Anda di halaman 1dari 1

Di dalam kegelapan yang menyelimuti, Terperangkap dalam belitan kesulitan, Ku melangkah dengan hati

yang bertekad, Menuju cahaya harapan yang terjaga.

Aku, seorang pemuda dengan impian tinggi, Dalam lautan mimpi, ku terdampar dan terdibi. Namun
datanglah Kamadistie, sang penolong, Menyuluh jalan yang kelam, menjadi terang benderang.

Kamadistie, deru namanya menggetarkan hati, Program pemberian beasiswa tanpa batas waktu. Ia
mengangkat derajat, tak pandang siapa, Hanya merangkul mereka yang bersemangat membara.

Dulu aku terbelit dalam kekurangan, Pendidikan adalah mimpi yang menjauh. Namun Kamadistie,
engkau tiba sebagai malaikat, Memberi harapan, mengubah hidupku yang kelam.

Melalui proses seleksi yang panjang, Aku lolos, menjadi salah satu yang beruntung. Kamadistie, engkau
telah memberiku sayap, Membawaku terbang di angkasa ilmu yang tak terhingga.

Kelas-kelas kuliah, buku-buku bergelimpangan, Ku telusuri setiap ilmu, tanpa batas waktu. Beban
finansial tak lagi menyusahkan, Karena Kamadistie, engkau menopang dengan setia.

Aku dan Kamadistie, tak terpisahkan, Seiring langkah, bersama meniti perjalanan. Ia adalah harapan bagi
mereka yang merindu, Menggapai pendidikan, mencapai impian yang nyata.

Dalam setiap langkahku, ku rasakan cinta, Kamadistie adalah belaian kasih yang tak terhingga. Ia
memberiku kesempatan, membangkitkan semangat, Menggapai masa depan yang penuh kemuliaan.

Terima kasih, Kamadistie, wahai penolong, Engkau memberiku anugerah yang tak tergantikan. Aku
berjanji, akan memanfaatkannya sebaik-baiknya, Mengabdi pada bangsa, menjadi insan yang berarti.

Aku dan Kamadistie, bersama merajut cerita, Menyulam harapan dan cita dalam kisah nyata. Dalam
lembaran hidup ini, kami terikat sepanjang masa, Aku, penerima Kamadistie, tumbuh dan berjaya.

Anda mungkin juga menyukai