Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN KOORDINASI,KOOPERASI,DAN SINERGI SERTA

TUJUAN, MANFAAT, DAN MACAM KOORDINASI


Oleh:
I Putu Wahyu Wedantara1
(1713011016)
Program Studi S1 Pendidikan Matematika
Iputuwahyuwedantara10@undiksha.ac.id
ABSTRAK
Dalam makalah akan dipaparkan bahwa koordinasi adalah salah satu
fungsi dari manajemen. Menurut Fayol fungsi manajemen adalah
Planning, Comanding, Coordinating, and Controlling (PCCC). Fungsi
manajemen mnurut Gullick & Urwick adalah Planning, Staffing,
Directing, Coordinating, Reporting, and Budgetting dengan akronim
POSDCoRB. Tujuan dari koordinasi adalah untuk mewujudkan KISS,
memecah konflik, mampu menginterasikan dan mensinkronkan
pelaksanaan tugas, mampu mengoordinasikan setiap sektor, mencegah
tumpang tindih pekerjaan, mengembangkan dan memelihara hubungan
yang baik dan harmonis, memperlancar pelaksanaan tugas, mencegah
konflik internal dan eksternal, mencegah kekosongan ruang dan waktu,
dan mencegah persaingan yang tidak sehat. Koordinasi dibagi menjadi tiga
macam keadaan yang saling bergantungan yaitu keadaan saling
bergantungan yang disatukan, keadaan saling bergantungan berurutan, dan
keadaan saling bergantung timbal balik. Koordinasi juga dapat dibagi
menjadi dua yaitu koordinasi hierarki (vertikal) antara pejabat atau instansi
dengan pejabat atau instansi dibawahnya dan koordinasi fungsional yang
dibagi menjadi tiga yaitu koordinasi fungsional horizontal, diagonal, dan
teritorial.

Kata kunci: koordinasi, kooperasi, sinergi, organisasi

I. PENDAHULUAN
1
Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Matematika

1
Manajemen memiliki fungsi yaitu merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, dan mengendalikan. Manajemen akan membantu
mengoordinasikan perilaku individu, kelompok, maupun organisasi guna
mendapatkan keefektifan individu, keefektifan kelompok, dan keefektifan
organisasi. Manajemen menjadi salah satu hal penting dalam organisasi dalam
merencanakan kegiatan agar mencapai tujuan dari organisasi.
Dalam membantu manajemen tentu salah satu cara membantu manajer
dalam merancang dan mengatur organisasi yaitu adanya koordinasi antara unit-
unit yang dibagi. Dalam mencapai tujuan, ada pembagian-pembagian tugas
yang dilakukan guna mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Pembagian
tersebut berdasarkan potensi yang ada disetiap individu dalam organisasi guna
mengefektifkan dan mengefesiensi kegiatan.
Koordinasi disini menurut Chung & Megginson dapat didefinisikan proses
motivasi, memimpin, dan mengomunikasikan bawahan untuk mencapai tujuan
organisasi. Koordinasi menjadi poin penting dalam pelaksanaan kegiatan setiap
unit agar tidak terjadi miss komunikasi disetiap unit dan memberikan informasi
bagaimana tugas yang dilaksakan apakah sudah tepat dan sudah berjalan
dengan efektif.
Dalam pentingnya koordinasi di setiap organisasi kadang tidak terlalu
maksimal dalam pelaksanaannya, selalu ada miss komunikasi dalam realisasi di
lapangan karena banyak faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah
kelalaian individu. Seringnya terjadi koordinasi yang kurang maksimal dapat
berdampak pada proses tercapainya tujuan menjadi tidak efektif dan efisien
sehingga dapat menghambat tugas-tugas yang diberikan dan berdampak kepada
semua unt yang sudah dibagi tugasnya. Minimnya pengetahuan tentang tujuan
dan manfaat koordinasi yang menyebabkan dalam organisasi kadang memiliki
hambatan dalam melaksanan tugas-tugasnya dan mencapai tujuannya.
Setiap organisasi harus melakukan koordinasi yang rutin guna
menyelaraskan persepsi dan mengharmoniskan setiap unit agar tidak ada
kesalahpahaman dalam organisasi. Koordinasi juga diperuntunkan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi guna menyelesaikan masalah dengan
efektif dan efisien.
Dari latar belakang diataslah makalah ini disusun dan diharapkan dapat
memberikan pengetahuan tentang bagaimana pentingnya suatu koordinasi

2
dalam manajemen. Rumusan masalah dari makalah yang penulis susun dari
latar belakang yang sudah dipaparkan adalah :u
1. Bagaimana hubungan antara koordinasi, kooperasi, dan sinergi ?
2. Apa saja tujuan dan manfaat dalam pelaksanaan koordinasi ?
3. Bagaimana pembagian dari macam koordinasi dan contohnya ?
II. KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Koordinasi, Kooperasi, dan Sinergi
Koordinasi adalah proses pengelolaan ketergantungan antar aktivitas; yang
di dalam sebuah organisasi (human system), ketergantungan aktivitas juga berarti
ketergantungan antar pelaku atau aktor yang menjalankannya. Koordinasi adalah
inti dari operasi organisasi yang memungkinkan untuk mencapai tujuan. Apabila
tidak terjadi ketergantungan, maka tidak akan terjadi koordinasi. Koordinasi
horizontal sangatlah penting saat bertemu dengan ketidakpastian. Melalui
koordinasi, masalah yang ditemui dapat terselesaikan ditempat sehingga tidak
membutuhkan waktu lama untuk memecahkan masalah (Juliawati, 2012, p. 177) .
Koordinasi menurut Chung & Megginson adalah proses motivasi, memimpin, dan
mengomunikasikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. Sutisna
mendefinisikan koordinasi adalah proses mempersatukan sumbangan-sumbangan
dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain kearah tercapainya maksud-
maksud yang telah ditetapkan. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
koordinasi sebagai proses memadukan, menyinkronisasikan pelaksaan tugas yang
terpisah untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Usman, 2003, p. 439).
Menurut Handayaningrat ada dua jenis koordinasi yaitu koordinasi intern dan
koordinasi ekstern. (Debrilianawati W, Saleh, & Hadi, 2013, p. 175). Menurut
Malone dan Crownstone mendefinisikann koordinasi sebagai mekanisme untuk
mengalokasikan sumber, menata arus informasi, mengorganisir kegiatan yang
dibagi-bagi, mempesatukan persepsi guna mencapai tujuan bersama, mengelola
depedensi, seperti memberikan sumber informasi dan tugas-tugas (Ito, 2012, p. 2).
Dalam organisasi pendidikan, jika ingin mendapatkan kualitas terbaik, peserta
didik, staf pengajar, kurikulum haruslah saling berjalan sesuai dengan tujuan
pendidikan, dari hal tersebut dapat kita laksanakan dengan koordinasi yang
intensif dan juga didukung oleh infrastruktur(Basar, Altinay, Dagli, & Altinay,
2016, p. 111). Dalam peningkatan moral peserta didik, diperlukan kebebasan,
toleransi, dan juga kualitas dari pendidik serta lingkungan pendidikan.

3
(Khuziakhmetov, Shafikova, & Kapranova, 2015, p. 517). Dalam peningkatan
tersebut, tentu saja diperlukan koordinasi antara komponen pendidikan untuk
meningkatkan moral pendidikan. Dalam organisasi khususnya organisasi
pendidikan dikenal dengan pemimpin organisasi, tugas dari pemimpin tersebut
adalah perencanaan, budgeting, menyelesaikan masalah, mendisiplinkan,
memberikan reward untuk peningkatan produktivitas, memanajemen waktu,
memanajemen perubahan, memanajemen etika, dan memimpin(Chuadhry &
Shah, 2012, p. 375). Dalam memanajemen hal tersebut, pemimpin harus selalu
berkoordinasi dengan staf dan anggota. Dari contoh diataslah yang
memberitahukan pentingnya koordinasi dalam manajemen.
Kooperasi ialah kerja sama dua orang atau lebih. Istilah kooperasi, gotong
royong, kerja tim (team work), dan jaringan kerja (networking) adalah istilah yang
maknanya sama, yaitu adanya kerja sama antara dua orang atau lebih. Apabila
kerja sama mereka sudah terpadu (terintegrasi) barulah terjadi
koordinasinya(Usman, 2003, p. 441). Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
sangatlah penting bagi sekolah untuk menarik orang tua untuk bekerjasama
(kooperasi) dengan sekolah. Dari kerjsama antara orang tua dengan pihak sekolah,
kita dapatkan sinergi yang akan menghasilkan dampak positif yang lebih baik
daripada hanya dari pihak sekolah. Dampak positifnya antara lain merubah
atmosfir pendidikan, merubah cara pandang negatif dari orang tua tentang
pendidikan agar memberikan dampak yang positif bagi siswanya, selain itu bisa
meningkatkan kepercayaan sehingga orang tua dapat memberikan input seperti
bantuan infrsatruktur yang membantu sekolah untuk mencapai prestasi akademik
yang diinginkan (Šteh & Kalin, 2011, p. 83) . Dari kerjasama akan menumbuhkan
koordinasi antara pihak sekolah dengan orang tua sehingga menciptakan sinergi.
Sinergi ialah hasil bekerja bersama-sama lebih besar daripada bekerja
sendiri-sendiri (Usman, 2003, p. 441). Diawali dengan kooperasi yaitu bekerja
sama, lalu dilanjutkan dengan koordinasi, dan akhirnya akan mendapatkan suatu
sinergi. Seperti itulah interaksi yang terjadi dalam setiap organisasi yang ada.
Menurut Biavatt pengertian dari sinergi adalah penggabungan atau hasil dari
bekerja sama antara bermacam-macam kekuatan, partikel, elemen, substansi, dan
bagian atau individu dalam konteks yang diberikan(Aldaihani, 2017, p. 98).

4
Sinergi ini dapat dilihat dari organisasi yang menciptakan sebuah manfaat melalui
kerja sama yang dilaksanakan didalamnya.
Tujuan dan Manfaat Koordinasi
Dalam (Usman, 2003, p. 438), tujuan dan manfaat koordinasi antara lain
sebagai berikut :
1. Untuk mewujudkan KISS (koordinasi, integrase, sinkronisasi, dan
simplifikasi) aga tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
2. Memecahkan konflik kepentingan berbagai pihak yang terkait
3. Agar manajer pendidikan mampu mengintegrasikan dan
mensinkronkan pelaksanaan tugas-tugasnya dengan stakeholders
pendidikan yang saling bergantungan, semakin besar ketergantungan
dari unit-unit, semakin besar pula kebutuhan akan pengoordinasian.
4. Agar manajer pendidikan mampu mengoordinasikan pembangunan
sector pendidikan dengan pengembangan sector-sektor lainnya
5. Agar manajer pendidikan mampu mengintegrasikan kegiatan
fungsional dinas pendidikan dan tujuan-tujuan dari unit organisasi
yang terpisah-pisah untuk mencapai tujuan bersama dengan sumber
daya yang terbatas secara efektif dan efisien.
6. Adanya pembagian kerja di mana semakin besar pembagian kerja,
semakin diperlukan pengoordinasian/penyerasian sehingga tidak
terjadi duplikasi atau tumpang-tindih pekerjaan yang menyebabkan
pemborosan.
7. Untuk mengembangkan dan memelihara hubungan yang baik dan
harmonis dantara kegiatan-kegiatan, baik fisik maupun nonfisik
dengan stakeholders.
8. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan dengan sumber daya pendidikan yang terbatas.
9. Mencegah terjadinya konflik internal dan eksternal sekolah yang
kontra produktif.
10. Mencegah terjadi kekosongan ruang dan waktu.
11. Mencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat.
Macam Koordinasi
Terdapat tiga macam keadaan yang saling bergantungan (interdependence)
diantara unit-unit organisasi, yaitu 1) keadaan saling bergantungan yang disatukan
(pooled interdependence),2) keadaan saling bergantungan berurutan (sequential
interdependence), dan 3) keadaan saling bergantungan timbal balik (reciprocal
interdependence).

5
Gambar contoh dari Pooled Interdependence
Keadaan saling bergantungan yang disatukan (pooled interdependence)
ialah apabila individu-individu atau unit-unit organisasi tidak tergantung satu
sama lainnya untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari, tetapi bergantung kepada
pelaksanaaan pekerjaan yang memadai dari masing-masing individu atau unit
organisasi untuk kelangsungan hidupnya. Setiap unit-unit tentu memiliki kekuata
atau kelebihan yang berbeda-beda sehingga membuat ketidakseimbangan
kekuatan disetiap unit yang bisa saja diakibatkan dari fakotr yang tidak bisa
ditebak sehingga dari unit-unit harus menstabilkan diri dan menyesuaikan dengan
keadaan (Barrera, 2015, p. 90).

Gambar contoh dari Sequential Interdependence

Keadaan saling bergantungan berurutan ialah individu-individu atau suatu


unit sekolah harus bertindak sebelum unit sekolah berikutnya atau lainnya dapat
bertindak. Sequential Interdependence ini dilakukan saecara bertahap karena
koordinasi ini secara terurut dan tidak dapat terlepas dari salah satunya.

6
Gambar contoh dari Reciprocal Interdependence
Keadaan saling bergantungan timbal balik ialah individu-indivdu atau
unit-unit sekolah saling bergantungan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Setiap unit memiliki keterkaitan dan ada proses timbal balik sehingga semua unit
akan memiliki ketergantungan tersendiri kepada unit-unit yang lainnya.
Koordinasi ini dapat dibedakan atas 1) koordinasi hierarkis (vertical) 2)
koordinasi fungsional, koordinasi fungsional ini terbagi oleh koordinasi
fungsional horizontal, diagonal, dan teritorial.

III. PEMBAHASAN
Pengertian Koordinasi, Kooperasi, dan Sinergi
Sudah dipaparkan pengertian dari koordinasi, kooperasi, dan sinergi sebelumnya
menurut beberapa ahli. Koordinasi ini terjadi karena adanya kooperasi dan hasil dari
kooperasi dan koordinasi adalah sebuah sinergi dalam organisasi. Sudah tentu
koordinasi disini sangatlah penting dalam organisasi karena dalam koordinasi disinilah
pekerjaan yang dibagi dalam rangka mencapai tujuan organisasi akan menyelaraskan
dan memberikan bagaimana perkembangan, hambatan, dan juga informasi-informasi
yang didapat yang sekiranya berguna untuk unit-unit yang lainnya dalam menjalankan
tugas-tugasnya. Pendekatan yang digunakan dalam koordinasi adalah pendekatan
sistem. Dengan pendekatan sistem memandang koordinasi sebagai pengintegrasian,
pensinkronisasian, dan penyederhanaan pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah secara
terus-menerus oleh sejumlah individu atau unit sehingga semuanya bersatu dalam
jumlah yang tepat, mutu yang tepat, tempat yang tepat, dan waktu yang tepat dalam
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dengan koordinasilah terjadi keseimbangan

7
sejumlah bagian yang berlainan dengan menyelaraskan interaksinya sehingga
keseluruhan organisasi bergerak ke suatu tujuan yang sudah ditentukan secara efektif
dan efisien sebagai suatu sistem. Koordinasi menurut Handayaningrat ada dua jenis
koordinasi yaitu koordinasi intern dan koordinasi ekstern, tentu saja koordinasi
tersebut ada yang intern dan ekstern, contohnya saja koordinasi ekstern adalah
organisasi diluar organisasi yang kita ikuti yaitu Organisasi A berkoordinasi dengan
Organisasi B ataupun pihak yang lainnya yang sekiranya memang dibutuhkan untuk
berkoordinasi guna mencapai tujuan organisasi. Koordinasi intern disini dalam ruang
lingkup organisasi itu sendiri, seperti contoh saat kita membagi tugas dalam
menjalankan kegiatan untuk mensukseskan tujuan bersama, seperti contoh dalam
organisasi mahasiswa yaitu adanya bidang-bidang yang tugasnya berfokus pada tugas
yang terdapat dibidang-bidang tersebut. Dari pemimpin organisasi nanti akan
memanajemen bagaimana koordinasi dari setiap bidang agar tujuan bersama dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.
Kooperasi disini biasa disebut dengan bekerja sama, bekerja sama tentu antara dua
atau lebih individu ataupun organisasi yang memiliki hubungan timbal balik.
Kooperasi atau kerja sama disini tentunya dengan tujuan yang sama sehingga dapat
bersama-sama dalam mensukseskan dan mencapai tujuan yang memang sudah
ditetapkan oleh organisasi ataupun individu itu sendiri. Kooperasi disini memang
dalam saat tertentu sangatlah dibutuhkan dalam organisasi jika membutuhkan bantuan
dari organisasi ataupun individu yang sekiranya dapat membantu dari kekurangan
yang ada di organisasi tersebut. Kooperasi disini tentunya untuk menunjang dari
tercapainya tujuan organisasi. Contoh dari pentingnya kooperasi adalah dalam
kerjasama dari sekolah dengan orang tua. Dengan adanya kerja sama antara sekolah
dan orang tua akan meningkatkan kinerja dari sekolah tersebut. Tujuan dari sekolah
akan terbantu oleh dukungan dari orang tua siswa dalam pembiayaan infrastrukutur
dan juga dalam memotivasi keinginan anaknya dalam bersekolah (Bercnik & Devjak,
2017, p. 212).
Sinergi disini menjadi hasil dari kerjasama dan koordinasi yang telah
dilaksanakan suatu organisasi , instansi, ataupun individu yang akan memberikan
dampak yang besar daripada mengerjakan sesuatu sendiri. Sinergi ini akan didapatkan
maksimal jika koordinasi dimaksimalkan dan berkesinambungan dalam melakukan
koordinasi sehinnga tujuan yang dicapai akan tercapai. Hasil dari kerjasama memang

8
tidak selalu sesuai dengan harapan karena faktor-faktor tententu yang sekiranya tidak
dapat diprediksi yaitu faktor ketidakpastian. Sinergi ini akan maksimal jika kooperasi
dan koordinasi dilakukan dengan maksimal, efektif dan efisien sehingga unit-unit yang
terbagi tugasnya dapat memberikan dampak yang besar kepada organisasi.
Tujuan dan Manfaat Koordinasi
Dalam kajian pustaka sudah disebutkan ada 11 tujuan dan manfaat dari
melaksanakan koordinasi. Pertama yaitu mewujdukan KISS agar tujuan organisasi
tercapai secara efektif dan efisien. Dalam koordinasi, akan ada pertukaran informasi
yang akan membantu dalam mencapai tujuan, menambah informasi baru sehingga
dalam unit-unit yang sudah terbagi dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk
mampu mengefektif dan efisiensikan kinerja sehingga terapai tujaun suatu organisasi.
Kedua yaitu memecah konflik pihak yang terkait, dalam koordinasi akan disampaiakan
kendala-kendala yang dihadapi oleh setiap unit sehingga disini akan membantu setiap
unit untuk menyelesaikan masalah dan meminta pendapat unit yang lain untuk
dijadikan referensi dalam memecahkan konflik yang terjadi. Ketiga yaitu agar manajer
pendidikan mampu mengintegrasikan dan mensinkronkan pelaksanaan tugas-tugas
dari unit-unit, koordinasi akan menyatukan persepsi dari setiap unit dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sehingga unit-unit tersebut menjalankan tugas sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan dan membantu manajer dalam memonitor
kegiatan dari setiap unit. Keempat adalah agar manajer pendidikan mampu
mengoordinasikan pembangunan sektor pendidikan dengan pengembangan sektor-
sektor lainnya, manajer akan mampu menghubungkan sektor-sektor dalam
pembangunan pendidikan dengan yang lainnya sehingga tercapainya tujuan dengan
efektif dan efisien. Kelima adalah agar manajer pendidikan mampu mengintegrasikan
kegiatan fungsional dinas pendidikan dan tujuan-tujuan dari unit organisasi yang
terpisah-pisah, dalam memadukan dari kegiatan-kegiatan disetiap unit dan tujuan-
tujuan tentu dalam koordinasi akan membantu manajer dalam mengontrol dari hal
tersebut sehingga mencapai tujuan yang efektif dan efisien mungkin dengan keadaan
yang terjadi dilapangan. Keenam adalah adanya pembagian kerja di mana semakin
besar pembagian kerja, semakin diperlukan pengoordinasian/penyerasian agar tidak
terjadi tumpang tindih atau ketidakefektifan kegiatan yang dijalani setiap unit, sudah
jelas bahwa pembagian tugas selalu mengutamakan koordinasi agar menyatukan
persepsi dan membantu manajer dalam memonitoring setiap tugas-tugas yang telah

9
dilaksanakan apakah sudah terlaksana dengan maksimal atau tidak. Ketujuh adalah
untuk mengembangkan dan memelihara hubungan yang baik dan harmonis diantara
kegiatan-kegiatan, melakukan koordinasi akan mengembangkan kegiatan-kegiatan
agar nantinya dapat terlaksana dengan baik dan maksimal dan memelihara agar
kegiatan-kegiatan tersebut tidak keluar dari tujuan yang ingin dicapai. Kedelapan
adalah intuk memperlancar pelaksanaan tugas dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan dengan sumber daya pendidikan yang terbatas, dalam koordinasi akan
memberikan informasi lebih dengan sudut pandang berbeda sehingga mampu
mengelola sumber daya pendidikan dengan sebaik mungkin. Kesembilan adalah
mencegah terjadinya konflik internal dan eksternal sekolah yang kontra produktif,
dalam koordinasi akan membuat setiap unit dari internal maupun eksternal sekolah
tidak memiliki kesalahpahaman dan membuat tetap selaras dan harmonis sehingga
tujuan akan dapat tercapai. Kesepuluh adalah mencegah terjadinya kekosongan ruang
dan waktu, dalam koordinasi akan diberikan jadwal-jadwal dan tugas-tugas yang
dijalankan koordinasi akan membantu setiap unit untuk memaksimalkan waktu dan
ruang agar tidak ada kekosongan dan unit tersebut dapat memaksimalkan waktu dan
ruang yang diberikan agar kegiatan yang dilaksanakan efektif dan efisien. Kesebelas
adalah mencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat, dalam koordinasi ini akan
membantu setiap unit yang lainnya untuk memahami apa saja tugas-tugas yang
diberikan dan melaporkan detail dari proses kegiatan agar tidak ada terjadi persaingan
yang tidak sehat dalam mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati.
Macam Koordinasi
Koordinasi disini dibagi menjadi tiga macam keadaan yang saling bergantungan
yaitu 1) Keadaan saling bergantung yang disatukan (pooled interdependence), 2)
keadaan saling bergantung berurutan (sequential interdependence), dan 3) keadaan
saling bergantungan timbal balik (reciprocal interdependence).
Keadaan saling bergantung yang disatukan disini setiap unit tidak memiliki
ketergantungan namun disatukan oleh sebuah output yang di organisasi berupa hasil
dari tujuan organisasi yang telah dirancang. Setiap unit ini disatukan oleh sebuah
tujuan dan akan ditinjau dan dibantu oleh pemimpin dalam mencapai tujuan tersebut.
Seperti contoh kepala sekolah selaku pemimpin yang berkoordinasi dengan Kepala
Dinas Kesehatan dan Dinas Tenaga Kerja dalam rangka meningkatkan kualitas sumber
daya siswa di sekolah. Dari hal diatas tentu Dinas Tengara Kerja dan Dinas Kesehatan

10
disatukan oleh output yaitu meningkatkan kualitas sumber daya siswa disekolah dan
dibantu oleh pemimpin yaitu kepala sekolah dalam mengkoordinasi kegiatan tersebut.
Keadaan saling bergantungan berurutan disini terdapat tahap yang harus dilewati
dan saling berkaitan. Setiap tahap akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya yang selalu
dimonitor dan dikontrol oleh pemimpin. Contohnya adalah penilaian kinerja menanti
pelaksaan kerja selesai, sedangkan pelaksanaan kerja menanti perencanaan kerja
selesai. Dalam progres disana akan selalu dimonitor oleh pemimpin.Tentu dalam
pelaksanaan kerja dimulai dengan perencanaan, dilanjutkan dengan pelaksanaan, dan
penilaian dan evalusi kerja. Pelaksanaan kerja tanpa perencanaan terlebih dahulu
seperti berjalan tanpa tujuan, tidak mengetahui harus kemana berjalan, tentu tidak
melaksanakan penilaian dan evaluasi haruslah didahulukan oleh pelaksanaan, tidak
akan mungkin menilai kerja tanpa memulai kerja terlebih dahulu.
Keadaan saling bergantungan timbal balik disini setiap unit memiliki hubungan
timbal balik dan saling bergantung dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Contohnya
adalah dalam meningkatkan nilai siswa SMP melaksanakan PBM dengan sebaiknya,
bersamaan dengan kepala sekolah melalui bagian perlengkapan memenuhi faslitias-
fasilitas penunjang KBM dan Pengurus BP3 yang memotivasi orang tua/wali siswa
agar mengawasi dan membina anak-anaknya agar rajin belajar. Dari contoh tersebut
sudah tampak bagaimana hubungan timbal balik, siswa membutuhkan fasilitas untuk
menunjang pembelajaran yang efektif, dari dari sekolah akan meningkatkan kualitas
karena pembelajaran dilakuakn dengan efektif dan efisien, dari pengurus BP3
memotivasi orang tua siswa/wali untuk tetap mengontrol dan mengawasi siswa, dalam
pengawasan orang tua akan membuat pendidikan menjadi lebih baik dengan kualitas
yang akan meningkat.
Koordinasi ini juga dibagi menjadi dua yaitu koordinasi hierarkis (vertical) yang
dilakukan oleh pejabat pemimpin sebuah instansi tehadap instansi atau pejabat
dibawahnya, dan koordinasi fungsional yang dilakukan oleh pejabat atau suatu instansi
terhadap pejabat atau instansi lainnya yang tugasnya saling berkaitan. Koordinasi
fungsional ini juga dibagi menjadi tiga yaitu fungsional horizontal, diagonal, dan
teritorial. Koordinasi fungsional horizontal dilakukan oleh seorang atau suatu instansi
dengan instansi lainnya yang setingkat, koordinasi fungsional diagonal yaitu
koordinasi antar instansi-instansi yang lebih rendah tingkatnya namun tidak bawahan
dari instansi, sedangkan koordinasi fungsional territorial adalah koordinasi antar

11
instansi atau pejabat dalam suatu wilayah tertentu dimana semua urusan yang ada
dalam wilayah tersebut menjadi tanggung jawabnya.
IV. SIMPULAN
Dari pembahasan yang sudah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Koordinasi, Kooperasi, dan Sinergi memiliki keterikatan, dari kooperasi
atau kerjasama akan dibutuhkan koordinasi, dari koordinasi yang
maksimal akan memberikan sinergi yang besar dalam organisasi tersebut.
Koordinasi disini adalah penyampaian informasi dari setiap unit guna
menyelaraskan dan memberikan informasi terkait pelaksaan tugas dari
setiap unit, kooperasi disini adalah suatu kerja sama antara dua individu
atau organisasi atau lebih dengan tujuan yang sama, sedangkan sinergi
disini adlaah hasil ari kerja sama yang lebih besar daripada dilakukan
sendiri atau individual.
2. Tujuan dan manfaat dari koordinasi adalah KISS (koordinasi, integrasi,
sinkronasi, dan simplifikasi), memecah konflik, mampu mensinkronkan
pelaksanaan tugas,mampu mengoordinasikan setiap sektor, mencegah
tumpang tindih pekerjaan, mengembangkan dan memelihara hubungan
yang baik dan harmonis, memperlancar pelaksanaan tugas, mencegah
konflik internal dan eksternal, mencegah kekosongan ruang dan waktu,
dan mencegah persaingan yang tidak sehat.
3. Koordinasi ini dibagi menjadi tiga macam keadaan yang saling
bergantungan yaitu keadaan saling bergantungan yang disatukan, keadaan
saling bergantungan berurutan, dan keadaan saling bergantung timbal
balik. Kooridnasi juga dapat dibagi menjadi dua yaitu koordinasi hierarki
(vertikal) antara pejabat atau instansi dengan pejabat atau instansi
dibawahnya dan koordinasi fungsional yang dibagi menjadi tiga yaitu
koordinasi fungsional horizontal, diagonal, dan territorial.
Adapun saran dari penulis untuk masyarakat khususnya yang
bergelut dalam bidang organisasi agar selalu melakukan koordinasi agar
tidak terjadi miss komunikasi dan juga tidak terjadi konflik intern maupun
ekstern dari organisasi yang kita jalankan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Aldaihani, S. G. (2017). Synergy among School and District Leaders in the

Application of Quality Standards in Kuwaiti Public Schools. Journal of

Education and Practice, 8(14), 97–104.

Barrera, D. (2015). Examining Our Interdependence: Community Partners’

Motivations to Participate in Academic Outreach. Journal of Higher

Education Outreach and Engagement, 19(4), 85–113.

Basar, G., Altinay, Z., Dagli, G., & Altinay, F. (2016). Assessment of the Quality

Management Models in Higher Education. Journal of Education and

Learning, 5(3), 107–121.

Bercnik, S., & Devjak, T. (2017). Cooperation between Parents and Preschool

Institutions through Different Concepts of Preschool Education. Center for

Educational Policy Studies Journal, 7(4), 207–226.

Chuadhry, M. A., & Shah, S. M. H. (2012). Impact of Managerial Skills Learnt

through MA Educational Planning Management Programme of AIOU on

the Performance of Institutional Heads. Turkish Online Journal of

Distance Education, 13(2), 370–381.

13
Debrilianawati W, D., Saleh, C., & Hadi, M. (2013). PERAN DAN

KOORDINASI ANTAR INSTANSI DALAM PEMBERDAYAAN

WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN, 1, 170–180.

Ito, H. (2012). Jomtien to Jomtien: The Evolving Coordination Process of

Education for All 1990-2011. International Education Studies, 5(5), 1–13.

Juliawati, N. (2012). Jurnal Administrasi Bisnis, 8, 106–202.

Khuziakhmetov, A. N., Shafikova, G. R., & Kapranova, V. A. (2015). Conditions

of Educational Environment for the Development of Teenagers’ Moral

Relations. International Journal of Environmental and Science Education,

10(4), 515–521.

Šteh, B., & Kalin, J. (2011). Building Partner Cooperation between Teachers and

Parents. Center for Educational Policy Studies Journal, 1(4), 81–101.

Usman, H. (2003). Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan) (3rd ed.).

.Jakarta: Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai