6 Spo Igd Kebidanan 2018
6 Spo Igd Kebidanan 2018
CUCI TANGAN
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 29
Mencegah kontaminasi tangan
an m.
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 30
PROSEDUR PEMBERIAN O2 DENGAN NASAL KANULA
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 31
Instalasi rawat inap (Nifas)
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 32
5. Larutan pembersih antiseptic (kapas sublimat)
6. Spuit
7. Perlak
8. Pinset Anatomi
9. Bngkok
10. Kantong penampung urin (Urine bag)
11. Sampiran
Langkah – langkah
10. Mencuci tangan
11. Menyiapkan alat dan bahan
12. Menjelaskan maksut dan tujuan tidakan
13. Memasang sampiran dan atur posisi
14. Memasang perlak
2.
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 33
25. Mencatat tindakan dalam rekam medis
26. Mencuci tangan
a sterm.
UNIT TERKAIT Instalasi gawat darurat kebidanan, Instalasi rawat inap (Nifas)
GANTI VERBAN
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 34
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
KLINIK SFS PKU Page 1 of 4
MUHAMMADIYAH
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Mengganti balutan atau verban adalah suatu tindakan untuk
mengganti verban perawatan luka untuk mencegah infeksi dengan
cara mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang bersih.
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 35
GANTI VERBAN
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 36
luar wadah
14. Petugas mengkaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari
luka
GANTI VERBAN
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 37
3. Petugas memberikan lapisan ketiga (lapisan paling
luar) kassa steril yang sudah dilembabkan dengan
cairan fisiologik
20. Petugas memasang plester dengan rapi
21. Petugas membuka sarung tangan dan memasukan kedalam
nierbeken
GANTI VERBAN
UNIT TERKAIT Instalasi gawat Darurat Kebidanan, Instalasi Rawat Inap (Nifas)
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 38
PEMASANGAN INFUS
1. Standar infuse
2. Set infuse
3. Cairan sesuai program medic
4. Jarum infuse dengan ukuran yg tepat
5. Pengalas
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 39
6. Torniket
7. Kapas alcohol
8. Plester
9. Gunting Kasa steril
10. Betadin
11. Sarung tangan
PEMASANGAN INFUS
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 40
alcohol
9. Melakukan penusukan pada pembuluh intra vena dengan
meletakkan ibu jari di bagian bawah vena da posisi jarum
( abocath ) mengarah ke atas
10. Memperhatikan adanya keluar darah melalui jarum
( abocath / surflo ) maka tarik ke luar bagian dalam
( jarum ) sambil melanjutkan tusukan ke dalam vena
11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau
dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan melakukan
tekanan menggunakan jari tangan agar darah tidak ke luar.
Seterusnya bagian infus dihubungkan atau disambungkan
dengan slang infuse
12. Membuka pengatur tetesan & atur kecepatan sesuai
dengan dosis yg diberikan
13. Menjalankan fiksasi dengan kasa steril
14. Menuliskan tanggal & waktu pemasangan infus serta catat
ukuran jarum
15. Melepaskan sarung tangan & cuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat Kebidanan, Instalasi Rawat Inap (Nifas)
Instalasi Kamar Bersalin
TRANSFUSI DARAH
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 41
berupa segala tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan
dan pemulihan kesehatan yang mencakup kegiatan-kegiatan
pengerahan penyumbang darah, pengambilan, pengamanan,
pengolahan, penyimpanan dan penyampaian darah kepada
pasien melalui sarana pelayanan kesehatan.
2. Darah adalah darah manusia atau bagian-bagiannya yang
diambil dan diolah secara khusus untuk tujuan pengobatan
dan pemulihan kesehatan
3. Transfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah
kepada penderita yang darahnya telah tersedia dalam kemasan
yang memenuhi syarat kesehatan dan diberikan secara
langsung.
4. Penyumbang darah adalah orang yang secara sukarela
memberikan darah untuk maksud dan tujuan transfusi.
5. Unit transfusi darah PMI yang selanjutnyadisebut UTDPMI
adalah unit penyelenggara pengolahan transfusi darah pada
PMI
6. Instansi lain adalah sarana pelayanan kesehatan milik
pemerintah atau swasta yang mempunyai kemampuan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan transfusi darah.
7. Bank darah tempat pelayanan, penyimpanan dan pengamanan
darah di RS.
ntuan hidup dasar adalah fase khusus dari penanganan gawat
TUJUAN Penggantian volume darah pada kehilangan darah akut, misalnya
pada Abortus, Molahidatidosa, perdarahan antepartum,Retensio
placenta, Robekan jalan lahir, dan menometroragia.
fungsi normal jantung dan ventilasi.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Transfusi Darah di Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu
TRANSFUSI DARAH
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 42
b. Hemoglobin dan hematocrit
c. Pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum dan
kreatinin
d. PH darah dan elektrolit
2. Dokter dibantu perawat / bidan melakukan tindakan persiapan:
a. Penderita berbaring dan perawat memasang kateter tetap
b. Melakukan akses vena menggunakan set transfusi dan
kanula dengan ukuran minimal No. 18
c. Memeriksa darah : membaca etiket kantong darah, darah
masih baik/sudah rusak
d. Menghangatkan darah
e. Mengalirkan NaCl 0.9% dengan tetesan 12 – 16 tts/m
f. Botol NaCl 0.9% dilepaskan dari giving set dan diganti
dengan kantong darah
g. Tetesan permulaan +12 tts/m selama 5 – 15 menit.
h. Bila darah dari botol pertama habis, giving set dipindahkan
lagi ke botol NaCl 0.9% sampai bekas darah yang masih
tertinggal didalam saluran giving set habis, baru dipasang
botol darah berikutnya
3. Dokter dibantu perawat/bidan mencatat jumlah darah yang
telah ditransfusikan di catatan medik pasien.
3. .
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 43
AFF KATETER
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 44
4.
AFF KATETER
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap (Nifas), Instalasi gawat Darurat Kebidanan,
Instalasi kamar Bersalin
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 45
PENERIMAAN PASIEN BARU KEBIDANAN DI KAMAR
BERSALIN, RUANG NIFAS DAN POLI
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 46
g. Mempersilakan klien untuk berbaring
h. Melakukan anemmese
i. Melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kebidanan
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 47
TRIASE PASIEN IGD KEBIDANAN DENGAN NON
RUJUKAN
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 48
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Triase Pasien Igd Kebidanan Dengan Non Rujukan di Klinik SFS
PKU Muhammadiyah Palu
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Bak steril berisi :
2. 3 kapas desinfektan
3. 1 buah handscoon
4. Tensi meter
5. Stateskop
6. Nierbekken
7. Larutan DTT
8. Dopler / Lenec
9. Cairan clorin 0,5 %
Langkah – langkah
1. Menyambut Pasien dan keluarga serta mempersilahkan
masuk
2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Bertanya keluhan singkat pasien
4. Memberi informed consent pada ibu dan keluarga tentang
rencana tindakan
5. Menganjurkan ibu untuk BAK bila diperlukan
6. Mempersilahkan suami atau keluarga yang mengantar
untuk melakukan pendaftaran di Sentral Opname
kemudian menunggu diruang tunggu
7. Mempersilahkan pasien untuk baring diruang pasien
8. Melakukan anamnese
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 49
13. Memindahkan pasien ke ruang tindakan apabila ada
indikasi partus dengan tindakan ( letak bokong, Vakum
ekstraksi, atau indikasi dilakukan kuretase abortus / restv
plasenta cito
14. Memberikan therapy sesuai anjuran dokter
15. Membuat pendokumentasian
16. Memasang gelang identitas pasien
17. Selanjutnya sesuai SPO pasien observasi IGD Kebidanan
Berlututlah disamping pasien.
5. yang lain disebelah jari telunjuk pada sternum.
UNIT TERKAIT Instalasi gawat Darurat Kebidanan, Instalasi laboratorium
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 50
TRIASE PASIEN IGD KEBIDANAN DENGAN RUJUKAN
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 51
3. Bertanya keluhan singkat pasien
4. Memberi informed consent pada ibu dan keluarga tentang
rencana tindakan
permukaan datakkan pasien p
ada permukaan datar yang keras)
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 52
PERSIAPAN PASIEN DENGAN SECTIO CAESAREA CITO
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 53
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh
TUJUAN Menyelamatkan jiwa ibu dan bayi
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Persiapan Pasien dengan Sectio Caesarea CITO di Klinik SFS
PKU Muhammadiyah Palu
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. 1 set alat infus
2. 1 set folley cath
3. RL
4. NaCL
5. Methergin
6. Oksitocin
7. Spoit 5 cc
8. Spoit 10 cc
Langkah Kerja :
1. Menerima pasien dengan persiapan seksio saesare
2. Menganjurkan puasa sejak diputuskan dilakukan operasi
3. Menganjurkan ibu untuk berkemih
4. Mencuci tangan di air mengalir
5. Melakukan anamnese
6. Melakukan pemeriksaan fisik
7. Menjelaskan tentang kondisi pasien dan tidakan yang akan
dilakukan
8. Meminta persetujuan tindakan dan persetujuan rawat inap
9. Membuat dan mengirim blangko permintaan darah
10. Memasang infus
11. Mencukur bulu pubis
6. )
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 54
12. Memasang kateter
13. Mengobservasi DJJ
14. Melaporkan hasil pemeriksaan pada dokter asisten obgyn
15. Kolaborasi dengan bagian kamar bayi dan OK Cito
16. Memasang gelang identitas pasien
17. Membuat dokumentasi asuhan kebidanan
18. Transportasi pasien ke ruang OK
19. Serah terima pasien dan status dengan petugas OK
20. Operasi dilakukan sesuai dengan SPO di OK Cito
PROSEDUR
21. Respon time tindakan sejak instruksi SC CITO sampai
saat operasi dimulai tidak boleh lebih dari 30 menit
Dokter Asisten Obgyn :
1. Memeriksa kondisi pasien
2. Memberikan advis untuk di laksanakan
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter anestesi
4. Melapor pada konsulen tentang rencana tindakan operatif
yang telah disiapkan
Berlututlah di
7. jari telunjuk pada sternum.
UNIT TERKAIT Instalasi gawat Darurat Kebidanan, nstalasi kamar bersalin,
Instalasi rawat inap (Nifas), Instalasi OK CITO, Instalasi Kamar
bayi
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 55
PEMERIKSAAN GINEKOLOGIK
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 56
PEMERIKSAAN GINEKOLOGIK
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 57
13. Dokter melakukan pemeriksaan bimanual. Pemeriksa
berdiri, mengambil sikap tangan kanan di vulva, tangan
kiri di supra pubis.Ibu jari dan telunjuk tangan kiri
membuka vulva. Jari keempat dan kelima tangan kanan
dalam posisi fleksi,
PEMERIKSAAN GINEKOLOGIK
PROSEDUR jari yang lain ekstensi. Jari tengah tangan kanan menekan
introitus ke arah dorsal, lalu didorong masuk, diikuti jari
tengah, sampai menyentuh serviks. Tangan kiri berada di
daerah suprapubik atau fundus uteri, untuk mengarahkan
organ yang diperiksa. Kedua ujung jari tangan kanan
berada di forniks posterior. Ujung jari tangan kiri berada
di atas abdomen di daerah suprasimfisis atau di fundus
uteri. Kedua tangan berusaha menilai organ pelvis,
termasuk tumor-tumor yang mungkin ada. Menilai ;
a. mukosa vagina: licin, kasar, ada massa, septum, dll
b. serviks: besar, posisi, konsistensi, permukaan,
gerakan, benjolan, dll
c. korpus uteri: besar, konsistensi, posisi, gerakan,
massa, permukaan, nyeri tekan, dll.
d. parametrium dan adneksa: kaku, lemas, massa, nyeri
tekan,
e. massa tumor: besar, konsistensi, permukaan, gerak,
asal, nyeri tekan, batas kutub bawah, masuk rongga
panggul atau tidak, dll
f. Untuk pemeriksaan dalam pada ibu hamil maka yang
dinilai adalah : Vulva/vagina, Portio, pembukaan,
Ketuban, presentasi, ubun-ubun kecil (pada presentasi
kepala), sacrum (pada presentasi bokong),
Penurunan/Hodge, kesan panggul dalam, dan
pelepasan.
12. menarik tangan dari vagina, setelah pemeriksaan selesai
dan mengangkat tangan kiri dari dinding perut
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 58
13. memberitahukan bahwa pemeriksaan sudah selesai dan
menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
Akhir pemeriksaan, mencatat hasil pemeriksaan dengan benar ke
dalam rekam medik pasienPastikan sumbu memanjang sumbu
memanjang t
UNIT TERKAIT Instalasi gawat darurat kebidanan, Instalasi rawat inap (Nifas),
Instalasi kamar bersalin
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 59
OBSERVASI PASIEN
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 60
b. Kesadaran pasien
OBSERVASI PASIEN
a. Rawat Jalan
1. Pasien Gravid aterm dengan his palsu
2. Pasien gravid preterm dengan kontraksi uterus
( tanpa disertai pelepasan lendir,darah dan air)
3. Pasien ginekologi yang tidak membutuhkan
tindakan segera seperti ( mioma uteri, kita ovarium,
kista bartholini, molahidatidosa, ca cerviks, ca
mamae )
b. Rawat inap
1. IGD kebidanan
2. Pasien inpartu dengan pembukaan > 8 cm
c. KB dan Nifas
1. Pasien inpartu dengan pembukaan < 8cm
2. Pasien hiperemesis
3. Pasien ginekologi yang membutuhkan tindakan
segera dan perawatan lanjut (mioma uteri, kita
ovarium, kista bartholini, molahidatidosa, ca
cerviks, ca mamae)
4. Pasien obstetri ginekologi dengan anemia
d. OK Cito
1. Pasien dengan gawat janin
2. Pasien HT, PER, PEB, dan Eklamsi
3. Pasien dengan makrosomia, letak bokong, gemelly,
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 61
riwayat obstetric buruk, anak mahal, KPD, Plasenta
previa, solusio plasenta.
4. ICU
dan angkat s
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 62
TUJUAN 1. Melahirkan janin secepatnya.
2. Mencegah komplikasi yang mengancam keselamatan ibu dan
janin.
fungsi normal jantung dan ventilasi.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Bedah Sesar (SC) di Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu
PROSEDUR 1. Dokter menjelaskan kepada pasien dan atau keluarga pasien
prosedur dan risiko tindakan selanjutnya pasien dan atau
keluarga pasien menandatangani formulir persetujuan
tindakan medis.
2. Dokter menetukan jenis pemeriksaan laboratorium : darah
rutin, HbsAg, fungsi Hepar dan ginjal serta elektrolit (jika
diperlukan)
3. Dokter mengkonsultasikan pasien ke bagian anestesi,
kemudian bidan menyerahkan status pasien yang berisi
lembar konsul anestesi ke perawat anestesi/ OK
4. Dokter dibantu perawat atau bidan memasang infus dan
kateter karet tinggal
5. Perawat atau bidan mengganti baju pasien
6. Perawat atau bidan membawa pasien ke kamar operasi
7. Perawat kamar operasi mempersiapkan peralatan operasi
8. Pasien ditidurkan di atas meja opeasi dengan sebelumnya
diberikan premedikasi di ruang persiapan oleh dokter anestesi.
9. Dokter anestesi melakukan anestesi
10.
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 63
(Pfannenstiel), kemudian irisan diperdalam lapis demi lapis.
(sub kutis, fascia, otot, peritoneum parietale). Setelah
peritoneum dibuka, pasang tampon usus, dilakukan
pembukaan pada plika vasitouterina kemudian kandung kecil
disisihkan sejauh mungkin ke kaudal.
14. Dokter melakukan irisan pada segmen bawah rahim
kemudian dilebarkan secara tumpul. Tangan kiri operator
memegang tegak janin (presentasi kepala), mencari kaki
janin kemudian melakukan ekstraksi (pada presentasi bokong
dan letak lintang), setelah janin lahir dilakukan pemotongan
tali pusat (diantara dua klem), muka bayi diusap untuk
membersihkan lendir, kemudian janin diserahkan kepada
perawat / dokter perinatologi untuk resusitasi
15. Dilakukan masase uterus kemudian disuntikkan 10 unit
oksitosin intramural
16. Sudut perdarahan kanan, kiri diklem kemudian diikat dengan
benang kromik catgut
17. Segmen bawah rahim dijahit dua lapis satu satu atau kros
kemudian dijahit secara jelujur
18. Tampon usus diangkat, kavum abdomen dibersihkan, kontrol
perdarahan
19. Dilakukan reperitonealisasi viscerale dan parietale
20. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis. Otot didekatkan
dengan cat gut plain satu-satu, Fascia dijahit dengan benang
vicryl jelujur terkunci, subkutis dijahit dengan cat gut plain
satu-satu, kulit dijahit secara subkutikuler atau jahitan
terputus
Buka jalan napas pasien dengan menggunakan salah satu
manuver berikut.
pada sternum.
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 64
22. Dokter menulis laporan operasi di catatan medik pasien .
FETAL DOPPLER
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 65
4) Jam
B. Langkah-langkah :
1. Petugas memberikan salam kepada pasien
2. Petugas melakukan konfirmasi identitas pasien
3. Petugas melakukan informed consent
4. Petugas mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
5. Petugas menyiapkan Fetal Doppler secara lengkap sebelum
digunakan
6. Petugas mempersilahkan pasien baring di tempat tidur,
tutup dengan selimut perut bagian bawah sampai kaki
pasien
3. (oral airway)
FETAL DOPPLER
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 66
ANTE NATAL CARE (ANC)
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 67
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil
dan selama kehamilannya, mempersiapkan ibu agar memahami
pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, serta
mendeteksi secara dini factor resiko dan menangani masalah
tersebut secara dini.ntuan hidup dasar adalah fase khusus dari \
hentu atau inCPR).
TUJUAN Memantau perkembangan ibu hamil dan bayinya serta mendeteksi
secara dini adanya komplikasi dalam kehamilan Mengalirkan
jantung
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah PaluNomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Antenatal Care (ANC) di RSU Tadulako
PROSEDUR A. Persiapan alat
1. Meja kursi
2. Tempat tidur
3. Tensimeter dan stetoskop
4. Selimut
5. Meteran Timbangan pengukur LILA
6. Metline
7. Alat cuci tangan (air, desinfektan, sabun, handuk)
8. Kartu pemeriksaan : Kartu Ibu, KMS Bumil, surat pengantar
untuk rujukan
9. Lemba Resep
10. Pencatatan (Buku KIA, Register, kohort Bumil)
11. Refleks Hammer
12. Jangka panggul
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 68
4. Mengatur posisi ibu
C. Pelaksanaan
1. Anamnesa:
a) Riwayat perkawinan.
b) Riwayat penyakit ibu dan keluarga.
c) Status riwayat Haid, HPHT.
d) Riwayat imunisasi Ibu saat ini
e) Kebiasaan ibu.
f) Riwayat persalinan terdahulu
g) Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia
kehamilan dan buat taksiran persalinan.
2. Pemeriksaan Umum.
a) Keadaan umum Bumil
b) Ukur TB, BB, Lila.
c) Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HRPemeriksaan fisik
menyeluruh ( dari kepala sampai ekstremitas). Mata :
conjungtiva, ikterus ; Gigi, Kaki : Oedema kaki , dst.
3. Pemeriksaan khusus.
A. UMUR KEHAMILAN <20 mgg :
a). Inspeksi.
1. Tinggi fundus
2. Hyperpigmentasi (pada areola mammae, Linea
nigra).
Striae.
b) Palpasi.
1.Tinggi fundus uteri
2. Keadaanperut
c) Auskultasi.
Berlututlah disamping paebelah jari telunjuk pada sternum.
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 69
3. Keadaan dinding perut
b) PALPASI.
Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb :
Pemeriksan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian
lateral kanan.
Leopold 1.
1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari
tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan,
fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk
tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi
tepi atas simfisis)
2. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi
uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga
menghadap kebagian kepala ibu.
3. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus
uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak
tangan kiri dan kanan secara bergantian
Leopold 2.
1. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral
kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral
kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama.
2. Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser
kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan
memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil
(ekstremitas).
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 70
uterus teraba bagian yang bulat, melenting, keras, dan dapat
digoyangkan maka itu adalah kepala. Namun jika teraba
bagian yang bulat, besar, lunak dan sulit digerakkan maka ini
adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan kedua
bagian seperti diatas, maka pertimbangkan apakah janin
dalam letak melintang.
3. Pada letak sungsang atau melintang dapat dirasakan ketika
tangan kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan
merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama
ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).
4. Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala
goyangkan jika masih mudah digoyangkan, berarti kepala
belum masuk panggul , namun jika tidak dapat digoyangkan
berarti kepala sudah masuk panggul, lalu lanjutkan dengan
Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh kepala masuk
panggul.
Leopold 4.
1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding
lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari
tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
2. Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan
semua jari-jari tangan kanan yang meraba dinding bawah
uterus.
3. Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan
kanan (konvergen/divergen)
4. Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan
memegang bagian kepala didekat leher dan bila presentasi
bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi)
5. Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul,
kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan
kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 71
c). Auskultasi.
Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin.
d). PemeriksaanTambahan.
Laboratorium rutin :PP Test, Gol. Darah, Hb, Albumin,
reduksi dan USG
Akhir pemeriksaan :
1. Buat kesimpulan hasil pemeriksaan
2. Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan
3. Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status
pasien.
PROSEDUR 4. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang
meliputi :usia kehamilan, letak janin, posisi janin,
Tafsiran persalinan, Resiko yang ditemukan atau
adanya penyakit lain.
5. Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang.
6. Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil
pemeriksaan
7. Jelaskan pentingnya imunisasi TT
8. Jelaskan pentingnya pemberian tablet Fe hingga 90
tablet
9. Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan
10. Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumah Sakit
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 72
PEMBERIAN OKSITOSIN UNTUK INDUKSI DAN
STIMULASI
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 73
tetes/menit). data
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 74
INDUKSI PERSALINAN DENGAN MISOPROSTOL
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 75
mencatat hasil pemeriksaan di catatan medik pasien.
10. Apabila sudah masuk dalam persalinan setelah pemberian
tablet, maka untuk pemberian 1/4 tablet berikutnya dapat
distop.
n punggung/ g keras)
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 76
PENANGANAN RAWAT JALAN PREEKLAMSIA RINGAN
(PER)
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 77
penahan, letakkan pasien pada permukaan
UNIT TERKAIT Poliklinik KIA, Instalasi Gawat Daruat Kebidanan, Instalasi
Kamar Bersalin, Instalasi rawat inap (Nifas)
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 78