2.3.13 SK Penerapan Manajemen Risiko
2.3.13 SK Penerapan Manajemen Risiko
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PEMARON
Jalan Raya Pemaron No. 2 Kec. Brebes, Brebes 52219
Telepon (0283) 6175808
Email : pskmpemaron@gmail.com
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAKSANAAN PROGRAM
DAN PELAYANAN DI PUSKESMAS PEMARON
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Pemaron
Pada tanggal 2017
SARTONO
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
PEMARON
NOMOR /SK/XII/2017
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
DALAM PELAKSANAAN PROGRAM
DAN PELAYANAN DI PUSKESMAS
PEMARON
TANGGAL
BAB I DEFINISI
A. Pengertian Risiko
a. Risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak
pada tujuan. Jenis-jenis risiko dalam pelayanan kesehatan:
o Corporate risk: kejadian yang akan memberikan dampak negatif
terhadap tujuan organisasi
o Non-clinical (physical) risk: bahaya potensial akibat lingkungan
o Clinical risk: bahaya potensial akibat pelayanan klinis
o Financial risk: risiko finansial yang secara negatif akan
berdampak pada kemampuan organisasi dalam mencapai
tujuan.
b. Manajemen risiko merupakan proses mengenal, mengevaluasi,
mengendalikan, meminimalkan risiko dalam suatu organisasi
secara menyeluruh
B. Pengertian Manajemen Risiko Klinis
a. Clinical Risk Management adalah meminimalkan risiko terhadap
pasien:
o dengan mengenal kesalahan atau kemungkinan kesalahan
selama mendapat asuhan klinis,
o mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadi
kesalahan/risiko,
o belajar dari pengalaman terhadap setiap adanya adverse
event,
o memastikan bahwa dilakukan tindakan untuk mencegah
terjadi kesalahan/risiko, dan membangun sistem untuk
mengurangi terjadinya risiko.
b. Manajemen Risiko Klinis adalah suatu pendekatan untuk
mengenal keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko
dan tindakan untuk mencegah terjadinya risiko tersebut.
C. Pengertian Kejadian Risiko
a. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah
setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat
dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan,
Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian
Potensial Cedera.
b. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
c. Kejadian Nyaris Cedera(KNC) near miss adalah terjadinya insiden
yang belum sampai terpapar ke pasien.
d. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden
yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
e. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi
yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum
terjadi insiden.
f. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian
atau cedera yang serius.
D. Pengertian Analisis Risiko
a. Severity Assesment adalah penilaian keparahan suatu kejadian dan
untuk memilih kejadian yang akan diinvestigasi.
b. RCA ( Root Couse Analysis / adalah Analisis Akar Masalah )
merupakan investigasi terstruktur yang bertujuan untuk
melakukan identifikasi penyebab masalah paling dasar dan untuk
menentukan tindakan agar kejadian yang sama tidak terjadi lagi.
c. FMEA ( Failur Mode and Effec Analysis ) adalah suatu alat mutu
untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci, dan mengenali model-
model adanya kegagalan/kesalahan pada suatu prosedur,
melakukan penilaian terhadap tiap model kesalahan/kegagalan,
dengan mencari penyebab terjadinya, mengenali akibat dari
kegagalan/kesalahan, dan mencari solusi dengan melakukan
perubahan disain/prosedur.
3. Analisa Risiko
Setelah risiko-risiko yang mungkin terjadi diidentifikasi,
selanjutnya dapat dilakukan suatu analisa untuk menganalisa
dampak risiko secara keseluruhan, dengan menggunakan matriks
evaluasi risiko. Analisis risiko merupakan upaya untuk menentukan
estimasi risiko secara kuantitatif atau kualitatif berdasarkan tehnik-
tehnik evaluasi maupun matematis. Analisis risiko merupakan
proses untuk mengenali bahaya yang mungkin terjadi dan
bagaimana potensi kegawatan dari bahaya tersebut. Analisa risiko
dengan cara : Severity analysis (analisis tingkat kegawatan, Failure
Mode and Effect Analysis (FMEA)/analisis terhadap kegagalan dan
efek prosedur, Root Cause Analysis (RCA)/ analisis akar penyebab
masalah.
Severity
Tidak
Sangat Tidak
Probability Gawat Sedang begitu
gawat gawat
gawat
Sangat Sering 1 1 2 2 3
Kemungkinan
1 2 3 3
besar terjadi 1
Mungkin
2 2 3 4
terjadi 1
Sepertinya
tidak akan 1 2 3 4 4
terjadi
Sangat kecil
kemungkinan 2 3 3 4 4
terjadi
Keterangan :
1 = extreme risk
2 = high risk
3 = moderate risk
4 = low risk
Kejadian yang masuk dalam katagori 1=extreme risk
(warna merah) dan katagori 2 = high risk (warna kuning)
adalah kejadian yang perlu dilakukan investigasi / RCA.
Tabel FMEA
4. Evaluasi Risiko
Setelah risiko-risiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan
dianalisa, langkah selanjutnya melakukan evaluasi risiko. Tim
manajerial menentukan apakah risiko memerlukan tindakan atau
tidak. Jika suatu risiko memerlukan tindakan maka tim manajerial
menyusun rencana aksi.
5. Tindakan / treatment terhadap risiko
Tim manajerial memformulasikan strategi penanganan risiko
yang tepat. Strategi ini didasarkan kepada sifat dan dampak
potensial / konsekuensi dari risiko itu sendiri. Adapun tujuan dari
strategi ini adalah untuk memindahkan dampak potensial risiko
sebanyak mungkin dan meningkatkan kontrol terhadap risiko.
Tindakan risiko bertujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan resiko yang mungkin timbul.
6. Monitoring
Monitoring dilaksanakan untuk mengamati dan meninjau
pelaksanaan tindakan, apakah pelaksana melaksanakan tindakan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
7. Komunikasi
Komunikasi risiko dilakukan kepada stakeholders, tim manajerial
dan pelaksana agar proses manajemen risiko dapat diterapkan
dengan efektif.
B. Tim Manajemen Risiko
Tim manajemen risiko terdiri dari Risk Manager, Assistant Risk
Manager dan Health & Safety Manager.
Risk Manager : Kepala Puskesmas
Assistant Risk Manager : Wakil Manajemen Mutu/Ketua Tim
Mutu
Health & Safety Manager :
- Koordinator Mutu bidang Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP),
- Koordinator Mutu bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM),
- Koordinator Mutu bidang Administrasi dan Manajemen
(Admen).
Tim manajemen risiko mempunyai peran memfasilitasi,
mengkoordinasi, memonitor kegiatan manajemen risiko baik klinis
maupun non-klinis dalam organisasi. Fungsi utama dalam
menjalankan peran adalah menyediakan dukungan, dan
meningkatkan kesadaran melalui pelatihan terhadap seluruh
karyawan tentang mengelola risiko
Uraian tugas dan Tanggung jawab tim manajemen risiko :
a. Risk Manager
Uraian tugas :
Merumuskan,memelihara dan mereview secara periodik
efektivitas penerapan manajemen resiko
Menetapkan kebijakan dan pedoman manajemen resiko
Memberikan arahan strategis tentang penerapan manajemen
resiko
BAB IV DOKUMENTASI
2. Tim RCA :
a. Ketua Tim :
b. Anggota ( pastikan semua area terkait terwakili)
c. Petugas notulen :
3. Tanggal pelaksanaan RCA : mulai……………………
selesai……………………..
4. Pengumpulan data dan informasi:
a. Observasi langsung:
b. Dokumen:
c. Wawancara:
Kejadian
Informasi
Tambahan
Good practice
(kalau ada)
Masalah
pelayanan
Staf Waktu
pelaku
Masalah Penjelasan
Masalah:
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
b. Analisis Penyimpangan
Prosedur
Prosedur yang
yang Apakah terdapat bukti
dilakukan saat
Normal penyimpangan dalam proses
insiden
(SOP)
c. Analisis Barier
UNIT KERJA :
Tim FMEA:
d. Ketua Tim :
e. Anggota:
f. Petugas notulen:
g. Peran masing-masing
Tindakan Rekomendasi
Unit Jenis Identifikasi
NO yang Tindakan
Pelayanan Pelayanan Risiko
sudah ada lain
Ditetapkan di Pemaron
Pada tanggal 2017
KEPALA PUSKESMAS PEMARON
SARTONO