Makalah Uts Pancasila
Makalah Uts Pancasila
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya, saya sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Mewujudkan Mahasiswa Indonesia yang Cerdas dan Berkarakter:
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Kampus Merdeka di
Perguruan Tinggi” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai
pemenuhan UTS dari mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan kepada para mahasiswa dan masyarakat
umum dalam mewujudkan mahasiswa indonesia yang cerdas dan berkarakter:
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kampus merdeka di
perguruan tinggi.
Saya sebagai penulis atau pembuat essay makalah ini, menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
2
lOMoARcPSD|32438442
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................................24
B. Saran.............................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................26
3
lOMoARcPSD|32438442
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya segala sesuatu di alam semesta ini memiliki nilai, mulai
tumbuhan, hewan, manusia, laut, gunung, hutan, sampai mikroorganisme yang tidak
tampak sekalipun.Hanya saja, yang perlu dipahami sejauhmana nilai itu berdampak
pada kehidupan manusia, atau bagaimana nilai tersebut berkaitan dengan kehidupan
manusia.Banyak pandangan tentang nilai terutama dalam menggolong-golongkan
nilai dan penggolongan tersebut amat beraneka ragam tergantung pada
pandangannya masing-masing.
Max Scheler misalnya mengemukakan bahwa nilai pada hakikatnya berjenjang,
jadi tidak sama tingginya dan tidak sama luhurnya. Nilai-nilai itu dalam
kenyataannya ada yang lebih tinggi da ada yang lebih rendah bilamana
dibandingkan satu dengan yang lainnya.Sejalan dengan pandangan tersebut,
Notonagoro merinci nilai disamping bertingkat juga berdasarkan jenisnya, ada yang
bersifat material dan nonmaterial.Dalam hubungan ini manusia memiliki orientasi
nilai yang berbeda tergantung pada pandangan hidup dan filsafat hidup masing-
masing.Ada sekelompok orang mendasarkan pada orientasi nilai material, namun
ada pula yang sebaliknya, yaitu berorientasi pada nilai yang nonmaterial. Bahkan
sesuatu yang nonmaterial itu mengandung nilai yang bersifat mutlak bagi manusia.
Nilai-nilai material relatif lebih mudah diukur yaitu menggunakan indera maupun
alat pengukur lainnya seperti berat, panjang, lebar, luas, dan sebagainya. Dalam
menilai hal-hal yang bersifat rohaniah yang menjadi alat ukur adalah hati nurani
manusia yang dibantu oleh alat indera manusia yaitu cipta, rasa, karsa, serta
keyakinan manusia
Menurut Notonagoro, bahwa nilai-nilai Pancasila termasuk nilai kerohaniaan,
tetapi nilai-nilai kerohaniaan yang mengakui nilai material dan nilai vital. Dengan
demikian nilai-nilai Pancasila yang tergolong nilai kerohaniaan itu juga
mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai material, nilai
vital, nilai kebenaran, nilai keindahan atau estetis, nilai kebaikan atau nilai moral,
maupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat sistematik-hierarchis, yang
mana sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai basisnya sampai dengan sila
Keadilan sosial sebagai tujuannya (Darmodihardjo, 1978). Nilai-nilai Pancasila yang
terkandung dalam sila I sampai dengan sila V merupakan cita-cita, harapan,
dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya. Seharusnya
nilai-nilai tersebut terimplementasi dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.Tidak terkecuali, siapapun asalkan dia sebagai warga
4
lOMoARcPSD|32438442
5
lOMoARcPSD|32438442
B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang tersebut, datap dibuat rumusan masalah dengan sebagai
berikut:
1) Bagaimana implementasi Merdeka Belajar dari Kampus Merdeka saat
ini?
2) Bagaimana bentuk upaya dalam perwujudan program Kampus Merdeka
pada peserta didik dan mahasiswa?
3) Bagaimana ciri-ciri mahasiswa (pelajar) Pancasila yang cerdas dan
berkarakter?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi dengan memfasilitasi
aspirasi, inovasi, dan semangat sivitas akademika kampus di
Indonesia
2. Untuk menjadikan mahasiswa agar lebih bersosialisasi dengan
lingkungan diluar
6
lOMoARcPSD|32438442
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN
Ayat (2) point (a), (c) dan (d) menyebutkan bahwa misi UNJ adalah :
7
lOMoARcPSD|32438442
Ayat (4) point (a) dan (d) menyebutkan bahwa tujuan UNJ adalah: -
Mengembangkan dan menghasilkan ilmu pendidikan dan pengajaran serta
ilmu ilmu nonkependidikan, yang menjadi komponen pokok penyelenggaraan
pendidikan-pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. -
Mengembangkan dan menghasilkan berbagai karya inovatif produktif untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menghadapi tantangan dan
persaingan global
8
lOMoARcPSD|32438442
BAB III
METODE PENULISAN MAKALAH
B. Fokus Penelitian
C. Sumber Data
9
lOMoARcPSD|32438442
BAB IV
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
10
lOMoARcPSD|32438442
Sehubungan dengan hal tersebut, seluruh program studi S1 dari IBI Kesatuan
telah mendesain ulang kurikulum yang ada di program studinya masing-masing
menjadi kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dalam
implementasi kurikulum MBKM tersebut, mahasiswa diberikan kesempatan
untuk berkuliah di luar program studinya dalam kampus IBI Kesatuan, dan
aktivitasnya akan dilakukan semester ganjil (semester 5 & 7) pada bulan
September 2021 kedepan. Perkuliahan di luar program studi dalam IBI Kesatuan
memiliki bobot sekitar 20 SKS dan dilaksanakan dalam 1 semester / 2 semester,
bobot tersebut tergantung dari kurikulum masing-masing program studi.
11
lOMoARcPSD|32438442
12
lOMoARcPSD|32438442
13
lOMoARcPSD|32438442
14
lOMoARcPSD|32438442
15
lOMoARcPSD|32438442
16
lOMoARcPSD|32438442
17
lOMoARcPSD|32438442
Menurut bahasa (etimologis) istilah karakter berasal dari bahasa Latin, yaitu
kharakter, kharassaein, dan kharax. Sedangkan dalam bahasa Yunani karakter
berasal dari kata charassei, yang berarti membuat tajam dan membuat dalam.
Dalam bahasa Inggris character dan dalam bahasa Indonesia lazim digunakan
dengan istilah karakter. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat bahasa
Departemen Pendidikan Nasional kata karakter berarti sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain atau
bermakna bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas,
18
lOMoARcPSD|32438442
19
lOMoARcPSD|32438442
Pancasila memiliki kaitan erat dengan pendidikan pada umumnya dan secara
khusus pada pendidikan kewarganegaraan. Pancasila dan UUD 1945 sebagai
dasar pendidikan nasional memiliki beberapa makna. Secara filosofis
pendidikan nasional merupakan keniscayaan dari sistem nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Secara substansif-edukatif pendidikan nasional untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional sesuai UU No 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional. Secara sosio politik hasil pendidikan untuk
menghasilkan anggota masyarakat, komponen bangsa dan warga negara yang
20
lOMoARcPSD|32438442
cerdas dan baik sesuai Pancasila dan UUD 1945. Secara praxis-pedagogis dan
andragogis nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 diwujudkan proses belajar dan
pembelajaran.2 Pada konteks membangun visi kenegaraan dan kebangsaan
indonesia yang dilakukan melalui pendidikan kewarganegaraan, Pancasila
umumnya dinyatakan sebagai tujuan akhir terwujudnya konsepsi
kewarganegaraan indonesia yang ideal.
Nilai Pancasila secara umum dibagi menjadi dua yaitu nilai dasar dan nilai
instrumental. Nilai dasar itu bersifat abstrak dan normatif dimana isinya belum
dapat dioperasionalkan. Untuk dapat bergerak secara operasional dan eksplisit,
21
lOMoARcPSD|32438442
maka dibutuhkan penjabaran ke dalam nilai instrumental seperti UUD 1945 dan
peraturan perundang-undangan. Dengan bersumber lima nilai dasar (Nilai
Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai Kerakyatan, Nilai
Keadilan) maka dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental.
Masa depan serta kemajuan bangsa Indonesia, tidak hanya terletak dari
kecerdasan yang dimiliki oleh generasi muda, namun juga harus diimbangi
dengan karakter yang baik. Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mendukung visi dan misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.
Pelajar Pancasila
diharapkan memiliki
spiritualitas yang
tinggi, sehingga dapat
menerapkan segala nilai-nilai baik sesuai dengan ajaran agama dalam
kehidupannya sehari-hari. Bukan hanya memiliki keimanan dan
akhlak beragama, Pelajar Pancasila juga memiliki akhlak pribadi,
akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, serta akhlak bernegara.
2. Berkebinekaan Global
Nilai pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika wajib menjadi nilai yang
dipegang bersama oleh seluruh masyarakat Indonesia termasuk para
pelajar. Bukan hanya dengan sesama bangsa Indonesia, melainkan
22
lOMoARcPSD|32438442
juga ketika
berhadapan dengan
bangsa atau kultur
negara lain. Pelajar
Pancasila dituntut
untuk dapat
mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitas, namun tetap
berpikiran terbuka ketika berinteraksi dengan budaya lain.
3. Gotong Royong
Salah satu
nilai penting
yang juga
dijunjung
oleh bangsa
Indonesia adalah gotong royong. Pelajar Pancasila akan mampu
melakukan kegiatan bersama-sama dengan suka rela, agar kegiatan
tersebut terasa lebih lancar, mudah, dan ringan. Gotong royong
dapat mendorong kolaborasi, kepedulian, serta rasa ingin berbagi
kepada lingkungan sekitar.
4. Mandiri
Kemandirian juga merupakan kunci penting dalam menjalani
kehidupan. Meski mampu menjalankan sesuatu dengan gotong
royong, tetapi Pelajar Pancasila akan mampu menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan baik dan penuh tanggung jawab secara mandiri.
Untuk itu, dibutuhkan kesadaran dari diri sendiri terhadap situasi yang
dihadapi, serta kemampuan menciptakan regulasi diri sendiri. Kedua
hal tersebut dapat membentuk pribadi tangguh dan mandiri.
23
lOMoARcPSD|32438442
24
lOMoARcPSD|32438442
5. Bernalar Kritis
6. Kreatif
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
26
lOMoARcPSD|32438442
memvariasikan sumber bahan ajar yang relevan dan dirasa dapat menambah
aspek good citizen dalam diri mahasiswa.
- Pengembangan pendidikan karakter Pancasila melaui proses pembelajaran
yaitu dengan melakukan pembudayaan karakter Pancasila di lingkungan
kampus dan dalam proses pembelajaran di kelas, memberikan contoh teladan
yang baik, melakukan pembiasaan rutin dengan mengajak berdoa sebelum
dan sesudah perkuliahan.
- Pengembangan pendidikan karakter Pancasila bisa dilakukan dengan berbagai
kegiatan, misalnya kegiatan kemahasiswaan dalam bentuk kegiatan
pengenalan kemampuan wawasan ilmiah mahasiswa, kegiatan pertemuan
antarmahasiswa dan dosen, kegiatan kuliah kerja lapangan dan kegiatan
pengkaderan kepemimpinan mahasiswa; dan (3) faktor yang memengaruhi
penguatan pendidikan karakter pancasila adalah faktor keluarga dan kampus.
Keluarga sangat berperan penting dalam menanamkan dan membentuk
karakter Pancasila. Selanjutnya, faktor yang kedua yaitu faktor dari dalam
diri sendiri. Seseorang memiliki kesadaran dalam bertindak dan bersikap
sesuai nilai Pancasila. Faktor ketiga yaitu keteladanan dosen dalam
memberikan contoh teladan yang baik bagi mahasiswa. Faktor yang
bepengaruh lainnnya yaitu komitmen prodi PPKn untuk peningkatan dan
pengembangan kegiatan mahasiswa yang mengarah pada pembentukan
karakter Pancasilais. Faktor lainnya yang berpengaruh adalah pengaruh
perkembangan teknologi yang semakin canggih dan mengglobal.
B. Saran
Semoga saya dan para pembaca semakin memiliki jiwa nasionalisme melalui
belajar Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Demikianlah makalah yang
sekiranya dapat saya paparkan mengenai materi Mewujudkan Mahasiswa
27
lOMoARcPSD|32438442
28
lOMoARcPSD|32438442
DAFTAR PUSTAKA
Aditia, D., Ariatama, S., Mardiana, E., & Sumargono, S. (2021). Pancala APP (Pancasila’s
Character Profile): Sebagai Inovasi Mendukung Merdeka Belajar Selama Masa
Pandemik. Edukasi: Jurnal Penelitian dan Artikel Pendidikan, 13(2), 91-108.
Ainia, D. K. (2020). Merdeka belajar dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara dan relevansinya
bagi pengembanagan pendidikan karakter. Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3), 95-101.
Antari, L. P. S., & De Liska, L. (2020). Implementasi Nilai Nilai Pancasila Dalam Penguatan
Karakter Bangsa. Widyadari, 21(2), 676-687.
Nanggala, A., & Suryadi, K. (2020). Analisis Konsep Kampus Merdeka dalam Perspektif
Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan
Kewarganegaraan, 10-23.
Sanjaya, D. B., Wirabrata, D. G. F., & Handayani, D. A. P. (2021). Menakar merdeka belajar
kampus merdeka: Diskursus pembelajaran abad XXI dalam perspektif pendidikan
karakter. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(3), 990-974.
Siburian, P. (2012). Penanaman dan implementasi nilai karakter tanggung jawab. Jurnal
Generasi Kampus, 5(1), 85-102.
29
lOMoARcPSD|32438442
30