Anda di halaman 1dari 4

1.

Aliran kos manufaktur adalah jalur di mana aliran biaya manufaktur (kombinasi bahan
baku, tenaga kerja dan overhead) bergerak ke dalam proses manufaktur hingga menjadi
persediaan bahan baku langsung, persediaan dalam proses, dan persediaan barang jadi
hingga penentuan harga pokok penjualan. Biasanya, akuntan harus menghitung berapa
biaya dalam bahan baku, bahan dalam proses, persediaan barang jadi, dan harga pokok
penjualan.
Kegiatan usaha manufaktur dimulai dari :
 Penggunaan kas atau sumber daya lain untuk membeli bahan baku, investasi
pada mesin dan bangunan pabrik, dan menyewa tenaga kerja.
 Kegiatan pergudangan bahan baku.
 Proses produksi.
 Kegiatan pergudangan barang jadi.
 Penjualan produk ke agen atau pembelian langsung :
- Pelanggan dapat membayar tunai
- Atau secara kredit
 Penerimaan pelunasan piutang oleh pelanggan.

Berikut siklus kegiatan usaha manufaktur :


Sumber :

- https://cerdasco.com/aliran-biaya-manufaktur/
- Buku Materi Pokok/EKMA4315/3SKS/MODUL 3 Hal. 3.4
- Materi Inisiasi/Inisiasi 3/Analisis Perilaku Kos Aktivitas

2. Akuntansi kos yang terjadi dalam perusahaan manufaktur akan menghasilkan sebuah
output berupa laporan kos yang berguna bagi para manajemen dalam hal pengambilan
keputusan. Adapun jenis-jenis laporan kos sebagai berikut :
 Laporan kos pembelian dan pemakaian bahan baku (cost of material purchase
and usage) yaitu laporan mengenai semua kegiatan pembelian bahan baku yang
mana diawali dari sediaan awal bahan baku, pembelian bahan baku, dan diakhiri
dengan sediaan akhir bahan baku.
 Laporan kos produksi (cost goods manufactured) yaitu laporan yang diawali
dengan sediaan awal barang dalam proses ditambah jumlah produksi yang
dimulai selama periode dan diakhiri dengan sediaan akhir barang dalam proses.
 Laporan kos barang atau produk terjual (cost of goods sold) yaitu laporan yang
berisi informasi berupa sediaan awal barang jadi, ditambah produk jadi selama
peroide dan diakhiri sediaan barang jadi dalam laporan kos produk terjual.

Keseluruhan laporan kos dapat dijadikan satu tergantung dari tujuannya. Apabila
laporan kos ditujukan untuk pihak eksternal maka umumnya keseluruhan laporan
tersebut dijadikan satu dalam laporan laba rugi hanya ditampilkan nilai akhirnya saja,
yang mana tercermin pada nilai kos produk terjual sebagai pengurang untuk mengetahui
nilai gross profit yang dihasilkan. Sedangkan apabila ditujukan untuk pihak internal maka
sebaiknya keseluruhan laporan tersebut dibuat terpisah, karena masing-masing laporan
kos memiliki penanggung jawabnya masing-masing, yakni dimulai dari bagian
pembelian, bagian produksi, hingga bagian penjualan.

Sumbe : Buku Materi Pokok EKMA4315/3SKS/Modul 3/KB 2 Hal 3.13 -3.14


3. Menurut beberapa ahli, pengertian proses produksi yang terputus-putus adalah sebagai
berikut :
 Menurut Assauri (2004, p75) adalah proses produksi yang mengunakan waktu
yang pendek dalam persiapan peralatan untuk perubahan yang cepat guna dapat
menghadapi variasi produk yang berganti-ganti.
 Menurut T. Hani Handoko (2000, p123) adalah suatu proses produksi yang
mempunyai ciri produk dalam kumpulan-kumpulan/kelompok-kelompok barang
yang sejenis dalam interval waktu yang terputus-putus.

Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa proses produksi yang
terputus-putus adalah proses produksi yang memproses produk yang variasnya
berganti-ganti dalam jangka waktu yang pendek dengan menggunakan mesin dan
peralatan yang cepat guna.

Sedangkan sifat-sifat atau ciri-ciri proses produksi yang terputus-putus menurut Sofjan
Assauri (2004, p76-77) adalah :

 Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang
sangat besar (berbeda) dan didasarkan atas pesanan.
 Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem, atau cara penyusunan
peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang
sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut dengan process lay
out atau departmentation by equipment.
 Mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-mesin yang
bersifat umum.
 Produk yang dihasilkan sangat besar, sehingga operatornya perlu mempunyai
keahlian atau skill yang tinggi dalam pengerjaan produk tersebut.
 Proses produksi tidak mudah/akan terhenti walaupun terjadi kerusakan atau
terhentinya salah satu mesin atau peralatan.
 Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena tidak dapat ditentukan
pesanan apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan dalam
proses lebih tinggi daripada continuous process/manufacturing, karena
prosesnya terputus-putus/terhenti-henti.
 Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat
flexible (varied path equipment) yang menggunakan tenaga manusia seperti
kereta dorong atau forklift.

Sumber :

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2007300328MNBab2/page6-7.html

Anda mungkin juga menyukai