Pedoman Penyelenggaraan RM
Pedoman Penyelenggaraan RM
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga UPTD Puskesmas
Waluya Kabupaten Bekasi dapat melaksanakan pelayanan dengan baik.
Peningkatan mutu pelayanan bagi UPTD Puskesmas Waluya sangatlah penting
untuk meningkatkan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk menunjang
pelaksanaan pelayanan yang bermutu di UPTD Puskesmas Waluya maka
diperlukan “Pedoman Penyelenggaraan Rekam medis” di UPTD Puskesmas
Waluya.
Harapan ini kami semoga pedoman penyelenggaraan ini dapat memberikan
manfaat dan bagi UPTD Puskesmas Waluya, sehingga pelayanan di UPTD
Puskesmas Waluya berjalan dengan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih
baik lagi.
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan rekam medis (RM) merupakan proses kegiatan yang
dimulai saat pasien diterima di puskesmas, sampai dengan pencatatan data
medik (entry data) selama pasien itu mendapat pelayanan medis. Kegiatan
dilanjutkan dengan penanganan rekam medis yang meliputi penyimpanan dan
pengeluaran untuk kepentingan pasien atau keperluan lainnya.
Seiring dengan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan kesadaran tentang aspek hukum terkait pelayanan
kesehatan, tenaga kesehatan perlu meningkatkan profesionalisme dan
melakukan pelayanan yang sesuai standar.
Penyelenggaraan rekam medis di UPTD Puskesmas Waluya diawali
pada saat pendaftaran pasien, pengelolaan data rekam medis, pengolahan
data penyakit dan statistik puskesmas sampai menjadi informasi kesehatan.
Untuk menyelenggarakan pelayanan rekam medis maka perlu adanya
pedoman yang menjadi acuan bagi tenaga kesehatan yang terkait dengan
pengisian rekam medis dan bagi ruang rekam medis dan informasi kesehatan
dalam menyenggarakan rekam medis yang berkualitas dan sesuai peraturan
perundangan.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman agar terlaksananya pengelolaan rekam medis dan
informasi medis sesuai standar yang berlaku.
2. Tujuan Khusus
Memberi petunjuk proses pengelolaan Ruang Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan di ruang rekam medis sampai dengan hasil berupa laporan atau
informasi medis puskesmasyang akurat dan tepat.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Ruang Rekam Medis UPTD Puskesmas Waluya meliputi
manajemen rekam medis.
1. Falsafah Rekam Medis
Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan
yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien,
hal ini merupakan cerminan kerjasama lebih dari satu orang tenaga
kesehatan untuk menyembuhkan pasien. Bukti tertulis pelayanan yang
dilakukan setelah pemeriksaan tindakan, pengobatan sehingga dapat
dipertanggung jawabkan. 1
Proses pelayanan diawali dengan identifikasi pasien baik jati diri,
maupun perjalanan penyakit, pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis
lainnya yang akan dijadikan dasar di dalam menentukan tindakan lebih
lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang
diberikan kepada seorang pasien yang datang ke puskesmas. Jadi falsafah
Rekam Medis mencantumkan nilai Administrasi, Legal, Finansial, Riset,
Edukasi, Dokumen, Akurat, Informatif dan Responsibility (ALFRED AIR).
Falsafah Ruang Rekam Medis dan Informasi Kesehatan adalah
mengupayakan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat melalui
penyelenggaraan data/informasi kesehatan yang akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Definisi
a. Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien di UPTD Puskesmas Waluya.
b. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan
dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi
baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah RI
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya
pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran
atau kedokteran gigi.
d. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan melakukan upaya kesehatan.
e. Tenaga kesehatan tertentu adalah tenaga kesehatan yang ikut memberikan pelayanan
kesehatan secara langsung kepada pasien selain dokter dan dokter gigi
f. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannnya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada dokter atau dokter gigi.
g. Catatan adalah tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi tentang segala tindakan
yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan.
h. Dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan tertentu,
laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan observasi dan pengobatan harian dan
semua rekaman.
i. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan adalah orang yang telah menyelesaikan
pendidikan formal manajemen rekam medis dan informasi kesehatan yang diakui
pemerintah dan diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak penuh oleh pejabat
2
yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan rekam medis dan informasi
kesehatan di bagian rekam medis dan informasi kesehatan.
j. Pelayanan Rekam Medis (Manajemen Informasi Kesehatan) adalah kegiatan
pelayanan penunjang secara profesional yang berorientasi pada kebutuhan informasi
kesehatan bagi pemberi layanan kesehatan, administrator dan manajemen di UPTD
Puskesmas Waluya dan instansi lain yang berkepentingan.
k. Ruang Rekam Medis adalah ruang kerja yang berwenang memberikan pelayanan data
rekam medis dan informasi kesehatan, pengumpulan data, pengolahan,
penginterpretasian dan penyajian informasi kesehatan yang berguna dalam
pengambilan keputusan bagi manajemen UPTD Puskesmas Waluya.
2. Aspek Medis
Karena catatan/rekaman tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk
merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada
seorang pasien.
3. Aspek Hukum
Karena menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas
dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta
penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
4. Aspek Keuangan
Karena mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai
dasar pembiayaan.
5. Aspek Penelitian
Karena menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai
dasar penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan .
6. Aspek Pendidikan
Karena menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis
dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi
3
tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan referensi pengajaran
dibidang kesehatan.
7. Aspek Dokumentasi
Karena menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan
dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan puskesmas.
Berdasarkan aspek tersebut di atas, maka kegunaan rekam medis sangat
luas, namun secara umum kegunaan rekam medis adalah :
1. Sebagai alat komunikasi (antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya
yang ikut ambil bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan,
perawatan kepada pasien (communication).
2. Sebagai dasar dalam perhitungan biaya pelayanan kepada pasien
(financial biling).
3. Menyediakan data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan (research & education).
4. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien (assessment).
5. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien (audit medis
dan keperawatan)
D. Batasan Operasional
1. Rekam Medis
Menurut Permenkes RI Nomor 269 Tahun 2008 adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.
2. Manajemen Rekam Medis
Adalah kegiatan penyelenggaraan rekam medis di puskesmas yang terdiri
dari pendaftaran, retrieval, assembling, koding, indeksing, filling, distribusi
rekam medis, pelaporan rekam medis dan audit rekam medis.
3. Pendaftaran
Adalah tempat penerimaan/pendaftaran pasien rawat jalan
5
4. ICD X
Adalah kepanjangan dari International Classification of Disease Ten
Revision. ICD X digunakan untuk memberi kode diagnosa penyakit pasien
rawat jalan maupun rawat inap
5. ICD IX CM
Adalah Classification of Procedures digunakan untuk mengkode tindakan-
tindakan terhadap pasien baik rawat jalan maupun rawat inap.
6. Kartu berobat
Adalah kartu yang diberikan kepada pasien dimana isi kartu tersebut
adalah nomor rekam medis dan nama pasien. Kartu tersebut digunakan
untuk mempermudah pencarian kembali rekam medis pasien yang akan
beroba
B. Pasien Lama
1) Pasien mengambil nomor antrian pada mesin anjungan.
2) Panggil pasien sesuai urutan nomor antrian
3) Ucapkan salam “selamat pagi/siang/malam Bapak/Ibu, bagaimana
kami bisa membantu?
4) Pinjam kartu identitas berobat pasien. Jika pasien tidak membawa
kartu identitas berobat, pinjam kartu identitas lainnya seperti KTP /
BPJS/KK.
5) Cari data pasien di E-Puskesmas
6) Input nomor rekam medis, klinik yang dituju ke menu registrasi
pasien di E-Puskesmas
7) Arahkan pasien/keluarga pasien ke polikklinik tujuan.
8) Ucapkan terima kasih.
6. Setiap pasien hanya mempunyai 1 (satu) nomor rekam medis yang akan
dicantumkan pada kartu berobat. Pemberian nomor rekam medis hanya untuk
pasien baru dengan sistem penomoran unit (Unit Numbering System) yaitu
pada saat seorang pasien berkunjung pertama kali ke UPTD Puskesmas
Waluya baik sebagai pasien rawat jalan maupun gawat darurat kepadanya
diberikan satu nomor yang akan dipakai selamanya untuk kunjungan
selanjutnya.
7. Bila didapat 1 (satu) pasien mempunyai lebih 1(satu) nomor maka nomor
rekam medis terbaru digabung ke nomor yang memiliki kunjungan terbanyak,
apabila pasien tersebut pernah dirawat maka nomor rekam medis yang dipakai
adalah nomor rekam medis yang ada riwayat rawat inap dan apabila pasien
memiliki lebih 1(satu) nomor yang pernah dirawat maka nomor rekam medis
yang di pakai adalah nomor rekam medis yang lama.
8. Setiap pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan wajib diidentifikasi
selengkap mungkin dan pencatatan identitas sesuai dengan kartu identitas
yang sah, seperti KTP/KK/BPJS.
9. Penulisan identitas pasien dilakukan secara komputerisasi meliputi nama
pasien, nomor rekam medis, jenis
7 kelamin, tempat/tgl lahir, alamat. Apabila
pasien tidak membawa kartu berobat maka data pasien dapat dicari
berdasarkan nama atau Nomor NIK/KTP/BPJS.
10. Pada setiap lembar formulir rekam medis harus memuat identitas pasien
sekurang-kurangnya nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir dan jenis
kelamin.
11. Berkas rekam medis tidak boleh dibawa keluar UPTD Puskesmas Waluya.
12. Berkas rekam medis tersimpan dalam satu tempat yaitu di ruang rekam medis.
13. Seluruh pelayanan berkas rekam medis dilaksanakan oleh petugas rekam
medis.
14. Berkas rekam medis adalah milik UPTD Puskesmas Waluya, Kepala UPTD
Puskesmas Waluya bertanggung jawab atas :
a. Hilang, rusak dan atau pemalsuan rekam medis
b. Penggunaan oleh badan/orang yang tidak berhak terhadap rekam medis
15. Isi rekam medis adalah milik pasien yang wajib dijaga kerahasiaannya.
16. Isi rekam medis adalah dalam bentuk ringkasan/resume rekam medis.
17. Untuk melindungi kerahasiaan tersebut dibuat ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Hanya petugas rekam medis yang diizinkan masuk ruang penyimpanan
rekam medis
b. Berkas rekam medis tidak boleh keluar dari ruang rekam medis tanpa
seijin petugas rekam medis
c. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi rekam medis untuk
perorangan atau lembaga, kecuali yang telah ditentukan oleh perundang-
undangan yang berlaku
d. Selama proses pelayanan RGD, rawat jalan dan rawat inap rekam medis
medis menjadi tanggung jawab perawat di masing-masing ruang
pelayanan dan menjaga kerahasiaannya
e. Berkas rekam medis tidak boleh diperlihatkan kepada keluarga pasien
atau pihak lain tanpa ijin dari pasien, dokter, petugas rekam medis dan
kepala puskesmas
f. Dokter tidak berhak memberikan persetujuan kepada perusahaan asuransi
atau lembaga lain untuk memperoleh rekam medis tanpa ijin dari pasien
18. Semua formulir di dalam rekam medis harus asli.
19. Rekam medis harus mencakup informasi tentang identitas pasien sekurang-
kurangnya mencakup :
a. Nama pasien
b. Tanggal lahir
c. Jenis kelamin
d. Alamat sesuai KTP
8
e. Nama penanggung jawab
20. Tenaga kesehatan yang berhak mengisi rekam medis di puskesmasadalah :
a. Dokter umum dan dokter gigi yang melayani pasien di UPTD Puskesmas
Waluya
b. Tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam pelayanan antara lain:
Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Tenaga Laboratorium Klinik, Gizi, Apoteker,
Kesehatan Lingkungan, Perekam Medis dan tenaga kesehatan lainnya.
c. Dalam hal dokter cuti, dinas luar, dan resign maka yang melakukan
tindakan/konsultasi kepada pasien yang mengisi rekam medis adalah
tenaga kesehatan yang ditunjuk oleh Manajemen UPTD Puskesmas
Waluya
21. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis, harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien
menerima pelayanan.
22. Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu dan
tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.
23. Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis
dapat dilakukan pembetulan dengan cara pencoretan sekali tanpa
menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf yang
bersangkutan. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak dibenarkan.
24. Penulisan sampul rekam medis harus menggunakan spidol permanent warna
hitam.
25. Bila ada formulir rekam medis baru yang diberlakukan, maka formulir
lama tidak boleh digunakan lagi dan harus segera ditarik dari seluruh
ruang/ruang kerja yang menyimpan formulir.
26. Penulisan dalam rekam medis harus bisa terbaca.
27. Di ruang rekam medis terdapat tanda larangan masuk selain petugas
rekam medis dan atau yang berkepentingan.
28. Sistem penyimpanan rekam medis adalah sentralisasi dimana rekam medis
di simpan terpusat di ruang penyimpanan rekam medis.
29. Sistem penjajaran yang digunakan adalah menggunakan angka akhir
(terminal digit filling system).
30. Pemberian kode penyakit dan tindakan menggunakan program ICD X dan
ICD 9 CM sesuai dengan standar yang berlaku.
31. Berkas rekam medis harus kembali ke ruangan rekam medis dalam
waktu 1X24 jam untuk rawat jalan.
32. Berkas rekam medis yang kembali ke rekam medis di rapikan oleh petugas
assembling sesuai dengan urutan yang telah ditentukan.
9
33. Setiap rekam medis yang keluar atau digunakan untuk berobat harus terinput
di aplikasi peminjaman, pendistribusian rekam medis.
34. Setiap pengambilan dokumen rekam medis dari rak penyimpanan petugas
wajib menggunakan.
35. Apabila e-puskesmas error, maka petugas coding rekam medis mencatat
manual nomor rekam medis, kode diagnosa, tindakan dan di input setelah e-
puskesmas kembali bisa dioperasikan.
36. Yang mempunyai hak akses terhadap rekam medis di UPTD Puskesmas
Waluyaadalah :
a. Dokter
b. Tenaga kesehatan (perawat, perawat gigi, bidan, apoteker, petugas gizi,
tenaga laboratorium klinik, perekam medis dan tenaga kesehatan lainnya)
c. Kepala puskesmas dan jajaran struktural yang berwenang dalam hal
pelayanan kesehatan maupun dalam hal keuangan
d. Pihak ketiga yang yang sah secara hukum untuk mengakses Rekam
Medis pasien sesuai dengan surat kuasa pasien dan perjanjian kerja sama
dengan UPTD Puskesmas Waluya
37. Kegiatan pelayanan medis yang meliputi rawat jalan, rawat poned dan
penunjang membuat catatan sensus harian, yang kemudian di rekap oleh
petugas pelaporan rekam medis.
38. Rekam medis di puskesmas wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka
waktu 2 (dua) tahun terhitung dari tanggal terakhir berobat atau dipulangkan.
39. Jika sudah melewati masa 2 tahun tidak berkunjung lagi maka dialih mediakan
ke elektronik dan diretensi dengan ketentuan retensi dan undang-undang yang
berlaku, kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan.
40. Retensi sebagaimana yang dimaksud pada point 38, rekam medis yang
dinyaakan inaktif di pilah lembar yang bernilai guna dan yang dapat
dimusnahkan di buat dalam bundel secara berurut nomor rekam medis.
41. Rekam medis yang sudah memenuhi syarat untuk dimusnahkan dilaporkan
kepada kepala puskesmas dan dibuatkan berita acaranya.
42. Dokter Penanggung Jawab Pasien harus sudah membuat resume medis
segera setelah pasien menerima pelayanan rawat bersalin.
43. Bagi pasien yang memerlukan data rekam medis dapat mengisi surat pelepasan
informasi jika diwakilkan dapat menggunakan surat kuasa yang telah di tanda
tangani oleh penerima kuasa dan pemberi kuasa dia atas materai 10.000.
44. Bagi pihak ketiga yang memerlukan data rekam medis dapat diberikan dan
harus membuat surat permintaan secara tertulis kepada pimpinan puskesmas.
45. Penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau
dokter gigi yang memberikan pelayanan kepada pasien terkait dengan izin
tertulis pasien atau berdasarkan 10
peraturan perundang-undangan.
46. Pemanfaatan rekam medis dapat dipakai sebagai :
a. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
b. Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran, dan
kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi
c. Keperluan pendidikan dan penelitian
d. Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan
e. Data statistik kesehatan
47. Pemanfaatan rekam medis sebagaimana dimaksud diatas harus mendapat
persetujuan secara tertulis dari pasien atau ahli warisnya dan harus dijaga
kerahasiaannya.
48. Jika didapati oleh petugas rekam medis berkas rekam medis belum lengkap,
ruang terkait harus melengkapi dalam jangka waktu paling lambat 2X24 jam
terhitung sejak berkas rekam medis diberikan oleh petugas rekam medis.
49. Setiap lembar rekam medis memiliki nomor formulir, dengan format RM dan di
ikut nomor formulir.
50. Apabila ada pembaharuan lembar rekam medis harus ada catatan revisi
keberapa formulir tersebut diperbaharui, dengan format
(RM/REV.00/Bulan/Tahun) dengan arti RM : Rekam medis, REV : Revisi ke,
Bulan Revisi, dan Tahun Revisi.
51. Formulir rekam medis di cetak menggunakan format kertas F4 dan beberapa
formulir dicetak dengan menggunakan format kertas tertentu.
52. Pasien yang memiliki catatan atau alergi diberi tanda khusus pada rekam
medis berupa Stiker Penanda.
53. Analisa kelengkapan isi rekam medis dilakukan secara kuantitatif untuk
mengetahui kekonsistensian petugas dalam melengkapi rekam medis.
54. Dalam penulisan pada lembaran rekam medis menggunakan ballpoint
standard 0,5 tidak di perbolehkan menggunakan ballpoint Cair/Gel.
13
Pendaftaran Rawat Jalan DIV RMIK 2
Total 3
B. Distribusi Ketenagaan
Jumlah sumber daya manusia di Ruang Rekam Medis UPTD
Puskesmas Waluya adalah 2 (dua) orang dan pendaftaran 2 (dua) orang
sesuai dengan struktur organisasi. Adapaun pendistribusian adalah sebagai
berikut :
Total 4
14
C. DENAH RUANG PENDAFTARAN DAN REKAM MEDIS
K K R
u u M A
r r E K
s s J
i i A B
E
T T K R
u u E K
n n R A
g g J S
g g A
u u R
MEJA PENDAFTARAN
MEJA BERKAS RM
17
D. Standar Fasilitas Bagian Rekam Medis
Daftar Inventaris Peralatan di Ruang Rekam Medis
18
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Menurut jenis kedatangan pasien dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut :
1. Pasien baru : pasien yang baru pertama kali ke puskesmas untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan
2. Pasien lama : pasien yang sudah pernah datang ke puskesmas dan kembali
lagi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
Pasien baru
Setiap pasien baru akan diterima di pendaftaran, petugas pendaftaran
menginput ke dalam komputer dengan menggunakan aplikasi puskesmas,
kemudian setiap pasien yang datanya telah dimasukkan kedalam komputer akan
memperoleh nomor rekam medis dan kartu berobat yang harus dibawa pada
setiap kunjungan berikutnya dan akan dipergunakan seumur hidup selama
berobat di UPTD Puskesmas Waluya.
Pasien yang sudah mendapatkan kartu berobat akan diarahkan ke nurse
station oleh petugas pendaftaran. Pasien akan menunggu di poliklinik yang
dituju. Setelah mendapat pelayanan yang cukup dari poliklinik, ada beberapa
kemungkinan dari setiap pasien :
a. Pasien boleh pulang
b. Pasien dirujuk
c. Pasien Melarikan Diri
Pasien Lama
Setiap pasien lama yang telah membawa kartu berobat, tidak perlu lagi
menginput data tetapi sudah bisa langsung didaftarkan dengan menggunakan
nomor rekam medis atau NIK. Lalu pasien diarahkan ke poliklinik tujuan pasien
oleh petugas pendaftaran. Pasien akan menunggu di poliklinik yang dituju.
B. Sistem Identifikasi, Penamaan dan Penomoran
1. Sistem Identifikasi
Identifikasi menggunakan tiga identitas terdiri dari:
a. Nama lengkap pasien : harus sesuai kartu tanda pengenal resmi (KTP,
parpost, SIM , Kitas)
b. Tanggal lahir
c. Nomor rekam medis
19
Sistem identifikasi di UPTD Puskesmas Waluya yaitu :
a. Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir di UPTD Puskesmas Waluyadan belum mempunyai
identitas maka identifikasi menggunakan nama ibu, bayi. Perubahan nama
dilakukan saat pasien sudah memiliki nama, sesuai prosedur perubahan
nama pasien. Contoh : Bayi, Ny, Sri Astuti
b. Pasien Tidak Dikenal
Bila ditemukan pasien datang ke RGD UPTD Puskesmas Waluya dalam
keadaan tidak sadar/gawat serta tidak ada anggota keluarganya, tidak
ditemukan identitas apapun, maka penulisan identifikasi pasien yaitu :
Untuk pasien yang tidak dikenal/tidak ada identitas tanpa pengantar dalam
keadaan tidak sadar/gawat, data identitas lengkap diambil bila pasien
sudah sadar dan memungkinkan untuk diminta keterangannya atau sudah
ada anggota keluarganya. Untuk sementara penulisan nama menggunakan
kode X sebagai berikut :
Pasien laki-laki penulisan nama menggunakan X diikuti dengan
tgl/bulan /tahun pasien berobat
Pasien perempuan penulisan nama menggunakan Y diikuti dengan
tgl/bulan/tahun pasien berobat
Apabila sampai keluar/meninggal identitas pasien tidak diketahui,
maka identitas tetap menggunakan kode “X” untuk laki-laki kode “Y”
untuk Perempuan diikuti tanggal/bulan/tahun berobat.
2. Sistem Penamaan
Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada
seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien yang satu dengan
pasien yang lainnya, sehingga mempermudah/memperlancar didalam
memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang datang berobat ke
puskesmas. Sistem penamaan UPTD Puskesmas Waluya menggunakan
penamaan langsung yaitu yang ditulis dalam database adalah nama pasien
sendiri berdasarkan kartu tanda pengenal dan dapat ditambahkan sesuai
dengan wawancara terakhir.
Dalam sistem penamaan pada rekam medis, diharapkan :
Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang
disempurnakan.
22
c) Fasilitas Fisik Ruang Penyimpanan
Alat penyimpanan meliputi penerangan yang baik, pemeliharaan
ruangan, alat penyimpanan rekam medis yang dipakai adalah Rak besi.
d) Tanggung Jawab Penyimpanan
a. Selama rekam medis berada di ruang perawatan menjadi tanggung
jawab perawat ruangan.
b. Setelah rekam medis dikirim ke ruang Rekam Medis menjadi tanggung
jawab ruang Rekam Medis.
c. Petugas penyimpanan rekam medis adalah petugas yang ditunjuk dan
bertanggung jawab menyimpan, menjajar, memelihara dan
mengamankan rekam medis dan isinya yang bersifat rahasia di
ruangan yang aman, terbebas dari kemungkinan kebakaran, kebanjiran
dan kerusakan karena sebab lain.
d. Penyimpanan rekam medis rawat jalan, RGD dan poned disimpan
terpusat. Penjajarannya menggunakan sistem akhir.
e. Rekam medis pasien UPTD Puskesmas Waluyayang masih
dipergunakan (aktif) disimpan minimal 2 (dua) tahun, terhitung dari
tanggal terakhir berobat, setelah itu dinyatakan inaktif.
f. Rekam medis inaktif, dialih mediakan ke elektronik dan dimusnahkan
dengan ketentuan pemusnahan dan undang-undang yang berlaku.
e) Sampul Pelindung Rekam Medis
Berkas Rekam medis harus diberi sampul pelindung untuk :
1. Memelihara keutuhan susunan lembaran-lemabaran rekam medis.
2. Mencegah terlepas atau tersobeknya lembaran, sebagai akibat sering
dibolak-baliknya lembaran tersebut.
Jenis sampul yang digunakan di UPTD Puskesmas Waluya adalah dalam
bentuk map, dimana map dilengkapi dengan penjepit (fastener) dibagian
tengah untuk mengikat lembaran-lembaran pada map.
E. Pengolahan Data Medis
Semua bentuk catatan, baik hasil rekapitulasi harian, maupun lembaran-
lembaran formulir rekam medis merupakan bahan yang perlu diolah untuk
selanjutnya dipakai sebagai bahan laporan puskesmas. Sebelum dilakukan
pengolahan, berkas-berkas rekam medis tersebut diteliti kelengkapannya baik isi
maupun jumlahnya. Rekapitulasi dari laporan harian & bulanan diolah untuk
menyiapkan laporan yang menyangkut kegiatan puskesmas, sedangkan formulir-
formulir rekam medis diolah untuk menyiapkan laporan yang menyangkut
morbiditas dan mortalitas.
23
Kegiatan pengolahan yang dilakukan:
1. Penyusunan Formulir Rekam Medis (Assembling)
Assembling adalah menyusun kembali formulir rekam medis yang telah
dipulangkan oleh perawat dari ruang rawat jalan dan atau rawat poned
sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan sehingga menjadi runtut
sesuai dengan kronologi riwayat penyakit pasien. Susunan penataan
berkas rekam medis yang ada di UPTD Puskesmas Waluya
Rawat Jalan
Identitas pasien
General concent
Pemberian Edukasi Pasien
Asesmen Awal Rawat Jalan
Lembar poliklinik
Lembar Poliklinik Gigi/Obstetri
Lembar konsultasi
Formulir persetujuan tindakan
Hasil pemeriksaan penunjang : Laboratorium, dll
RGD
Identitas Pasien
General Concent
Asesmen Awal Medis Gawat Darurat
Formulir Triage
Observasi Terintegrasi Pasien Gawat Darurat
Asesmen Awal Keperawatan Gawat Darurat
Assesmen Resiko Pasien Jatuh
Persetujuan Tindakan
Hasil Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium, dll
b) Analisa Kuantitatif
Adalah telaah bagian tertentu dari isi rekam medis dengan maksud
menemukan kekurangan khusus yang berkaitan dengan pencatatan
rekam medis. Petugas rekam medis akan menganalisa setiap berkas
rekam medis yang diterima. Petugas juga harus bisa mengidentifikasi,
mengenal dan menemukan bagian yang tidak lengkap ataupun belum
tepat pengisiannya, tentang :
Jenis formulir yang digunakan
Jenis formulir yang harus ada
Orang yang berhak mengisi rekam medis
Orang yang harus melegalisasi penulisan
Tujuan analisa kuantitatif :
Menentukan sekiranya ada kekurangan agar dapat dikoreksi
dengan segera pada saat pasien masih dirawat, dan item
kekurangan belum terlupakan, untuk menjamin efektifitas
kegunaan isi rekam medis di kemudian hari. Yang dimaksud
dengan koreksi ialah perbaikan sesuai keadaan yang sebenarnya
terjadi.
Untuk mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap yang dengan
mudah dapat dikoreksi dengan adanya suatu prosedur sehingga
rekam medis menjadi lebih lengkap dan dapat dipakai untuk
pelayanan pada pasien, melindungi dai kasus hukum, memenuhi
peraturan dan untuk analisa statistik yang akurat.
Kelengkapan Rekam medis sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan jangka waktunya, perizinan, akreditasi, keperluan
sertifikat lainnya
Mengetahui hal-hal yang berpotensi untuk membayar ganti rugi
Komponen analisa kuantitatif :
Memeriksa identifikasi pasien pada setiap lembar rekam medis
Adanya semua laporan yang penting
Review autentifikasi 25
Review pencatatan
Jika dalam proses analisa kuantitatif ditemukan adanya kesalahan
dalam pencatatan rekam medis dapat dilakukan pembetulan
dengan cara pencoretan sekali tanpa menghilangkan catatan yang
dibetulkan dan dibubuhi paraf yang bersangkutan. Penghapusan
dangan cara apapun tanpa di benarkan.
3. Klasifikasi Penyakit dan Tindakan (Koding) dan Indeksing
a) Koding
Diagnosis dan tindakan yang ada di dalam rekam medis harus diberi
kode dan selanjutnya diindeks agar memudahkan pelayanan pada
penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan,
manajemen, dan riset bidang kesehatan.
Tenaga rekam medis sebagai pemberi kode bertanggung jawab atas
keakuratan kode dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh
tenaga medis. Oleh karenanya untuk hal yang kurang jelas atau yang
tidak lengkap, sebelum koding ditetapkan, komunikasikan terlebih
dahulu pada dokter yang membuat diagnosis tersebut.
Untuk lebih meningkatkan informasi dalam rekam medis, petugas
rekam medis membuat koding sesuai dengan klasifikasi yang tepat.
Disamping kode penyakit, berbagai tindakan lain juga dikoding sesuai
klasifikasi masing-masing.
Koding Penyakit (ICD-10)
b) Indeksing
Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah
dibuat ke dalam indeks-indeks, di UPTD Puskesmas Waluya dilakukan
secara komputerisasi.
Indeks Pasien
Adalah Data base komputer yang berisikan nama semua pasien
yang pernah berobat di UPTD Puskesmas Waluya Informasi yang
ada di dalam data base ini adalah : nama lengkap, jenis kelamin,
tanggal lahir, umur, pekerjaan, alamat, tanggal berobat rawat
jalan/rawat inap.
Kegunaan : kunci untuk menemukan berkas rekam medis pasien.
Cara Penyampaian :
Data base tersusun secara alphabet seperti susunan kata-kata
dalam kamus
Data base ini digunakan untuk mencari rekam medis pasien yang
tidak membawa kartu berobat sehingga dapat dicari berdasarkan
nama pasien. 26
Indeks Penyakit
Adalah suatu data base yang menyimpan kode diagnosa penyakit
maupun tindakan operasi setiap pasien yang berobat di UPTD
Puskesmas Waluya
Informasi yang ada didalam data base ini adalah nama pasien,
nomor rekam medis, jenis kelamin, umur, tanggal masuk, tanggal
keluar, nomor kode diagnosa penyakit atau tindakan.
Kegunaan : untuk mengindeks penyakit maupun tindakan operasi
sesuai dengan informasi yang diinginkan untuk keperluan sebagai
berikut :
Mempelajari kasus-kasus terdahulu dari satu penyakit untuk
memperoleh pengertian tentang penanggulangan terhadap
penyakit/masalah kesehatan pada saat ini.
Untuk menguji teori-teori membandingkan data-data tentang
penyakit/pengobatan dalam rangka penyuguhan tulisan-tulisan
ilmiah
Menyuguhkan data untuk menyusun keperluan alat-alat baru,
tempat tidur dan lain-lain.
Menilai kualitas pelayanan di UPTD Puskesmas Waluya
Menyuguhkan data pelayanan yang diperlukan dalam survey
kemampuan UPTD Puskesmas Waluya
Menemukan rekam medis dimana dokternya hanya ingat
diagnosa, sedangkan nama pasien yang bersangkutan lupa.
Menyediakan materi pendidikan untuk mahasiswa kedokteran,
perawat, dll.
Cara penyimpanan :
Dengan sistem komputerisasi yang diback up setiap waktu tertentu
secara periodik sehingga data rusak atau hilang dapat dicegah.
F. Tata Cara Pengambilan Rekam Medis
1. Pengeluaran Rekam Medis
a. Tidak satupun rekam medis boleh keluar dari ruang Rekam Medis, tanpa
tanda formulir peminjaman. Peraturan ini tidak hanya berlaku bagi orang-
orang diluar rekam medis, tetapi juga bagi petugas-petugas rekam medis
sendiri.
28
4. Distribusi Rekam Medis
Di UPTD Puskesmas Karangbahagia pendistribusian rekam medis
dilakukan oleh petugas rekam medis.
G. Kerahasiaan Rekam Medis
Secara umum informasi rekam medis bersifat rahasia. Informasi di dalam
rekam medis bersifat rahasia karena hal ini menjelaskan hubungan, yang khusus
antara pasien dan dokter yang wajib dilindungi dari pembocoran sesuai dengan
kode etik kedokteran dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan atau catatan yang terdapat dalam rekam medis sebagai hasil
pemeriksaan, pengobatan observasi atau wawancara dengan pasien merupakan
informasi yang tidak boleh disebarluaskan kepada pihak-pihak yang tidak
berwenang karena menyangkut informasi pribadi pasien.
Pemberitahuan informasi di UPTD Puskesmas Waluya mengenai kondisi
kesehatan/penyakit yang diderita pasien dan resiko serta kemungkinan-
kemungkinan yang teratasi terhadap diri pasien menjadi tanggung jawab dokter
yang merawat pasien tersebut.
Jenis informasi lainnya adalah perihal identitas (nama, alamat, dan lain-
lain) serta informasi lain yang tidak mengandung nilai medis. Biasanya informasi
ini terdapat dalam lembaran depan rekam medis rawat jalan maupun rawat
bersalin. Pemberian informasi ini tetap harus memperhatikan aspek kerahasiaan
rekam medis pasien. Pemberian informasi kepada pihak lain adalah yang diberi
kuasa oleh pasien.
Diagnosa akhir pasien mengandung nilai medis maka lembaran tersebut
tetap tidak boleh disebarluaskan kepada pihak lain yang tidak berwenang. Walau
demikian perlu diingatkan kepada para petugas medis maupun non medis di
puskesmas, harus berhati-hati karena adakalanya identitas pasienpun dianggap
perlu disembunyikan dari pemberitaan, misalnya apabila pasien tersebut adalah
tanggungan polisi (buronan). Hal ini dilakukan demi ketenangan pasien dan demi
tertibnya keamanan di puskesmasdari pihak-pihak yang tidak berwenang.
Oleh karena itu dimanapun petugas kesehatan bertugas tetap harus
memiliki kewaspadaan yang tinggi agar terhindar dari kemungkinan tuntutan ke
pengadilan. Pemberian informasi sesuai prosedur yang ditetapkan
Sumber hukum yang dapat dijadikan acuan didalam masalah kerahasiaan
suatu informasi medis yang menyangkut rekam medis pasien.
29
1. Rahasia kedokteran
a. Mengacu pasal 48 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran maka:
1) Setiap dokter atau dokter gigi di UPTD Puskesmas Waluyadalam
melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia
kedokteran.
2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan
kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum
dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau
berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
b. Pasal 51 huruf c Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 adanya kewajiban
merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia.
c. Berkaitan dengan pengungkapan rahasia kedokteran tersebut diatur dalam
pasal 10 ayat (2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 Tentang Rekam Medis Elektronik
sebagai berikut: Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit,
riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal :
1) untuk kepentingan kesehatan pasien;
2) memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum atas perintah pengadilan;
3) permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;
4) permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-
undangan; dan
5) untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis,
sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.
d. Mengenai rahasia kedokteran dikenal adanya trilogi rahasia kedokteran
yang meliputi persetujuan tindakan kedokteran, rekam medis dan rahasia
kedokteran karena keterkaitan satu sama lain. Jika menyangkut
pengungkapan rahasia kedokteran maka harus ada izin pasien (consent)
dan bahan rahasia kedokteran terdapat dalam rekam medis.
2. Hak Akses
a. Hak akses pasien terhadap rahasia kedokteran didasarkan pada data
medis yang tercantum dalam rekam medis. Rekam medis adalah data
pribadi pasien, maka pasien berhak untuk memperoleh informasi untuk
mengetahui apa saja yang dilakukan terhadap dirinya dalam rangka
penyembuhannya dengan pendampingan dokter yang merawat pasien.
30
b. Tenaga kesehatan yang berhak mengisi rekam medis di puskesmas
adalah:
Dokter umum dan dokter gigi yang melayani pasien di UPTD
Puskesmas Waluya
Tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam pelayanan antara lain:
Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Tenaga Laboratorium Klinik, Gizi,
Apoteker, Perekam Medis dan tenaga kesehatan lainnya.
Dalam hal dokter cuti/resign maka yang melakukan tindakan/konsultasi
kepada pasien yang mengisi rekam medis adalah perawat atau bidan
yang ditunjuk oleh Manajemen UPTD Puskesmas Waluya
c. Hak akses terhadap rekam medis di UPTD Puskesmas Waluya adalah :
Dokter
Tenaga kesehatan (perawat, perawat gigi, bidan, apoteker, petugas gizi,
tenaga laboratorium klinik, perekam medis dan tenaga kesehatan
lainnya)
d. Pihak ketiga yang yang sah secara hukum untuk mengakses Rekam Medis
pasien sesuai dengan surat kuasa pasien dan perjanjian kerja sama
dengan UPTD Puskesmas Waluya.
e. Pasien dapat mengetahui riwayat kesehatannya yang tertuang dalam
ringkasan pulang pasien. Ringkasan pulang diberikan kepada pasien pada
saat pasien pulang.
dirinya, hal ini bertujuan untuk melindungi puskesmas dari tuntutan yang lebih
jauh. Patokan yang perlu dan harus senantiasa diingat oleh Perekam Medis dan
adalah Surat Persetujuan untuk memberikan informasi yang ditanda tangani oleh
seorang pasien atau pihak yang bertanggung jawab selalu diperlukan, untuk
setiap pemberian informasi dari rekam medis.
Untuk melengkapi persyaratan bahwa surat kuasa/persetujuan tindakan medis
harus ditandatangani oleh orang yang bersangkutan, puskesmastelah
menyediakan formulir surat kuasa, dengan demikian tanda tangan dapat
diperoleh pada saat pasien tersebut masuk rawat.
Ketentuan-ketentuan secara umum:
a. Setiap informasi yang bersifat medis yang dimiliki oleh puskesmas tidak boleh
disebarkan oleh pegawai puskesmas itu sendiri, kecuali bila ada pimpinan
puskesmas mengizinkan.
b. Salinan rekam medis tidak boleh dibuat tanpa persetujuan khusus dari kepala
ruang kerja rekam medis yang akan bermusyawarah dengan pimpinan
puskesmas(jika ada keragu-raguan). Tidak seorang pun boleh memberikan
informasi lisan atau tertulis kepada seorang di luar organisasi
puskesmastanpa persetujuan tertulis dari Direktur UPTD Puskesmas Waluya
(perkecualian: mengadakan diskusi mengenai kemajuan dari pada kasus
dengan keluarga atau wali pasien yang mempunyai kepentingan yang sah).
c. Dokter tidak boleh memberikan persetujuan kepada perusahaan asuransi
atau badan lain untuk memperoleh rekam medis.
32
d. Badan-badan sosial boleh mengetahui isi data sosial dari rekam medis,
apabila mempunyai alasan-alasan yang sah untuk memperoleh informasi,
namun untuk data medisnya tetap diperlukan surat persetujuan dari pasien
yang bersangkutan.
e. Permohonan pasien untuk memperoleh informasi mengenai catatan dirinya
diserahkan kepada dokter yang merawatnya.
f. Permohonan permintaan informasi harus secara tertulis, permohonan
informasi secara lisan tidak diperbolehkan.
g. Informasi rekam medis hanya dikeluarkan dengan surat kuasa yang ditanda
tangani dan diberi tanggal oleh pasien (Walinya jika pasien tersebut secara
mental tidak berkompeten) atau keluarga terdekat kecuali jika ada ketentuan
lain dalam peraturan. Surat kuasa hendaklah juga ditandatangani dan diberi
tanggal oleh orang yang mengeluarkan informasi medis seorang pasien dan
disimpan di dalam rekam medis tersebut.
35
4) Petugas Penjajaran akan mengambil berkas rekam medis yang sudah
lengkap lalu menyusun berkas rekam medis ke dalam rak penyimpanan
sesuai no rekam medis
N. Standarisasi Formulir
Agar diperoleh kualitas rekam medis yang optimal perlu dilakukan review
terhadap formulir pada rekam medis dengan menyesuaikan dengan aturan-
aturan yang berlaku.
a) Tanggung Jawab Standarisasi Formulir
a. Menerima rancangan formulir baru atau revisi dari penguna yang
membutuhkan
b. Penilaian dan analisis latar belakang kebutuhan informasi yang
diharapkan
c. Menilai ukuran formulir, tata letak, kejelasan, kelengkapan data
identitas, dan estetika bentuk formulir.
d. Membuat daftar formulir yang ada di rekam medis
e. Memberikan nomor formulir, kode revisi dan nama formulir sesuai
standarisasi design formulir rekam medis UPTD Puskesmas Waluya.
36
BAB V
LOGISTIK
Ruang Rekam Medis dan UPTD Puskesmas Waluya setiap bulan mempunyai
permintaan rutin dan tidak rutin yang terbagi menjadi 4 (empat) yaitu Perangkat
kerja, ATK (Alat Tulis Kantor), ART (Alat Rumah Tangga) dan Sistem Komputer.
Berikut tabel logistik ruang Rekam Medis UPTD Puskesmas Waluya:
37
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien adalah pasien bebas dari harm (cedera) yang termasuk
didalamnya adalah penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial, penderitaan, cacat,
kematian, dan lain-lain yang seharusnya tidak seharusnya terjadi atau cedera yang
potensial, terkait dengan pelayanan kesehatan.
Penerapan keselamatan pasien di Ruang Rekam Medis pasien
menitikberatkan kepada keselamatan dan kerahasiaan informasi kesehatan pasien.
Risiko-risiko terhadap keselamatan diidentifikasi untuk menghindari terjadinya
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) maupun Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menjaga keselamatan pasien di Ruang
Rekam Medis sebagai berikut :
1. Memastikan identifikasi pasien saat mendaftar adalah benar, nama, tanggal lahir
dan alamat.
2. Rekam medis yang diambil untuk pasien berobat, cek kembali nomor rekam
medis dan nama pasien apakah sesuai dengan permintaan
3. Apabila database pasien nama sama atau mirip, cek tanggal lahirnya agar tidak
tertukar antar pasien satu dan lainnya
4. Pemberian informasi kepada pihak ketiga selalu menggunakan surat kuasa dari
pasien
5. Mambatasi hak akses terhadap ruang rekam medis, hanya petugas rekam medis
yang boleh masuk ruang penyimpanan
6. Yang mempunyai hak akses terhadap rekam medis pasien adalah dokter/dokter
gigi, perawat dan tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung
kepada pasien.
7. Pasien yang memiliki lebih dari satu nomor rekam medis, digabungkan di
database dan fisik rekam medis.
38
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
39
Beberapa hal prinsip yang perlu diperhatikan di Ruang Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan yaitu :
a. Cuci tangan yang bertujuan untuk mencegah adanya infeksi silang
b. Peraturan keselamatan harus terpampang dengan jelas disetiap ruang
penyimpanan.
c. Penggunaan alat pelindung diri (APD) diantaranya pemakaian masker saat
berhubungan intens dengan berkas rekam medis
d. Mencegah terjadinya petugas terjatuh ketika mengerjakan penyimpanan
pada rak-rak dengan menggunakan kursi.
e. Ruang gerak untuk bekerja selebar meja tulis, harus memisahkan rak-rak
penyimpanan.
f. Penerangan lampu yang cukup baik, menghindarkan kelelahan
penglihatan petugas.
g. Pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan debu, dan
pencegahan bahaya kebakaran.
Faktor-faktor risiko bekerja di ruang rekam medis dan informasi kesehatan dan
cara pengendaliaannya :
Tabel 1. Faktor-Faktor Risiko dan Cara Pengendalian
No. Pekerjaan Risiko Pengendalian
1. Penamaan - Kelelahan mata - Penempatan komputer yang
dan - Tension neck tepat
Penomoran - Carpal tunnel - Istirahat sambil gerakkan
syndrome leher
- Low back pain - Posisi jari sejajar keyboard
- Penyediaan kursi
ergonomis
2. Penyimpanan - Terjatuh - Penyediaan topangan kaki
- Low back pain yang stabil
- Terjepit roll o’pack - Penempatan penahan antar
- Terkilir filling saat digunakan
- Gangguan - Menggunakan masker
pernafasan - Pencahayaan yang cukup
- Dermatitis - Ventilasi/AC/Fan
- Kelelahan mata - Penyediaan APAR (Alat
- Suhu panas Pemadam Api Ringan) yang
- Kebakaran sesuai
3. Peminjaman - Terjatuh - Penyediaan topangan kaki
40
dan - Low back pain yang stabil
Pengembalian - Terjepit roll opack - Penempatan penahan antar
- Terkilir filling saat digunakan
- Gangguan - Menggunakan masker
pernafasan - Pencahayaan yang cukup
- Dermatitis - Ventilasi/AC/Fan
- Kelelahan mata - Menggunakan sarung
- Suhu panas tangan untuk arsip lama
atau segera cuci tangan
4. Penjajaran - Terpeleset - Lantai tidak licin
(Filling) - Terjatuh - Menggunakan sepatu tidak
- Low back pain berhak tinggi
- Terjepit roll opack - Menggunakan masker
- Terkilir - Pencahayaan cukup
- Gangguan - Ventilasi/AC/Fan
pernafasan - Menggunakan sarung
- Dermatitis tangan dan cuci tangan
- Suhu panas
- Kelelahan mata
5. Pengolahan - Kelelahan mata - Penempatan komputer
rekam medis - Tension neck yang tepat
- Carpal tunnel - Istirahat selingan dengan
syndrome menggerakkan leher
- Low back pain - Posisi jari sejajar keyboard
- Trigger finger - Penyediaan kursi
ergonomis
- Posisi siku sejajar dengan
meja/keyboard/mouse
6. Pelaporan - Kelelahan mata - Penempatan komputer
- Tension neck yang tepat
- Carpal tunnel - Istirahat selingan dengan
syndrome menggerakkan leher
- Low back pain - Posisi jari sejajar keyboard
- Trigger finger - Penyediaan kursi
ergonomis
- Posisi siku sejajar dengan
meja/keyboard/mouse
41
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
42
Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih
untuk dimonitor
Didasarkan pada data yang ada
3. Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat menilai
indikator, sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara mutu baik dan
mutu tidak baik.
4. Standar yang digunakan
Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan :
Acuan dari berbagai sumber
Benchmarking dengan Puskesmasyang setara
Berdasarkan trend yang menuju kebaikan
5. Pemantauan mutu di Ruang Rekam Medis yaitu :
Kelengkapan rekam medis
Keterbacaan tulisan dokter
Kepatuhan penggunaan singkatan
Angka kejadian penomoran ganda
Angka kelengkapan pengisian resume medis
Angka kelengkapan pengisian persetujuan tindakan kedokteran
Angka keterlambatan pengembalian rekam medis
Angka keterlambatan pengiriman rekam medis rawat jalan ulang
43
BAB IX
PENUTUP
44
DAFTAR PUSTAKA
45