Anda di halaman 1dari 3

Chapter 2 Summary

The Evolution of Management Thought

A. Scientific Management Theory


Teori manajemen klasik yang muncul sekitar abad 20 meliputi scientific management
theory dan administrative management theory. Scientific management theory berfokus pada
menggolongkan pekerja berdasarkan tugas dan kemampuannya untuk memaksimalkan efisiensi.
Sedangkan, administrative management theory berfokus pada pengidentifikasian prinsip-prinsip
yang mengarah pada penciptaan sistem organisasi dan manajemen yang paling efisien.
Scientific management theory yang pertama dari Adam Smith yang berfokus pada job
specialization and the division of labor. Smith mengidentifikasi dua metode yang berbeda pada
perusahaan manufaktur pembuat pin. Perusahaan kesatu menerapkan sistem bahwa setiap
pekerja harus menyelesaikan pembuatan pin dari tahap awal hingga akhir yang terdiri dari 18
tugas. Sedangkan, perusahaan kedua menerapkan sistem bahwa setiap pekerja hanya akan
mengerjakan satu tugas dari 18 tugas yang ada. Smith menemukan bahwa kinerja perusahaan
yang menerapkan sistem setiap pekerjanya hanya berfokus pada satu tugas lebih baik daripada
perusahaan yang mengharuskan pekerjanya melakukan 18 tugas sekaligus. Menurutnya, pekerja
yang hanya melakukan satu tugas atau terspesialisasi menjadi lebih terampil dalam setiap
bidangnya sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih banyak. Smith menyimpulkan bahwa
job specialization yaitu proses pembagian tenaga kerja berdasarkan spesialisasi kerja pada waktu
tertentu yang dapat meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan yang lebih tinggi.
Scientific management theory yang kedua dari F.W. Taylor yang mengungkapkan definisi
dari scientific management yaitu studi sistematis tentang hubungan antara manusia dan tugasnya
dengan tujuan mendesain kembali sebuah proses pekerjaan untuk meningkatkan efisiensi. Taylor
percaya bahwa jumlah waktu dan usaha yang dikeluarkan pekerja untuk menghasilkan barang
dapat dikurangi dengan meningkatkan spesialisasi dan pembagian kerja, sehingga proses
produksi akan lebih efisien. Taylor mengungkapkan empat prinsip untuk meningkatkan efisiensi
di tempat kerja. Pertama, pelajari cara pekerja melakukan setiap tugas dan kumpulkan semua
pengetahuan informal yang dimiliki pekerja lalu bereksperimen untuk meningkatkan kinerja
pekerja. Kedua, modifikasi metode baru dalam melakukan tugas ke dalam aturan tertulis dan
standar prosedur operasi. Ketiga, memilih pekerja yang memiliki keterampilan dan kemampuan
yang sesuai dengan kebutuhan tugas perusahaan lalu latih mereka untuk melakukan tugas sesuai
dengan aturan dan prosedur yang telah ditetapkan. Keempat, tetapkan tingkat kinerja yang ingin
dicapai dan bangunlah sistem pembayaran gaji sesuai dengan kinerja.

B. Administrative Management Theory


Administrative management adalah studi tentang cara membuat struktur organisasi dan
sistem kontrol untuk mencapai efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Struktur organisasi
merupakan sistem hubungan tugas dan wewenang yang mengontrol bagaimana karyawan
menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.
Administrative management theory yang pertama diungkapkan oleh Max Weber tentang
The Theory of Bureaucracy. Bureaucracy (birokrasi) adalah sebuah sistem organisasi dan
administrasi yang didesain untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Ada lima prinsip dalam
sistem birokrasi. Pertama, dalam sebuah birokrasi otoritas seorang manajer harus berasal dari
posisi yang dipegangnya dalam organisasi. Kedua, seseorang menempati posisi dalam birokrasi
karena kinerjanya, bukan karena status sosial mereka. Ketiga, setiap posisi dan tanggung jawab
serta hubungan dari setiap posisi dalam organisasi harus diklasifikasikan secara jelas. Keempat,
wewenang dapat dilaksanakan secara efektif dalam suatu organisasi ketika posisi diatur secara
hierarkis sehingga setiap anggota tahu kepada siapa harus melapor dan siapa yang akan melapor
ke mereka. Kelima, manajer harus menciptakan sistem peraturan, standar prosedur operasi, dan
norma yang dapat mengontrol tingkah laku individu di dalam organisasi.
Administrative management theory yang kedua diungkapkan oleh Henri Fayol tentang 14
prinsip utama yang dipercaya dapat meningkatkan efisiensi proses manajemen. Prinsip-prinsip
tersebut adalah division of labor, authority and responsibility, unity of command, line of
authority, centralization, unity of direction, equity, order, initiative, discipline, remuneration of
personnel, stability of tenure of personnel, subordination of individual interests to the common
interests, esprit de corps.

C. Behavioral Management Theory


Behavioral Management adalah studi tentang bagaimana manajer harus berperilaku untuk
memotivasi karyawan dan mendorong mereka untuk memiliki tingkat kinerja yang tinggi dan
berkomitmen untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Behavioral Management ini adalah
teori yang pertama kali diungkapkan oleh Mary Parker Follet yang dianggap radikal pada
masanya.
Selain Mary Parker Follet, Hawthorne juga menemukan beberapa penemuan yang
memajukan behavioral management melewati studi yang dikenal dengan Hawthorne studies.
Hawthorne studies menemukan dan menjelaskan beberapa hal, yaitu Hawthorne effect, human
relation movement, dan organizational behavior. Hawthorne effect adalah temuan bahwa
perilaku manajer atau pendekatan kepemimpinan dapat mempengaruhi tingkat kinerja pekerja.
human relation movement adalah pendekatan manajemen yang mendukung gagasan bahwa
supervisor harus menerima pelatihan perilaku untuk mengelola karyawan dengan cara yang
dapat meningkatkan kerjasama dan produktivitas mereka. organizational behavior adalah studi
tentang faktor-faktor yang berdampak pada bagaimana individu dan kelompok menanggapi dan
bertindak dalam organisasi.
Dalam behavioral management, terdapat 2 asumsi tentang pekerja yang disebutkan dalam
teori X dan Y. Teori X adalah suatu set asumsi negatif tentang pekerja yang memiliki kesimpulan
bahwa tugas seorang manajer harus mengawasi pekerja dengan ketat dan mengontrol perilaku
mereka. Sementara Teori Y adalah suatu set asumsi positif tentang pekerja yang memiliki
kesimpulan bahwa tugas seorang manajer adalah untuk membuat pengaturan kerja yang
mendorong komitmen untuk mencapai tujuan organisasi dan memberikan kesempatan pada
pekerja untuk menjadi imajinatif dan untuk menjalankan inisiatif dan self-direction.

D. Management Science Theory


Management Science Theory adalah sebuah pendekatan manajemen yang menggunakan
teknik kuantitatif untuk membantu manajer memanfaatkan sumber daya organisasi secara
maksimal. Dalam Management Science Theory, terdapat 3 cabang yang mengurusi 3 hal
berbeda, yaitu quantitative management, operations management, dan management information
systems. Quantitative management menggunakan teknik matematika, seperti linear dan
nonlinear programming, modeling, simulation, queuing theory, dan chaos theory untuk
membantu manajer dalam menetapkan suatu keputusan.

E. Organizational Environment Theory


Organizational Environment Theory adalah seperangkat kekuatan dan kondisi yang
beroperasi di luar batas-batas organisasi yang mempengaruhi kemampuan manajer untuk
memperoleh dan memanfaatkan sumber daya. Dalam studi terhadap Organizational Environment
Theory telah ditemukan beberapa teori dan pandangan, salah satunya adalah open-systems view.
Open-systems view adalah pandangan bahwa organisasi adalah suatu open system yang
mengambil sumber daya dari lingkungan eksternal dan mengubahnya menjadi barang dan jasa
yang dikirim kembali ke lingkungan itu, di mana mereka dibeli oleh pelanggan
Teori yang lain adalah Contingency Theory yang dikemukakan oleh Tom Burns, G. M.
Stalker, Paul Lawrence and Jay Lorsch. Contingency Theory adalah suatu gagasan bahwa
struktur organisasi dan sistem kontrol manajer bergantung pada karakteristik lingkungan
eksternal organisasi beroperasi. Karakteristik penting dari lingkungan eksternal yang
mempengaruhi kemampuan organisasi untuk memperoleh sumber daya adalah seberapa cepat
lingkungan tersebut berubah. Untuk menghadapi perubahan tersebut, manager bisa
menggunakan mechanistic structure atau organic structure. Mechanistic structure adalah struktur
organisasi yang bertumpu pada asumsi Teori X dimana otoritas dan wewenang dipusatkan, tugas
dan aturan ditentukan dengan jelas, dan karyawan diawasi dengan ketat. Organic structure
adalah struktur organisasi yang bertumpu pada asumsi Teori Y dimana otoritas dan wewenang
didesentralisasikan ke manajer menengah dan lini pertama serta tugas dan peran adalah dibiarkan
ambigu untuk mendorong karyawan untuk bekerja sama dan cepat tanggap terhadap hal yang
tidak terduga.
Selain dua teori tersebut, terdapat teori yang lebih baru seperti Dynamic Capabilities
yang dikemukakan oleh David Teece. Dynamic Capabilities adalah teori bahwa organisasi
memiliki kemampuan untuk membangun, mengintegrasikan, dan mengkonfigurasi ulang proses
untuk mengatasi lingkungan internal dan eksternal yang berubah dengan cepat. Menurut Teece
terdapat 3 hal yang bisa dilakukan manajemen yang dapat membantu membuat suatu proses atau
aktivitas menjadi dinamis, yaitu sensing, seizing, dan transforming. Sensing Sensing mengacu
pada mengidentifikasi dan menilai peluang di luar perusahaan. Seizing menjelaskan tindakan
mobilisasi sumber daya perusahaan untuk mendapatkan keuntungan bagi organisasi dari
peluang-peluang tersebut. Transforming adalah kemampuan organisasi untuk terus membuat
perubahan yang diperlukan untuk mempertahankan kesuksesan.

Anda mungkin juga menyukai