
3. Rencana dan penetapan tujuan.
1. Kontak langsung antara individu-individu yang dapat maningkatkan efektivitas dan efisiensi
kerja.
2. Peranan hubungan.
3. Panitia dan satuan tugas.
4. Pengintegrasian peranan-peranan.
5. Peranan penghubung manajerial.
6. Organisasi matriks.
BAB 10
Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi
Wewenang dapat diperbandingkan dengan sistem syaraf pada manusia. Tanpa otak dan
syaraf, tubuh manusia tidak dapat berfungsi. Tampa suatu sistem wewenang, suatu organisasi juga
tidak dapat berfungsi. Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah
orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Kekuasaan (power) sering dicampur adukan dengan wewenang. Meskipun kekuasaan dan wewenang
sering ditemui bersama, tetapi keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hak untuk melakukan
sesuatu, kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut. Kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau
kejadian. Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik
dalam organisasi.
Delegasi Wewenang Delegasi dapat didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Delegasi wewenang adalah
proses di mana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang
melapor kepadanya. Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan :
Efektivitas delegasi merupakan faktor utama yang membedakan manajer sukses dan manajer
tidak sukses. Sentralisasi Versus Desentralisasi Faktor penting lainnya yang menentukan efektivitas
organisasi adalah derajat sentralisasi atau desentralisasi wewenang. Konsep sentralisasi, seperti
konsep delegasi, berhubungan dengan derajat di mana wewenang dipusatkan atau disebarkan. Bila
delegasi biasanya berhubungan dengan seberapa jauh manajer mendelegasikan wewenang dan
tanggung jawab kepada bawahan yang secara langsung melapor kepadanya, desentralisasi adalah
konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncak mendelegasikan
wewenangke bawah ke divisi-divisi, cabang-cabang atau satuan-satuan organisasi tingkat lebih
bawah lainnya.
Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu
organisasi. Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan dan
pembuatan keputusan ke tingkatan-tingkatan organisasi yang lebih rendah. Keuntungan-keuntungan
desentralisasi adalah sama dengan keuntungan-keuntungan delegasi, yaitu mengurangi beban
manajer puncak, memperbaiki pembuatan keputusan karena dilakukan dekat dengan permasalahan,
meningkatkan latihan, moral dan inisiatif manajemen bawah, dan membuat lebih fleksibel dan
lebih cepat dalam pembuatan keputusan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Desentralisasi
1. Filsafat manajemen.
2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi.
3. Strategi dan lingkungan organisasi.
4. Penyebaran geografis organisasi.
5. Tersediannya peralatan pengawasan yang efektif.
6. Kualitas manajer.
7. Keaneka-ragaman produk dan jasa.
8. Karakteristik-karakteristik organisasi lainnya.
BAB 11
Penyusunan Personalia
Penyusunan personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan,
penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Kegiatan-kegiatan
penyusunan personalia sangat erat hubungannya dengan tugas-tugas kepemimpinan, motivasi, dan
komunikasi, sehingga pembahasannya sering ditempatkan sebagai bagian dari fungsi pengarahan.
Proses penyusunan personalia
Langkah-langkahnya yaitu :
1. Perencanaan sumber daya manusia.
2. Penarikan.
3. Seleksi.
4. Pengenalan dan orientasi.
5. Latihan dan pengembangan.
6. Penilaian pelaksanaan kerja.
7. Pemberian balas jasa dan penghargaan.
8. Perencanaan dan pengembangan karier.
Prosedur seleksi. Langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan adalah :
1. Wawancara pendahuluan.
2. Pengumpulan data-data pribadi.
3. Pengujian.
4. Wawancara yang lebih dalam.
5. Pemeriksaan referensi-referensi prestasi.
6. Pemeriksaan kesehatan.
7. Keputusan pribadi.
8. Orientasi jabatan.
Penentuan Kompensasi
1. Kesediaan membayar.
2. Kemampuan membayar.
3. Persyaratan-persyaratan pembayaran.
Pemeliharaan Kesehatan Dan Keamanan Bidang manajemen yang semakin penting adalah
pemeliharaan kesehatan dan keamanan karyawan. Perusahaan memperhatikan hal ini untuk
memberikan kepada karyawan, kondisi kerja yang kebih sehat dan lebih aman serta menjadi lebih
bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang
mengalami tingkat kecelakaan yang tinggi. Program ini dapat dilakukan dengan penyediaan dokter
dan klinik kesehatan perusahaan, pengaturan tempat kerja yang sehat dan aman, pelaksanaan
kegiatan-kegiatan pencegahan, ataupun penyediaan alat-alat pengamanan.
Teori-teori Motivasi
Teori-teori Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu petunjuk, isi dan
proses. Teori-teori petunjuk (prescriptive theories) mengemukakan bagaimana memotivasi para
karyawan. Teori-teori ini didasarkan atas pengalaman coba-coba. Teori-teori isi (content theories),
kadang kadang disebut teori-teori kebutuhan (need theories), adalah berkenaan dengan pertanyaan
apa penyebab-penyebab perilaku atau memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi. Teori-
teori proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan atau
menjelaskan aspek “bagaimana” dari motivasi. Motivasi Adalah Lebih Dari Sekedar Teknik-Teknik
Motivasi adalah lebih inklusif dari sekedar aplikasi berbagai peralatan atau cara tertentu untuk
mendorong peningkatan keluaran. Motivasi juga adalah filsafat, atau pandangan hidup yang
dibentuk berdasarkan kebutuhan dan keinginan karyawan. Jadi, penting diperhatikan oleh manajer
bahwa teori-teori motivasi harus digunakan secara bijaksana.
Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai sistem, yang mencakup sifat-sifat individu,
pekerjaan, dan situasi kerja; dan memahami hubungan antara insentif, motivasi dan produktifitas,
mereka akan mampu memperkirakan perilaku bawahan. Hanya manajer yang mengetahui hal ini
dan mengetahui bagaimana menerapkannya dapat mengharapkan realisasi peningkatan
produktifitas dari para karyawan.
Komunikasi Dalam Organisasi
Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang
efektif adalah penting bagi para manajer, paling tidak untuk dua alasan. Pertama, komunikasi
adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan dapat dicapai. Kedua, komunikasi adalah kegiatan untuk mana para manajer
mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses komunikasi memungkinkan manajer
untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Jadi, manajer dapat melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen mereka hanya melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari
seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata
yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan
sebagainya. Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana orang-orang bermaksud memberikan
pengertian-pengertian melalui pengiringan berita secara simbolis, dapat menghubungkan para
anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering
disebut rantai pertukaran iniformasi. Konsep ini mempunyai unsur-unsur : 1) suatu kegiatan untuk
membuat seseorang mengerti, 2) suatu sarana pengaliran informasi dan 3) suatu sistem bagi
terjalinnya komunikasi di antara individu-individu.
1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai rantai perintah. Komunikasi
ke bawah (downward communication) dimulai dari manajemen puncak kemudian mengalir ke
bawah melalui tingkatakan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling
bawah. Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk memberi pengarahan, informasi,
instruksi, nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan serta memberikan informasi kepada para
anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi. Fungsi utama komuniksasi ke atas
(upward communication) adalah untuk mensuplai informasi kepada tingkatan manajemen atas
tentang apa yang terjadi pada tingkatan bawah.
3. Komunikasi Diagonal
Merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini
sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan departemen lini dan staf.
Pedoman komunikasi yang baik
1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.
2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3. Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan dilakukan.
4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bila perlu dalam perencanaan komunikasi.
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selama berkomunikasi.
6. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yang membantu atau umpan
balik.
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.
8. Perhatikan konsistensi komunikasi.
9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10. Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapi untuk
mengerti.
Pengertian Kepemimpinan
Seperti manajemen, kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang
berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat
didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi penting dari definisi
tersebut :
Pentingnya Fleksibilitas
Dalam organisasi, seperti juga dalam kehidupan lainnya, dibutuhkan fleksibilitas. Ini membantu
untuk menanggapi terhadap orang-orang dan situasi-situasi secara tepat dan membuat penyesuaian\
bila terjadi penyimpangan dari antisipasi. Sebagai manajer, semua orang harus berhati-hati
terhadap berbagai macam gaya kepemimpinan yang tersedia. Pengetahuan tentang teori-teori yang
telah dibahas di muka dalam bab ini, akan membantu untuk mengidentifikasikan, perilaku
kepemimpinan yang paling tepat.
1. Pengenalan oleh manajer puncak atau lainnya bahwa organisasi mempunyai berbagai masalah.
2. Penggunaan ahli keperilakuan dari luar organisasi sebagai konsultan.
3. Dukungan dan keterlibatan para manajer tingkat atas.
4. Keterlibatan para pemimpin kelompok kerja.
5. Pencapaian sukses awal dengan usaha PO.
6. Pendidikan bagi para anggota organisasi tentang PO.
7. Penghargaan terhadap kekuatan-kekuatan para manajer.
BAB 16
Manajemen Konflik
Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi,
hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Secara ringkas penyebab-penyebab tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Komunikasi : salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti,
atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisiten.
2. Struktur : pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau
sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya-sumber daya
yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk
mencapai tujuan mereka.
3. Pribadi : ketidak sesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang
diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi.
Definisi Konflik
Konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik
antara dua atau lebih pihak. Konflik organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian
antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul Karena
adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau
kegiatan-kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status,
tujuan, nilai atau persepsi.