Anda di halaman 1dari 30

lOMoARcPSD|32438442

MEWUJUDKAN MAHASISWA INDONESIA YANG CERDAS DAN


BERKARAKTER. IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM
MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA DI PERGURUAN TINGGI
lOMoARcPSD|32438442

Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya, saya sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Mewujudkan Mahasiswa Indonesia yang Cerdas dan Berkarakter:
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Kampus Merdeka di
Perguruan Tinggi” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai
pemenuhan UTS dari mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan kepada para mahasiswa dan masyarakat
umum dalam mewujudkan mahasiswa indonesia yang cerdas dan berkarakter:
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kampus merdeka di
perguruan tinggi.
Saya sebagai penulis atau pembuat essay makalah ini, menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 22 Oktober 2023

2
lOMoARcPSD|32438442

DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................4


B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................................5
BAB II LANDASAN PEMIKIRAN........................................................................................6

BAB III METODE PENULISAN MAKALAH.....................................................................8

BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................................9

A. Implementasi Merdeka Belajar dari Kampus Merdeka Saat Ini.....................................9


B. Bentuk Upaya Dalam Perwujudan Program Kampus Merdeka Pada Peserta Didik dan
Mahasiswa....................................................................................................................13
C. Ciri-ciri Mahasiswa Pancasila yang Cerdas dan Berkarakter......................................17
BAB V PENUTUP......................................................................................................................24

A. Kesimpulan...................................................................................................................24
B. Saran.............................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................26

3
lOMoARcPSD|32438442

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya segala sesuatu di alam semesta ini memiliki nilai, mulai
tumbuhan, hewan, manusia, laut, gunung, hutan, sampai mikroorganisme yang tidak
tampak sekalipun.Hanya saja, yang perlu dipahami sejauhmana nilai itu berdampak
pada kehidupan manusia, atau bagaimana nilai tersebut berkaitan dengan kehidupan
manusia.Banyak pandangan tentang nilai terutama dalam menggolong-golongkan
nilai dan penggolongan tersebut amat beraneka ragam tergantung pada
pandangannya masing-masing.
Max Scheler misalnya mengemukakan bahwa nilai pada hakikatnya berjenjang,
jadi tidak sama tingginya dan tidak sama luhurnya. Nilai-nilai itu dalam
kenyataannya ada yang lebih tinggi da ada yang lebih rendah bilamana
dibandingkan satu dengan yang lainnya.Sejalan dengan pandangan tersebut,
Notonagoro merinci nilai disamping bertingkat juga berdasarkan jenisnya, ada yang
bersifat material dan nonmaterial.Dalam hubungan ini manusia memiliki orientasi
nilai yang berbeda tergantung pada pandangan hidup dan filsafat hidup masing-
masing.Ada sekelompok orang mendasarkan pada orientasi nilai material, namun
ada pula yang sebaliknya, yaitu berorientasi pada nilai yang nonmaterial. Bahkan
sesuatu yang nonmaterial itu mengandung nilai yang bersifat mutlak bagi manusia.
Nilai-nilai material relatif lebih mudah diukur yaitu menggunakan indera maupun
alat pengukur lainnya seperti berat, panjang, lebar, luas, dan sebagainya. Dalam
menilai hal-hal yang bersifat rohaniah yang menjadi alat ukur adalah hati nurani
manusia yang dibantu oleh alat indera manusia yaitu cipta, rasa, karsa, serta
keyakinan manusia
Menurut Notonagoro, bahwa nilai-nilai Pancasila termasuk nilai kerohaniaan,
tetapi nilai-nilai kerohaniaan yang mengakui nilai material dan nilai vital. Dengan
demikian nilai-nilai Pancasila yang tergolong nilai kerohaniaan itu juga
mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai material, nilai
vital, nilai kebenaran, nilai keindahan atau estetis, nilai kebaikan atau nilai moral,
maupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat sistematik-hierarchis, yang
mana sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai basisnya sampai dengan sila
Keadilan sosial sebagai tujuannya (Darmodihardjo, 1978). Nilai-nilai Pancasila yang
terkandung dalam sila I sampai dengan sila V merupakan cita-cita, harapan,
dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya. Seharusnya
nilai-nilai tersebut terimplementasi dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.Tidak terkecuali, siapapun asalkan dia sebagai warga
4
lOMoARcPSD|32438442

Negara, pejabat Negara, aparatur pemerintah kesemuanya berpedoman pada dasar


falsafah Negara yakni Pancasila. Demikian pula institusi sekolah maupun perguruan
tinggi harusnya dapat menterjemahkan nilai-nilai Pancasila sekaligus berupaya
dengan beraneka ragam cara agar perwujudannya dapat dilaksanakan secara konkrit
oleh segenap peserta didik dan pengelola pendidikan. Insan pendidikan tinggi yang
tercakup dalam sivitas akademika, merupakan komponen bangsa yang berfungsi
sebagai pendukung nilai-nilai (subscriber of values) Pancasila.Bangsa Indonesia
yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan,
dan yang berkeadilan social. pendukung nilai, bangsa Indonesia itulah yang
menghargai, mengakui, menerima Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai.
Pengakuan, penghargaan dan penerimaan Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai
akan tampak menggejala dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia.
Kalau pengakuan, penerimaan atau penghargaan itu telah menggelora dalam sikap,
tingkah laku dan perbuatan manusia dan bangsa Indonesia, maka bangsa Indonesia
dalam hal ini akan kokoh dalam pendirian menghadapi berbagai pengaruh dalam
maupun luar yang akan mengikis identitas nasional sekaligus akan tetap
mengembangkannya dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan manusia Indonesia

5
lOMoARcPSD|32438442

B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang tersebut, datap dibuat rumusan masalah dengan sebagai
berikut:
1) Bagaimana implementasi Merdeka Belajar dari Kampus Merdeka saat
ini?
2) Bagaimana bentuk upaya dalam perwujudan program Kampus Merdeka
pada peserta didik dan mahasiswa?
3) Bagaimana ciri-ciri mahasiswa (pelajar) Pancasila yang cerdas dan
berkarakter?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi dengan memfasilitasi
aspirasi, inovasi, dan semangat sivitas akademika kampus di
Indonesia
2. Untuk menjadikan mahasiswa agar lebih bersosialisasi dengan
lingkungan diluar

6
lOMoARcPSD|32438442

BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN

Statuta Universitas Negeri Jakarta Bab 11 Pasal 3 ayat (1) menyebutkan


bahwa Visi UNJ adalah lembaga pendidikan tinggi nasional yang
dikembangkan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, menghasilkan tenaga kependidikan dan
non kependidikan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
kemampuan kepemimpinan dan kemampuan akademis-profesional,
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, guna menghadapi
tantangan masa depan, serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Ayat (2) point (a), (c) dan (d) menyebutkan bahwa misi UNJ adalah :

- Menghasilkan dan mengembangkan ilmu teknologi dan/atau


kesenian serta menjunjung tinggi akhlak dan nilai-nilai kemanusiaan
dalam semua kehidupan.
- Mengembangkan lembaga menjadi lembaga pendidikan yang
mempunyai kemampuan penelitian yang unggul guna memenuhi
kebutuhan pembangunan bangsa.
- Menciptakan budaya akademik yang kondusif untuk/dengan
memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal,
mendorong civitas akademika dan tenaga pendukung untuk belajar
sepanjang hayat serta responsif terhadap perubahan sosial budaya.

7
lOMoARcPSD|32438442

Ayat (4) point (a) dan (d) menyebutkan bahwa tujuan UNJ adalah: -
Mengembangkan dan menghasilkan ilmu pendidikan dan pengajaran serta
ilmu ilmu nonkependidikan, yang menjadi komponen pokok penyelenggaraan
pendidikan-pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. -
Mengembangkan dan menghasilkan berbagai karya inovatif produktif untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menghadapi tantangan dan
persaingan global

8
lOMoARcPSD|32438442

BAB III
METODE PENULISAN MAKALAH

A. Waktu dan Tempat Penulisan

Waktu penulisan dimulai pada Sabtu, 21 Oktober 2023. Penulisan


makalah ini dilakukan di Kampus UNJ

B. Fokus Penelitian

Makalah ini berfokus untuk memaparkan dari materi pembahasan yaitu


“Mewujudkan Mahasiswa Indonesia yang Cerdas dan Berkarakter:
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Kampus Merdeka
di Perguruan Tinggi” dalam beberapan poin rumusan masalah.

C. Sumber Data

Data yang digunakan atau didapatkan bersumber dari referensi buku


dengan minimal 3 buku atau jurnal-jurnal nasional yang saya dapatkan
dari internet dengan minimal 5 jurnal, maupun bacaan artikel lainnya.
Baik berupa e-book ataupun PDF yang terpercaya dilihat dari sumber
ataupun kredibilitas dari bacaan tersebut yang dapat diakses gratis
secara online.

9
lOMoARcPSD|32438442

BAB IV
PEMBAHASAN DAN DISKUSI

A. Implementasi Merdeka Belajar dari Kampus Merdeka Saat Ini


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) meluncurkan
kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka yang merupakan Hak Belajar
Tiga Semester di Luar Program Studi. Melalui program MBKM ini, para
mahasiswa diberi kesempatan untuk mendapatkan kompetensi tambahan di luar
capaian pembelajaran yang ditetapkan Prodi sebagai bekal untuk masuk di dunia
kerja setelah lulus sarjana / sarjana terapan.

Di samping itu, pengalaman yang diperoleh akan memperkuat kesiapan


lulusan dalam beradaptasi dengan perkembangan dunia kerja, kehidupan di
masyarakat dan menumbuhkan kebiasaan belajar sepanjang hayat. Implementasi
program MBKM, pembelajaran bauran, dan/atau pembelajaran daring menjadi
salah satu strategi pembelajaran yang efektif untuk memfasilitasi mahasiswa
pada saat mengikuti proses pembelajaran diluar Prodi dan diluar Perguruan
Tinggi.

10
lOMoARcPSD|32438442

Sehubungan dengan hal tersebut, seluruh program studi S1 dari IBI Kesatuan
telah mendesain ulang kurikulum yang ada di program studinya masing-masing
menjadi kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dalam
implementasi kurikulum MBKM tersebut, mahasiswa diberikan kesempatan
untuk berkuliah di luar program studinya dalam kampus IBI Kesatuan, dan
aktivitasnya akan dilakukan semester ganjil (semester 5 & 7) pada bulan
September 2021 kedepan. Perkuliahan di luar program studi dalam IBI Kesatuan
memiliki bobot sekitar 20 SKS dan dilaksanakan dalam 1 semester / 2 semester,
bobot tersebut tergantung dari kurikulum masing-masing program studi.

Pada semester genap (semester 6), mahasiswa akan diberikan program


perkuliahan di luar Perguruan Tinggi. IBI Kesatuan memilih 4 dari 8 bentuk
kegiatan perkuliahan yang sudah ditentukan oleh mendikbud. 4 bentuk kegiatan
perkuliahan tersebut adalah program magang/praktik kerja, asistensi mengajar di
Satuan Pendidikan, kegiatan wirausaha, dan studi/proyek independen. Bentuk
perkuliahan yang sudah ditentukan akan dikembangkan nantinya di masa
mendatang bagi para mahasiswa

IBI Kesatuan berharap implementasi MBKM yang akan dilaksanakan ini


kedepannya akan semakin luas dan bermanfaat bagi mahasiswa yang
mengembangkan minat serta bakatnya melalui kurikulum MBKM ini.

Merdeka belajar di Perguruan Tinggi (PT) menekankan kepada PT agar lebih


otonom. Prinsipnya, dilakukan perubahan paradigma pendidikan agar kampus
menjadi lebih otonom dengan kultur pembelajaran yang inovatif. Kampus
Merdeka sendiri ditujukan untuk memperluas kapasitas penyediaan sumber daya
bagi para mahasiswa. Mulai dari pembukaan program studi baru yang
dimaksudkan untuk memberikan mahasiswa kesempatan memilih jurusan yang

11
lOMoARcPSD|32438442

sesuai dengan kebutuhan pengetahuan dan keterampilannya di masa mendatang


secara detail.

Dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya,


dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus
disiapkan sesuai dengan kebutuhan zaman. Link and match tidak saja dengan
dunia industri dan dunia kerja tetapi juga, bagaimana mahasiswa mampu
mendesain masa depan yang berubah dengan cepat. Perguruan Tinggi dituntut
dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar
mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan selalu relevan.

Kampus Merdeka diharapkan dapat menjadi jawaban atas tuntutan tersebut.


Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang
otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak
mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Program utama yaitu:
kemudahan pembukaan program studi baru, perubahan sistem akreditasi
perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi negeri menjadi PTN berbadan
hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi.

Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar perguruan tinggi, diantaranya


melakukan magang/praktik kerja di industri atau tempat kerja lainnya,
melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa, mengajar disatuan
pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan
kegiatan kewirausahaan, membuat studi atau proyek independen, dan mengikuti
program kemanusisaan.

Semua kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen.


Kampus Merdeka diharapkan dapat memberikan pengalaman kontekstual

12
lOMoARcPSD|32438442

lapangan yang akan meningkatkan kompetensi mahasiswa secara utuh, siap


kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru. Proses pembelajaran dalam

Kampus Merdeka merupakan salah satu perwujudan pembelajaran yang berpusat


pada mahasiswa (student centered learning) yang sangat esensial.

Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan


kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian,
dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari
dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti
persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi,
manajemen, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.

Melalui program merdeka belajar yang dirancang dan diimplementasikan


dengan baik, maka hard dan soft skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat.
Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka diharapkan dapat menjawab
tantangan Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai
perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha dan dunia
industri, maupun dinamika masyarakat.

13
lOMoARcPSD|32438442

Kebijakan Kampus Merdeka telah diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan


Kabudayaan RI Nadiem Makarim pada awal 2020 lalu, terlepas dari kebijakan
tersebut masih menuai pro dan kontra namun, diharapkan dunia pendidikan
Indonesia dapat bergerak ke arah yang lebih baik demi meningkatnya kualitas
sumber daya manusia.

B. Bentuk Upaya Dalam Perwujudan Program Kampus Merdeka


Pada Peserta Didik dan Mahasiswa

1. Mengubah PTN Satker menjadi sebuah PTN BH


Dalam kebijakan kemendikbud dalam kaitannya dengan penerapan
kampus yang merdeka adalah mengubah PTN satker untuk kemudian
menjadi PTN BH. PTN satker adalah sebuah perguruan tinggi negeri
dengan status sebagai satuan kerja dimana didalamnya terdapat layanan
umum yang tersedia. Perubahan tersebut dilakukan dengan mengubah
PTN satker menjadi PTN BH (perguruan tinggi negeri dengan kekuatan
badan hukum).
Perubahan yang dilakukan pada penerapan kampus merdeka tersebut
dikarenakan tuntutan yang ada saat ini telah bergerak dengan sangat
cepat. PTN BH nantinya dipastikan akan dimiliki oleh semua kampus
agar dapat berkompetisi di panggung dumia tentunya.
Pada dasarnya semua PTN dengan status badan hukum nantinya akan
mendapatkan keleluasaan untuk dapat bermitra dengan adanya industri.
Ini juga berkaitan dengan adanya keleluasaan pihak kampus untuk
melakukan proyek komersial nantinya. Adanya PTN BH nantinya juga

14
lOMoARcPSD|32438442

dapat melakukan perubahan pada pengaturan keuangan dengan cepat


sesuai dengan yang paling dibutuhkan.
2. Adanya penyederhanaan pada akreditasi perguruan tinggi
Salah satu kebijakan lainnya yang diterapkan dalam kampus yang
merdeka adalah adanya penyederhanaan pada akreditasi perguruan tinggi.
Kebijakan ini berkaitan dengan program re-akreditasi yang pada dasarnya
bersifat otomatis untuk semua peringkat dan juga bersifat sukarela bagi
perguruan tinggi. Pada dasarnya dalam penerapan kampus yang merdeka,
kedepannya akreditasi tetap berlaku selama lima tahun dan bisa di
perbaharui secara otomatis. Adanya akreditasi A akan diberikan pada
setiap perguruan tinggi yang nantinya bisa berhasil mendapatkan
akreditasi internasional.

3. Membuka prodi baru


Selanjutnya dalam penerapan kampus merdeka, nadiem makarim
menetapkan kebijakan lain yang akan ditetapkan kepada setiap perguruan
tinggi baik itu PTN ataupun PTS. Kebijakan ini berkaitan dengan otonomi
bagi setiap perguruan tinggi baik PTN ataupun PTS untuk membuka atau
mendirikan sebuah program studi yang baru.

15
lOMoARcPSD|32438442

Otonomi pendirian prodi baru nantinya akan diberikan jika sebuah


PTN atau PTS telah memiliki akreditasi A ataupun B. Nadiem
melanjutkan bahwa hak otonom tersebut diberikan jika telah melakukan
kerjasama dengan organisasi atau universitas yang masuk pada QS Top
100 World Universities. Dalam penetapan kebijakan ini ada pengecualian
pada program pendidikan dan juga bidang kesehatan.

Kerjasama yang dilakukan tersebut mencakup pada penyusunan


kurikulum, praktik kerja lapang atau bisa dikatakan magang, dan juga
penempatan kerja bagi mahasiswa. Dalam pembukaan atau pendirian
prodi baru nantinya kemdikbud akan melakukan kerjasama dengan
perguruan tinggi serta mitra prodi dalam melakukan pengawasa. Tracer
study pada dasarnya menjadi kewajiban yang dilakukan setiap tahunnya
dan perguran tinggi wajib memastikan penetapan hal tersebut.

4. Adanya kegiatan dua semester diluar kampus

Pada dasarnya apapun yang dipelajari seringkali hanyalah menjadi


sebuah starting point saja yang dimiliki. Adanya kebijakan untuk
melakukan kegiatan selama dua semester diluar kampus pada dasarnya
menjadi sebuah bentuk kemerdekaan yang didapatkan oleh mahasiswa.

16
lOMoARcPSD|32438442

Kegiatan di luar kampus bisa dilakukan dengan berbagai macam hal


mulai dari magang atau praktik pada suatu organisasi. Mengajar pada
sebuah sekolah didaerah terpencil pada dasarnya juga menjadi salah satu
contoh penerapan kegiatan dua semester diluar kampus. Mahasiswa juga
bisa melakukan kegiatan membantu riset atau penelitian dosen serta
membantu mahasiswa S2 dan S3 melakukan penelitian.

Adanya kebijakan kampus merdeka yang memberikan keleluasaan


kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan diluar kelas akan
mendorong mereka untuk mandiri. Kampus yang memberikan
keleluasaan kepada mahasiswa untuk kegiatan diluar kelas akan
membantu mereka lebih tahu penerapan ilmunya dalam suatu bidang
kerja. Ini akan membantu mahasiswa untuk kemudian bisa lebih siap
menghadapi dunia kerja yang saat ini semakin sulit.

Empat kebijakan tersebut pada dasarnya akan mendorong keberhasilan


pada penerapan kampus merdeka yang diterapkan nantinya. Semua pihak
tentu perlu mendukung adanya penerapan kampus yang merdeka dan
membantu mahasiswa lebih siap menjadi SDM yang unggul.

17
lOMoARcPSD|32438442

C. Ciri-ciri Mahasiswa Pancasila yang Cerdas dan Berkarakter


Nilai karakter yang terkadung dalam tiap sila Pancasila yaitu nilai karakter
yang religius, peduli sosial, kemandirian, patriotisme, kebersamaan, demokratis,
dan adil. Karakter merupakan pengetahuan, pemahaman sekaligus pengalaman
akan suatu perbuatan yang sesuai dengan norma yang berlaku baik dalam
keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara yang kemudian diaktualisasikan
dalam perilaku keseharian yang telah menetap atau dilakukan secara berulang-
ulang.

Menurut bahasa (etimologis) istilah karakter berasal dari bahasa Latin, yaitu
kharakter, kharassaein, dan kharax. Sedangkan dalam bahasa Yunani karakter
berasal dari kata charassei, yang berarti membuat tajam dan membuat dalam.
Dalam bahasa Inggris character dan dalam bahasa Indonesia lazim digunakan
dengan istilah karakter. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat bahasa
Departemen Pendidikan Nasional kata karakter berarti sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain atau
bermakna bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas,

18
lOMoARcPSD|32438442

sifat, tabiat, temperamen, watak. Depdiknas (Gunawan, 2012:2) menguraikan


bahwa istilah berkarakter artinya memiliki karakter, memiliki kepribadian,
berprilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Individu yang berkarakter baik atau
unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara, serta
dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi
(pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesa-daran, emosi, dan motivasinya
(perasaannya).

Rohani (Ketua Prodi PPKn) menjelaskan bahwa karakter Pancasila dapat


dijelaskan bahwa Pancasila harus dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak dapat
ditukarbalikkan letak dan susunannya. Merealisasikan nilai-nilai Pancasila
dalam bidang kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan kewajiban moral
bagi setiap warga negara, tidak terkecuali mahasiswa. Nilai Pancasila yang
harus ditanamkan pada diri mahasiswa adalah nilai religius, kemanusiaam,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Selanjutnya, Erna Octavia (Sekpro PPKn)
mengatakan bahwa karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila
sebagai berikut: (1) karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman
dan bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab,
berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan
berjiwa patriotik; (2) karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas,
kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif.
Kemudian, berkenaan dengan nilai Pancasila yang perlu ditanamkan pada diri
mahasiswa agar menjadi warga negara yang baik dan cerdas adalah
berlandaskan kepada lima sila Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

19
lOMoARcPSD|32438442

Berdasarkan teori dan pendapat informan tersebut, peneliti menyimpulkan


bahwa diperlukan karakter yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi
pada IPTEK berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Karakter yang berlandaskan falsafah Pancasila artinya
setiap aspek karakter harus dijiwai ke lima sila Pancasila secara utuh dan
komprehensif. Selanjutnya hasil observasi yang menunjukkan bahwa gambaran
karakter Pancasila yang dimiliki mahasiswa Prodi PPKn adalah mahasiswa
sudah mengetahui dan memahami bagaimana untuk menjadi warga negara yang
baik dan cerdas haruslah memahami dengan baik nilai Pancasila dan
mengaplikasikannya dalam aspek kehidupan. Pada saat melakukan pengamatan
di lapangan, ditemukan bah-wa mahasiswa memiliki sikap toleransi terhadap
teman yang berbeda agama dengan tidak memilih-milih teman. Sikap atau
karakter religius mahasiswa ditun-jukkan dengan membaca doa sebelum dan
sesudah selesai perkuliahan. Gambaran karakter Pancasila lainnya adalah sikap
saling menghormati dan menghargai sesama teman. Mahasiswa saling menjaga
kebersamaan dan kekompakan dalam kelas serta saling memberikan informasi
penting terkait pekembangan dan informasi kampus

Pancasila memiliki kaitan erat dengan pendidikan pada umumnya dan secara
khusus pada pendidikan kewarganegaraan. Pancasila dan UUD 1945 sebagai
dasar pendidikan nasional memiliki beberapa makna. Secara filosofis
pendidikan nasional merupakan keniscayaan dari sistem nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Secara substansif-edukatif pendidikan nasional untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional sesuai UU No 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional. Secara sosio politik hasil pendidikan untuk
menghasilkan anggota masyarakat, komponen bangsa dan warga negara yang

20
lOMoARcPSD|32438442

cerdas dan baik sesuai Pancasila dan UUD 1945. Secara praxis-pedagogis dan
andragogis nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 diwujudkan proses belajar dan
pembelajaran.2 Pada konteks membangun visi kenegaraan dan kebangsaan
indonesia yang dilakukan melalui pendidikan kewarganegaraan, Pancasila
umumnya dinyatakan sebagai tujuan akhir terwujudnya konsepsi
kewarganegaraan indonesia yang ideal.

Pancasila mengandung nilai yang bersifat kelompok seperti kemanusiaan


yang adil dan beradab. Dimana setiap manusia harus memiliki rasa kemanusiaan
terhadap manusia dan alam di sekitarnya. Tak ada manusia yang dapat hidup
sendiri, sehingga dibutuhkan kerjasama yang terwujud dalam persatuan
Indonesia. Tanpa adanya keinginan bersatu, tentu sulit bagi bangsa Indonesia
mencapai impiannya sebagaimana diamanatkan konstitusi yaitu terwujudnya
masyarakat Indonesia yang adil dan sejahtera.

Hidup sebagai warga negara tentu membutuhkan partisipasi aktif sehingga


kehidupan negara yang demokratis dapat terwujudkan dengan baik.
Bagaimanapun proses pemilihan penyelenggara negara harus diperhatikan
seluruh masyarakat Indonesia. Sebab mereka merupakan pemegang kebijakan
dalam mengatasi segala potensi ancaman yang menghampiri perjalanan
kehidupan bangsa Indonesia. Tidak dapat dilupakan juga bagaimana pentingnya
membangun keadilan sosial sebagai proses membangun keharmonisan hidup
berkelompok di tengah berbagai perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan
(SARA) yang ada di Indonesia.

Nilai Pancasila secara umum dibagi menjadi dua yaitu nilai dasar dan nilai
instrumental. Nilai dasar itu bersifat abstrak dan normatif dimana isinya belum
dapat dioperasionalkan. Untuk dapat bergerak secara operasional dan eksplisit,

21
lOMoARcPSD|32438442

maka dibutuhkan penjabaran ke dalam nilai instrumental seperti UUD 1945 dan
peraturan perundang-undangan. Dengan bersumber lima nilai dasar (Nilai
Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai Kerakyatan, Nilai
Keadilan) maka dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental.

Masa depan serta kemajuan bangsa Indonesia, tidak hanya terletak dari
kecerdasan yang dimiliki oleh generasi muda, namun juga harus diimbangi
dengan karakter yang baik. Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mendukung visi dan misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.

1. Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia

Pelajar Pancasila
diharapkan memiliki
spiritualitas yang
tinggi, sehingga dapat
menerapkan segala nilai-nilai baik sesuai dengan ajaran agama dalam
kehidupannya sehari-hari. Bukan hanya memiliki keimanan dan
akhlak beragama, Pelajar Pancasila juga memiliki akhlak pribadi,
akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, serta akhlak bernegara.

2. Berkebinekaan Global
Nilai pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika wajib menjadi nilai yang
dipegang bersama oleh seluruh masyarakat Indonesia termasuk para
pelajar. Bukan hanya dengan sesama bangsa Indonesia, melainkan

22
lOMoARcPSD|32438442

juga ketika
berhadapan dengan
bangsa atau kultur
negara lain. Pelajar
Pancasila dituntut
untuk dapat
mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitas, namun tetap
berpikiran terbuka ketika berinteraksi dengan budaya lain.

3. Gotong Royong

Salah satu
nilai penting
yang juga
dijunjung
oleh bangsa
Indonesia adalah gotong royong. Pelajar Pancasila akan mampu
melakukan kegiatan bersama-sama dengan suka rela, agar kegiatan
tersebut terasa lebih lancar, mudah, dan ringan. Gotong royong
dapat mendorong kolaborasi, kepedulian, serta rasa ingin berbagi
kepada lingkungan sekitar.
4. Mandiri
Kemandirian juga merupakan kunci penting dalam menjalani
kehidupan. Meski mampu menjalankan sesuatu dengan gotong
royong, tetapi Pelajar Pancasila akan mampu menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan baik dan penuh tanggung jawab secara mandiri.
Untuk itu, dibutuhkan kesadaran dari diri sendiri terhadap situasi yang
dihadapi, serta kemampuan menciptakan regulasi diri sendiri. Kedua
hal tersebut dapat membentuk pribadi tangguh dan mandiri.

23
lOMoARcPSD|32438442

24
lOMoARcPSD|32438442

5. Bernalar Kritis

Untuk menghadapi kompetisi global seperti saat ini dan masa


mendatang, maka kemampuan bernalar kritis sangat diperlukan.
Kemampuan berpikir kritis sendiri diartikan sebagai kemampuan
secara objektif memproses informasi baik secara kualitatif dan
kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisa informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Dengan
begitu, diharapkan pelajar akan mampu mengambil keputusan yang
tepat.

6. Kreatif

Untuk menciptakan berbagai penemuan inovatif di masa depan


diperlukan kreativitas yang tinggi. Tidak hanya sekadar menemukan
gagasan-gagasan baru, sebuah inovasi diharapkan juga bermakna,
bermanfaat, dan membawa dampak bagi masyarakat. Pelajar Pancasila
25
lOMoARcPSD|32438442

akan dapat mengasah kreativitas dengan menerapkan pemikiran kritis


yang kemudian diolah menjadi inovasi baru.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

- Eksistensi PKn dalam proses pembelajaran mahasiswa di Perguruan Tinggi


sangat erat kaitannya terhadap pembentukan karakter kewarganegaraan yang
ditanamkan dalam mahasiswa melalui pendekatan berbasis nilai tidak hanya
pengenalan nilai-nilai yang dilakukan, melainkan menginternalisasi pula nilai
tersebut kepada mahasiswa guna menuju terwujudnya atribut masyarakat
madani yang bercirikan berketuhanan yang maha esa, berperikemanusiaan
yang adil dan beradab, bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,
demokratis-konstitusional, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia,
berbhinneka tunggal ika, menjunjung tinggi hak dan kewajiban azasi manusia
dan mencintai perdamaian dunia.
- Saran untuk dapat memacu terwujudnya karakteristik kewarganegaraan harus
di imbangi pula peran dosen dalam melaksanakan KBM PKn terutama lebih

26
lOMoARcPSD|32438442

memvariasikan sumber bahan ajar yang relevan dan dirasa dapat menambah
aspek good citizen dalam diri mahasiswa.
- Pengembangan pendidikan karakter Pancasila melaui proses pembelajaran
yaitu dengan melakukan pembudayaan karakter Pancasila di lingkungan
kampus dan dalam proses pembelajaran di kelas, memberikan contoh teladan
yang baik, melakukan pembiasaan rutin dengan mengajak berdoa sebelum
dan sesudah perkuliahan.
- Pengembangan pendidikan karakter Pancasila bisa dilakukan dengan berbagai
kegiatan, misalnya kegiatan kemahasiswaan dalam bentuk kegiatan
pengenalan kemampuan wawasan ilmiah mahasiswa, kegiatan pertemuan
antarmahasiswa dan dosen, kegiatan kuliah kerja lapangan dan kegiatan
pengkaderan kepemimpinan mahasiswa; dan (3) faktor yang memengaruhi
penguatan pendidikan karakter pancasila adalah faktor keluarga dan kampus.
Keluarga sangat berperan penting dalam menanamkan dan membentuk
karakter Pancasila. Selanjutnya, faktor yang kedua yaitu faktor dari dalam
diri sendiri. Seseorang memiliki kesadaran dalam bertindak dan bersikap
sesuai nilai Pancasila. Faktor ketiga yaitu keteladanan dosen dalam
memberikan contoh teladan yang baik bagi mahasiswa. Faktor yang
bepengaruh lainnnya yaitu komitmen prodi PPKn untuk peningkatan dan
pengembangan kegiatan mahasiswa yang mengarah pada pembentukan
karakter Pancasilais. Faktor lainnya yang berpengaruh adalah pengaruh
perkembangan teknologi yang semakin canggih dan mengglobal.
B. Saran

Semoga saya dan para pembaca semakin memiliki jiwa nasionalisme melalui
belajar Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Demikianlah makalah yang
sekiranya dapat saya paparkan mengenai materi Mewujudkan Mahasiswa

27
lOMoARcPSD|32438442

Indonesia yang Cerdas dan Berkarakter: Implementasi Nilai-nilai Pancasila


dalam Kehidupan Kampus Merdeka di Perguruan Tinggi yang dibuat dengan
sebaik mungkin, semoga dapat bermanfaat bagi saya sebagai penulis dan para
pembaca. Saya mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam makalah
ini. Saran dan kritik yang diberikan akan bermanfaatkan bagi saya sebagai
evaluasi untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya.

28
lOMoARcPSD|32438442

DAFTAR PUSTAKA

Aditia, D., Ariatama, S., Mardiana, E., & Sumargono, S. (2021). Pancala APP (Pancasila’s
Character Profile): Sebagai Inovasi Mendukung Merdeka Belajar Selama Masa
Pandemik. Edukasi: Jurnal Penelitian dan Artikel Pendidikan, 13(2), 91-108.

Ainia, D. K. (2020). Merdeka belajar dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara dan relevansinya
bagi pengembanagan pendidikan karakter. Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3), 95-101.

Antari, L. P. S., & De Liska, L. (2020). Implementasi Nilai Nilai Pancasila Dalam Penguatan
Karakter Bangsa. Widyadari, 21(2), 676-687.

Nanggala, A., & Suryadi, K. (2020). Analisis Konsep Kampus Merdeka dalam Perspektif
Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan
Kewarganegaraan, 10-23.

Sanjaya, D. B., Wirabrata, D. G. F., & Handayani, D. A. P. (2021). Menakar merdeka belajar
kampus merdeka: Diskursus pembelajaran abad XXI dalam perspektif pendidikan
karakter. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(3), 990-974.

Siburian, P. (2012). Penanaman dan implementasi nilai karakter tanggung jawab. Jurnal
Generasi Kampus, 5(1), 85-102.

Wartoyo, W., & Trisiana, A. (2022). PEMBERDAYAAN PERGURUAN TINGGI DALAM


RANGKA IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR, KAMPUS MERDEKA
SEBAGAI EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER DIMASA PANDEMI (PKM Pada
Perguruan Tinggi Kota Surakarta Jawa Tengah). ABDIMAS UNWAHAS, 7(1).

29
lOMoARcPSD|32438442

30

Anda mungkin juga menyukai