Anda di halaman 1dari 5

DIABETES MELITUS

No. Dokumen :
Di tetapkan oleh
No Revisi :
SOP Penanggung jawab
Tanggal Terbit :
Halaman :
KLINIK MEDIS 24
dr.Ery Mufaridah
JAM “BDS TEBEL”

1. Pengertian Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta
ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas
nilai normal.
2. Tujuan Agar petugas dapat mendiagnosis dan memberikan terapi pada
pasien diabetes melitus.
3. Kebijakan Berdasarkan SK Nomor 005/SK/II/2019 Tentang Layanan Klinis
Yang Berorientasi Pasien (LKBP)
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 514 Tahun 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama.
5. Bahan dan Alat a. Alat tulis kantor
b. Rekam medis
6. Langkah-langkah 1. Petugas melakukan anamnesa tentang riwayat penyakit
sekarang, apakah pasien mengeluhkan gejala klasik DM yang
berupa poliuria (sering kencing), polidipsi (sering haus) dan
polifagi (serng lapar), serta penurunan berat badan yang tidak
jelas penyebabnya, atau juga bisa disertai keluhan tidak khas
meliputi lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, luka yang sulit
sembuh, pruritus vulva pada wanita, dan disfungsi ereksi pada
pria.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, adakah penurunan
berat badan, atau adakah prurirus atau gangren.
3. Petugas melakukan pemeriksaan GDS, GDP dan GD2JPP
bila pasien berpuasa, serta pemeriksaan penunjang: HbA1C
(jika diperlukan)
4. Petugas menegakkan diagnosa Diabetes Mellitus bila:
a. Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + Glukosa
darah sewatu ≥ 200 mg/dl (darah kapiler). ATAU
b. Gejala klasik DM + Glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl
(darah kapiler). ATAU
c. Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa
terganggu (TTGO) > 200 mg/Dl. ATAU
d. Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau GDP
ulang ≥ 126 mg/dl (darah kapiler). ATAU
e. HbA1C ≥ 6.5 %, pemeriksaan HbA1C dilakukan hanya
apabila pasien menyetujui.
5. Petugas melakukan evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM,
evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan
6. Petugas memberikan pengobatan DM:

a. Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis


maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari

b. Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg


dosis maksimal 15 mg/hr diberikan 15 –
30 menit sebelum mkan, 1-2 kali/hari.

c. Golongan Inhibitor α glukosidase: Acarbose dosis awal 50


mg dosis maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari

d. Insulin : short acting atau long acting

7. Petugas memberi edukasi sesuai dengan terapi non farmakologi


dan efek samping obat
7. Diagram Alir
Pasien mendafar diloket pendaftaran

Petugas melakukan pemeriksaan vital sign,


pengukuran berat badan dan tinggi badan

Pasien masuk dipoli yang dituju

Petugas melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan


menegakkan diagnosa

Petugas memberikan obat

Pasien ambil resep di ruang obat

Selesai

8. Hal – hal yang perlu Dalam melakukan pemberian asuhan harus sesuai dengan masalah
diperhatikan kesehatan yang dihadapi pasien
9. Unit terkait a. Ruang pelayanan umum
b. Ruang pelayanan gigi
c. Ruang Farmasi
10.Dokumen Rekam medis
terkait
11.Rekaman NO Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
historis diberlakukan
perubahan
DAFTAR TILIK

SOP DIABETES MELITUS

Nama Petugas yang dinilai :

Tanggal Penilaian :

Petugas Penilai :

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah petugas melakukan anamnesa tentang riwayat penyakit
sekarang, apakah pasien mengeluhkan gejala klasik DM yang
berupa poliuria (sering kencing), polidipsi (sering haus) dan
polifagi (serng lapar), serta penurunan berat badan yang tidak
jelas penyebabnya, atau juga bisa disertai keluhan tidak khas
meliputi lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, luka yang sulit
sembuh, pruritus vulva pada wanita, dan disfungsi ereksi pada
pria?
2. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik, adakah
penurunan berat badan, atau adakah prurirus atau gangren?
3. Apakah petugas melakukan pemeriksaan GDS, GDP dan
GD2JPP bila pasien berpuasa, serta pemeriksaan penunjang:
HbA1C (jika diperlukan)?
4. Apakah petugas menegakkan diagnosa Diabetes Mellitus bila:
a. Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + Glukosa
darah sewatu ≥ 200 mg/dl (darah kapiler). ATAU
b. Gejala klasik DM + Glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl
(darah kapiler). ATAU
c. Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa
terganggu (TTGO) > 200 mg/Dl. ATAU
d. Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau
GDP ulang ≥ 126 mg/dl (darah kapiler). ATAU
e. HbA1C ≥ 6.5 %, pemeriksaan HbA1C dilakukan hanya
apabila pasien menyetujui?
5. Apakah petugas melakukan evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM,
evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan?
6. Apakah petugas Petugas memberikan pengobatan DM:

a. Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis


maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
b. Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg
dosis maksimal 15 mg/hr diberikan 15
– 30 menit sebelum mkan, 1-2 kali/hari.

c. Golongan Inhibitor α glukosidase: Acarbose dosis awal 50


mg dosis maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari

d. Insulin : short acting atau long acting?


7. Apakah petugas memberi edukasi sesuai dengan terapi non
farmakologi dan efek samping obat?
Jumlah
Compliance rate (CR)= ∑ YA /YA + TIDAK X 100 %

PENILAI

…………………….

Anda mungkin juga menyukai