Anda di halaman 1dari 9

Machine Translated by Google

Seri Konferensi IOP: Ilmu Bumi dan Lingkungan

KERTAS • AKSES TERBUKA Anda mungkin juga menyukainya

-
Keanekaragaman bioaktif sekunder
Evaluasi komparatif komposisi terdekat metabolit yang dihasilkan tanaman obat
Physalis angulata L. (Ciplukan)
dan vitamin C dari Physalis angulata Air terjun Dan R Mastuti dan M Rosyidah

- Tekanan Lingkungan In Vitro untuk


Physalis peruviana Air terjun di Jawa Barat, Indonesia Meningkatkan Produksi Withanolides di
Physalis angulata L.
R Mastuti dan M Rosyidah
Mengutip artikel ini: AC Iwansyah et al 2020 Konferensi IOP. Ser.: Lingkungan Bumi. Sains. 462 012012
- Pengaruh Pelarut dan Maltodekstrin
tentang Ciri-ciri Physalis angulata
L. Ekstrak Daun
A Triyono, R Luthfiyanti, T Rahman dkk.

Lihat artikel online untuk pembaruan dan penyempurnaan.

Konten ini diunduh dari alamat IP 112.215.241.213 pada 22/10/2023 pukul 13:10
Machine Translated by Google

IKONPROBIOS 2019 Penerbitan IOP


Konferensi IOP. Seri : Ilmu Bumi dan Lingkungan 462 (2020) 012012 doi:10.1088/1755-1315/462/1/012012

Evaluasi komparatif komposisi terdekat dan


vitamin C dari Physalis angulata Linn dan Physalis peruviana
Linn di Jawa Barat, Indonesia

AC Iwansyah*, DN Surahman, DD Hidayat, R Luthfiyanti, A Indriati dan CE


Ardiansyah

Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.


Jl KS Tubun No.5, Subang 41213 Jawa Barat, Indonesia

*Email penulis koresponden: chandra.iwansyah@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proksimat dan vitamin C dari Physalis. Dua spesies
Physalis yaitu P. angulata L. dan P. peruviana L. digunakan sebagai model studi banding. Komposisi
proksimat, serat, dan vitamin C seluruh bagian Physalis, yaitu daun, batang, tunas, dan buah Physalis
dianalisis. Physalis angulata dikumpulkan dari Kecamatan Pagaden (Lintang: 6030'24" LS, Bujur:
107048'74"BT, Ketinggian: 55 MAMSL) Kabupaten Subang, Barat
Provinsi Jawa, dan Physalis peruviana yang dikumpulkan dari Kecamatan Pamulihan (Lintang:
6052'27.06"LS, Bujur: 107049'24.95"BT, Ketinggian: 947 MAMSL), Kabupaten Sumedang, Provinsi
Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan komposisi proksimat dan vitamin C pada
pucuk tanaman P. angulata dan P. peruviana relatif merata. Komposisi proksimat dan vitamin C pada
Physalis angulata mempunyai pola yang sama dibandingkan dengan Physalis peruviana. Hasil uji sampel
berpasangan menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna komposisi proksimat dan vitamin C
antara Physalis angulata dan Physalis peruviana.

1. Pendahuluan
Physalis merupakan salah satu genera dari famili Solanaceae . Genus Physalis terdiri dari 75 spesies yang sebagian besar
ditemukan di Amerika dengan hanya sedikit spesies di Eropa dan Asia [1]. Physalis angulata L., berasal dari Brazil,
khususnya wilayah Utara dan Timur Laut [2]. Physalis peruviana berasal dari Andes, dibudidayakan secara luas di Peru
[3]. Karena berbagai senyawa nutrisinya, Physalis
angulata memiliki potensi lebih dibandingkan Physalis peruviana [4, 6].
Dalam terminologi Indonesia, tidak ada perbedaan nama antara Physalis angulata dan peruviana, keduanya disebut
“Ciplukan” atau “Cecendet”. Physalis sendiri mengandung beberapa spesies yang meragukan, namun secara umum
secara morfologi perbedaan yang signifikan antara Physalis angulata dan peruviana adalah sebagai berikut. Physalis
angulata merupakan herba tahunan yang tingginya mencapai 100 cm, sedangkan Physalis peruviana merupakan herba
abadi dengan tinggi 0,5-2 m. Daun Physalis angulata tersusun spiral, bulat telur sampai lanset, 4–15 cm x 2,5–10 cm,
sedangkan daun peruviana berseberangan, bulat telur, 5-15 cm × 4-10 cm. Bunga Physalis angulata berada di ketiak
daun, sedangkan bunga peruviana menyendiri. Buah Physalis angulata memiliki buah beri bulat dengan diameter 10–16
mm, sedangkan buah peruviana memiliki buah beri bulat dengan diameter 1-2 cm [7].

Ada banyak peneliti yang mengerjakan Physalis angulata dan Physalis peruviana. Beberapa peneliti yang bekerja di
bidang fitokimia dan farmakologi antara lain [8] meneliti physalin dari Physalis angulata dan lancifolia, aktivitas
antineoplastik [9], aktivitas antibakteri [10], sifat fisikokimia [11,12], kemotaksonomi [ 13], senyawa kimia dan

bioaktivitas [14], antioksidan dan anti kanker [15,16], nilai gizi dan sifat fungsional [17-

Konten dari karya ini dapat digunakan berdasarkan ketentuan lisensi Creative Commons Attribution 3.0. Distribusi lebih lanjut
karya ini harus mempertahankan atribusi kepada penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
Machine Translated by Google

IKONPROBIOS 2019 Penerbitan IOP


Konferensi IOP. Seri : Ilmu Bumi dan Lingkungan 462 (2020) 012012 doi:10.1088/1755-1315/462/1/012012

22] Perbandingan komposisi proksimat Physalis angulata dan Physalis peruviana masih jarang dilakukan.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbandingan komposisi proksimat dan
kandungan vitamin C Physalis angulata dan Physalis peruviana yang ditanam di Provinsi Jawa Barat,
Indonesia. Penelitian ini juga untuk profil informasi gizi mereka secara keseluruhan untuk konsumsi, dan
tujuan pengembangan diversifikasi produk lainnya.

2. Bahan-bahan dan metode-metode

2.1. Bahan
Sampel Physalis angulata Lour (PA) dikumpulkan dari Kecamatan Pagaden (Lintang: 6030'24" LS, Bujur:
107048'74"BT, Ketinggian: 55 MAMSL) Kabupaten Subang, Jawa Barat- Indonesia dan Physalis
sampel peruviana (PP) yang diambil dari Kecamatan Pamulihan (lintang: 6052'27.06"LS, bujur:
107049'24.95"E, elevasi: 947 MAMSL), Kabupaten Sumedang, Jawa Barat-Indonesia (Gambar 1).
Otentikasi tumbuhan dilakukan oleh Ahli Botani dari “Herbarium Bogoriense”, Pusat Penelitian Biologi,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (No. 886/IPH.1.01/If.07/IV/2018), dimana spesimen voucher telah
disetorkan.

A B

Gambar 1. Physalis angulata (A) dan Physalis peruviana (B)

2.2 Persiapan sampel


Daun, batang, pucuk dan buah segar dari kedua Physalis yaitu Physalis angulata dan Physalis peruviana,
dicuci Daun, batang, pucuk dan buah segar dari kedua Physalis yaitu Physalis angulata dan Physalis
peruviana, dicuci, kemudian diperiksa kadar air, abu, serat, lemak, protein, karbohidrat dan
kandungan vitamin C menggunakan metode yang dijelaskan oleh [23].

2.3 Analisis statistik


Data diuji normalitasnya dan disajikan dalam mean ± standar deviasi (STD). Komposisi proksimat pucuk
tanaman P. angulata dan P. peruviana dianalisis menggunakan analisis varian (ANOVA). Uji Perbandingan
Berganda Duncan menentukan perbedaan yang signifikan antara rata-rata parameter yang berbeda.
Perbandingan kedua Physalis dianalisis menggunakan 2-Independent Sample (Mann-Whitney U Test).

3. Hasil dan diskusi

3.1 Komposisi proksimat


Analisis proksimat yaitu kelembaban, abu, protein, lipid, karbohidrat, dan serat kasar Physalis angulata
dan Physalis peruviana dibandingkan. Perbandingan kadar air kedua Physalis dijelaskan pada tabel 1.

2
Machine Translated by Google

IKONPROBIOS 2019 Penerbitan IOP


Konferensi IOP. Seri : Ilmu Bumi dan Lingkungan 462 (2020) 012012 doi:10.1088/1755-1315/462/1/012012

Tabel 1. Kadar air bagian tumbuhan P. angulata dan P. Peruviana

Kelembapan (%)
Bagian tanaman
P. angulata P.peruviana
Tangkai 71,69±0,01aD 71,35±0,05aD
Daun 75,72±0,02aB 76,25±0,25aB
tunas 72,23±0,02aC 72,39±0,03aC
Buah 76,71±0,04aA 76,50±0,04aA

Data disajikan mean±standar deviasi (SD) (n=3). Nilai yang diikuti huruf berbeda pada
baris dan kolom menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05).
Huruf besar (vertikal) dan huruf kecil (horizontal).

Kadar air Physalis angulata berkisar antara 71,69 hingga 76,71 (Tabel 1). Buah Physalis angulata mempunyai kadar air tertinggi,
disusul buah lainnya. Hasil ini sesuai dengan Physalis peruviana, dimana bagian buah Physalis peruviana mempunyai kadar air paling
tinggi (76,50%). Ramadan dan Morsel [24] melaporkan kadar air buah Physalis peruviana sebesar 78,90%. Perbandingan kadar air
antara P. angulata dan P. peruviana menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang nyata pada kedua Physalis pada kadar air (p >0,05). Hasil ini mungkin disebabkan oleh jenis dan suhu pengeringan kedua
Physalis yang sama, yaitu menggunakan tray drier, pada suhu 45°C, selama 6 jam. Menurut [25], metode pengolahan makanan
mempengaruhi sifat fisikokimia.

Perbandingan kadar abu kedua Physalis peruviana dijelaskan pada tabel 2. Kadar abu batang, daun, pucuk, dan buah Physalis
peruviana berkisar antara 2,10% hingga 5,33%. Sedangkan kadar abu Physalis angulata berkisar antara 2,06 % hingga 5,71 % (tabel
2). Menurut [24], kadar abu buah Physalis peruviana adalah 1%.

Tabel 2. Kadar Abu Bagian Tanaman P. angulata dan P. Peruviana

Abu (% db)
Bagian tanaman P. angulata P.peruviana

Tangkai 5.71±0.03aA 5,33±0,03aA


Daun 2.71±0.62aC 2,42±0,02aC
tunas 3.01±0.01bB 4,15±0,15aB
Buah 2.06±0.04aD 2,10±0,10aD
Data disajikan rata-rata±standar deviasi (SD) (n=3). Nilai yang diikuti huruf berbeda pada baris dan
kolom menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05).
Huruf besar (vertikal) dan huruf kecil (horizontal).

Analisis varians (ANOVA) menunjukkan bahwa bagian tanaman Physalis angulata dan Physalis
peruviana berpengaruh terhadap kadar abu (p<0,05). Bagian batang kedua Physalis mempunyai kadar abu paling tinggi
kandungannya (masing-masing 5,71% dan 5,33%), diikuti oleh bagian tanaman lainnya (Tabel 2). Uji Mann-Whitney menunjukkan
tidak terdapat perbedaan kadar abu yang nyata antara P. angulata dan
P. peruviana (p>0,05), kecuali kadar abu pada bagian pucuk tanaman (p<0,05). Menurut [26], bahan tanaman dengan kadar abu yang
tinggi menunjukkan banyaknya unsur hara anorganik. Geografis, waktu panen dan iklim mempengaruhi komposisi kimia tanaman [27]
[28]. Pernyataan tersebut sesuai dengan [29] yang melaporkan asal geografis dapat mengubah sifat fisiokimia, mineral, dan antioksidan
Labisia pumila var. tanaman alata .

Kandungan serat batang, daun, pucuk, dan buah Physalis angulata dan Physalis peruviana disajikan pada tabel 3. Serat kasar P.
angulata berkisar antara 4,41% (buah) hingga 18,01% (batang).
Sedangkan serat kasar P. peruviana berkisar antara 4,48% (buah) hingga 18,93% (batang). Ramadan dan Morsel [24], melaporkan
bahwa serat kasar buah Physalis peruviana sebesar 4,9% [24]. Ramadan dan Morsel lebih tinggi dari yang dilaporkan hasil penelitian
ini mengenai kandungan serat kasarnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan geografis, waktu panen, dan iklim pertumbuhan
tanaman [27-29].

3
Machine Translated by Google

IKONPROBIOS 2019 Penerbitan IOP


Konferensi IOP. Seri : Ilmu Bumi dan Lingkungan 462 (2020) 012012 doi:10.1088/1755-1315/462/1/012012

Tabel 3. Kandungan serat bagian tumbuhan P. angulata dan P. peruviana

Serat kasar (%db)


Bagian tanaman
P. angulata P.peruviana
Tangkai 18,01±0,05aA 18,93±0,04aA
Daun 15,61±0,61aB 15,99±0,01aB
tunas 13,39±0,01bC 15,92±0,01aB
Buah 4,41±0,04aD 4,48±0,02aC
Data disajikan mean±standar deviasi (SD) (n=3). A>B>C>D; Nilai yang diikuti
huruf berbeda pada baris dan kolom menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05).
Huruf besar (vertikal) dan huruf kecil (horizontal).

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada bagian tanaman terdapat perbedaan yang nyata terhadap kandungan serat kasar P.
angulata dan P. peruviana (p<0,05). Batang kedua Physalis memiliki kandungan serat kasar paling tinggi
(masing-masing 18,01% dan 18,93%), diikuti daun > tunas > buah. Uji Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata
kandungan serat kasar antara P. angulata dan P. peruviana (p>0,05), kecuali kandungan serat kasar bagian pucuk tanaman (p<0,05).

Kandungan lipid bagian tanaman P. angulata dan P. peruviana dijelaskan pada tabel 4. Kandungan lipid P. angulata berkisar
antara 0,12% (batang) hingga 4,70% (buah). Sementara itu, kandungan lipid P.
peruviana berkisar antara 0,24% (batang) hingga 4,68% (buah). Hasil ini merupakan kesepakatan dengan [24], di
dimana kandungan lipid buah P. peruviana adalah 0,1 – 0,2%. Menurut [27,28] perbedaan letak geografis, waktu panen, dan iklim
pertumbuhan tanaman mempengaruhi kandungan lipid khususnya pada bagian buah kedua Physalis.

Tabel 4. Kandungan lipid bagian tumbuhan P. angulata dan P. peruviana

Lipid (% db)
Bagian tanaman
P. angulata P.peruviana
Tangkai 0,12±0,02aB 0,24±0,03aB
Daun 0,43±0,02aB 0,47±0,01aB
tunas 4,70±0,10aA 0,93±0,04bB
Buah 4,70±0,05aA 4,68±0,05aA
Data disajikan rata-rata±standar deviasi (SD) (n=3). A>B>C>D; Nilai yang diikuti huruf berbeda pada
baris dan kolom menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). Huruf besar (vertikal) dan huruf kecil
(horizontal).

Tabel 4 menunjukkan bahwa bagian buah P. angulata atau P. peruviana memiliki kandungan lipid tertinggi (masing-masing 4,70%
dan 4,68%), diikuti tunas, daun, dan batang Physalis (p<0,05). Perbandingan kedua jenis Physalis yaitu P. angulata dan P. peruviana
menunjukkan tidak terdapat perbedaan kandungan lipid yang nyata antara P. angulata dan P. peruviana (p>0,05), kecuali kandungan
lipid pada bagian tunas. tanaman (p<0,05). Menurut [30], berbedanya vitamin, mineral, karbohidrat, dan lipid yang dimiliki oleh spesies
Physalis.

Kandungan protein batang, daun, pucuk, dan buah Physalis angulata masing-masing sebesar 2,23 %, 2,66 %, 2,91%, dan 4,04
%. Sedangkan Physalis peruviana masing-masing sebesar 1,98 %, 2,54 %, 2,86 %, dan 3,65 %. Perbandingan kandungan protein
kedua Physalis dijelaskan pada tabel 5.

4
Machine Translated by Google

IKONPROBIOS 2019 Penerbitan IOP


Konferensi IOP. Seri : Ilmu Bumi dan Lingkungan 462 (2020) 012012 doi:10.1088/1755-1315/462/1/012012

Tabel 5. Kandungan Protein Bagian Tumbuhan P. angulata dan P. peruviana

Protein (% db)
Bagian tanaman
P. angulata P.peruviana
Tangkai 1,98±0,02aD 2,23±0,01aD
Daun 2,54±0,32aC 2,66±0,02aC
tunas 2,86±0,01aB 2,91±0,03aB
Buah 3,65±0,01aA 4,03±0,03aA
Data disajikan mean±standar deviasi (SD) (n=3). A>B>C>D; Nilai yang diikuti
huruf berbeda pada baris dan kolom menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05).
Huruf besar (vertikal) dan huruf kecil (horizontal).

Tabel 5 menunjukkan bahwa bagian tumbuhan Physalis angulata dan Physalis peruviana berpengaruh terhadap kadar protein
(p<0,05). Bagian buah dari kedua Physalis memiliki kandungan protein tertinggi (masing-masing 3,65% dan 4,03%), diikuti oleh tunas,
daun dan batang Physalis (tabel 5). Uji Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna kandungan protein antara P.
angulata dan P. peruviana.
(p>0,05).
Kandungan karbohidrat batang, daun, pucuk, dan buah Physalis peruviana berkisar antara 1,78% hingga 7,98%. Sedangkan untuk
kandungan karbohidrat Physalis angulata berkisar antara 1,84% hingga 7,97% (tabel 6). Ramadan dan Morsel [24] melaporkan
kandungan karbohidrat buah Physalis peruviana sebesar 19,6%. Hasil tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian ini.
Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan geografis dan waktu panen.

Tabel 6. Kandungan karbohidrat bagian tumbuhan P. angulata dan P. peruviana

Karbohidrat (%db)
Bagian tanaman
P. angulata P.peruviana
Tangkai 1,84±0,03aC 1,78±0,01aD
Daun 2,36±0,01aC 2,12±0,07aC
tunas 3,16±0,02aB 3,28±0,02aB
Data 7,97±0,01aA 7,98±0,01aA
Buah disajikan mean±standar deviasi (SD) (n=3). A>B>C>D; Nilai yang diikuti huruf berbeda pada
baris dan kolom menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). Huruf besar (vertikal) dan huruf kecil
(horizontal).

Analisis varians (ANOVA) menunjukkan bahwa bagian tanaman Physalis angulata dan Physalis
peruviana berpengaruh terhadap kandungan karbohidrat (p<0,05). Bagian buah dari kedua Physalis memiliki
kandungan karbohidrat tertinggi (masing-masing 7,97% dan 7,98%), diikuti tunas > daun > batang (Tabel 6). Uji Mann-Whitney
menunjukkan tidak terdapat perbedaan kandungan karbohidrat yang bermakna antara P. angulata dan P. peruviana (p>0,05).

Kandungan vitamin C batang, daun, pucuk dan buah Physalis angulata berkisar antara 4,01-19,79 mg/100 gram, sedangkan
Physalis peruviana berkisar antara 1,48 mg/100 gram-17,13 mg/100 gram (tabel 7). Perbandingan kandungan protein kedua Physalis
dijelaskan pada tabel 7.
Analisis varians (ANOVA) menunjukkan bahwa bagian tanaman Physalis angulata dan Physalis
peruviana berpengaruh terhadap kandungan vitamin C (p<0,05). Bagian buah dari kedua Physalis memiliki yang paling tinggi
kandungan vitamin C (masing-masing 17,13% dan 19,79%), diikuti pucuk > daun > batang (Tabel 7). Uji Mann-Whitney menunjukkan
tidak terdapat perbedaan bermakna kandungan vitamin C antara P. angulata dan P. peruviana (p>0,05), kecuali pada bagian buah dan
pucuk tanaman (p<0,05). Kandungan vitamin C buah dan pucuk P. peruviana lebih tinggi dibandingkan P. angulata. Ramadan

5
Machine Translated by Google

IKONPROBIOS 2019 Penerbitan IOP


Konferensi IOP. Seri : Ilmu Bumi dan Lingkungan 462 (2020) 012012 doi:10.1088/1755-1315/462/1/012012

[31] melaporkan kandungan vitamin C buah Physalis peruviana adalah 46 mg/100g. Kandungan vitamin C hasil penelitian ini
paling rendah dibandingkan yang dilaporkan pada bulan Ramadhan.

Tabel 7. Vitamin C bagian tumbuhan P. angulata dan P. peruviana

Vitamin C (mg/100 gram)


Bagian tanaman
P. angulata P. peruviana
Tangkai 1,48±0,03bD 4,01±0,01aC
Daun 5,80±0,03bC 8,13±0,03aB
tunas 9,35±0,01aB 7,90±0,01bB
Data 17,13±0,01bA 19,79±0,01aA
Buah disajikan mean±standar deviasi (SD) (n=3). A>B>C>D; Nilai yang diikuti huruf berbeda pada
baris dan kolom menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). Huruf besar (vertikal) dan huruf kecil
(horizontal).

4. Kesimpulan
Komposisi proksimat dan vitamin C dari Physalis angulata dan P. peruviana relatif merata. Bagian tumbuhan Physalis angulata
dan Physalis peruviana berpengaruh terhadap komposisi proksimat dan kandungan vitamin C. Buah dari kedua physalis
mempunyai kandungan lipid, protein, karbohidrat dan vitamin C paling tinggi, sedangkan untuk kandungan abu dan serat kasar,
bagian batang dari kedua physalis mempunyai nilai paling tinggi dibandingkan bagian tumbuhan lainnya. Perbandingan kedua
Physalis menggunakan uji Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat perbedaan komposisi proksimat dan kandungan vitamin C
yang nyata antara P. angulata dan P. peruviana.

Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
(KEMENRISTEKDIKTI-RI) atas bantuan dana (No. 20/P/PRL_LIPI/INSINAS-1/III/2018) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia ( LIPI) untuk memberikan akses dan dukungan teknis.
Penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kami kepada Bapak Tatang, pemilik WAIDA FARM yang telah memberikan
kami bahan untuk penelitian ini.

Referensi
[1] Thepsithar C dan Thongpukdee A 2013 Perbandingan mikromorfologi, anatomi dan arsitektur daun iPhysalis/i Int. J.Biol.
Biomol. Pertanian. Bioteknologi Pangan. bahasa Inggris 7 8 806–
810
[2] Lima CSM Severo J de Andrade SB Affonso LB Rombaldi CV dan Rufato ADR Qualidade 2013 pós-colheita de Physalis sob
temperatura ambiente dan refrigeração Rev. Ceres 60 3 311–
317
[3] Zapata J Saldarriaga A Londoño M dan Díaz C 2002 Manejo delkultivo de la uchuva en Colombia Corporación Colomb.
Selidiki. Agropecu. 41
[4] Bravo K dan Osorio E 2016 Karakterisasi polifenol oksidase dari Cape gooseberry
(Physalis peruviana L.) buah Kimia Makanan. 197 10 185–190
[5] Bravo K Sepulveda-Ortega S Lara-Guzman O Navas-Arboleda AA dan Osorio E 2015 Pengaruh kultivar dan waktu
pemasakan terhadap senyawa bioaktif dan sifat antioksidan pada Cape gooseberry (Physalis peruviana L.) J. Sci .
Pertanian Pangan. 95 7 1562–1569
[6] Abreu P Coutinho G Pio R Bianchini F dan Nogueira P 2016 Penutupan plastik, kepadatan tanam, dan pemangkasan dalam
produksi cape gooseberry (physalis peruviana l.) Di wilayah subtropis Rev. Caatinga 2125 367–374

[7] Biodiv Mahklouf MH 2019. Res. Konservasi. 53 67-71


[8] Pérez-Castorena AL Hernández IZ Martínez M dan Maldonado E 2013 Studi kimia kelopak dan akar Physalis
solanaceus Rec. Nat. Hasil 7 230–233

6
Machine Translated by Google

IKONPROBIOS 2019 Penerbitan IOP


Konferensi IOP. Seri : Ilmu Bumi dan Lingkungan 462 (2020) 012012 doi:10.1088/1755-1315/462/1/012012

[9] Ribeiro IM, Silva MTG, Soares RDA, Stutz CM Bozza M dan Tomassini TCB 2002 Aktivitas antineoplasik
Physalis angulata L., in vitro, evaluasi dari batang dan kapsul buahnya Rev. Bras. Farmakogn. 12 21–23

[10] Rengifo-Salgado E dan Vargas-Arana G 2013 Physalis angulata L. (Bolsa mullaca): Tinjauan penggunaan
tradisional, kimia dan farmakologi [Physalis angulata L. (Bolsa mullaca): Revisión de usos tradicionales,
química y farmacología ],” Bol. Latinoam. kamu del Caribe
Plantas Med. y Aromat.12 5 431–445
[11] El Sheikha AD Zaki M Bakr A El Habashy M dan Montet D 2008 Sifat Fisikokimia dan Komposisi Biokimia
Makanan Buah Physalis (Physalis pubescens L.) 2 2 124–130
[12] Ersoy N dan Bagci Y 2011 Altÿn Çilek (Physalis peruviana L.), Pepino (Solanum muricatum Ait.) dan Passiflora
(Passiflora edulis Sims) Tropikal Meyvelerinin Bazÿ Fizikokimyasal Özellikleri dan Antioksidan Aktiviteleri
J. Agric . Ilmu Makanan. 25 3 67–72
[13] Investigasi Komparatif Kemotaksonomi Wahua C dan Sam SM 2013 pada Physalis
angulata Linn. dan Physalis micrantha Linn. (Solanaceae) 01 05 220–228
[14] Zhang YJG Deng GF Xu XR Wu S Li S, dan Li HB Gooseberry (Physalis peruviana) 2013 Int. J. Nutrisi Makanan.
Saf. Int. J. Nutrisi Makanan. Saf. 3 1 15–24
[15] Ogundajo AL Akpome AS Tijani NA dan Ogunwande IA 2015 Konstituen Kimia dari
Minyak Atsiri Daun Physalis angulata L Asian J. Appl. Sains.3 4 652-655
[16] Ramadan M El-Ghorab A dan Ghanem K 2015 Senyawa volatil, antioksidan, dan aktivitas antikanker buah Cape
gooseberry (Physalis peruviana L.): Sebuah studi in-vitro,” J.
Sosial Arab. medis. Res. 10 2 56
[17] Puente L Pinto MC Castro E dan Cortés M 2011 Physalis peruviana L, berbagai sifat buah yang sangat fungsional:
Sebuah tinjauan. Penelitian Makanan Internasional 44 1733-1740
[18] Ramadan MF 2011 Fitokimia bioaktif, nilai gizi, dan sifat fungsional cape gooseberry (Physalis peruviana):
Gambaran Umum Food Res. Int. 44 7 1830– 1836
[19] Joshi K dan Joshi I 2015 Komposisi nutrisi dan aktivitas biologis Rashbari: an
ikhtisar 2015 Int. J. Ilmu Pengetahuan Terbaru. Res. 6 117508–7512
[20] Aliero AA dan Usman H 2016 Daun kersen (Physalis angulata L.) mungkin cocok dalam mengurangi defisiensi
mikronutrien Food Sci. Teknologi. 4 5 89–94
[21] Curi PN Carvalho CDS Salgado DL Pio R da Silva DF Pinheiro ACM de Souza VR 2018 Karakterisasi berbagai
spesies physalis asli Amerika dan evaluasi potensi pemrosesannya sebagai jeli yang dikombinasikan
dengan keju jenis brie,” Food Sci . Teknologi. 38
112–119
[22] Ozturk A Özdemÿr Y dan Albayrak B 2017 Beberapa karakteristik nutrisi calon kultivar goldenberry (Physalis
peruviana l .) dari kalkun LXI 293–298
[23] Wil L Horwitz EIT dan Latimer GW 2006 Metode Analisis Resmi AOAC Internasional
Edisi ke-18, 2005 Terkini hingga Revisi 1
[24] Ramadan MF dan Morsel JM 2004 Dampak perlakuan enzimatik terhadap komposisi kimia, sifat fisikokimia dan
aktivitas pemulungan radikal goldenberry (Physalis
peruviana L.) jus J. Sci. Pertanian Pangan. 87 452-460
[25] Ozyurt VH dan Otles S 2016 Pengaruh pengolahan makanan terhadap sifat fisikokimia makanan
serat Akta. Sains. Makanan Pol Technol. 15 3 233-243
[26] Iqbal S Younas U Sirajuddin Chan KW Sarfraz RA dan Uddin MK 2012 Komposisi proksi dan potensi antioksidan
daun dari tiga varietas murbei (Morups
sp.) Int. Jurnal Mol Sci. 13 6651-6664
[27] Maisuthisakul P 2012 Kandungan fenolik dan sifat antioksidan beberapa tanaman,
fitokimia-perspektif global tentang perannya dalam nutrisi dan kesehatan. ed Venketeshwer Rao

[28] Rodrÿ´guez-Garcÿ´a ME de Lira Herna´ndez-Becerra CE, Cornejo-Villegas MA, Palacios-


Fonseca AJ, Rojas-Molina I Reynoso R Quintero LC, Del-Real A, Zepeda TA dan
Mun˜oz-Torres C 2007 Karakterisasi fisikokimia bantalan nopal (Opuntia ficus

7
Machine Translated by Google

IKONPROBIOS 2019 Penerbitan IOP


Konferensi IOP. Seri : Ilmu Bumi dan Lingkungan 462 (2020) 012012 doi:10.1088/1755-1315/462/1/012012

indica) dan bubuk nopal vakum kering sebagai fungsi pematangan Pangan Tumbuhan untuk
Gizi Manusia. 62 107-112
[29] Iwansyah AC dan Yusoff MM 2012 Sifat fisikokimia, mineral dan antioksidan Labisia pumila var.
Alata asal Geografis Terpilih. Jurnal Ilmu Pertanian. 34
1 92-104
[30] Sharma N, Bano A, Dhaliwal HS, dan Sharma V 2015 Sebuah tinjauan komprehensif farmakologis
tentang “Rassbhary” Physalis angulata (L.) Jurnal Internasional Farmasi dan
Ilmu Farmasi. 7 8 34-38
[31] Ramadan MF 2011 Fitokimia bioaktif, nilai gizi, dan sifat fungsional cape gooseberry (Physalis
peruviana): Gambaran Umum Food Res. Int. 44 1830-1836

Anda mungkin juga menyukai