Anda di halaman 1dari 51

CUCI TANGAN

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 2
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Membersihkan tangan dari segala kotoran dimulai dari ujung jari
sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan.

TUJUAN a. Membebaskan tangan dari kuman dan mencegah kontaminasi


b. Memindahkan angka maksimum kulit dari kemungkinan
adanya organisme patogen.
c. Mencegah atau mengurangi peristiwa infeksi
d. Memelihara tekstur dan integritas kulit tangan dengan tepat.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan Cuci
Tangan di Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT dan BAHAN
A. Peralatan
a. Wastafel/air mengalir
b. Sabun biasa/antiseptic
B. Prosedur kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan (air yang
mengalir). Air mengalir membantu menyingkirkan
mikroorganisme
2. Singsingkan lengan baju seragam yang panjang diatas
pergelangan tangan Anda. Memberikan akses ke jari-jari,
tangan dan lengan
3. Lepaskan perhiasan dan jam tangan. Menggunakan cincin
dapat meningkatkan mikroorganisme pada tangan
(Meeker, Rothrock, 1995)
4. Periksa adanya luka atau abrasi pada lengan dan jari. Area
inflamasi atau luka pada kulit dapat menjadi tempat
mikroorganisme
5. Basahi kedua tangan sampai ke siku dengan air yang
mengalir. Jaga tangan dan lengan bawah berada lebih
rendah dari siku selama prosedur dilakukan. Tangan
Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 28
menjadi bagian yang paling bersih dari ekstremitas atas
/papan punggung/permukaan datar
1. , letakkan pasien pada permukaan g

CUCI TANGAN

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 2
PALU

PROSEDUR 6. Oleskan 1 ml sabun cair biasa atau 3 ml sabun cair


antiseptik pada tangan dan gosok sampai berbusa. Jika
menggunakan sabun batangan, pegang dan gosok sampai
berbusa. Jumlah bakteri berkurang secara signifikan pada
tangan jika digunakan 3-5 sabun antimikrobial (Larsen,
1987)
7. Bersihkan kedua tangan dan jari selama 10-15 detik.
Gesekan dan gosokkan mekanik mengangkat kotoran dan
bakteri. Sabun antimikribial harus kontak dengan kulit
selama sedikitnya 10 detik (Garner, 1985)
8. Bersihkan punggung tangan kanan dan kiri dengan gerakan
memutar secara bergantian
9. Bersihkan sela jari kanan dan kiri dengan menyilangkan
jari-jari kedua tangan secara bergantian. Menjalin jari-jari
dan ibu jari memastikan bahwa semua permukaan
dibersihkan
10. Bersihkan punggung jari kanan dan kiri secara bergantian
11. Bersihkan ibu jari kanan dan kiri secara bergantian
12. Bersihkan ujung jari kanan dan kiri pada telapak tangan
secara bergantian
13. Jika area di bawah jari-jari kotor tambahkan sabun atau
disikat dengan sikat kuku. Penyikatan kotoran di bawah
kuku dapat mengurangi mikroorganisme pada tangan
14. Bilas kedua tangan secara menyeluruh, jaga tangan diatas
dan siku tetap dibawah. Pembilasan secara mekanik dapat
membersihkan kotoran dan mikroorganisme. Mengeringkan
tangan mencegah kulit pecah-pecah da kasar
15. Gunakan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan
tangan, gerakan dari jari ke siku. Keringkan dengan gerakan
melingkar
16. Tutup kran dengan menggunakan handuk atau tissu.

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 29
Mencegah kontaminasi tangan
an m.

Instalasi gawat darurat kebidanan, Instalasi Kamar bersalin,


UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap (Nifas).

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 30
PROSEDUR PEMBERIAN O2 DENGAN NASAL KANULA

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 1
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Merupakan salah satu terapi oksigen yang diberikan ketika pasien
membutuhkan konsentrasi oksigen aliran rendah sampai sedang

TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan Oksigen


2. Mencegah hipoksia

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU


Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Prosedur Pemberian O2 dengan Nasal Kanula di Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Canula Nassal
2. Tabung O2 lengkap dengan flow meter dengan humidifier
Langkah - langkah
1. Menyiapkan Alat
2. Memberitahu pasien/atau kelurga pasien
3. Memastikan humidifier terisis air
4. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien
2-3 liter/menit, lihat humidifier pada tabung dengan
adanya gelombang air
5. Memasang canula pada hidung dan mengatur pengikat
untuk kenyamanan pasien
6. Mengatur posisi semi fowler jika memungkinkan
7. Memeriksa kecepatan aliran oksigen dan menanyakan
respon pasien etelah diberikan oksigen jika pasien sadar
8. Mencatat waktu diberikan oksigen, kecepatan aliran
oksigen dan respon pasien
9. Mencuci tangan setelah melakukan tindakan
-
UNIT TERKAIT Instalasi gawat darurat kebidanan, Instalasi Kamar bersalin,

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 31
Instalasi rawat inap (Nifas)

PEMASANGAN KATETER PADA WANITA

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 2
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Tindakan memasukan selang karet atau plastic melaui uretra dan
masuk kedalam kandung kemih, terdapat dua jenis katerisisasi
perkemihan yaitu menetap dan infermiten.
TUJUAN 1. Monitoring urine output dengan cara ketat.
2. Memulihkan / mengatasi retensi urine akut / kronis.
3. Mengambil spesimen urine steril untuk pemeriksaan diagnosis
4. Pengaliran urine untuk persiapan operasi atau pasca operasi.
5. Menentukan jumlah urine sisa setelah miksi.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU


Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Pemasangan Kateter pada Wanita di Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Sarung tangan steril
2. Kateter steril
3. Duk Steril
4. Jelly

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 32
5. Larutan pembersih antiseptic (kapas sublimat)
6. Spuit
7. Perlak
8. Pinset Anatomi
9. Bngkok
10. Kantong penampung urin (Urine bag)
11. Sampiran

Langkah – langkah
10. Mencuci tangan
11. Menyiapkan alat dan bahan
12. Menjelaskan maksut dan tujuan tidakan
13. Memasang sampiran dan atur posisi
14. Memasang perlak
2.

PEMASANGAN KATETER PADA WANITA

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 2
PALU
PROSEDUR 15. Menggunakan Sarung tangan steril
16. Memasang duk steril diantara genitalia
17. Membersihkan vulva dengan kapas sublimat dengan arah
dari atas kebawah kurang lebih 3 kali
18. Membuka Labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk
tangan kiri dan bersihkan bagian dalam
19. Kateter diberi jelly pada ujungnya (kurang lebih 2,5–5cm )
lalu (kurang lebih 2,5–5cm) hingga uri keluar
20. Setelah kateter masuk isi balon dengan Aquades dengan
menggunakan spuit untuk kateter menetap dan bila
infermiten tarik kembali sambil pasien menahan napas
dalam
21. Menyambung kateter dengan menampung urin dan fiksasi
kearah samping
22. Mengatur kembali posisi pasien tahu kepada pasien bahwa
tindakan telah selesai
23. Memberitahu kepada pasien bahwa tindakan telah selesai
24. Merapikan alat dan buang sampah medis pada tempatnya

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 33
25. Mencatat tindakan dalam rekam medis
26. Mencuci tangan
a sterm.

UNIT TERKAIT Instalasi gawat darurat kebidanan, Instalasi rawat inap (Nifas)

GANTI VERBAN

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 34
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
KLINIK SFS PKU Page 1 of 4
MUHAMMADIYAH
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Mengganti balutan atau verban adalah suatu tindakan untuk
mengganti verban perawatan luka untuk mencegah infeksi dengan
cara mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang bersih.

TUJUAN 1. Sebagai acuan petugas dalam mengganti perban dengan benar


2. Sebagai acuan petugas untuk meningkatkan penyembuhan luka
dengan mengabsorbsi cairan dan dapat menjaga kebersihan
luka
3. Sebagai acuan petugas untuk melindungi luka dari kontaminasi
4. Sebagai acuan petugas untuk menolong hemostatis ( bila
menggunakan elastis verband )
5. Sebagai acuan petugas untuk membantu menutupnya tepi luka
secara sempurna
6. Sebagai acuan petugas untuk menurunkan pergerakan dan
trauma
7. Sebagai acuan petugas untuk menutupi keadaan luka yang
tidak menyenangkan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU


Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Ganti Verban di Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
1. Alat Steril
a. Pinset Anatomis 1 buah
b. Pinset sirughis
c. Gunting Jaringan 1 buah
d.Kasa dalam Kom yang tertutp
e. Kassa desinfektan dalam kom yang tertutup
d. Sarung tangan 1 pasang
1. perangkat sawar oral untuk respirasi mulut ke mu

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 35
GANTI VERBAN

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 4
PALU
PROSEDUR 2. Alat-alat tidak steril :
a. Gunting verban 1 buah
b. Plester
c.Pengalas
d. Kom kecil 2 buah
e. Nierbekken 2 buah
f. Kapas Alkohol
g. Sabun cair antiseptik
h. Cairan antiseptik ( bila dibutuhkan )
i. Sarung tangan 1 pasang
Prosedur :
1. Petugas memberikan salam kepada pasien
2. Petugas melakukan konfirmasi identitas pasien
3. Petugas melakukan informed consent
4. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
5. Petugas mendekatkan alat-alat ke pasien
6. Petugas memasang sampiran
7. Petugas mencuci tangan
8. Petugas memasang masker dan sarung tangan yang tidak
steril
9. Petugas mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
10. Petugas meletakkan pengalas dibawah area luka
11. Petugas meletakkan nierbeken didekat pasien
12. Petugas membuka balutan lama (hati-hati jangan sampai
menyentuh luka) dengan menggunakan pinset anatomi,
buang balutan bekas kedalam nierbeken. Jika menggunakan
plester lepaskan plester dengan cara melepaskan ujungnya
dan menahan kulit dibawahnya, setelah itu tarik secara
perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan. Bila
balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi
Memakai sarung tangan
13. Petugas meletakkan balutan kotor ke nierbeken lalu buang
kekantong plastic, hindari kontaminasi dengan permukaan

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 36
luar wadah
14. Petugas mengkaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari
luka

GANTI VERBAN

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 3 of 4
PALU
PROSEDUR 15. Petugas membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan
pencuci luka dan obat luka dengan memperhatikan tehnik
aseptic
16. Petugas membuka sarung tangan kemudian mengganti
dengan sarung tangan steril
17. Petugas membersihkan luka dengan sabun anti septic atau
NaCl 9 %
18. Petugas memberikan obat atau antikbiotik pada area luka
(disesuaikan dengan terapi)
19. Petugas menutup luka dengan cara:
A. Balutan kering
1. Petugas memberikan lapisan pertama kassa kering
steril untuk menutupi daerah insisi dan bagian
sekeliling kulit
2. Petugas memberikan lapisan ketiga kassa steril yang
tebal pada bagian luar
B. Balutan basah – kering
1. Petugas memberikan lapisan pertama kassa steril yang
telah diberi cairan steril atau anti mikkrobial untuk
menutupi area luka
2. Petugas memberikan lapisan kedua kasa steril yang
lebab yang sifatnya menyerap
C. Balutan basah – basah
1. Petugas memberikan lapisan pertama kassa steril yang
telah dilembabkan dengan cairan fisiologik untuk
menutupi area luka
2. Petugas memberikan lapisas kedua kassa kering steril
yang bersifat menyerap

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 37
3. Petugas memberikan lapisan ketiga (lapisan paling
luar) kassa steril yang sudah dilembabkan dengan
cairan fisiologik
20. Petugas memasang plester dengan rapi
21. Petugas membuka sarung tangan dan memasukan kedalam
nierbeken

GANTI VERBAN

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 4 of 4
PALU

22. Petugas melepaskan masker


23. Petugas mengatur dan rapikan posisi pasien
24. Petugas membuka sampiran
25. Petugas mengevaluasi keadaan umum pasien
PROSEDUR
26. Petugas merapikan peralatan dan mengembalikan
ketempatnya dalam keadaan bersih, kering dan rapi
27. Petugas mencuci tangan
28. Petugas mendokumentasikan tindakan dalam catatan
Kebidanani
ntensif.

UNIT TERKAIT Instalasi gawat Darurat Kebidanan, Instalasi Rawat Inap (Nifas)

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 38
PEMASANGAN INFUS

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 2
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Pemasangan Infus merupakan pemberian sejumlah cairan ke
dalam tubuh lewat sebuah jarum ke dalam pembuluh darah intra
vena (pembuluh balik) untuk dapat menggantikan cairan atau zat-
zat makanan dari tubuh
TUJUAN 1. Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh yg didalamnya
mengandung air, vitamin, elektrolit,lemak, protein ,& kalori yg
tidak mampu untuk dapat dipertahankan secara adekuat melalui
oral
2. Agar dapat memperbaiki keseimbangan asam basa
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah Memberikan
jalan/jalur masuk dalam pemberian obat-obatan kedalam tubuh
4. Memonitor tekanan darah Intra Vena Central (CVP)
5. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan untuk di
istirahatkan.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU


Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Pemasangan Infus di Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu
PROSEDUR Persiapan Alat

1. Standar infuse
2. Set infuse
3. Cairan sesuai program medic
4. Jarum infuse dengan ukuran yg tepat
5. Pengalas

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 39
6. Torniket
7. Kapas alcohol
8. Plester
9. Gunting Kasa steril
10. Betadin
11. Sarung tangan

PEMASANGAN INFUS

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 2
PALU
PROSEDUR Prosedur Kerja :

1. Menjelaskan prosedur yg akan dilakukan Pemasangan


infus
2. Menuci tangan
3. Menghubungkan cairan & infus set dgn memasukkan ke
bagian karet atau akses selang ke botol infus
4. Mengisi cairan ke dalam set infus dgn menekan ruang
tetesan sampai terisi sebagian & buka klem slang sampai
cairan memenuhi selang & udara selang ke luar
5. Meletakkan pangalas dibawah lokasi ( vena ) yg akan
dilakukan penginfusan
6. Melakukan pembendungan dengan tornikut (karet
pembendung) 10 sampai 12 cm di atas tempat penusukan
& anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan
sirkular ( apabila sadar )
7. Mengunakan sarung tangan steril
8. Mengidisinfeksi daerah yg akan ditusuk dengan kapas

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 40
alcohol
9. Melakukan penusukan pada pembuluh intra vena dengan
meletakkan ibu jari di bagian bawah vena da posisi jarum
( abocath ) mengarah ke atas
10. Memperhatikan adanya keluar darah melalui jarum
( abocath / surflo ) maka tarik ke luar bagian dalam
( jarum ) sambil melanjutkan tusukan ke dalam vena
11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau
dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan melakukan
tekanan menggunakan jari tangan agar darah tidak ke luar.
Seterusnya bagian infus dihubungkan atau disambungkan
dengan slang infuse
12. Membuka pengatur tetesan & atur kecepatan sesuai
dengan dosis yg diberikan
13. Menjalankan fiksasi dengan kasa steril
14. Menuliskan tanggal & waktu pemasangan infus serta catat
ukuran jarum
15. Melepaskan sarung tangan & cuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat Kebidanan, Instalasi Rawat Inap (Nifas)
Instalasi Kamar Bersalin

TRANSFUSI DARAH

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 2
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN 1. Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 41
berupa segala tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan
dan pemulihan kesehatan yang mencakup kegiatan-kegiatan
pengerahan penyumbang darah, pengambilan, pengamanan,
pengolahan, penyimpanan dan penyampaian darah kepada
pasien melalui sarana pelayanan kesehatan.
2. Darah adalah darah manusia atau bagian-bagiannya yang
diambil dan diolah secara khusus untuk tujuan pengobatan
dan pemulihan kesehatan
3. Transfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah
kepada penderita yang darahnya telah tersedia dalam kemasan
yang memenuhi syarat kesehatan dan diberikan secara
langsung.
4. Penyumbang darah adalah orang yang secara sukarela
memberikan darah untuk maksud dan tujuan transfusi.
5. Unit transfusi darah PMI yang selanjutnyadisebut UTDPMI
adalah unit penyelenggara pengolahan transfusi darah pada
PMI
6. Instansi lain adalah sarana pelayanan kesehatan milik
pemerintah atau swasta yang mempunyai kemampuan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan transfusi darah.
7. Bank darah tempat pelayanan, penyimpanan dan pengamanan
darah di RS.
ntuan hidup dasar adalah fase khusus dari penanganan gawat
TUJUAN Penggantian volume darah pada kehilangan darah akut, misalnya
pada Abortus, Molahidatidosa, perdarahan antepartum,Retensio
placenta, Robekan jalan lahir, dan menometroragia.
fungsi normal jantung dan ventilasi.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Transfusi Darah di Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu

TRANSFUSI DARAH

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 2
PALU

PROSEDUR 1. Dokter menentukan jenis pemeriksaan laboratorium sebelum


melakukan tranfusi darah :
a. Golongan darah dan cross match

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 42
b. Hemoglobin dan hematocrit
c. Pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum dan
kreatinin
d. PH darah dan elektrolit
2. Dokter dibantu perawat / bidan melakukan tindakan persiapan:
a. Penderita berbaring dan perawat memasang kateter tetap
b. Melakukan akses vena menggunakan set transfusi dan
kanula dengan ukuran minimal No. 18
c. Memeriksa darah : membaca etiket kantong darah, darah
masih baik/sudah rusak
d. Menghangatkan darah
e. Mengalirkan NaCl 0.9% dengan tetesan 12 – 16 tts/m
f. Botol NaCl 0.9% dilepaskan dari giving set dan diganti
dengan kantong darah
g. Tetesan permulaan +12 tts/m selama 5 – 15 menit.
h. Bila darah dari botol pertama habis, giving set dipindahkan
lagi ke botol NaCl 0.9% sampai bekas darah yang masih
tertinggal didalam saluran giving set habis, baru dipasang
botol darah berikutnya
3. Dokter dibantu perawat/bidan mencatat jumlah darah yang
telah ditransfusikan di catatan medik pasien.
3. .

Instalasi Laboratorium, Instalasi BDRS, Instalasi kamar bersalin,


UNIT TERKAIT Instalasi gawat darurat Kebidanan, Instalasi rawat inap (Nifas),
ICU/ICCU

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 43
AFF KATETER

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 2
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Melakukan tindakan perawatan melepaskan kateter uretra dari
kandung kemih

TUJUAN Mencegah Infeksi


KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan Aff
Kateter di Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu
PROSEDUR Persiapan Alat / Bahan:
1. Pinset Chirurgis
2. Kassa
3. Lidi kapas
4. Wash lap bersih
5. Sarung Tangan
6. Spuit 10 atau 20 cc
7. Bengkok
Langkah Langkah :
1. Menyiapkan alat
2. Mengecek program terapi
3. Mencuci tangan
4. Menjelaskan prosedur kepada pasien
5. Memasang sampiran
6. Menyiapkan pasien dengan posisi dorcal recumbent dan
melepaskan pakaian bawah pasien
7. Memasang pengalas / perlak
8. Memasang selimut mandi
9. Memakai sarung tangan
10. Melepaskan plester dan membersihkan sisa plester
11. Melakukan aspirasi balon kateter hingga habis isinya

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 44
4.

AFF KATETER

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 2
PALU
12. Menarik kateter perlahan-lahan hingga lepas, pasien
diminta nafas dalam dan rileks
13. Merapikan pasien
PROSEDUR
14. Membereskan dan mengembalikan alat ketempat semula
15. Mencuci tangan
16. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Pastikan sumbu

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap (Nifas), Instalasi gawat Darurat Kebidanan,
Instalasi kamar Bersalin

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 45
PENERIMAAN PASIEN BARU KEBIDANAN DI KAMAR
BERSALIN, RUANG NIFAS DAN POLI

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 2
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Penerimaan pasien baru adalah menerima pasien baru dikamar
bersalin, poli KIA dan ruang nifas yang dilakukan oleh bidan

TUJUAN Agar dapat dilakukan tindakan dan pelayanan sesuai dengan


kebutuhan klien
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Penerimaan Pasien Baru Kebidanan Di Kamar Bersalin, Ruang
Nifas Dan Poli Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu
PROSEDUR Alat dan Bahan :
1. Bak steril berisi
a. 3 kapas desinfektan
b. 1 buah handscoen
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Nierbeken
5. Tempat tidur
6. Larutan DTT
7. Dopler/lenek
8. Cairan clorin 0,5%
Langkah - langkah
a. Menyambut pasien /mempersilakan masuk
b. Memperkenalkan diri kepada klien
c. Memberikan infoment consent pada ibu dan keluarga
tentang rencana tindakan
d. Menganjurkan ibu untuk BAK bila diperlukan
e. Meminta persetujuan keluarga untuk menandatangani
persetujuan tindakan /persetujuan rawat inap
f. Mempersilakan keluarga/suami untuk menunggu diruang
tunggu

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 46
g. Mempersilakan klien untuk berbaring
h. Melakukan anemmese
i. Melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kebidanan

PENERIMAAN PASIEN BARU KEBIDANAN DI KAMAR


BERSALIN, RUANG NIFAS DAN POLI

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 2
PALU

j. Menyimpulkan hasil pemeriksaan


k. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan
l. Melaporkan hasil pemeriksaan sesuai SPO pelaporan
pasien kepada dokter ahli/dokter jaga
PROSEDUR m. Memberikan therapy sesuai anjuran dokter
n. Membuat pendokumentasian
o. Memasang gelang identitas klien
p. Transportasi pasien rawat inap ke (kamar bersalin/ruang
nifas ) bila berasal dari Poli KIA
pasien, cari tepi iga ke bawah dan geser jari-jari ke atas ke lokasi
dimana iga menyambung dengan jari telunjuk pada sternum.

Instalasi gawat darurat kebidanan, Instalasi Kamar Bersalin,


UNIT TERKAIT
Instalasi rawat Inap (Nifas), Poliklinik KIA

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 47
TRIASE PASIEN IGD KEBIDANAN DENGAN NON
RUJUKAN

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 2
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Menerima pasien baru di IGD Kebidanan yang datang dengan
surat rujukan yang dilakukan oleh bidan

TUJUAN Agar dapt dilakukan tindakan dan pelayanan sesuai dengan


Kebutuhan Pasien

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 48
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Triase Pasien Igd Kebidanan Dengan Non Rujukan di Klinik SFS
PKU Muhammadiyah Palu
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Bak steril berisi :
2. 3 kapas desinfektan
3. 1 buah handscoon
4. Tensi meter
5. Stateskop
6. Nierbekken
7. Larutan DTT
8. Dopler / Lenec
9. Cairan clorin 0,5 %
Langkah – langkah
1. Menyambut Pasien dan keluarga serta mempersilahkan
masuk
2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Bertanya keluhan singkat pasien
4. Memberi informed consent pada ibu dan keluarga tentang
rencana tindakan
5. Menganjurkan ibu untuk BAK bila diperlukan
6. Mempersilahkan suami atau keluarga yang mengantar
untuk melakukan pendaftaran di Sentral Opname
kemudian menunggu diruang tunggu
7. Mempersilahkan pasien untuk baring diruang pasien
8. Melakukan anamnese

TRIASE PASIEN IGD KEBIDANAN DENGAN NON


RUJUKAN

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 2
PALU

PROSEDUR 9. Melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


kebidanan
10. Menghubungi petugas untuk pemeriksaan Lab
Menyimpulkan hasil pemeriksaan
11. Melaporkan hasil pemeriksaan sesuai spo pelaporan
pasien kepada Dokter Ahli atau Dokter jaga.
12. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 49
13. Memindahkan pasien ke ruang tindakan apabila ada
indikasi partus dengan tindakan ( letak bokong, Vakum
ekstraksi, atau indikasi dilakukan kuretase abortus / restv
plasenta cito
14. Memberikan therapy sesuai anjuran dokter
15. Membuat pendokumentasian
16. Memasang gelang identitas pasien
17. Selanjutnya sesuai SPO pasien observasi IGD Kebidanan
Berlututlah disamping pasien.
5. yang lain disebelah jari telunjuk pada sternum.
UNIT TERKAIT Instalasi gawat Darurat Kebidanan, Instalasi laboratorium

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 50
TRIASE PASIEN IGD KEBIDANAN DENGAN RUJUKAN

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 2
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Menerima pasien baru di IGD Kebidanan yang datang dengan
surat rujukan yang dilakukan oleh bidan l
ewat pengenalan dan
TUJUAN Agar dapt dilakukan tindakan dan pelayanan sesuai dengan
Kebutuhan Pasien o
ksigen ke otak, jantung, dan organ-org
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Triase Pasien Igd Kebidanan Dengan Rujukan di Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu
PROSEDUR Persiapan Alat :
12. Bak steril berisi :
a. 3 kapas desinfektan
b. 1 buah handscoon
13. Tensi meter
14. Stateskop
15. Nierbekken
16. Larutan DTT
17. Dopler / Lenec
18. Cairan clorin 0,5 %
Langkah- langkah :
1. Menyambut Pasien dan keluarga serta mempersilahkan
masuk
2. Memperkenalkan diri pada pasien

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 51
3. Bertanya keluhan singkat pasien
4. Memberi informed consent pada ibu dan keluarga tentang
rencana tindakan
permukaan datakkan pasien p
ada permukaan datar yang keras)

TRIASE PASIEN IGD KEBIDANAN DENGAN RUJUKAN

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 2
PALU

1. Menganjurkan ibu untuk BAK bila diperlukan


2. Mempersilahkan suami atau keluarga yang mengantar
untuk melakukan pendaftaran di Sentral Opname
kemudian menunggu diruang tunggu
3. Mempersilahkan pasien untuk baring diruang pasien
4. Melakukan anamnese
5. Melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kebidanan
6. Menghubungi petugas untuk pemeriksaan Lab
7. Menyimpulkan hasil pemeriksaan

8. Melaporkan hasil pemeriksaan sesuai spo pelaporan


PROSEDUR pasien kepada Dokter Ahli atau Dokter jaga.
9. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan
10. Memindahkan pasien ke ruang tindakan apabila ada
indikasi partus dengan tindakan ( letak bokong, Vakum
ekstraksi, atau indikasi dilakukan kuretase abortus / restv
plasenta cito
11. Memberikan therapy sesuai anjuran dokter
12. Membuat pendokumentasian
13. Memasang gelang identitas pasien
14. Selanjutnya sesuai SPO pasien observasi IGD Kebidanan
penahan/papan punggung/Buka jalan napas pasien dengan

UNIT TERKAIT Instalasi gawat darurat Kebidanan, Instalasi Laboratorium

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 52
PERSIAPAN PASIEN DENGAN SECTIO CAESAREA CITO

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 2
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 53
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh
TUJUAN Menyelamatkan jiwa ibu dan bayi
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Persiapan Pasien dengan Sectio Caesarea CITO di Klinik SFS
PKU Muhammadiyah Palu
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. 1 set alat infus
2. 1 set folley cath
3. RL
4. NaCL
5. Methergin
6. Oksitocin
7. Spoit 5 cc
8. Spoit 10 cc
Langkah Kerja :
1. Menerima pasien dengan persiapan seksio saesare
2. Menganjurkan puasa sejak diputuskan dilakukan operasi
3. Menganjurkan ibu untuk berkemih
4. Mencuci tangan di air mengalir
5. Melakukan anamnese
6. Melakukan pemeriksaan fisik
7. Menjelaskan tentang kondisi pasien dan tidakan yang akan
dilakukan
8. Meminta persetujuan tindakan dan persetujuan rawat inap
9. Membuat dan mengirim blangko permintaan darah
10. Memasang infus
11. Mencukur bulu pubis
6. )

PERSIAPAN PASIEN DENGAN SECTIO CAESAREA


CITO

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 2
PALU

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 54
12. Memasang kateter
13. Mengobservasi DJJ
14. Melaporkan hasil pemeriksaan pada dokter asisten obgyn
15. Kolaborasi dengan bagian kamar bayi dan OK Cito
16. Memasang gelang identitas pasien
17. Membuat dokumentasi asuhan kebidanan
18. Transportasi pasien ke ruang OK
19. Serah terima pasien dan status dengan petugas OK
20. Operasi dilakukan sesuai dengan SPO di OK Cito
PROSEDUR
21. Respon time tindakan sejak instruksi SC CITO sampai
saat operasi dimulai tidak boleh lebih dari 30 menit
Dokter Asisten Obgyn :
1. Memeriksa kondisi pasien
2. Memberikan advis untuk di laksanakan
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter anestesi
4. Melapor pada konsulen tentang rencana tindakan operatif
yang telah disiapkan
Berlututlah di
7. jari telunjuk pada sternum.
UNIT TERKAIT Instalasi gawat Darurat Kebidanan, nstalasi kamar bersalin,
Instalasi rawat inap (Nifas), Instalasi OK CITO, Instalasi Kamar
bayi

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 55
PEMERIKSAAN GINEKOLOGIK

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 3
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Pemeriksaan ginekologik adalah pemeriksaan untuk mengetahui
keadaan organ reproduksi wanita maupun terhadap tanda-tanda
yang berhubungan dengan kelainan ginekologis dan organ-organ
yang mempunyai keterkaitan dengan kelainan ginekologisantuan
hidup resuscitation (CPR).
TUJUAN 1. Pemeriksaan ginekologi bertujuan untuk Menegakkan diagnosis
galirkan
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah PaluNomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Pemeriksaan Ginekologi di RSU Tadulako

PROSEDUR Persiapan Alat :


1. Sarung tangan steril
2. Spekulum Cocor bebek
3. Duk steril ( Jika dibutuhkan )
4. Jelly
5. Larutan pembersih antiseptic (kapas sublimat)
6. Kateter Steril ( Jika dibutuhkan )
7. Nierbeken
8. Larutan Clorin 0,5 %
9. Sampiran
Prosedur :
1. Bidan yang akan melakukan pemeriksaan, melepas cincin
dan jam tangan, kemudian mencuci tangan dengan sabun.
2. Menyiapkan dan memeriksa alat dan bahan yang
diperlukan
3. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
papan punggung/permukaan datar
2. Guedel (oral airway

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 56
PEMERIKSAAN GINEKOLOGIK

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 3
PALU

PROSEDUR 4. Memasang Sampiran


5. menyiapkan pasien dalam posisi litotomi dan mengatur
posisi lampu sorot
6. melakukan pemeriksaan secara umum (inspeksi, palpasi,
perkusi, auskultasi)
7. memakai sarung tangan secara aseptik, kemudian
melakukan preparasi vulva dan sekitarnya dengan larutan
antiseptika
8. Dokter melakukan kateterisasi, bila kandung kencing
belum dikosongkan
9. melakukan inspeksi daerah vulva dan sekitarnya, dan
mendiskripsikannya
10. melakukan palpasi daerah vulva dan sekitarnya, termasuk
regio inguinalis, dengan ibu jari dan telunjuk, dan/t
mendiskripsikannya
11. memilih spekulum dan mengolesnya dengan antiseptika
12. melakukan pemeriksaan dalam dengan spekulum,
spekulum diambil dengan tangan kanan. Ujung telunjuk
kiri dimasukkan pada introitus agar introitus terbuka.
Dalam keadaan tertutup, ujung spekulum dimasukkan
dengan arah sejajar introitus (posisi daun vertikal) dan
yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit. Spekulum
didorong perlahan-lahan ke arah dalam, sampai mencapai
serviks. Mukosa vagina ditampilkan dengan menekan
pengungkit sehingga spekulum terbuka. Daun diputar 90 o
kekiri. Kemudian dengan membuka spekulum, serviks
terlihat diantara dua ujung daun spekulum. Perhatikan
bentuk, ukuran, warna ostium eksternum, adanya sekret,
dan kelainan yang mungkin ada. Fornices diperhatikan
pula, dengan memutar 90o daun spekulum. Kedudukan
spekulum dikunci. Rongga vagina, serviks dan fornices
dibersihkan dengan larutan antiseptika. Dilakukan
inspeksi serviks dan sekitarnya, serta mendiskripsikannya.
Sekrup pengunci dikendorkan, spekulum dilepas.

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 57
13. Dokter melakukan pemeriksaan bimanual. Pemeriksa
berdiri, mengambil sikap tangan kanan di vulva, tangan
kiri di supra pubis.Ibu jari dan telunjuk tangan kiri
membuka vulva. Jari keempat dan kelima tangan kanan
dalam posisi fleksi,

PEMERIKSAAN GINEKOLOGIK

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 3 of 3
PALU

PROSEDUR jari yang lain ekstensi. Jari tengah tangan kanan menekan
introitus ke arah dorsal, lalu didorong masuk, diikuti jari
tengah, sampai menyentuh serviks. Tangan kiri berada di
daerah suprapubik atau fundus uteri, untuk mengarahkan
organ yang diperiksa. Kedua ujung jari tangan kanan
berada di forniks posterior. Ujung jari tangan kiri berada
di atas abdomen di daerah suprasimfisis atau di fundus
uteri. Kedua tangan berusaha menilai organ pelvis,
termasuk tumor-tumor yang mungkin ada. Menilai ;
a. mukosa vagina: licin, kasar, ada massa, septum, dll
b. serviks: besar, posisi, konsistensi, permukaan,
gerakan, benjolan, dll
c. korpus uteri: besar, konsistensi, posisi, gerakan,
massa, permukaan, nyeri tekan, dll.
d. parametrium dan adneksa: kaku, lemas, massa, nyeri
tekan,
e. massa tumor: besar, konsistensi, permukaan, gerak,
asal, nyeri tekan, batas kutub bawah, masuk rongga
panggul atau tidak, dll
f. Untuk pemeriksaan dalam pada ibu hamil maka yang
dinilai adalah : Vulva/vagina, Portio, pembukaan,
Ketuban, presentasi, ubun-ubun kecil (pada presentasi
kepala), sacrum (pada presentasi bokong),
Penurunan/Hodge, kesan panggul dalam, dan
pelepasan.
12. menarik tangan dari vagina, setelah pemeriksaan selesai
dan mengangkat tangan kiri dari dinding perut

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 58
13. memberitahukan bahwa pemeriksaan sudah selesai dan
menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
Akhir pemeriksaan, mencatat hasil pemeriksaan dengan benar ke
dalam rekam medik pasienPastikan sumbu memanjang sumbu
memanjang t
UNIT TERKAIT Instalasi gawat darurat kebidanan, Instalasi rawat inap (Nifas),
Instalasi kamar bersalin

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 59
OBSERVASI PASIEN

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 2
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Observasi adalah suatu tindakan pengamatan secara kontinu dan
komprehensif terhadap kondisi pasien sampai pada kondisi
tertentu sebelum dipindahkan keruang rawat inap atau
dipulangkan
sar ase dari awat darurat jantu(CPR).
TUJUAN 1. Bidan mampu mengidentifikasi pasien yang mengalami
kegawatdaruratan obstetrik dan ginekologi
2. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai diagnosa
3. Menurunkan mortalitas dan mobiditas ibu dan bayi otak,

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU


Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Observasi Pasien di Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu
PROSEDUR Persiapan Alat :
19. Sarung tangan steril
20. Stateskop
21. Tensimeter
22. Termometer
23. Stop watch / Jam
24. Senter
25. Dopler
26. Pita meter
27. Air dtt
Langkah- langkah :
5. Menerima pasien baru sesuai triase
6. Menjelaskan tujuan pada keluarga pasien
7. Membawa alat-alt kedekat pasien
8. Mengobservasi kondisi pasien setiap 5-30 menit sesuai
dengan tingkat kegawatannya
9. Hal-hal yang perlu diobservasi :
a. Keadaan umum pasien

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 60
b. Kesadaran pasien

OBSERVASI PASIEN

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 2
PALU

PROSEDUR c. Kelancarann jalan nafas


d. kelancaran pemberian O2
e. Tanda –tanda vital : Tensi, Nadi, suhu, dan pernafasan
f. Kelancaran tetesan infus
g. His, bjf, dan kemajuan persalinan (pada pasien Gravid)
h. Pelepasan pervaginam (darah, lendir, dan air)
i. Hasil observasi dapat menentukan keadaan pasien
yang membutuhkan rawat jalan atau rawat inap.

a. Rawat Jalan
1. Pasien Gravid aterm dengan his palsu
2. Pasien gravid preterm dengan kontraksi uterus
( tanpa disertai pelepasan lendir,darah dan air)
3. Pasien ginekologi yang tidak membutuhkan
tindakan segera seperti ( mioma uteri, kita ovarium,
kista bartholini, molahidatidosa, ca cerviks, ca
mamae )
b. Rawat inap
1. IGD kebidanan
2. Pasien inpartu dengan pembukaan > 8 cm
c. KB dan Nifas
1. Pasien inpartu dengan pembukaan < 8cm
2. Pasien hiperemesis
3. Pasien ginekologi yang membutuhkan tindakan
segera dan perawatan lanjut (mioma uteri, kita
ovarium, kista bartholini, molahidatidosa, ca
cerviks, ca mamae)
4. Pasien obstetri ginekologi dengan anemia
d. OK Cito
1. Pasien dengan gawat janin
2. Pasien HT, PER, PEB, dan Eklamsi
3. Pasien dengan makrosomia, letak bokong, gemelly,

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 61
riwayat obstetric buruk, anak mahal, KPD, Plasenta
previa, solusio plasenta.
4. ICU
dan angkat s

Instalasi Gawat Darurat Kebidanan, Instalasi Kamar Bersalin ,


UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap (Nifas), Instalasi OK Cito, ICU, ICVCU

BEDAH SESAR (SC)

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 3
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada perut dan dinding rahim (segmen bawah rahim = SBR)
dengan syarat umur kehamilan > dari 28 mg.

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 62
TUJUAN 1. Melahirkan janin secepatnya.
2. Mencegah komplikasi yang mengancam keselamatan ibu dan
janin.
fungsi normal jantung dan ventilasi.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Bedah Sesar (SC) di Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu
PROSEDUR 1. Dokter menjelaskan kepada pasien dan atau keluarga pasien
prosedur dan risiko tindakan selanjutnya pasien dan atau
keluarga pasien menandatangani formulir persetujuan
tindakan medis.
2. Dokter menetukan jenis pemeriksaan laboratorium : darah
rutin, HbsAg, fungsi Hepar dan ginjal serta elektrolit (jika
diperlukan)
3. Dokter mengkonsultasikan pasien ke bagian anestesi,
kemudian bidan menyerahkan status pasien yang berisi
lembar konsul anestesi ke perawat anestesi/ OK
4. Dokter dibantu perawat atau bidan memasang infus dan
kateter karet tinggal
5. Perawat atau bidan mengganti baju pasien
6. Perawat atau bidan membawa pasien ke kamar operasi
7. Perawat kamar operasi mempersiapkan peralatan operasi
8. Pasien ditidurkan di atas meja opeasi dengan sebelumnya
diberikan premedikasi di ruang persiapan oleh dokter anestesi.
9. Dokter anestesi melakukan anestesi

10.

BEDAH SESAR (SC)

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 3
PALU

PROSEDUR 11. Dokter melakukan preparasi daerah operasi dengan alkohol


70% dilanjutkan dengan betadine.
12. Dokter menutup tubuh pasien dengan kain steril kecuali
daerah operasi
13. Dokter melakukan irisan pada dinding perut 1 cm di atas
SOP ke arah pusat sepanjang 10 cm atau irisan melintang

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 63
(Pfannenstiel), kemudian irisan diperdalam lapis demi lapis.
(sub kutis, fascia, otot, peritoneum parietale). Setelah
peritoneum dibuka, pasang tampon usus, dilakukan
pembukaan pada plika vasitouterina kemudian kandung kecil
disisihkan sejauh mungkin ke kaudal.
14. Dokter melakukan irisan pada segmen bawah rahim
kemudian dilebarkan secara tumpul. Tangan kiri operator
memegang tegak janin (presentasi kepala), mencari kaki
janin kemudian melakukan ekstraksi (pada presentasi bokong
dan letak lintang), setelah janin lahir dilakukan pemotongan
tali pusat (diantara dua klem), muka bayi diusap untuk
membersihkan lendir, kemudian janin diserahkan kepada
perawat / dokter perinatologi untuk resusitasi
15. Dilakukan masase uterus kemudian disuntikkan 10 unit
oksitosin intramural
16. Sudut perdarahan kanan, kiri diklem kemudian diikat dengan
benang kromik catgut
17. Segmen bawah rahim dijahit dua lapis satu satu atau kros
kemudian dijahit secara jelujur
18. Tampon usus diangkat, kavum abdomen dibersihkan, kontrol
perdarahan
19. Dilakukan reperitonealisasi viscerale dan parietale
20. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis. Otot didekatkan
dengan cat gut plain satu-satu, Fascia dijahit dengan benang
vicryl jelujur terkunci, subkutis dijahit dengan cat gut plain
satu-satu, kulit dijahit secara subkutikuler atau jahitan
terputus
Buka jalan napas pasien dengan menggunakan salah satu
manuver berikut.
pada sternum.

BEDAH SESAR (SC)

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 3 of 3
PALU
PROSEDUR 21. Membersihkan luka operasi dan kulit dengan kasa yang
dibasahi larutan antiseptik (povidon iodin) dan menutup
jahitan dengan kasa di atasnya lalu rekatkan dengan plester

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 64
22. Dokter menulis laporan operasi di catatan medik pasien .

UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Bersalin, Instalasi Gawat Darurat Kebidanan,


Instalasi rawat inap (Nifas), ICU/ ICCU

FETAL DOPPLER

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 2
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL

dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P


PENGERTIAN Doppler adalah suatu alat yang digunakan untuk mendengar bunyi
detak jantung janin pada ibu hamil.uan hidup dasar adalah fase (
TUJUAN 1. Sebagai acuan petugas dalam menggunakan Fetal Doppler agar
penggunaannya benar
2. Untuk mengetahui bunyi detak jantung janin pada ibu hamil
yang merupakan tanda pasti kehamilan dengan janin hidup.
3. Untuk mengetahui normal denyut jantung janin yaitu 120 – 150
x/ Menit.an oksigen ke otak, jantung, dan organ-organ vital
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan Fetal
Doppler di Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu
PROSEDUR A. Persiapan Alat Dan Bahan :
1) Doppler
2) Jelly
3) Tissue

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 65
4) Jam
B. Langkah-langkah :
1. Petugas memberikan salam kepada pasien
2. Petugas melakukan konfirmasi identitas pasien
3. Petugas melakukan informed consent
4. Petugas mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
5. Petugas menyiapkan Fetal Doppler secara lengkap sebelum
digunakan
6. Petugas mempersilahkan pasien baring di tempat tidur,
tutup dengan selimut perut bagian bawah sampai kaki
pasien
3. (oral airway)

FETAL DOPPLER

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 2
PALU

7. Petugas meletakkan alat Fetal Doppler di dekat pasien


8. Petugas menaikkan sedikit baju pasien ke atas dan
menurunkan sedkit celana pasien ke bawah kemudian olesi
jelly secukupnya ke beberapa bagian perut pasien
9. Petugas menekan tombol freeze, alat ultrasonic ditempelkan
diperut pasien secara perlahan-lahan, geser kekanan dan
PROSEDUR kekiri pastikan bunyi jantung janin dengan baik melalui
speaker LCD+2 detik, setelah pasti mendengarkan bunyi
jantung janin, hitung menggunakan jam selama 1 menit
10. Petugas memberikan penjelasan pada pasien dengan hasil
pemeriksaan detak jantung janin yang di dapatkan normal
denyut jantung janin 120 – 150 x / Menit
11. Petugas mematikan tombol power on / off Fetal Doppler
8. sternum.
Unit terkait Instalasi Gawat Darurat Kebidanan, Instalasi Kamar bersalin,
Instalasi rawat inap (Nifas) , Poliklinik KIA

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 66
ANTE NATAL CARE (ANC)

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 5
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 67
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil
dan selama kehamilannya, mempersiapkan ibu agar memahami
pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, serta
mendeteksi secara dini factor resiko dan menangani masalah
tersebut secara dini.ntuan hidup dasar adalah fase khusus dari \
hentu atau inCPR).
TUJUAN Memantau perkembangan ibu hamil dan bayinya serta mendeteksi
secara dini adanya komplikasi dalam kehamilan Mengalirkan
jantung
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah PaluNomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Antenatal Care (ANC) di RSU Tadulako
PROSEDUR A. Persiapan alat
1. Meja kursi
2. Tempat tidur
3. Tensimeter dan stetoskop
4. Selimut
5. Meteran Timbangan pengukur LILA
6. Metline
7. Alat cuci tangan (air, desinfektan, sabun, handuk)
8. Kartu pemeriksaan : Kartu Ibu, KMS Bumil, surat pengantar
untuk rujukan
9. Lemba Resep
10. Pencatatan (Buku KIA, Register, kohort Bumil)
11. Refleks Hammer
12. Jangka panggul

ANTE NATAL CARE (ANC)

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 5
PALU
PROSEDUR B. Persiapan pasien
1. Pasien di persilahkan untuk tidur di atas tempat tidur
2. Selimuti pasien
3. Mempersilahkan pasien untuk membuka bagian tubuh
yang akan di periksa

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 68
4. Mengatur posisi ibu
C. Pelaksanaan
1. Anamnesa:
a) Riwayat perkawinan.
b) Riwayat penyakit ibu dan keluarga.
c) Status riwayat Haid, HPHT.
d) Riwayat imunisasi Ibu saat ini
e) Kebiasaan ibu.
f) Riwayat persalinan terdahulu
g) Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia
kehamilan dan buat taksiran persalinan.
2. Pemeriksaan Umum.
a) Keadaan umum Bumil
b) Ukur TB, BB, Lila.
c) Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HRPemeriksaan fisik
menyeluruh ( dari kepala sampai ekstremitas). Mata :
conjungtiva, ikterus ; Gigi, Kaki : Oedema kaki , dst.
3. Pemeriksaan khusus.
A. UMUR KEHAMILAN <20 mgg :
a). Inspeksi.
1. Tinggi fundus
2. Hyperpigmentasi (pada areola mammae, Linea
nigra).
Striae.
b) Palpasi.
1.Tinggi fundus uteri
2. Keadaanperut
c) Auskultasi.
Berlututlah disamping paebelah jari telunjuk pada sternum.

ANTE NATAL CARE (ANC)

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 3 of 5
PALU
PROSEDUR B. UMUR KEHAMILAN > 20 mgg :
a) INSPEKSI.
1. Tinggi fundus uteri
2. Hyperpigmentasi dan striae

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 69
3. Keadaan dinding perut
b) PALPASI.
Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb :
Pemeriksan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian
lateral kanan.
Leopold 1.
1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari
tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan,
fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk
tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi
tepi atas simfisis)
2. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi
uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga
menghadap kebagian kepala ibu.
3. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus
uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak
tangan kiri dan kanan secara bergantian
Leopold 2.
1. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral
kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral
kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama.
2. Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser
kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan
memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil
(ekstremitas).

ANTE NATAL CARE (ANC)

KLINIK SFS PKU Halaman


MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 4 of 5
PALU
PROSEDUR Leopold 3
1. Tangan kiri menahan fundus uteri
2. Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 70
uterus teraba bagian yang bulat, melenting, keras, dan dapat
digoyangkan maka itu adalah kepala. Namun jika teraba
bagian yang bulat, besar, lunak dan sulit digerakkan maka ini
adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan kedua
bagian seperti diatas, maka pertimbangkan apakah janin
dalam letak melintang.
3. Pada letak sungsang atau melintang dapat dirasakan ketika
tangan kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan
merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama
ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).
4. Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala
goyangkan jika masih mudah digoyangkan, berarti kepala
belum masuk panggul , namun jika tidak dapat digoyangkan
berarti kepala sudah masuk panggul, lalu lanjutkan dengan
Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh kepala masuk
panggul.
Leopold 4.
1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding
lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari
tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
2. Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan
semua jari-jari tangan kanan yang meraba dinding bawah
uterus.
3. Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan
kanan (konvergen/divergen)
4. Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan
memegang bagian kepala didekat leher dan bila presentasi
bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi)
5. Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul,
kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan
kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas panggul.

ANTE NATAL CARE (ANC)

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 5 of 5
PALU

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 71
c). Auskultasi.
Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin.
d). PemeriksaanTambahan.
Laboratorium rutin :PP Test, Gol. Darah, Hb, Albumin,
reduksi dan USG
Akhir pemeriksaan :
1. Buat kesimpulan hasil pemeriksaan
2. Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan
3. Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status
pasien.
PROSEDUR 4. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang
meliputi :usia kehamilan, letak janin, posisi janin,
Tafsiran persalinan, Resiko yang ditemukan atau
adanya penyakit lain.
5. Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang.
6. Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil
pemeriksaan
7. Jelaskan pentingnya imunisasi TT
8. Jelaskan pentingnya pemberian tablet Fe hingga 90
tablet
9. Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan
10. Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumah Sakit

UNIT TERKAIT Poliklinik KIA, Instalasi gawat darurat kebidanan

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 72
PEMBERIAN OKSITOSIN UNTUK INDUKSI DAN
STIMULASI

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 2
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Oksitosin alami adalah hormon peptid yang diproduksi oleh
hipotalamus dan dilepaskan hipofisis posterior yang mempunyai
efek merangsang kontraksi uterus.
Oksitosin yang digunakan untuk induksi dan stimulasi adalah
preparat injeksi oksitosin sintetik yang mempunyai efek sama
dengan oksitosin alami.n hidup dasar adalah fase khusus dari).
TUJUAN Memasukkan preparat oksitosin ke dalam tubuh sampai mencapai
kadar tertentu sehingga menimbulkan kontraksi uterus yang
adekuat engalirkan oksigen ke otak, jantung, dan organ-
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Pemberian Oksitosin untuk Induksi dan Stimulasi di Klinik SFS
PKU Muhammadiyah Palu
PROSEDUR 1. Dokter memberikan penjelasan kepada pasien dan atau
keluarga secara lisan mengenai tujuan dan risiko
pemberian preparat oksitosin, dan selanjutnya
menandatangani formulir persetujuan tindakan medis
(informed consent).
2. Dokter dibantu perawat/bidan melakukan pemeriksaan
obstetri, tanda vital dan kesejahteraan janin
(kardiotokografi)
3. Perawat/bidan melakukan pemasangan infus dengan
cairan kristaloid (500 ml) yang telah diisi dengan oksitosin
5 IU.
4. Dokter menentukan dosis awal dengan kecepatan rendah,
yaitu 4 mIU/menit (8 tetes/menit), dan menaikkan dosis
secara bertahap 2 mIU/menit (4 tetes/menit) tiap 15 menit
sampai mencapai his yang efektif yaitu kontraksi dengan
interval 2-3 menit dan durasi 50-55 detik. Tetesan dapat
dinaikkan sampai dosis maksimal yaitu 30 mlU/menit (60

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 73
tetes/menit). data

PEMBERIAN OKSITOSIN UNTUK INDUKSI DAN


STIMULASI

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 2
PALU
5. Dokter/bidan melakukan observasi terhadap pasien dan
denyut jantung janin (DJJ) tiap 15 menit, bila dianggap
perlu dilakukan monitoring DJJ secara kontinyu dengan
kardiotokografi.
6. Dokter mengurangi atau menghentikan pemberian
preparat oksitosin jika kontraksi menjadi terlalu kuat,
berkepanjangan atau frekuensinya berlebihan, tonus
uterus meningkat atau terjadi perubahan DJJ (fetal
distress).
7. Dokter melakukan pemeriksaan bimanual ulang bila infus
habis, atau ada indikasi (ketuban pecah, atau pasien
tampak ingin mengejan).
PROSEDUR 8. Dokter menilai respon pemberian preparat oksitosin
dengan melakukan pemeriksaan his dan bimanual,
selanjutnya dilaporkan ke konsulen obgin.
9. Dokter menyatakan pemberian preparat oksitosin gagal
bila setelah dosis total 5 IU Oksitosin (1 botol) habis
tetapi tidak memberikan respon yang diharapkan.
10. Dokter mengawasi komplikasi maternal maupun janin
yang mungkin terjadi, antara lain: sindrom
hiperstimulasi, ruptura uteri, intoksikasi air, fetal distress,
dll. Penanganan sindrom hipertimulasi berupa pemberian
antidotum yaitu selain menghentikan pemberian preparat
oksitosin dan memberikan suntikan terbutalin intravena
dengan dosis 0,25 mg (1 ampul)
sternum dan jari telunjuk disebelahnnya. Letakkan
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat Kebidanan, Instalasi Kamar bersalin,
ICU/ICCU

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 74
INDUKSI PERSALINAN DENGAN MISOPROSTOL

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 2
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Induksi persalinan adalah suatu usaha agar persalinan mulai
berlangsung dengan jalan merangsang timbulnya his.

TUJUAN Mengakhiri suatu kehamilan dan menimbulkan persalinan.normal


antung dan ventilasi.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah PaluNomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Induksi persalinan dengan Misoprostol di RSU Tadulako
PROSEDUR 1. Dokter menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien
mengenai prosedur dan risiko tindakan.
2. Pasien dan atau keluarga pasien menandatangani formulir
persetujuan tindakan medik.
3. Perawat/bidan melakukan pemeriksaan tanda vital.
4. Dokter menentukan nilai bishop score
5. Dokter melakukan pemeriksaan obstetri dan monitoring
kesejahteraan janin.
6. Dokter dan atau dibantu perawat / bidan mempersiapkan
tablet misoprostol dipersiapkan: 1 tablet 200 ug.
7. Dokter/bidan memberikan tablet misoprostol untuk induksi
yang dapat dilakukan secara oral atau pervaginam
8. Pemberian tablet misoprostol untuk induksi sebanyak 50 ug
(1/4 tablet), tiap kali pemberian.
9. Dokter melakukan evaluasi setelah 5 - 6 jam pemberian
tablet, apabila belum masuk dalam persalinan pemberian 1/4
tablet dapat diulang kembali, sampai total 1 tablet (1 seri)
dan evaluasi tetap 5- 6 jam setelah pemberian tablet dan

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 75
mencatat hasil pemeriksaan di catatan medik pasien.
10. Apabila sudah masuk dalam persalinan setelah pemberian
tablet, maka untuk pemberian 1/4 tablet berikutnya dapat
distop.
n punggung/ g keras)

INDUKSI PERSALINAN DENGAN MISOPROSTOL

KLINIK SFS PKU Halaman


No. Dokumen No. Revisi
MUHAMMADIYAH Page 2 of 2
PALU
11. Dokter memeriksa ulang serviks dan mengkonsultasikan
ulang ke konsulen apabila dalam 1 seri (1 tablet) belum
terjadi proses persalinan, untuk melanjutkan induksi seri
ke- 2.
12. Dokter melakukan pemeriksaan ulang serviks, menentukan
tindakan dan mengkonsultasikan ulang ke konsulen jika
PROSEDUR
dalam 2 seri belum terjadi proses persalinan. Pasien dengan
ketuban utuh dapat diistirahatkan dan diinduksi lagi esok
harinya dengan persiapan yang sama, kecuali terdapat
kontraindikasi melanjutkan induksi atau kasus-kasus
tertentu (misal : Preeklamsia berat/Eklamsia atau ketuban
sudah tidak utuh).
Buk pada sternum.
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat Kebidanan, Instalasi Kamar bersalin

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 76
PENANGANAN RAWAT JALAN PREEKLAMSIA RINGAN
(PER)

KLINIK SFS PKU


Halaman
MUHAMMADIYAH No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 1
PALU
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPRASIONAL
dr. Mariani Rasyid HS.Sp.P
PENGERTIAN Patologi kehamilan yang ditandai dengan trias : hipertensi, edema
dan proteinuria yang terjadi setelah umur kehamilan 20 minggu
sampai segera setelah persalinan
Kriteria PER:
1. Tekanan Darah : Diastolik 90 - <110 mmHg Sistolik 140 -
<160 mmHg
2. Proteinuria : < 5 gr / It dalam 24 jam atau dipstick ≤
2+
3. Edema : lokal atau generalantuan hidup dasar
adalah fase khusus dari penanganan gawat darurat jantung
TUJUAN Mencegah PER menjadi Preeklamsia Berat (PEB) atau Eklamsia i
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan
Penanganan Rawat Jalan Preeklampsia (PER) di Klinik SFS PKU
Muhammadiyah Palu
PROSEDUR 1. Perawat/Dokter melakukan pemeriksaan Berat Badan, Tinggi
Badan, Tensi, Nadi.
2. Dokter melakukan pemeriksaan fisik (Leopold I-IV).
3. Pemeriksaan laboratorium :
a. Darah dan urin rutin.
b. Uji faal hati dan faal ginjal (bila diperlukan).
c. Proteinuri.
4. Dokter menganjurkan :
a. Cukup istirahat (berbaring, tidur miring, tidur siang, waktu
tidur cukup).
b. Diet cukup protein dan vitamin, rendah karbohidrat dan
lemak.
5. Sedatif ringan, diazepam 3 x 2 mg atau luminal 3 x 30 mg
selama 7 hari (kalau tidak bisa istirahat).
6. Kontrol seminggu 2 kali.

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 77
penahan, letakkan pasien pada permukaan
UNIT TERKAIT Poliklinik KIA, Instalasi Gawat Daruat Kebidanan, Instalasi
Kamar Bersalin, Instalasi rawat inap (Nifas)

Standar Prosedur Operasional Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Klinik SFS PKU Muhammadiyah Palu Page 78

Anda mungkin juga menyukai