Nim: DK23004
Prodi: D-III Keperawatan
MK: Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan
Teori Manajemen
Teori manajemen adalah kumpulan ide dan konsep yang menjelaskan bagaimana organisasi
dan orang-orang di dalamnya dapat berfungsi secara efektif dan mencapai tujuan bersama.
Di bawah ini adalah beberapa teori manajemen yang umum.
5. Teori ini menekankan pentingnya jaringan dan umpan balik dalam sistem organisasi. Teori
Kontingensi (Fred Fiedler) Tidak ada cara terbaik untuk memimpin sebuah organisasi.
Pendekatan terbaik bergantung pada situasi dan konteks organisasi Anda.
Rasionalitas: Weber menganggap birokrasi sebagai bentuk organisasi paling rasional dalam
masyarakat modern. Rasionalitas ini terutama berfokus pada rasionalitas instrumental,
menekankan penggunaan cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembedaan tugas: Tugas birokrasi dibagi menjadi bidang tugas yang spesifik dan terdefinisi
dengan baik. Setiap anggota organisasi mempunyai tanggung jawab yang jelas dan berkaitan
dengan bidang keahliannya.
Impersonalitas: Interaksi dalam birokrasi haruslah tidak manusiawi. Artinya keputusan dan
tindakan tidak boleh dipengaruhi oleh faktor pribadi seperti hubungan pribadi atau preferensi
pribadi.
Karir Berdasarkan Kualifikasi: Weber menekankan bahwa promosi dan evaluasi dalam
organisasi birokrasi harus didasarkan pada kualifikasi dan prestasi kerja, bukan pada faktor-
faktor seperti nepotisme atau hubungan pribadi.
Tujuan dari ajaran birokrasi Weber bisa dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut:
1. Efisiensi:
Salah satu tujuan utama teori birokrasi adalah menciptakan pokok yayasan yang efisien.
Dengan membudayakan pemberian kerja yang jelas, hirarki yang terstruktur, aturan dan
prosedur standar, serta keahlian bagian dalam pekerjaan, birokrasi bertujuan kepada
memperteguh inspirasi dan mengurangi pemborosan waktu, sumber daya, dan energi.
2. Prediktabilitas:
Melalui pelaksanaan aturan yang konsisten dan kebijakan yang terstandarisasi, birokrasi
menciptakan lingkungan yang bisa diprediksi. Hal ini memungkinkan untuk memperkirakan
hasil dari tindakan dan keputusan tertentu, sehingga meminimalkan ketidakpastian dan
meningkatkan kepercayaan dalam afiliasi organisasi.
3. Kontrol:
Birokrasi bertujuan untuk menciptakan pokok kekuasaan yang membangun untuk mengikuti
kapabilitas dan aktivitas organisasi. Dengan memperuntukkan struktur hierarkis yang
kategoris dan daya upaya kontrol yang terstandarisasi, birokrasi memungkinkan manajer
untuk melacak kemajuan, mengidentifikasi masalah, dan mengambil tindakan korektif jika
diperlukan.
Meskipun tujuan teori birokrasi Weber adalah menulis pokok organisasi yang efisien,
rasional, dan terkendali, dia juga mendeteksi bahwa birokrasi tidak tuntas dan bisa memiliki
kelemahan. Misalnya, birokrasi bisa menjabat terlalu banyak dan cenderung ke arah
kelambanan, kekakuan, serta kurangnya inovasi. Oleh karena itu, Weber menekankan
perlunya kesetaraan antara keefisienan birokrasi dan fleksibilitas untuk mengatasi situasi
yang berubah.
Teori Mc Gregor
Pengelolaan ilmiah atau scientific management adalah sebuah teori manajemen yang
dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor pada akhir abad ke- 19 dan awal abad ke- 20.
Teori ini bertujuan untuk mengoptimalkan produktivitas dan efisiensi dalam konteks industri.
Pendekatan Taylor berfokus pada studi ilmiah mengenai metode kerja untuk mengidentifikasi
cara paling efisien dalam melakukan tugas- tugas tertentu.
Salah satu prinsip utama dari scientific management adalah melakukan studi waktu dan
gerakan (time and motion studies) untuk mengidentifikasi setiap langkah dalam proses
produksi dan menentukan waktu yang paling efisien untuk menyelesaikannya. Melalui
pendekatan ini, Taylor mempromosikan penggunaan metode kerja yang paling efisien dan
menghilangkan waktu- waktu yang dianggap sia- sia dalam proses produksi.
Selain itu, scientific management juga menganjurkan pembagian kerja (division of labor)
yang jelas dan efisien, di mana tugas- tugas dibagi menjadi bagian- bagian yang lebih kecil
sehingga setiap pekerja dapat fokus pada tugas- tugas yang spesifik dan dapat mereka
lakukan dengan lebih efisien. Dengan pembagian kerja yang baik, diharapkan produktivitas
dan efisiensi dapat meningkat secara signifikan.
Taylor juga menekankan pentingnya standarisasi alat dan prosedur dalam scientific
management. Dengan menetapkan standar yang jelas untuk alat- alat dan prosedur kerja,
perusahaan dapat memastikan konsistensi dalam kualitas dan efisiensi produksi. Standarisasi
ini juga memudahkan pelatihan karyawan baru dan mempercepat proses pembelajaran.
Selain itu, dalam sistem scientific management, insentif keuangan juga diberikan kepada
pekerja untuk meningkatkan produktivitas mereka. Taylor percaya bahwa memberikan
insentif finansial, seperti bonus atau sistem pengupahan berbasis kinerja, dapat mendorong
pekerja untuk bekerja lebih keras dan lebih efisien.
Meskipun demikian, pengaruh scientific management dalam pengembangan teori dan praktik
manajemen tetap signifikan, dan banyak prinsip yang diajukan oleh Taylor masih relevan
dalam konteks manajemen modern saat ini.