Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN LINI DAN JENIS RESIKO UTAMA

YANG DIHADAPI SEBUAH PERUSAHAAN

Dibuat Oleh :

Arnita Widiandini
Elis Safitri
Elly Octavia
Imam Hozali
Indah Ramadhani
Renita Devy Nur Afanda

Manajemen Risiko
HUBUNGAN ANTARA FUNGSI LINI DAN FUNGSI RISIKO

Menurut James Lam, terdapat tiga model hubungan organisasi antara manajemen
risiko dan manajemen lini yaitu :

1. Penyerangan vs Pertahanan
Dalam model ini, unit bisnis fokus pada maksimalisasi pendapatan dan manajemen risiko berfokus pada
meminimalisasi kerugian. Oleh karenanya, pola ini tidak disarankan untuk digunakan.

2. Kebijakan dan Pembuatan Kebijakan


Unit bisnis hanya dapat beroperasi di dalam kebijakan risiko yang dibuat oleh manajemen risiko, dan
aktivitas mereka dimonitor oleh fungsi-fungsi risiko, audit dan kepatuhan. Pola ini seringkali digunakan
oleh perusahaan yang besar dan terdensentralisasi.

3. Kemitraan
Unit bisnis dan manajemen risiko secara bersama mengevaluasi dan menyelesaikan permasalahan
manajemen risiko dan memiliki sasaran dan tujuan yang sama.
BERBAGAI HAMBATAN DALAM MENYELARASKAN HUBUNGAN MANAJEMEN RISIKO DAN LINI

Dalam proses ini, unit lini mencari cara untuk menghindari pengawasan
oleh staf manajemen risiko, sementara fungsi staf berupaya untuk
Resolusi Konflik menggali informasi mengenai aktivitas manajer lini, sehingga dapat terus
dimonitor.

Penunjukan manajer risiko lini (manajer risiko yang ada di lini bisnis),
Manajemen Risiko – Manajemen Lini memberikan kekuatan bagi model kemitraan yang dijelaskan di atas, yaitu
membantu unit bisnis untuk memahami risikonya dan memastikan
kepatuhan terhadap kebijakan dan standar yang dibuat oleh fungsi ERM.

Penyelarasan Insentif Maksudnya adalah bagaimana fungsi risiko mengukur keberhasilan fungsi lini, dan
kemudian menerjemahkannya ke dalam bentuk reward/imbalan/insentif yang sesuai.

Pengukuran Risiko Non Masalah terkait berikutnya yang muncul adalah bagaimana menilai dan mengatur
Finansial risiko non-finansial, seperti risiko bisnis, risiko organisatoris, dan risiko operasional, dan
kemudian menggabungkan ukuran ini ke dalam sistem pengukuran kinerja.
SOLUSI YANG DITAWARKAN AGAR BISNIS TIDAK BERISIKO

Strategi dan Penentuan Harga


Perencanaan Bisnis Produk

Pengembangan Produk Pengukuran Kinerja


dan Pengembangan Bisnis
Bisnis Baru
MENGUKUR RISIKO DALAM BISNIS
Langkah pertama dalam mengukur risiko dalam bisnis adalah dengan mendapatkan ide
sejelas mungkin tentang risiko yang dihadapi. Kita mengidentifikasi area utama dalam
pembahasan terakhir, jadi sekarang waktunya untuk lebih mendalami masing - masing
jenis risiko tersebut. Berikut ini adalah beberapa jenis risiko utama yang dihadapi dalam
sebuah bisnis yaitu :
 Risiko strategik
 Risiko kepatuhan
 Risiko operasional
 Risiko finansial
 Risiko reputasional
Sebagai seorang pemilik bisnis, harus bersikap optimis, namun ada kalanya perlu
memikirkan skenario kemungkinan terburuk.
MEMPERKIRAKAN KECENDERUNGAN DAN DAMPAK RISIKO

Langkah 1 Langkah 2
Untuk tiap risiko yang telah anda identifikasi, tanyakan kepada Sekarang setelah memutuskan seberapa sering tiap kejadian,
diri anda seberapa sering itu akan terjadi. Sebuah skala 5 poin langkah berikutnya adalah memperkirakan dampaknya. Jika
akan cukup untuk kebanyakan bisnis. Sebagai contoh: hal ini terjadi, bagaimana itu akan mempengaruhi bisnis anda?
1) sangat tidak sering Akankah itu menjadi sebuah ancaman besar yang mengganggu
2) agak tidak sering kelangsungan bisnis anda?
3) kadang - kadang Seperti sebelumnya, anda dapat menggunakan skala 5 poin
4) cukup sering yang sederhana:
5) sangat sering 1. dampak minimum
Idenya adalah memberi anda cara untuk memberi ranking tiap 2. dampak rendah
risiko berdasarkan kecenderungannya untuk terjadi. 3. dampak medium
4. dampak tinggi
5. dampak berbahaya
MEMBUAT PAPAN SKOR DAN PENENTUAN RISIKO

 Pada tahap ini, anda mempunyai daftar risiko spesifik yang dapat
mempengaruhi Perusahaan anda. Sekarang buatlah papan skor
risiko yang merangkum risiko-risiko ini dan kepentingan
hubungannya.

 Langkah berikutnya, adalah dengan memutuskan sebuah rencana


untuk mengatasi tiap risiko. Yang mana yang akan anda fokuskan?
Strategi apa yang akan anda gunakan untuk menghilangkannya,
mengaturnya, menerimanya, atau mentransfernya ke orang lain
(contohnya dengan membeli asuransi).
STUDI KASUS - PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan pelopor produsen mie instan di Indonesia yang berdiri sejak
tahun 1990. Perusahaan dikenal telah mendominasi pasar makanan di Indonesia dengan jenis produk berupa
biskuit, saos, snack, margarin, minyak goreng, tepung terigu, mie instan, minuman, makanan bayi, bumbu siap
saji, dan lain sebagianya. Seperti halnya perusahaan lain, PT Indofood juga menghadapi berbagai risiko yang
mengancam keberlangsungan perusahaan semakin besar sebuah perusahaan maka akan semakin banyak pula
risiko yang akan dihadapinya.

1. Risiko keamanan pangan


Sebagai produsen makanan olahan dalam kemasan dan memiliki konsumen dari segala usia, perseroan
menghadapi risiko yang berhubungan dengan keamanan produk barang jadi yang dipasarkan, hal tersebut
dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha dan operasional Perseroan.

2. Risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha


Sebagian besar produk Perseroan menghadapi kompetisi baik dari perusahaan lokal maupun internasional
(NIM, 2016). Tidak dapat dipastikan bahwa kompetitor tidak akan mengoptimalkan upayanya dalam
berkompetisi untuk meningkatkan pangsa pasarnya .
STUDI KASUS - PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

3. Risiko Suksesi dan Keterampilan Tenaga Kerja


Kesuksesan perseroan tidak luput dari faktor ketersediaan tenaga kerja yang handal untuk dapat terus
melakukan yang terbaik serta mendukung budaya untuk terus berinovasi agar memperoleh hasil yang
unggul. Oleh karena itu, perusahaan menyadari risiko kegagalan pengembangan karyawan atau
mempertahankan tenaga kerja bertalenta dapat mempengaruhi kegiatan bisnis, daya saing, dan
pertumbuhan perusahaaan secara nyata.

4. Risiko Bencana Alam, Iklim dan Cuaca Ekstrim


Secara geografis, fasilitas Perseroan berupa kantor, pabrik, perkebunan dan gudang distribusi, hampir
seluruhnya berlokasi di Indonesia yang berlokasi di pulau Jawa, Sumatra. Kalimantan dan Sulawesi. Letak
Indonesia berada di zona pertemuan dari tiga lempengan bumi utama yang berpotensi mengalami gempa
bumi, tsunami, gelombang laut dan letusan gunung berapi. Hal ini dapat terjadi di luar kendali Perseroan, dan
dapat membahayakan keselamatan karyawan, merusak fasilitas, dan mengganggu jalur distribusi.
Risiko yang berhubungan dengan hal tersebut akhir-akhir ini meningkat dengan adanya efek rumah kaca di
atmosfer yang berdampak buruk terhadap suhu global dan perubahan suhu secara ekstrim. Kondisi
tersebut dapat berdampak negatif terhadap produktivitas, kinerja dan prospek usaha Perseroan.
“ AP AP U N YAN G S AYA C O B A LAK U K A N Kesimpulan
D ALAM H ID U P , M AK A H AL ITU S AYA
U S AH AK A N D E N G AN S E P E N U H H ATI
U N TU K M E LAK U K AN N Y A D E N G AN B AIK ”
Manajemen Lini memainkan peran penting dalam manajemen risiko
perusahaan. Hal ini karena manajemen lini (unit-unit lini) memiliki kontak-
kontak terdekat dengan para pelanggan dan pemasok, sehingga efektivitas
mereka dalam mengatasi permasalahan risiko bukan hanya akan
berdampak pada pengurangan potensi kerugian, tetapi juga pada reputasi
perusahaan secara keseluruhan. Oleh karenanya, penting sekali agar para
- CHARLES DICKENS – manajer lini yang mengejar bisnis baru dan peluang bertumbuh itu
menyelaraskan strategi bisnis mereka dengan keseluruhan kebijakan
risiko perusahaan, yaitu melalui pola integrasi ERM yang sehat dan baik.
- TERIMA KASIH -

Anda mungkin juga menyukai