Anda di halaman 1dari 55

PENUNTUN

KETERAMPILAN KLINIK 7
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

I. SERI KETERAMPILAN KOMUNIKASI:


Resep 1 : Penulisan resep secara rasional
Resep 2 : Resep (tetes dan topikal)
PEMERIKSAAN slide malaria filarial
(pembuatan sediaan darah tebal malaria dan filarial)

II. SERI KETERAMPILAN LABORATORIUM:


VISUM ET REPERTUM (VeR)
PANDUAN KESELAMATAN UNTUK PETUGAS KESEHATAN
MENGHITUNG DEFISIT CAIRAN

II. SERI KETRAMPILAN PROSEDURAL:


ANALISIS RISIKO KESEHATAN/ HEALTH RISK ASSESSMENT (HRA)
DIAGNOSIS KEDOKTERAN OKUPASI
KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)

EDISI

2023

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
TIM PENYUSUN BUKU PANDUAN
KETRAMPILAN KLINIK VII

Koordinator : dr. Rizka Sofia, MKT


Wakil : dr. Anna Millizia, M.Ked (An)., Sp.An
Anggota : Harvina Sawitri, SKM., MKM
Dr. Mohammad Mimbar Topik, M.Ked (DV)., Sp.DV

Editor:
Ismahadiyanti, A.Md
Dahniar, AMK
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN KLINIK VII

Dekan Koordinator

dr. Muhammad Sayuti, Sp.B.,Subsp.BD (K) dr. Rizka Sofia, MKT


NIP. 19800317 200912 1 002 NIP. NIP. 198001012009122002
CARA PENGGUNAAN BUKU INI:
Untuk mahasiswa

Bacalah penuntun skills lab ini sebelum proses pembelajaran dimulai. Hal ini
akan membantu saudara lebih cepat memahami materi skills lab yang akan
dipelajari dan memperbanyak waktu untuk latihan dibawah pengawasan
instruktur masing-masing.
Bacalah juga bahan/materi pembelajaran yang terkait dengan keterampilan
yang akan dipelajari seperti: Anatomi, fisiologi, biokimia, dan ilmu lainnya. Hal
ini akan membantu saudara untuk lebih memahami ilmu-ilmu tersebut dan
menemukan keterkaitannya dengan skills lab yang sedang dipelajari.
Di buku ini juga disertaan suplemen bacaan sebagai tambahan kepustakaan
dalam keterampilan Resusitasi.
Saudara juga diwajibkan untuk menyisihkan waktu diluar jadwal untuk
belajar / latihan mandiri.
Selamat belajar dan berlatih ...

Terima kasih
Tim Penyusun
DAFTAR TOPIK KERAMPILAN KLINIK

Mgg Judul Klp Instruktur Tekhnisi

dr. M.Bayu, M.Ked (Surg)., Sp.OT


1
(K)
dr. M.Bayu, M.Ked (Surg)., Sp.OT
2
(K)
dr. M.Bayu, M.Ked (Surg)., Sp.OT
3
(K)
dr. M.Bayu, M.Ked (Surg)., Sp.OT
KK 7.1 4
(K)
I Visum et Repertum Agustin, AMK
dr. M.Bayu, M.Ked (Surg)., Sp.OT
(VeR) 5
(K)
dr. M.Bayu, M.Ked (Surg)., Sp.OT
6
(K)
dr. M.Bayu, M.Ked (Surg)., Sp.OT
7
(K)
dr. M.Bayu, M.Ked (Surg)., Sp.OT
8
(K)
dr. Muhammad Sayuti, Sp.B.,
1
Subsp., BD (K)
dr. Muhammad Sayuti, Sp.B.,
2
Subsp., BD (K)
dr. Muhammad Sayuti, Sp.B.,
3
Subsp., BD (K)
KK 7.2 dr. Muhammad Sayuti, Sp.B.,
4 Agustin, AMK
Alat Pelindung Diri Subsp., BD (K)
(APD) dr. Muhammad Sayuti, Sp.B.,
II 5
Subsp., BD (K)
dr. Muhammad Sayuti, Sp.B.,
6
Subsp., BD (K)
dr. Muhammad Sayuti, Sp.B.,
7
Subsp., BD (K)
dr. Muhammad Sayuti, Sp.B.,
8
Subsp., BD (K)
dr. Anna Millizia, M.Ked (An).,
1
Sp.An
dr. Anna Millizia, M.Ked (An).,
2
Sp.An
dr. Anna Millizia, M.Ked (An).,
KK 7.3 3
Sp.An
Resusitasi Cairan dr. Anna Millizia, M.Ked (An).,
4 Agustin, AMK
Sp.An
III
dr. Baluqia Iskandar Putri, Sp.THT
5
KL
dr. Baluqia Iskandar Putri, Sp.THT
6
KL
dr. Baluqia Iskandar Putri, Sp.THT
7
KL
dr. Baluqia Iskandar Putri, Sp.THT
8
KL
PENDAHULUAN

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami ucapkan karena telah menyelesaikan
pembuatan penuntun Keterampilan Klinik Semester 7 Sesi 2 ini. Adapun kegiatan
Keterampilan Klinik pada blok ini terdiri dari:
1. Pembuatan Visum et Repertum (VER)
2. Pemasangan Alat Pelindung Diri (APD)
3. Resusitasi Cairan

Ketiga materi diatas perlu diberikan kepada mahasiswa sehingga secara umum mereka
mempunyai pengetahuan tentang Alat Perlindungan Perorangan (APP) dan mampu
mengenakan alat tersebut.

Penuntun Keterampilan Klinik Semester 7 Sesi 2 ini disusun untuk memudahkan mahasiswa
dan instruktur dalam melakukan kegiatan pada sesi ini. Namun diharapkan juga mereka dapat
menggali lebih banyak pengetahuan dan keterampilan melalui referensi yang
direkomendasikan. Semoga penuntun ini bermanfaat bagi mahasiswa dan instruktur yang
terlibat.

Kritik dan saran untuk perbaikan penuntun ini sangat kami harapkan. Kepada pihak yang
telah membantu penyusunan penuntun skills lab ini kami ucapkan terima kasih.

Tim Penyusun
1. VISUM ET REPERTUM (VeR)
I. Tujuan
Tujuan Umum :
Pada akhir pembelajaran mahasiswa mampu menerangkan mengenai visum et repertum.
Tujuan Khusus:
1. Menjelaskan apa yang dimaksud VeR (definisi VeR)
2. Menjelaskan jenis visum et repertum
3. Menjelaskan dasar hokum pembuatan VeR
4. Menjelaskan para pihak yang terlibat dalam pembuatan visum et repertum
5. Menilai keabsahan surat permintaan VeR
6. Menjelaskan prosedur tetap permintaan dan pembuatan visum et repertum
7. Menjelaskan komponen visumet repertum
8. Membuat visum et repertum (luar dan dalam ) serta visum hidup secara simulasi.

II. FORMAT VISUM ET REPERTUM

A. VISUM HIDUP
a. Pro Justitia
b. Tempat dan taggal pembuatan visum
c. Kepala surat dengan kata “ Visum et repertum”
d. Nomor surat
e. Nama dokter & tempat/instansi tempat bekerja dokter yang melakukan
pemerikasan
f. Pihak yang meminta visum serta tanggal surat permintaan VeR
g. Nomor permintaan VeR.
h. Hari, tanggal da jam tempat dilakukan pemeriksaan
i. Nomor Rekam Medis korban
j. Nama korban
k. Umur korban
l. Jenis kelamin
m. Kewarganegaraan korban
n. Alamat korban
o. Hasil pemeriksaan lengkap
p. Kesimpulan ( Memuat derajat luka untuk kasus penganiayaan)
q. Kata-kata baku dibawah kesimpulan : Demikianlah telah saya uraikan dengan
sejujur-jujurnya dengan menggunakan keilmuan saya sebaiknya, mengingat
sumpah sesuai dengan kitab undang-undang hokum acara pidana.
r. Nama & tanda tangann dokter pemeriksa.
s. Hasil pemeriksaan lengkap/sistematik (Form tersendiri)

B. VISUM MATI

a. Nomor surat
b. Perihal
c. Lampiran
d. Tempat dan tanggal visum
e. Kata “Pro Justitia”
f. Kepala surat dengan kata “ Visum et repertum”
g. Nama dokter yang melakukan pemeriksaan (pemeriksaan luar/dalam (otopsi)
h. Tempat / Instansi dokter bekerja
i. Pihak yang menerima visum (Kepolisian mana) & tanggal permintaan
j. Nomor permintaan
k. Hari, tanggal, jam & tempat dilakukan pemeriksaan dan jenis pemeriksaan
(PL/PD)
l. Nama korban
m. Umur korban
n. Jenis kelamin korban
o. Warga Negara korban
p. Agama korban
q. Perkerjaan korban
r. Alamat korban
s. Hasil pemeriksaan
t. Kesimpulan (menjelaskan sebab mati)
u. Kata-kata baku dibawah kesimpulan : Demikianlah telah saya uraikan dengan
sejujur-jujurnya dengan menggunakan keilmuan saya sebaiknya, mengingat
sumpah sesuai dengan kitab undang-undang hukum acara pidana.
v. Hasil pemeriksaan lengkap/sistematik (form tersendiri)
CHECK LIST VISUM ET REPERTUM (HIDUP)

Nama :
NIM :

Skor
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Pro Justitia
2 Tempat dan taggal pembuatan visum
3 Kepala surat dengan kata “ Visum et Repertum”
4 Nomor surat
5 Nama dokter& tempa/instansi tempat bekerja
dokter yang melakukan pemeriksaan
6 Pihak yang meminta visum serta tanggal surat
permintaan VeR
7 Nomor permintaan VeR
8 Hari, tanggal, jam dan tempat dilakukan
pemeriksaan
9 Nomor rekam medis korban
10 Nama korban
11 Umur korban
12 Jenis kelamin
13 Kewarganegaraan korban
14 Alamat korban
15 Hasil pemeriksaan lengkap
16 Kesimpulan (memuat derajat luka untuk kasus
penganiayaan)
17 Kata-kata baku dibawah kesimpulan :
Demikianlah telah saya uraikan dengan sejuju-
jujurnya dengan menggunakan keilmuan saya
sebaiknya, mengingat sumpah sesuai dengan
kitab undang-undang hokum acara pidana.
18 Nama dan tanda tangan dokter pemeriksa
19 Hasil pemeriksaan lengkap/ sistematik (Form
tersendiri)
Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan tapi tidak sempurna
Skor 3 : Dilakukan dengan sempurna

Nilai = Total Skor x 100%


48

Lhokseumawe, 2023
Instruktur
CHECK LIST VISUM ET REPERTUM (MATI)

Nama :
NIM :
Skor
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Nomor surat
2 Perihal
3 Lampiran
4 Tempat dan tanggal pembuatan visum
5 Kata ‘ Pro Justitia’
6 Kepala surat dengan kata “Visum et Repertum”
7 Nama dokter yang melakukan pemeriksaan
(Pemeriksaan luar/dalam)
8 Tempat /Instansi dokter bekerja
9 Pihak yang meminta Visum (kepolisian mana)
& tanggal permintaan
10 Nomor Pemintaan VeR
11 Hari, tanggal,jam & tempat dilakukan
pemeriksaan dan jenis pemeriksaan (LP/PD)
12 Nama korban
13 Umur korban
14 Jenis kelamin korban
15 Warga Negara korban
16 Agama korban
17 Pekerjaan korban
18 Alamat korban
19 Hasil pemeriksaan
20 Kesimpulan (menjelaskan sebab mati)
21 Kata penutup (baku)
22 Nama lengkap & tandatangan dokter pemeriksa
23 Hasil pemeriksaan lengkap/ sistematik (form
tersendiri)
Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Sokr 2 : Dilakukan tapi tidak sempurna
Skor 3 : Dilakukan dengan sempurna

Nilai = Total Skor x 100%


63
Lhokseumawe, 2023
Instruktur
Contoh visum mati:
DEPARTEMEN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
Jl. Medan – Banda Aceh, Lhokseumawe

Nomor : 265/SK-III/02/2-2017 Lhokseumawe, 1 Januari 2017


Perihal : Pemeriksaan bedah mayat
atas mayat Khaldun.
Lampiran : -,-

PRO JUSTITIA

VISUM ET REPERTUM

Yang bertanda tangan dibawah ini, Bambang, dokter pada Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Malikulsaleh di
Lhokseumawe, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian
Sektor Blang Mangat, tertanggal 28 Desember 2017, No. Pol : 02/VER/II/2017/Sek.BM,
maka pada tanggal dua puluh delapan desember tahun dua ribu delapan, pukul tujuh belas
lewat tiga puluh menit waktu Indonesia bagian barat, bertempat di Ruang bedah jenazah
Bagian Ilmu Kdokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Malikusaleh, telah
melakukan pemeriksaan bedah mayat atas mayat dengan keterangan sebagai berikut
:__________________________________
Nama : Khaldul --------------------------------------------------------------------
Jenis kelamin : Laki-laki-------------------------------------------------------------------
Umur : 27 tahun------------------------------------------------------------------
Warga Negara : Indonesia------------------------------------------------------------------
Agama : Islam-----------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : Swasta---------------------------------------------------------------------
Alamat : Jl. Pase Lhokseumawe--------------------------------------------------

Mayat telah diindentifikasi dengan sehelai lebel yang terikat pada ibu jari kaki kiri,
terbuat dari karton manila, berwarna merahmuda, terlampir-------------------------------

---------------------------------HASIL PEMERIKSAAN--------------------------------------
I. PEMERIKSAAN LUAR :------------------------------------------------------------
1. Tutup/bungkus mayat :-------------------------------------------------------------
a. Sebuah kain sarung bahan katun, warna dasar merah dengan motif
kotak-kotak.---------------------------------------------------------------------
2. Perhiasan mayat : tidak ada-------------------------------------------------------
3. Pakaian mayat :---------------------------------------------------------------------
a. Sebuah celana panjang bahan jeans berwarna merah dengan merk
jeans carvil, ukuran 28, resleting tengah depan, dengan empat
buah kantong dua disisi kanan kiri, dua dibelakang isi kosong.--------
------------------
b. Sebuah kaos lengan pendek berkerah warna coklat muda, dengan tiga
kantong di tengah dan satu buah kantong dikiri atas, merk Ricci.------
-
c. Satu buah celana dalam bahan katun, warna abu-abu, merk carvil.----
----
4. Kaku mayat terdapat diseluruh tubuh, sukar dilawan, lebam mayat terdapat
pada bagian belakang tubuh dan tungkai bawah serta lenagn bawah, berwarna
merah keunguan gelap, hilang pada penekanan.------------------
5. Mayat adalah seorang laki-laki, bangsa Indonesia, berumur kurang lebih dua
puluh sampai dua puluh lima, kulit sawo matang, gizi sedang,panjang tubuh
seratus enam puluh eman sentimeter, zakar disunat.------------------
6. Rambut berwarna hitam, tumbuhnya ikal,panjang delapan sentimeter. Alis
mata berwarna hitam, tumbuhnya lurus, panjangnya nol koma lima sentimeter,
kumis warna hitam, tumbuhnya jarang, panjang sepuluh millimeter, jenggot
warna hitam, tumbuhnya jarang, panjang tiga ;uluh lima millimeter.-------------
--------------------------------------------------------
7. Kedua mata terbuka lima millimeter, kedua selaput bening mata jernih, kedua
teleng mata bulat diameter, kedua selaput tirai mata coklat, kedua selaput bola
mata warna putih terdapat pelebaran pembuluh darah, dan kedua selaput
kelopak mata warna pucat.---------------------------------------
8. Hidung sedang dan telinga oval. Mulut terbuka dua puluh milimeter. Lidah
tergigit tiga millimeter dari ujung lidah.---------------------------------

9. gigi-gerigi : berjumlah tiga puluh satu buah.----------------------------------


Rahang kanan atas gigi seri kedua menjorok kedalam, gigi taring menjorok
keluar.
Rahang kiri atas gigi seri kedua menjorok kedalam, gigi taring menjorok
kedalam.
Rahang kanan bawah gigi taring menjorok keluar.----------------------------
Rahang kiri bawah, gigi seri kedua menjorok kedalam, gigi geraham belakang
ketiga tidak ada.----------------------------------------------------------
10. Dari lubang kemaluan keluar cairan jernih keputihan.-------------------------
Dari lubang pelepasan keluar kotoran warna kuning kecoklatan.------------
Dari lubang tubuh lainnya tidak mengeluarkan apa-apa-----------------------
11. Luka-luka :---------------------------------------------------------------------------
Pada leher terdpat luka lecet tekan berwarna kecoklatan, perabaan seperti
kertas perkamen yang melingkari leher berjalan dari depan bawah ke belakang
atas dengan diskripsi sebagai berikut :-------------------------------
a. Bagian depan tepat pada garis pertengahan depan, dua sentimeter
diatas jakun lebar luka satu sentimeter, disekitar atasnya terdapat kulit
yang berwarna lebih gelap dengan gari-garis melintang lebar satu
sentimeter.---
b. Pada samping kanan sepuluh sentimeter dari garis pertengahan
depan, sepuluh sentimeter dibawah telinga kanan, lebar satu
sentimeter, disekitar atas terdapat kulit yang berwarna lebih gelap
membentuk jejas dengan garis-garis melintang lebar nol koma delapan
sentimeter pada sekitar bawah terdapat bebrerapa luka lecet.-------------
------------------------------------------------------------
c. Pada samping kiri sepuluh sentimeter dari garis pertengahan depan,
enam sentimeter dibawah lubang telinga kiri, lebar luka nol koma
delapan sentimeter disekitar atas terdapat luka lecet tekan lebar nol
koma tiga sentimeter.-----------------------------------------------------
d. Pada bagian belakang, jejas menghilang sebagai berikut :------------
- Sebelah kanan dua belas sentimeter dari garis pertengahan
belakang, lima sentimeter diatas tumbuh rambut belakang.-----
- Sebelah kiri tiga sentimeter dari garis pertengahan belakang, tiga
sentimeter diatas tumbuh rambut belakang..-------------------------
12. Lain- lain :----------------------------------------------------------------------------
a. Pada tungkai atas da bawah kanan kiri terdapat bintik-bintik
perdarahan.

II PEMERIKSAAN DALAM :------------------------------------------------------


13. Jaringan lemak bawah kulit berwarna kuning, daerah dada setebal lima
millimeter dan daerah perut sepuluh millimeter. Otot –otot berwarna merah
kecoklatan, cukup tebal. Sekat rongga badan kanan setinggi sela iga kelima da
kiri setinggi sela oga kelima.---------------------------------
14. Jaringan ikat bawah kulit daerah leher sisi kanan terdapat resapan darah tiga
kali dua sentimeter dan sisi kiri terdapat resapan darah seluas empat sentimeter
kali satu sentimeter.---------------------------------------------------
Otot leher : tidak terapat resapan darah.------------------------------------------
15. Selaput dinding perut putih kelabu mengkilat, otot dinding perut warna
kecoklatan. Dalam rongga perut terdapat cairan merah kehitaman sebanyak
dua puluh millimeter.---------------------------------------------------
16. Lidah berwarna cokalt pucat, penampang merah coklat, tulang lidah sebelah
kiri patah dikelilingi resapan darah ukuran satu sentimeter kali nol koma lima
sentimeter, rawan gondok dan rawan cicin utuh.------------------
Kelenjar gondok berwarna merah kecoklatan pada permukaan baga kanan
terdapat bintik-bintik perdarahan, perabaan kenyal, penampang berwarna
merah kecoklatan, berat tiga puluh gram.----------------------------------------
Kerongkongan kosong, selaput lender putih.------------------------------------
Batang tenggorok kosong, selaput lendir warna merah kecoklatan, pada
pangkal batang tenggorok setinggi pita suara terdapat bintik-bintik
perdarahan.---------------------------------------------------------------------------
17. Jantung sebesar satu kali tinju kanan mayat, berwarna merah kecoklatan,
perabaan kenyal, ukuran lingkaran katub serambi kanan sepuluh sentimeter,
kiri sebelas sentimeter,pembuluh nadi paru enam kom lima sentimeter dan
batang nadi lima sentimeter. Tebal otot bilik kanan millimeter dan kiri lima
belas millimeter. Pembuluh nadi jantung tidak tersumbat, sekat jantung coklat
homogen, berat dua ratus enam puluh gram.------------------------------------------
----------------------------------------
Pada permukaan jantung bagian depan tampak bintik-bintik perdarahan.---
18. Paru kanan terdiri atas tiga baga, berwarna merah keunguan, perabaan kenyal,
busa, berat empat ratus lima puluh gram.- -----------------------------
Paru kiri terdiri atas dua baga, pada pemijatan keluar busa, berat tiga ratus
delapan puluh gram.----------------------------------------------------------------
Pada permukaan kedua paru terdapat bintik-bintik perdarahan.--------------
19. Limpa berwarna kelabu, permukaan berkeriput, perabaan kenyal,penampang
berwarna merah kehitaman, gambaran limpa jelas, dan pada pengikisan
jaringan terikut, berat dua ratus empat puluh gram.-------
20. Hati berwarna coklat, permukaan licin, tepi tajam,perabaan padat, penampang
berwarna merah kecoklatan, gambaran hati jelas, berat seribu dua ratus
delapan puluh gram.----------------------------------------------------
21. kandung empedu berisi cairan hijau kekuningan, selaput lendir beludru,
terdapat pelebaran pembuluh darah, saluran empedu tidak tersumbat.------
22. Kelenjar perut berwarna kuning kecoklatan, permukaan berbaga-baga,
perabaan kenyal, penampang berwarna kuning kecoklatan, gambaran kelenjar
jelas, berat seratus gram.------------------------------------------------
Pada permukaan terdapat pelebaran pembuluh darah.------------------------
23. Lambung berisi makanan setengah tercerna (nasi dan sayuran), selaput lendir
berwarna putih berbintik-bintik perdarahan.----------------------------
24. Kelenjar anak ginjal kanan berbentuk trapezium, berwarna kuning lecoklatan,
penampang berlapis, ginjal kiri berbentuk bulan sabit, berwarna kuning
kecoklatan, penampang berlapis.----------------------------
25. Ginjal kanan dan kiri simpai lemak cukup tebal, simpai ginjal mudah dilepas,
permukaan ginjal licin, warna merah kecoklatan, penampang warna merah
kecoklatan, gambaran ginjal jelas, piala ginjal terdapat bintik perdarahan,
saluran kemih tidak tersumbat.-------------------------------------
26. Kandungan kemih kosong, selaput lender putih.-------------------------------
27. Kulit kepala bagian dlam tidak terapat resapan darah.------------------------
Tulang tengkorak dan selaput keras otak serta selaput lemak otak utuh.---
Batang Otak kecil dan otak besar terdapat pelebaran pembuluh darah.-----
Bilik otak berisi cairan jernih kekuningan. Berat seribu empat ratus empat
puluh gram.--------------------------------------------------------------------------
28. Lain-lain :----------------------------------------------------------------------------
- Pemeriksaan histologi forensik: ----------------------------------------
a. Sediaan dari suhu menunjukkan gelembung udara (alveola) yang
sebagian melebar (emfisomatous) dengan sebukan sel radang
mendadak menahun pada lubangnya. Tampak pula daerah penambahan
jaringan ikat (fibrosis) dan perdarahan setempat.---
b. Sediaan dari ginjal menunjukkan kematian sel- sel epitel tubulus
setempat---
Setempat disertai kapiler pembuluh darah yang perbendungan.
c. Sediaan dari otot tulang lidah menunjukkan kematian sel yang
menggumpal (Nekrosis Koagulasi) otot serat lintang disertai sebukan
ringan sel radang menahun setempat. (Pada pemeriksaan makroskopik
tampak patah pada tulang lidah kiri, dua sentimeter dari cornu major
sinistra/tanduk kiri).---------------------------------
d. Sediaan dari hati menunjukkan dilatasi kapiler yang (perbendungan)
kongestif.------------------------------------------------
- Golongan darah B.-----------------------------------------------------
KESIMPULAN :---------------------------------------------------------------------------------
Pada pemeriksaan mayat laki-laki, berumur kurang lebih dua puluh lima tahun, golongan
darah B, ditemukan luka lecet tekan yang melingkari leher yang berjalan dari depan
bawah kebelakang atas yang menurut cir-cirnya sesuai dengan jejas pada kasus gantung.
Selanjutnya pada pemeriksaan dalam ditemukan tanda-tanda mati lemas dan
perbendungan yang menyebabkan mati lemas.---------------------------------

Demikian telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan keilmuan saya
yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan kitab Undang-undang Hukum
Acara pidana.----------------------------------------------------------------------------
Contoh VeR Hidup
PRO JUSTITIA Lhokseumawe, Oktober 2017
VISUM ET REPERTUM
NO.223/TU.FK/VER/II/2017

Yang bertanda tangan dibawah ini, dokter Bambang, dokter pada RSUD Cut Meutia Aceh
Utara, atas permintaan dari Kepala Kepolisian Sektor Banda Sakti, dengan no surat
312/VeR/XII/2017, tertanggal 2 nonvember 2017, , maka pada tanggal dua november
tahun dua ribu dua belas, pukul dua puluh waktu Indonesia bagian barat, bertempat di
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Aceh Utara, telah melakukan pemeriksaan
korban dengan nomor registrasi RSUD CM 032.0054678 yang menurut surat tersebut
adalah :__________________________________

Nama : rita sufriani --------------------------------------------------------------


Jenis kelamin : perempuan---------------------------------------------------------------
Umur : 22 tahun------------------------------------------------------------------
Warga Negara : Indonesia----------------------------------------------------------------
Agama : Islam---------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : mahassiswi--------------------------------------------------------------
Alamat : Jl. Antara no 13 lhokseumawe---------------------------------------
HASIL PEMERIKSAAN: --------------------------------------------------------------------
1. Korban datang dalam keadaan sadar dengan tanda vital baik -------------------------
2. Pada korban ditemukan: --------------------------------------------------------------------
A. Pada hidung tepat dibahu kanan terdapat luka memar-----------------------------
B. Pada pemeriksaan luka di hidung korban merasa nyeri di hidungnya ---------
3. Terhadap korban dilakukan: diberi obat penghilang rasa sakit (analgetik) ----------
4. Korban dipulangkan --------------------------------------------------------------------

KESIMPULAN--------------------------------------------------------------------
Pada pemeriksaan korban perempuan berumur kurang lebih dua puluh dua ini ditemukan
memar pada hidung dan bahu kanan akibat kekerasan tumpul yang tidak menyebabkan
penyakit/ halangan dala menjalankan pekerjaan/jabatan atau pencaharian--------------------
------------------------------------------------

Demikianlah Visum Et Repertum ini dibuat dengan sebenarnya dengan menggunakan


keilmuan yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana--------------------------------------------------------------------

Dokter pemeriksa,

Dr. Bambang Prawira Jayakali


NIP.140567987
PANDUAN KESELAMATAN UNTUK
PETUGAS KESEHATAN

I. Pengantar
Panduan keselamatan untuk petugas kesehatan pada penanganan kasus Avian
Influenza bertujuan melindungi petugas kesehatan dari kemungkinan penulatan secara
langsung virus H5N1 dari manusia ke manusia. Panduan ini juga dapat digunakan
untuk berbagai penangganan penyakit menular lainnya, yang dikenal dengan
Kewaspadaan Universal (Universal Precaution).
Alat yang dipakai untuk perlindungan petugas kesehatan disebut APD (Alat
Perlindungan Diri). Setiap petugas kesehatan harus mampu memakai APP secara
benar dan dalam waktu singkat, waktu yang dibutuhkan untuk mengenakan sekitar 3-
5 menit.

II. Tujuan Pembelajaran

1. Memahami kepentingan pemakaian APD pada penanganan kasus-kasus penyakit


sangat menular
2. Mengetahui indikasi penggunaan APD
3. Mampu melakukan identifikasi alat -alat yang harus dipakai pada APD
4. Mengetahui orang-orang yang wajib mengenakan APD
5. Mampu melakukan prosedur pemakaian APP yang baik dan benar
6. Mengetahui proses penyimpanan, pembersihan dan penatalaksanaan limbah APD

III. Pre-requisite (Prasyarat)


1. Memahami cara penularan penyakit Avian Influenza
2. Terkait dengan blok Respirologi, Imunologi dan Infeksi

IV. Dasar teori


Definisi
1. Penyakit Infeksi Emerging (PIE) adalah penyakit infeksi yang bersifat cepat menyebar
pada suatu populasi manusia dapat berasal dari virus, bakteri atau parasit. Penyakit Infeksi
Emerging (PIE) mencakup new emerging (baru muncul) dan re-emerging (muncul kembali).
Sebagian besar Penyakit Infeksi Emerging (PIE) bersifat zoonosis dan berpotensi
menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB)/ Wabah di Indonesia atau bahkan meluasnya KLB/
Wabah antar Negara yang dikenal dengan pandemi.
2. Corona virus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu
biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan (MERS- CoV) dan
Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV).
3. Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
coronavirus yang paling baru ditemukan. Virus ini menyebabkan penyakit saluran pernapasan
(seperti flu) dengan gejala seperti batuk, demam, dan pada kasus yang lebih parah,
pneumonia.
4. APD adalah alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan
menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya.
Alat Perlindungan Diri (APD)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam APD sebagai berikut:
1) Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di pakai petugas
untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan infeksius
2) APD terdiri dari sarung tangan, masker/Respirator Partikulat, pelindung mata
(goggle), perisai/pelindung wajah, kap penutup kepala, gaun pelindung/apron,
sandal/sepatu tertutup (Sepatu Boot).
3) Tujuan Pemakaian APD adalah melindungi kulit dan membrancmukosa dari resiko
pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput
lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya.
4) Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan tindakan yang memungkinkan
tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau
kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas.
5) Melepas APD segera dilakukan jika tindakan sudah selesai di lakukan.
6) Tidak dibenarkan menggantung masker di leher, memakai sarung tangan sambil
menulis dan menyentuh permukaan lingkungan.

Alat Perlindungan Perorangan harus digunakan oleh :


1. Petugas kesehatan yang melakukan perawatan pasien flu burung, SARS
2. Petugas penunjang lain, seperti petugas kebersihan, petugas pencuci baju, dll
3. Sebaiknya petugas penunjang ruang isolasi ditunjuk khusus dan jumlahnya ditekan
seminimal mungkin
4. Petugas laboratorium yang berkunjung (bila mungkin dihindari atau jumlahnya sangat
dibatasi)
5. Keluarga pasien yang berkunjung (bila mungkin dihindari atau jumlahnya sangat di
batasi)
JENIS APD
1. SARUNG TANGAN
Sarung tangan dapat terbuat dari bahan lateks karet, polyvinyl chloride (PVC), nitrile, poly
urethane, merupakan pelindung tangan tenaga kesehatan dari kontak cairan infeksius pasien
selama melakukan perawatan pada pasien. Sarung tangan yang ideal harus tahan robek, tahan
bocor, biocompatibility (tidak toksik) dan pas ditangan.
1.1 Jenis-jenis sarung tangan
Terdapat tiga jenis sarung tangan, yaitu

atau pembedahan.

pemberi pelayanan kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau


pekerjaan rutin.
an rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan
permukaan yang terkontaminasi.
1.2 Cara Memakai Sarung Tangan
sarung
tangan

1.3 Cara Melepas Sarung Tangan

kit bagian luar sambil di tarik mengarah


ke depan kemudian dilipat di bagian ujung dalam sarung tangan dan lakukan yang sama di
sarung tangan berikutnya dan secara bersama

Mencuci tangan
Mencuci tangan merupakan hal yang sangat penting dan efektif untuk mencegah
transmisi dari infeksi. Mencuci tangan langsung dari air mengalir dengan menggunakan
sabun selama 15-20 detik. Penting untuk mengeringkan tangan setelah mencuci tangan.
Alcohol 70% dapat diguanakan setelah mencuci tangan.

Setelah melakukan hal di bawah ini, petugas harus mencuci tangan yaitu :
 Setelah menggunakan sarung tangan
 Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien atau benda-benda yang diguanakn pasien
 Setelah kontak dengan darah atau cairan tubuh
 Setelah melakukan pengukuran tekanan darah atau vital signs pasien
 Setelah kelaur dari kamar mandi
 Setelah mengeluarkan secret dari hidung
 Sebelum makan dan menyiapkan makanan
 Setelah meninggalkan raungan isolasi

Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain :


1) Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik (handrub)
atau dengan air mengalir dan sabun antiseptik (handwash). Rumah sakit akan
menyediakan kedua ini di sekitar ruangan pelayanan pasien secara merata.
2) Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
3) 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash

6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu :


1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua
telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan


2. MASKER
Masker digunakan untuk melindungi wajah dan membran mukosa mulut dari cipratan darah
dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan lingkungan udara yang kotor dan melindungi
pasien atau permukaan lingkungan udara dari petugas pada saat batuk atau bersin. Masker
yang di gunakan harus menutupi hidung dan mulut serta melakukan Fit Test (penekanan di
bagian hidung).
2.1 Jenis-Jenis Masker

Masker bedah yang terdiri dari 3 lapisan material dari bahan non woven (tidak dijahit), loose-
fitting dan sekali pakai untuk menciptakan penghalang fisik antara mulut dan hidung
pengguna dengan kontaminan potensial di lingkungan terdekat sehinggga efektif untuk
memblokir percikan (droplet) dan tetesan dalam partikel besar. Masker bedah untuk tindakan
bedah atau mencegah penularan melalui droplet.

Masker N95 terbuat dari polyurethane dan polypropylene adalah alat pelindung pernapasan
yang dirancang dengan segel ketat di sekitar hidung dan mulut untuk menyaring hampir 95%
partikel yang lebih kecil < 0,3 mikron. Masker ini dapat menurunkan paparan terhadap
kontaminasi melalui airborne.

Masker yang terbuat dari kain yang di desain untuk menutup mulut dan hidung untuk
menyaring partikel di udara termasuk mikroorganisme dipergunakan diluar pelayanan yang
tidak berhubungan langsung dengan
pasien.

Tipe masker ini memiliki keefektifan filter lebih tinggi dibanding N95 meskipun tergantung
filter yang digunakan. Karena memiliki kemampuan filter lebih tinggi dibanding N95, tipe
masker ini dapat juga menyaring hingga bentuk gas. Tipe masker ini direkomendasikan dan
lazim digunakan untuk pekerjaan yang memiliki resiko tinggi terpapar gas-gas berbahaya.
Tipe masker ini dapat digunakan berkali- kali selama face seal
tidak rusak dan harus dibersihkan dengan disinfektan secara benar
sebelum digunakan kembali

2.2 Cara Memakai Masker


Cara Memakai Masker Bedah dan Kain
simpulkan tali di belakang kepala jika menggunakan tali lepas)
yang berwarna mengarah ke bagian luar, sedangkan yang berwarna
putih menempel di wajah.

tengah atau telunjuk

sah ataupun kotor (setelah 4 jam)

Cara Memakai Masker N-95

lapisan yang tidak utuh, tali masker tersambung dan menempel dengan baik di semua titik
sumbangan, memastikan klip hidung yang terbuat dari logam dapat disesuaikan bentuk
hidung.

jari-jari anda, biarkan tali pengikat respirator menjuntai bebas dibawah tangan anda

anda diatas telinga. Tariklah tali pengikat respirator yang bawah dan posisikan tali pada
kepala bagian atas (posisi tali menyilang)
-hati agar posisi respirator
tidak berubah
-jari kedua tangan anda diatas bagian hidung yang terbuat dari logam. Tekan
sisi logam tersebut (gunakan dua jari dari masing-masing tangan) mengikuti bentuk hidung
anda. Jangan menekan respirator dengan satu tangan karena dapat mengakibatkan respirator
bekerja kurang efektif.
2.3 Cara Melepas Masker
Cara Melepas Masker Bedah

Cara Melepas Masker Kain

-15 menit kemudian dicuci dan di


jemur
lah melepas masker
Cara Melepas Masker N-95

-95 dengan sedikit menundukkan kepala kemudian menarik keluar tali


yang berada dibelakang kepala terlebih dahulu lalu menarik keluar tali diatas kepala dan
pegang talinya

2.4 Masker Reuseable


a. Masker N-95
Masker N-95 dapat digunakan kembali setelah dilakukan penyimpanan atau sterilisasi yang
benar. Masker N-95 yang telah digunakan kemudian dilepas tidak boleh menyentuh bagian
dalam dan luar masker. Apabila tersentuh, tenaga kesehatan harus segera melakukan
kebersihan tangan. Metode reuse masker N-95 yang dilakukan oleh RSUD yaitu desinfeksi
masker N-95 menggunakan suhu 70°C selama 30 menit di CSSD. Dengan catatan bila
masker N-95 sudah terpapar dengan aerosol untuk langsung dibuang dan tidak
dilakukanreuse.
b. Masker Kain
Masker kain dapat digunakan kembali setelah dilakukan pencucian selama minimal 10-15
menit dan desinfektan yang digunakan adalah klorin dengan konsentrasi 1:99 bagian air.

3. GAUN (GOWN)
Gaun adalah pelindung tubuh dari pajanan melalui kontak atau droplet dengan cairan dan zat
padat yang infeksius untuk melindungi lengan dan area tubuh tenaga kesehatan selama
prosedur dan kegiatan perawatan pasien. Persyaratan gaun yang ideal antara lain efektif
barrier (mampu mencegah penetrasi cairan), fungsi atau mobilitas, nyaman, tidak
mudah robek, pas dibadan (tidak terlalu besar atau terlalu kecil), biocompatility (tidak
toksik), flammability, odor, dan quality maintance. Jenis gaun antara lain gaun bedah, gaun
isolasi bedah dan gaun non isolasi bedah. Menurut penggunaannya, gaun dibagi menjadi 2
yaitu gaun sekali pakai (disposable) dan gaun dipakai berulang (reusable).

3.1 Jenis-Jenis Gaun

Gaun sekali pakai (disposable) dirancang untuk dibuang setelah satu kali pakai dan biasanya
tidak dijahit (non woven) dan dikombinasikan dengan plastik film untuk perlindungan dari
penetrasi cairan dan bahan yang digunakan adalah synthetic fibers (misalnya polypropylene,
polyester, polyethylene).
reuseable)
Gaun dipakai berulang terbuat dari bahan 100% katun atau 100% polyester, atau kombinasi
antara katun dan polyester. Gaun ini dapat dipakai berulang maksimal sebanyak 50 kali
dengan catatan tidak mengalami kerusakan.
3.2 Indikasi Penggunaan Gaun
Tindakan atau penanganan alat yang memungkinkan pencemaran atau kontaminasi pada
pakaian petugas, seperti :

Tindakan menuangkan cairan terkontaminasi kedalam lubang pembuangan atau wc/toilet

Catatan :
- Gaun tidak boleh dibawa keluar ruangan dan segera lepas setelah selesai tindakan
- Gaun harus dicuci di bagian laundry, tidak boleh dibawa pulang untuk dicuci dirumah

3.3 Cara Memakai Gaun


Cara Memakai Gaun

un

bagian leher kemudian mengikat tali ke belakang dengan baik. Pastikan tali terikat dengan
baik

3.4 Cara Melepas Gaun

gaun perlahan dengan membuka ikatan tali dibelakang kemudian memegang sisi
bagian dalam gaun melipat bagian luar ke dalam dan usahakan bagian luar tidak menyentuh
pakaian petugas lalu dimasukkan ke tempat infeksius untuk di laundry
6 langkah

3.5 Gaun Reusable


Gaun reusable dapat digunakan kembali setelah dilakukan pencucian pada suhu 57,2°C-
71°C selama minimal 25 menit dan disenfektan yang digunakan adalah klorin dengan
konsentrasi 1:99 bagian air di CSSD.

4. PELINDUNG WAJAH (FACE SHIELD)


Pelindung wajah umumnya terbuat dari plastik jernis transparan, merupakan pelindung wajah
yang menutupi wajah sampai ke dagu sebagai proteksi ganda bagi tenaga kesehatan dari
persikan infeksius pasien saat melakukan perawatan. Pelindung wajah yang standar bagian
atasnya tertutup.
4.1 Cara Memakai Pelindung Wajah
4.2 Cara Melepas Pelindung Wajah
dilepaskan
dan menjauhi wajah petugas kemudian pelindung wajah dimasukkan ke dalam kotak tertutup

4.3 Reusable Pelindung Wajah

pelindung wajah dengan menggunakan kain bersih yang udah dicelupkan ke deterjen

dicelupkan ke desinfektan (klorin 0,05%) dan kemudian dibersihkan kembali dengan


menggunakan air bersih atau alcohol untuk melepaskan residu

Catatan:
- lakukan pembersihan pelindung wajah secara rutin sebelum dipakai kembali

5. PELINDUNG MATA (GOGGLES)


Pelindung mata berbentuk seperti kaca mata yang terbuat dari plastic digunakan sebagai
pelindung mata yang menutupi dengan erat area sekitarnya agar terhindar dari cipratan yang
dapat mengenai mukosa. Pelindung mata digunakan pada saat tertentu seperti aktifitas
dimana kemungkinan risiko terciprat/ tersambur, khususnya pada saat prosedur menghasilkan
aerosol, kontak dekat berhadapan muka dengan muka pasien Covid-19.

5.1 Cara Memakai Pelindung Mata

5.2 Cara Melepas Pelindung Mata


ri dan kanan
pelindung mata secara bersamaan, lalu buka perlahan menjauhi wajah petugas kemudian
goggles di masukkan ke dalam kotak tertutup

5.3 Reusable Pelindung Mata


lakukan pembersian bagian dalam
pelindung mata dengan menggunakan kain bersih yang udah dicelupkan ke deterjen

dicelupkan ke desinfektan (klorin 0,05%) dan kemudian dibersihkan kembali dengan


menggunakan air bersih atau alcohol untuk melepaskan residu
Catatan:
- Lakukan pembersihan pelindung mata secara rutin sebelum dipakai kembali .

6. PELINDUNG KEPALA
Penutup kepala merupakan pelindung kepala dan rambut tenaga kesehatan dari percikan
cairan infeksius pasien selama melakukan perawatan. Penutup kepala terbuat dari bahan
tahan cairan, tidak mudah robek dan ukurannya pas di kepala tenaga kesehatan. Penutup
kepala ini di gunakan sekali pakai.
6.1 Cara Memakai Pelindung Kepala

6.2 Cara Melepas Pelindung Kepala

kepala di mulai dari bagian belakang kepala sambil melipat arah dalam perlahan menuju ke
bagian depan dengan mempertahankan tangan berada di sisi bagian dalam pelindung kepala

7. CELEMEK (APRON)
Apron merupakan pelindung tubuh untuk melapisi luar gaun yang digunakan oleh petugas
kesehatan dari penetrasi cairan infeksius pasien yang bisa terbuat dari plastic yang berkualitas
tinggi yang dapat digunakan kembali (reusable) yang tahan terhadap klorin saat dilakukan
desinfektan.

7.1 Cara Memakai Apron

dibagian belakangnya

7.2 Cara Melepas Apron


an belakang leher dan lipat bagian luar ke
dalam dan usahakan bagian luar tidak menyentuh pakaian petugas

7.3 Reuseable Apron


reusable dapat digunakan kembali setelah dilakukan pencucian pada suhu 57,2°C-
71°C selama minimal 25 menit dan pengelapan dengan cairan desinfektan dari bagian bersih
ke kotor di CSSD.
detergen serta di lap kembali dengan air bersih.

8. SEPATU PELINDUNG
Sepatu pelindung dapat terbuat dari karet atau bahan tahan air atau bisa dilapisi dengan kain
tahan air, merupakan alat pelindung kaki dari percikan cairan infeksius pasien selama
melakukan perawatan. Sepatu pelindung harus menutup seluruh kaki bahkan bisa sampai
betis apabila gaun yang digunakan tidak mampu mentup sampai ke bawah. Sepatu tidak
boleh berlubang agar berfungsi optimal.

8.1 Cara Memakai Sepatu Pelindung

enakan sepatu pelindung (boots), Jika petugas menggunakan sepatu kets atau sepatu
lainnya yang tertutup maka petugas menggunakan pelindung sepatu (shoes covers) dengan
cara pelindung sepatu dipakai di luar sepatu petugas dan menutupi celana panjang petugas

8.2 Cara Melepas Sepatu Pelindung

belakang sepatu sambil melipat arah dalam dan perlahan menuju ke bagian depan dengan
mempertahankan tangan berada di sisi bagian dalam pelindung sepatu

8.3 Reusable Sepatu Pelindung


-30°C
ilas dengan menggunakan air bersih

9. BAJU KERJA
Baju kerja adalah pakaian yang digunakan saat melakukan pekerjaan di ruangan dan sebelum
penggunaan APD dalam melakukan tindakan. Baju kerja hanya digunakan di ruang lingkup
rumah sakit. Baju kerja tidak boleh digunakan ditempat umum seperti kantin, manajemen/
perkantoran yang tidak berhubungan dengan pelayanan. Baju kerja tidak dipakai dari rumah,
dikenakan ketika sudah berada dirumah sakit. Selesai menggunakan baju kerja disarankan
untuk mandi dan mengganti pakaian bersih sebelum pulang kerumah. Ruangan yang
menggunakan baju kerja yaitu ruang infeksi covid, triage, IGD, IBS dan IPI.

C. PEMAKAIAN DAN PELEPASAN APD SESUAI LEVEL


1. PEMAKAIAN DAN PELEPASAN APD LEVEL 1

Gambar 1. Alat Pelindung Diri Level 1


1.1 Pemakaian APD Level 1
a. Lakukan kebersihan tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer dengan
menggunakan 6 langkah
b. Cek APD untuk memastikan APD dalam keadaan baik dan tidak rusak
c. Petugas menggunakan sepatu kets atau sepatu lainnya yang tertutup
d. Pasang masker bedah dengan cara letakkan masker bedah di depan hidung dan mulut
dengan memegang ke dua sisi tali kemudian tali diikat ke belakang.
e. Pasang pelindung mata (goggles) rapat menutupi mata, atau bisa gunakan pelindung wajah
(face shield)
f. Pasang sarung tangan dengan menutupi lengan, jika ada indikasi

1.2 Pelepasan APD Level 1


a. Petugas kesehatan berdiri di area kotor
b. Lepaskan sarung tangan dengan cara mencubit sedikit bagian luar sambil di tarik mengarah
ke depan kemudian lipa di bagian ujung dalam sarung tangan dan lakukan yang sama di
sarung tangan berikutnya dan secara bersama di lepaskan kemudian dimasukkan ke tempat
sampah infeksius
c. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer dengan menggunakan 6 langkah
d. Buka pelindung mata (goggles) dengan cara menundukkan sedikit kepala lalu pegang sisi
kiri dan kanan pelindung mata (goggles) secara bersamaan, lalu buka perlahan menjauhi
wajah petugas kemudian goggles/face shield di masukkan ke dalam kotak tertutup
e. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer dengan menggunakan 6 langkah
f. Lepaskan masker bedah dengan cara menarik tali masker bedah secara perlahan kemudian
dimasukkan ke tempat sampah infeksius.

2. PEMAKAIAN DAN PELEPASAN APD LEVEL 2

Gambar 2. Alat Pelindung Diri Level 2

2.1 Pemakaian APD Level 2


a. Lakukan kebersihan tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer dengan
menggunakan 6 langkah
b. Petugas kesehatan masuk ke anteroom, setelah memakai baju scrub di ruang ganti
c. Petugas menggunakan sepatu kets atau sepatu lainnya yang tertutup
d. Pasang masker bedah dengan cara letakkan masker bedah di depan hidung dan mulut
dengan memegang ke dua sisi tali kemudian tali diikat ke belakang.
e. Pasang pelindung kepala yang menutupi seluruh bagian kepala dan telinga dengan baik
f. Pasang pelindung mata (goggles) rapat menutupi mata atau pelindung wajah
g. Pakai gaun bersih yang menutupi badan dengan baik dengan cara pertama memasukkan
bagian leher kemudian mengikat tali ke belakang dengan baik. Pastikan tali terikat dengan
baik
h. Pasang sarung tangan dengan menutupi lengan gaun

2.2 Pelepasan APD Level 2


a. Petugas kesehatan berdiri di area kotor
b. Lepaskan sarung tangan dengan cara mencubit sedikit bagian luar sambil di tarik mengarah
ke depan kemudian lipa di bagian ujung dalam sarung tangan dan lakukan yang sama di
sarung tangan berikutnya dan secara bersama di lepaskan kemudian dimasukkan ke tempat
sampah infeksius
c. Buka gown perlahan denan membuka ikatan tali dibelakang kemudian merobek bagian
belakang leher lalu tangan memegang sisi bagian dalam gown melipat bagian luar ke dalam
dan usahakan bagian luar tidak menyentuh pakaian petugas lalu dimasukkan ke tempat
sampah infeksius
d. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer dengan menggunakan 6 langkah
e. Buka pelindung mata (goggles) dengan cara menundukkan sedikit kepala lalu pegang sisi
kiri dan kanan pelindung mata (goggles) secara bersamaan, lalu buka perlahan menjauhi
wajah petugas kemudian goggles di masukkan ke dalam kotak tertutup
f. Buka pelindung kepala dengan cara memasukkan tangan ke sisi bagian dalam pelindung
kepala dimulai dari bagian belakang kepala sambil melipat arah dalam dan perlahan menuju
ke bagian depan dengan mempertahankan tangan berada di sisi bagian dalam pelindung
kepala kemudian segera masukkan ke tempat sampah infeksius
g. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer dengan menggunakan 6 langkah
h. Lepaskan masker bedah dengan cara menarik tali masker bedah secara perlahan kemudian
dimasukkan ke tempat sampah infeksius
i. Setelah membuka scrub suit, petugas harus segera mandi untuk selanjutnya memakai baju
biasa
3. PEMAKAIAN DAN PELEPASAN APD LEVEL 3

Gambar 3. Alat Pelindung Diri Level 3

3.1 Pemakaian APD Level 3


a. Petugas kesehatan masuk ke antero room, setelah memakai scrub suit di ruang ganti
b. Cek APD untuk memastikan APD dalam keadaan baik dan tidak rusak
c. Lakukan kebersihan tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer dengan
menggunakan 6 langkah
d. Pakai sarung tangan pertama
e. Kenakan sepatu pelindung (boots). Jika petugas menggunakan sepatu kets atau sepatu
lainnya yang tertutup maka petugas menggunakan pelindung sepatu (shoes covers) dengan
cara pelindung sepatu dipakai di luar sepatu petugas atau jika coverall tertutup sampai sepatu
petugas maka tidak perlu menggunakan pelindung sepatu
f. Pasang masker N-95
g. Pasang pelindung kepala yang menutupi seluruh bagian kepala dan telinga dengan baik
h. Pakai coverall bersih dengan zipper yang dilapisi kain berada di bagian depan tubuh.
Coverall menutupi area kaki sampai leher dengan baik dengan cara memasukkan bagian kaki
terlebih dahulu, pasang bagian lengan dan rapatkan coverall di bagian tubuh dengan
menaikkan zipper sampai ke bagian leher, hood atau pelindung kepala coverall dibiarkan
terbuka di belakang leher
i. Pasang pelindung mata (goggles) rapat menutupi mata atau pelindung wajah (face shield)
j. Pasang sarung tangan kedua dengan menutupi lengan gaun
3.2 Pelepasan APD Level 3
a. Petugas kesehatan berada di area kotor
b. Lepaskan sarung tangan luar
c. Lakukan desinfeksi tangan dengan handsanitizer dengan menggunakan 6 langkah
d. Buka pelindung mata (goggles) atau pelindung wajah (face shield) dengan cara
menundukkan sedikit kepala lalu pegang sisi kiri dan kanan pelindung mata (goggles) secara
bersamaan, lalu buka perlahan menjauhi wajah petugas kemudian goggles dimasukkan ke
dalam kotak tertutup
e. Buka hood atau pelindung kepala coverall dengan cara buka pelindung kepala dimulai dari
bagian sisi kepala, depan dan kemudian perlahan menuju ke bagian belakang kepala sampai
terbuka
f. Buka coverall perlahan dengan cara membuka zipper dari atas ke bawah kemudian tangan
memegang sisi dalam bagian depan coverall sambil berusaha membuka perlahan dari bagian
depan tubuh, lengan dengan perlahan sambil bersamaan membuka sarung tangan kemudian
dilanjutkan ke area yang menutupi bagian kaki dengan melipat bagian luar ke dalam dan
selama membuka coverall selalu usahakan menjauh dari tubuh petugas kemudian setelah
selesai, coverall dimasukkan ke temopat sampah infeksius
g. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer menggunakan 6 langkah
h. Lepaskan masker N-95
i. Setelah membuka scrub suit, petugas segera membersihkan tubuh/mandi untuk selanjutnya
menggunakan kembali baju biasa.
RUBRIK

KOMPETENSI 0 1 2 3
Pemeriksaan Peserta ujian tidak Peserta ujian
persiapan sarana memeriksa persiapan memeriksa persiapan
sarana sarana dengan
mengecek APD
untuk memastikan
APD dalam keadaan
baik dan tidak rusak

Hand Washing Peserta ujian tidak Peserta ujian Peserta ujian menggosok Peserta ujian
menggosok tangan menggosok 1-2 hal 3-5 hal berikut: menggosok tangan
berikut: 1.telapak tangan kiri ke dengan benar,
1. telapak tangan kiri telapak tangan kanan lengkap dan
ke telapak tangan atau sebaliknya. sistematis selama 5
kanan atau 2. punggung tangan menit:
sebaliknya. yang satu dengan 1. telapak tangan kiri
2. punggung tangan telapak tangan yang ke telapak tangan
yang satu dengan lain. kanan atau
telapak tangan yang 3. memutar jari-jari di sebaliknya.
lain. telapak tangan 2. punggung tangan
3. memutar jari-jari di 4. kedua telapak tangan yang satu dengan
telapak tangan dengan jari-jari telapak tangan
4. kedua telapak tangan terjepit yang lain.
dengan jari-jari 5. ibu jari memutar di 3. memutar jari-jari
terjepit telapak tangan di telapak tangan
5. ibu jari memutar di 6. tangan sampai 4. kedua telapak
telapak tangan pergelangan tangan dengan jari-
6. tangan sampai jari terjepit
pergelangan 5. ibu jari memutar di
telapak tangan
6. tangan sampai
pergelangan
Pemeriksaan Peserta ujian tidak Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian
kelengkapan memeriksa mempersiapkan 3-4 hal mempersiapkan 5-7 hal mempersiapkan
sarana APD kelengkapan sarana kelengkapan sarana kelengkapan sarana semua hal
APD APD yaitu : APD yaitu : kelengkapan sarana
1.Handschoen pertama 1.Handschoen pertama APD yaitu :
2. Boots 2. Boots 1.Handschoen
3. Masker N95 3. Masker N95 pertama
4. Pelindung kepala 4. Pelindung kepala 2. Boots
5.Gown/Coverall 5.Gown/Coverall 3. Masker N95
6. Goggles 6. Goggles 4. Pelindung kepala
7. Faceshields 7. Faceshields 5.Gown/Coverall
8.. Handschoen kedua 8.. Handschoen kedua 6. Goggles
7. Faceshields
8.. Handschoen
kedua
Pemakaian APD Peseta ujian Peseta ujian memakai Peseta ujian memakai Peseta ujian
Level 3 memakai 1-2 APD 3-4 APD level 3 yaitu : semua APD level 3 memakai semua
level 3 yaitu : 1.Kenakansepatu namun tidak berurutan APD level 3 dan
1.Kenakansepatu pelindung(boots). yaitu : berurutan yaitu :
pelindung(boots). 2. Pasang masker N-95 1.Kenakan sepatu 1.Kenakan sepatu
2. Pasang masker N- 3..Pasang pelindung pelindung(boots). pelindung(boots).
95 kepala yang menutupi 2. Pasang masker N-95 2. Pasang masker N-
3..Pasang pelindung seluruh bagian kepala 3..Pasang pelindung 95
kepala yang dan telinga dengan baik kepala yang menutupi 3..Pasang pelindung
menutupi seluruh 4. Pakai coverall bersih seluruh bagian kepala kepala yang
bagian kepala dan dengan zipper. dan telinga dengan baik menutupi seluruh
telinga dengan baik Coverall menutupi area 4. Pakai coverall bersih bagian kepala dan
4. Pakai coverall kaki sampai leher dengan zipper. Coverall telinga dengan baik
bersih dengan zipper. dengan baik dengan menutupi area kaki 4. Pakai coverall
Coverall menutupi cara memasukkan sampai leher dengan bersih dengan zipper.
area kaki sampai bagian kaki terlebih baik dengan cara Coverall menutupi
leher dengan baik dahulu, pasang bagian memasukkan bagian area kaki sampai
dengan cara lengan dan rapatkan kaki terlebih dahulu, leher dengan baik
memasukkan bagian coverall di bagian pasang bagian lengan dengan cara
kaki terlebih dahulu, tubuh dengan dan rapatkan coverall di memasukkan bagian
pasang bagian lengan menaikkan zipper bagian tubuh dengan kaki terlebih dahulu,
dan rapatkan coverall sampai ke bagian leher, menaikkan zipper pasang bagian lengan
di bagian tubuh hood atau pelindung sampai ke bagian leher, dan rapatkan coverall
dengan menaikkan kepala coverall hood atau pelindung di bagian tubuh
zipper sampai ke dibiarkan terbuka di kepala coverall dengan menaikkan
bagian leher, hood belakang leher dibiarkan terbuka di zipper sampai ke
atau pelindung 5.Pasang pelindung belakang leher bagian leher, hood
kepala coverall mata (goggles) rapat 5.Pasang pelindung atau pelindung kepala
dibiarkan terbuka di menutupi mata atau mata (goggles) rapat coverall dibiarkan
belakang leher pelindung wajah (face menutupi mata atau terbuka di belakang
5.Pasang pelindung shield) pelindung wajah (face leher
mata (goggles) rapat 6. Pasang sarung shield) 5.Pasang pelindung
menutupi mata atau tangan kedua dengan 6. Pasang sarung tangan mata (goggles) rapat
pelindung wajah menutupi lengan gaun kedua dengan menutupi menutupi mata atau
lengan gaun pelindung wajah
(face shield)
6. Pasang sarung (face shield)
tangan kedua dengan 6. Pasang sarung
menutupi lengan tangan kedua dengan
gaun menutupi lengan
gaun
Pelepasan APD Pserta ujian Pserta ujian melakukan Pserta ujian melakukan Pserta ujian
melakukan 1-2 hal 3-5 hal pada saat 6-8 hal pada saat melakukan semua
pada saat melepaskan melepaskan APD yaitu melepaskan APD yaitu : hal pada saat
APD yaitu : : 1. Petugas kesehatan melepaskan APD dan
1. Petugas kesehatan 1. Petugas kesehatan berada di area kotor berurutan yaitu :
berada di area kotor berada di area kotor 2. Lepaskan sarung 1. Petugas kesehatan
2. Lepaskan sarung 2. Lepaskan sarung tangan luar berada di area kotor
tangan luar tangan luar 3. Lakukan desinfeksi 2. Lepaskan sarung
3. Lakukan 3. Lakukan desinfeksi tangan dengan tangan luar
desinfeksi tangan tangan dengan handsanitizer dengan 3. Lakukan desinfeksi
dengan handsanitizer handsanitizer dengan menggunakan 6 langkah tangan dengan
dengan menggunakan 6 4. Buka pelindung mata handsanitizer dengan
menggunakan 6 langkah (goggles) atau pelindung menggunakan 6
langkah 4. Buka pelindung wajah (face shield) langkah
4. Buka pelindung mata (goggles) atau dengan cara 4. Buka pelindung
mata (goggles) atau pelindung wajah (face menundukkan sedikit mata (goggles) atau
pelindung wajah shield) dengan cara kepala lalu pegang sisi pelindung wajah
(face shield) dengan menundukkan sedikit kiri dan kanan pelindung (face shield) dengan
cara menundukkan kepala lalu pegang sisi mata (goggles) secara cara menundukkan
sedikit kepala lalu kiri dan kanan bersamaan, lalu buka sedikit kepala lalu
pegang sisi kiri dan pelindung mata perlahan menjauhi pegang sisi kiri dan
kanan pelindung (goggles) secara wajah petugas kemudian kanan pelindung
mata (goggles) secara bersamaan, lalu buka goggles dimasukkan ke mata (goggles) secara
bersamaan, lalu buka perlahan menjauhi dalam kotak tertutup bersamaan, lalu buka
perlahan menjauhi wajah petugas 5. Buka hood atau perlahan menjauhi
wajah petugas kemudian goggles pelindung kepala wajah petugas
kemudian goggles dimasukkan ke dalam coverall dengan cara kemudian goggles
dimasukkan ke dalam kotak tertutup buka pelindung kepala dimasukkan ke dalam
kotak tertutup 5. Buka hood atau dimulai dari bagian sisi kotak tertutup
5. Buka hood atau pelindung kepala kepala, depan dan 5. Buka hood atau
pelindung kepala coverall dengan cara kemudian perlahan pelindung kepala
coverall dengan cara buka pelindung kepala menuju ke bagian coverall dengan cara
buka pelindung dimulai dari bagian sisi belakang kepala sampai buka pelindung
kepala dimulai dari kepala, depan dan terbuka kepala dimulai dari
bagian sisi kepala, kemudian perlahan 6. Buka coverall bagian sisi kepala,
depan dan kemudian menuju ke bagian perlahan dengan cara depan dan kemudian
perlahan menuju ke belakang kepala membuka zipper dari perlahan menuju ke
bagian belakang sampai terbuka atas ke bawah kemudian bagian belakang
kepala sampai 6. Buka coverall tangan memegang sisi kepala sampai
terbuka perlahan dengan cara dalam bagian depan terbuka
6. Buka coverall membuka zipper dari coverall sambil berusaha 6. Buka coverall
perlahan dengan cara atas ke bawah membuka perlahan dari perlahan dengan cara
membuka zipper dari kemudian tangan bagian depan tubuh, membuka zipper dari
atas ke bawah memegang sisi dalam lengan dengan perlahan atas ke bawah
kemudian tangan bagian depan coverall sambil bersamaan kemudian tangan
memegang sisi dalam sambil berusaha membuka sarung tangan memegang sisi dalam
bagian depan membuka perlahan dari kemudian dilanjutkan ke bagian depan coverall
coverall sambil bagian depan tubuh, area yang menutupi sambil berusaha
berusaha membuka lengan dengan perlahan bagian kaki dengan membuka perlahan
perlahan dari bagian sambil bersamaan melipat bagian luar ke dari bagian depan
depan tubuh, lengan membuka sarung dalam dan selama tubuh, lengan dengan
dengan perlahan tangan kemudian membuka coverall selalu perlahan sambil
sambil bersamaan dilanjutkan ke area usahakan menjauh dari bersamaan membuka
membuka sarung yang menutupi bagian tubuh petugas kemudian sarung tangan
tangan kemudian kaki dengan melipat setelah selesai, coverall kemudian dilanjutkan
dilanjutkan ke area bagian luar ke dalam dimasukkan ke temopat ke area yang
yang menutupi dan selama membuka sampah infeksius menutupi bagian kaki
bagian kaki dengan coverall selalu 7. Lakukan desinfeksi dengan melipat
melipat bagian luar usahakan menjauh dari tangan dengan hand bagian luar ke dalam
ke dalam dan selama tubuh petugas sanitizer menggunakan 6 dan selama membuka
membuka coverall kemudian setelah langkah coverall selalu
selalu usahakan selesai, coverall 8. Lepaskan masker N- usahakan menjauh
menjauh dari tubuh dimasukkan ke temopat 95 dari tubuh petugas
petugas kemudian sampah infeksius 9. Setelah membuka kemudian setelah
setelah selesai, 7. Lakukan desinfeksi scrub suit, petugas selesai, coverall
coverall dimasukkan tangan dengan hand segera membersihkan dimasukkan ke
ke temopat sampah sanitizer menggunakan tubuh/mandi untuk temopat sampah
infeksius 6 langkah selanjutnya infeksius
7. Lakukan 8. Lepaskan masker N- menggunakan kembali 7. Lakukan desinfeksi
desinfeksi tangan 95 baju biasa. tangan dengan hand
dengan hand sanitizer 9. Setelah membuka sanitizer
menggunakan 6 scrub suit, petugas menggunakan 6
langkah segera membersihkan langkah
8. Lepaskan masker tubuh/mandi untuk 8. Lepaskan masker
N-95 selanjutnya N-95
9. Setelah membuka menggunakan kembali 9. Setelah membuka
scrub suit, petugas baju biasa. scrub suit, petugas
segera membersihkan segera membersihkan
tubuh/mandi untuk tubuh/mandi untuk
selanjutnya selanjutnya
menggunakan menggunakan
kembali baju biasa. kembali baju biasa.

Perilaku Peserta tidak Peserta ujian hanya Peserta ujian hanya Peserta ujian
profesional melakukan hal melakukan salah satu melakukan 2 hal berikut: melakukan hal
berikut:: hal berikut: 1. Mempersiapkan berikut ini secara
1. Mempersiapkan 1. Mempersiapkan kelengkapan alat lengkap:
kelengkapan alat kelengkapan dan bahan APD 1. Mempersiapk
dan bahan APD alat dan bahan 2. Melakukan an
2. Melakukan sesuai APD sesuai tahapan kelengkapan
tahapan prosedur 2. Melakukan prosedur alat dan bahan
3. Meletakkan alat sesuai tahapan 3. Meletakkan alat APD
APD yang sudah prosedur APD yang sudah 2. Melakukan
digunakan pada 3. Meletakkan alat digunakan pada sesuai tahapan
tempatnya APD yang tempatnya prosedur
sudah 3. Meletakkan
digunakan pada alat APD
tempatnya yang sudah
digunakan
pada
tempatnya
3. MENGHITUNG DEFISIT CAIRAN

Keseimbangan cairan di dalam tubuh diatur oleh ginjal (terutama), paru, kulit, dan saluran
cerna. Penting untuk menjaga agar volume cairan tubuh tetap konstan dan komposisinya
stabil, untuk menjamin berlangsungnya proses metabolisme dalam tubuh.

Kekurangan cairan (dehidrasi) dapat disebabkan oleh karena intake yang berkurang, output
yang berlebihan atau keduanya.

DASAR TERAPI CAIRAN


 Terapi cairan  resusitasi dan rumatan.
 Resusitasi dapat dilakukan dengan cairan kristalloid atau kolloid.
 Rumatan dilakukan dengan kristalloid.
Komposisi cairan tubuh.
 Total body water : 60% dari BB.
o Intraselular (ICF) : 40%
o Extraseluler (ECF) : 20%
 Intersitial (ISF) : 15%
 Intravascular (IVF) : 5%
Contoh :
o Laki laki , BB : 60 kg  TBW = 60% dari 60 kg 36 liter
o Dari 36 liter TBW  ICF = 24 liter & ECF = 12 liter
o ECF = 12 liter  ISF = 9 liter & IVF = 3 liter
Tabel Persentase Total Body Water
Pria Wanita
Kurus 65% 55%
Sedang 60% 50%
Gemuk 55% 45%

Kehilangan cairan non-perdarahan (dehidrasi)

DERAJAT DEHIDRASI

Tanda-tanda klinis Ringan Sedang Berat


Hemodinamik Takikardi Takikardi, hipotensi Takikardi,sianosis,
ortostatik, nadi nadi sulit diraba, akral
lemah, vena kolaps dingin
Jaringan Mukosa lidah kering Lidah lunak, keriput Atonia, mata
cekung/corong
Turgor kulit < << <<<
Urin Pekat Pekat, jumlah Oliguria
menurun
Kesadaran Normal Apatis, gelisah Koma
Defisit 3-5% BB 6-8% BB 10% BB

Penggantian Cairan :

- Tentukan derajat dehidrasi pasien


- Hitung kekurangan / defisit cairan, berdasarkan derajat dehidrasi dikali dengan BB
- Bila dehidrasi ringan dan sedang langsung ke rehidrasi tahap lambat, namun bila
dehidrasi berat dimulai dengan rehidrasi tahap cepat kemudian dievaluasi dilanjutkan
ke tahap rehidrasi lambat bila rehidrasi cepat berhasil.
- Tahap cepat : 20 – 40 ml/kgBB  guyur dalam waktu ½ -1 jam
- Tahap lambat : 50% sisa defisit cairan + rumatan, diberikan dalam 8 jam pertama
50% sisa defisit cairan + rumatan diberikan dalam 16 jam kedua
Dehidrasi tahap cepat 
o untuk mengembalikan fungsi hemodinamik menuju normal
o ditandai dengan membaiknya fungsi hemodinamik ( MAP , HR, perfusi perifer),
membaiknya perfusi organ (urine mulai keluar, jernih)
Kebutuhan normal untuk rumatan
Dalam keadaan tidak ada masukan melalui oral, maka defisit cairan dan elektrolit dengan
segera dapat terjadi sebagai akibat produksi urine, sekresi gastrointestinal, keringat dan
insesible waterlossdari kulit dan paru. Kebutuhan normal untuk rumatan dapat dilihat dari
table di bawah ini
Berat Badan Jumlah Cairan

0-10 kg 4 mL / kg/jam

10-20 kg berikutnya tambahkan 2 mL/kg/jam

Untuk setiap kg diatas 20 kg tambahkan 1 mL/kg/jam

Sebagai contoh : kebutuhan cairan rumatan untuk berat badan 60 kg adalah:


10x4 + 10x2 + 40x1= 100 mL/jam
CAIRAN PENGGANTI

Kristaloid : Ringer laktat, Ringer Asetat, NaCl 0.9%


Koloid : HES 6%, Gelatin, Albumin
Kehilangan cairan oleh karena perdarahan :
Estimated Fluid and Blood Losses Based on Patient’s Initial Presentation
( tabel ini digunakan untuk menentukan derajad perdarahan yang sudah terjadi
berdasarkan hasil pemeriksaan pada saat ini)

Class I Class II Class III Class IV

Blood-Loss[ml] < 750 750-1500 1500-2000 >2000

Blood-loss <15% 15-30% 30-40% >40%


[%EBV]

Pulse-Rate <100 >100 >120 >140


[x/min.]

Blood-Pressure Normal Normal Decreased Decreased

Pulse-Pressure N or Decreased Decreased Decreased


increased

Respiratory Rate 14-20 20-30 30-35 >35

Urine out- >30 20-30 5-15 Negligible


put[ml/hour]

Mental status/CNS Slightly Midly Anxious and Confused


anxious anxious confused and lethargic

EBV : 70 ml/kg BB  contoh BB 60 kg , maka EBV = 50 x 70 = 4200 mL


Perdarahan 25 % EBV = 25 % x 4200 = 1000 mL
Penggantian Cairan Pada Perdarahan:

Konsensus :

o Kristaloid 3:1

o Kolloid (HES) 1:1

o Kolloid (gelatin) 1.5 : 1

Sampai dengan perdarahan 25 % EBV  Kristaloid


Contoh :
o Pasien dengan BB 60 kg, perdarahan s/d 25% EBV ( 1000 ml)  diganti dengan
3000 ml RL.
o Selebihnya ( diatas 25% EBV), diganti dengan koloid (1:1)  500 m perdarahan
diganti dengan 500 ml HES-6% , atau darah (WB) 500 ml

TRANSFUSI DARAH

Mengikuti RULE-of 5

o Jumlah ml WB = BB (kg) x 5 x delta Hb ( selisih Hb target dengan Hb saat ini)


o Target Hb = 7-9 gr %
o PRC  ½ dari WB.
o Contoh :
o BB 60kg, Hb 3gr%, target 9gr%
o Maka kebutuhan WB = 60 x 5 x (9-3) = 1800 ml
o Bila PRC  900 ml

PENGHANGATAN CAIRAN :

Tujuan penghangatan cairan :


 Tetesan infus lancar
 Mencegah hypothermia
 Kurva dissosiasi oksigen bergeser kekanan (un-loading, Hb mudah melepas oksigen)
 Pumping jantung kuat

II. TUJUAN KEGIATAN

II.1 TUJUAN UMUM


Setelah mengikuti kegiatan skills lab pada blok resusitasi cairan pada passien dewasa ini,
mahasiswa dapat mendiagnosa (menentukan) derajad kehilangan cairan non perdarahan
(dehidrasi) dan kehilangan cairan pada perdarahan, terampil melakukan resusitasi cairan
sesuai dengan derajad kehilangan cairan, mengenal dan dapat menentukan jenis cairan
yang digunakan untuk resusitasi, menentukan saat transfusi dan menghitung kebutuhan
darah yang dibutuhkan.

II.2 TUJUAN KHUSUS


1. Mahasiswa mampu mengenal jenis-jenis cairan untuk resusitasi cairan
2. Mahasiswa mampu melakukan diagnosa (penentuan) derajad kehilangan cairan
non perdarahan (dehidrasi).
3. Mahasiswa mampu melakukan penghitungan kebutuhan dan cara resusitasi dan
jenis cairan yang digunakan pada kasus dehidrasi
4. Mahasiswa mampu melakukan diagnosa (penentuan) derajad kehilangan cairan
dan darah pada kasus dengan perdarahan .
5. Mahasiswa mampu melakukan penghitungan kebutuhan , cara resusitasi dan jenis
cairan yang digunakan pada kasus perdarahan.
6. Mahasiswa mampu menentukan saat kapan transfusi dan penghitungan kebutuhan
darah.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pemberian larutan infus yang dihangatkan

VI. SKENARIO KASUS


Laki-laki, 40 thn, 60 kg mengalami KLL datang ke UGD dengan keadaan :
Nafas sesak 32 x/menit, TD : 90/70 mmHg, Nadi : 128x / menit, Ketika diajak bicara
jawaban tidak jelas, setelah dipasang kateter, urine yg keluar pekat, hanya 15 cc.
Perut kelihatan membesar dan keras. Jejas terlihat di daerah bawah arcus costa kiri.Tanda-
tanda patah tulang tidak kelihatan.
Lakukanlah resusitasi cairan yang sesuai dengan kasus di atas !

Setelah dilakukan rewsusitasi ,keadaan pasien saat ini nafas berkurang sesaknya 24x/menit,
TD : 110/70 mmhg, Nadi 106x / menit, urine sudah mulai keluar 40 cc, mulai jernih.
Setengah jam kemudian pasien tampak sesak kembali, tekanan darah turun 90/70, Nadi 120
x /menit, pasien tampak pucat, sklera tampak udem. Hb diukur 5 gr %.
Pasien didiagnosa mengalami trauma tumpul abdomen dengan shock hipovolemik ec internal
bleeding (spleen-rupture ?)
Lakukanlah resusitasi cairan yang sesuai dengan kasus di atas !

Jawaban :
1. diagnosa Trauma tumpul abdomen dengan shock hipovolemik ec internal bleeding
2. Lihat tabel, dari tanda dan gejala yang ada diagnosa: derajad perdarahan kelas III ( 30 -
40 % EBV)
35 % x 60 x 70 mL = 1500 mL
3. Cairan yang diberikan RL (Ringer Lactat) + koloid (HES 6%) (dihangatkan)
4. Sampai dengan perdarahan 25 % berikan RL (3 : 1)  1000 cc perdarahan diganti dengan
3000 mL RL, guyur kira-kira 1 jam. Nilai tanda klinis (nafas, TD, Nadi, produksi urine),
bila hemodinamik belum kembali normal, berikan penganti sisa perdarahan dengan koloid
 500 mL perdarahan ganti dengan HES 6 % 500 mL ( 1 : 1)
5. Persiapan yang dilakukan :
 Infus set (jarum besar, 16 G atau 18 G ) 2 set.
 Pemanas cairan
 Oksigen nasal
 Kateter urine
Setelah ½ jam berikutnya keadaan menurun kembali :
1. Panggil segera ahli bedah dan tim OK untuk segera operasi cito.
2. Berikan transfusi Whole Blood dengan target Hb 9 gr%
= 60 x 5 x (9-5) = 1200 mL WB
Bila ingin memberi PRC  beri 600 mL PRC
3. Darah perlu dihangatkan sampai dengan 39 0 C
Dihangatkan agar supaya :
- tetesan lancar
- kurva oksigen disosiasi bergeser ke kanan ( oksigen mudah dilepas oleh Hb)
- pumping jantung kuat
- tidak terjadi hypothermia

Kasus 2 :

Seorang wanita, umur 26 thn, BB 50 kg, datang ke unit gawat darurat dengan keluhan muntah
dan mencret.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai : bila diberi rangsang nyeri dengan menekan nail bed, mata
terbuka lalu tertutup kembali; dari bangun lalu tidur kembali.
TD 85/- mmHg (dari palpasi); nadi 138x/menit, halus; ujung jari dingin, warna pucat dan
kebiruan, mata cekung. Katerter terpasang, urine 5 cc dengan warna pekat.
Pasien didiagnosa mengalami muntah mencret dengan dehidrasi berat.

Lakukanlah resusitasi cairan yang sesuai dengan kasus di atas !

Jawaban : (untuk instruktur)


1. lihat tabel dehidrasi klas dehidrasi berat
2. Pasien mengalami kehilangan cairan 10%/BB
3. 10% dari 50 kg = 5 liter = 5000 ml
4. Cairan yang diberikan RL (Ringer Lactat) yg dihangatkan
- Persiapan yang dilakukan :
 Infus set (jarum besar, 16 G atau 18 G ) 2 set.
 Penghangat cairan
 Penghangat tubuh
 Oksigen nasal
 Pemasangan kateter urine
 Persiapan cairan Kristaloid RL yang dihangatkan
- Tata cara resusitasi cairan
Infus RL hangat : 20 ml/kg BB  1000 ml
Dihabiskan dalam waktu setengah s/d 1 jam (guyur)
Dinilai status pasien ini, kalau masih belum membaik, berikan 20 ml/kg BB (1000 ml)
ke II dalam waktu setengah jam
Nilai kembali TD saat ini : 105/70 mm/Hg, HR : 100 x/menit, nadi teraba, volume
sudah mulai membaik.
Urine keluar 35 ml,mulai jernih
Tindakan berikutnya sisa deficit cairan 5000 ml – 2000 ml = 3000 ml.
Cairan Rumatan dengan BB = 50 kg = (10 X 4) +(10x2)+ (30X1) = 90 ml/jam
Maka tetesan lambat 8 jam pertama (50% x 3000 ml + (90 ml x 8 ) = 2220 ml →
dihabiskan dalam 8 jam
16 jam berikutnya : 1500 ml + (90 ml x 16 ) = 2940 ml  habiskan dalam 16 jam
berikutnya .
NB. 1cc = 20 tetes makro = 60 tetes mikro
Sementara lakukan pemantauan, hemodinamik, perfusi perifer, produksi urine,
temperatur tubuh.

Pada Penderita Anak


Ada tiga kemungkinan dehidrasi pada anak dengan diare (WHO) :
 Dehidrasi berat (kehilangan cairan lebih dari 10 % BB)
 Dehidrasi ringan/sedang (ringan 4-5 % , sedang 6-9% BB)
 Tanpa dehidrasi

Table : Tanda / gejala tingkatan dehidrasi dan kebutuhan cairan pengganti

Tanda/Gejala Tingkat Kebutuhan Cairan Jenis Cairan Cara


Dehidrasi Pemberian
Terdapat dua atau lebih dari Dehidrasi 100 ml/Kg BB. Ringer laktat IV saja atau IV
tanda-tanda berikut : Berat -Untuk Bayi (<12 bulan): bersamaan
 Letargis atau tidak sadar Dalam satu jam pertama dengan oralit
 Mata cekung diberikan 30ml/KgBB
 Tidak bisa minum atau Dalam 5 jam kemudian
malas minum diberikan sisanya yaitu
 Cubitan kulit perut 70ml/KgBB
kembalinya sangat lambat
-Untuk anak (>12 bulan):
Dalam 30 menit pertama
diberikan 30ml/KgBB
Dalam 2,5 jam kemudian
diberikan sisanya yaitu 70
ml/Kg BB.
Terdapat dua atau lebih dari Dehidrasi Untuk 3 jam BB (kg) x 75 Oralit Oral kadang-
tanda-tanda berikut : Ringan/ ml/Kg BB dalam 3 jam, kadang
 Gelisah, rewel, mudah Sedang berikan dengan sendok, bila Nasogastrik
marah anak muntah karena
 Mata cekung pemberian terlalu cepat,
 Harus minum dengan lahap tunggu 5-10 menit,lalu
 Cubitan kulit perut ulangi pemberian secara
kembalinya sangat lambat lebih lambat (satu sendok
setiap 2-3 menit)
Tidak cukup tanda-tanda Tanpa Seatiap kali BAB dengan Oralit,LGG, Oral setiap habis
untuk diklasifikasikan dehidrasi diare, untuk: air tajin,air diare
sebagai dehidrasi berat -Anak <1 tahun: sayur, dll
atau ringan sedang 50-100ml
-Anak 1-4 tahun:
100-200ml
-Anak > 5 tahun:
200-300ml
Catatan: ASI atau makanan
tetap dilanjutkan
pemberiannya.

Bila rehidrasi telah tercapai, diberikan cairan rumatan dengan mengikuti rumus Holiday
Segar yaitu:
Anak dengan berat badan , 10Kg diberikan cairan 100ml/KgBB
Anak dengan berat badan 11-20kg diberikan cairan dengan rumus 1000ml+(BB-10)x50ml
Anak dengan berat badan 21-30 Kg diberikan cairan dengan rumus 1500+(BB-20)x20ml

PENENGANAN DEFISIT CAIRAN PADA KASUS TERTENTU


Luka Bakar
I. Fase Luka Bakar
1. Fase Akut/syok. Penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas),
breathing (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi).
2. Fase Sub-akut, berlangsung setelah fase syok teratasi. Terjadi kerusakan atau kehilangan
jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan proses
inflamasi disertai eksudasi protein plasma dan infeksi yang dapat menimbulkan sepsis.
3. Fase Lanjut, terjadi setelah penutupan luka sampai terjadi maturasi. Masalah yang timbul
adalah jaringan parut, kontraktur dan deformitas akibat kerapuhan jaringan atau organ
strukturil.

II. DIAGNOSIS
1. Evaluasi luas area luka bakar, dengan:
a. Palmar surface method: palmar pasien (termasuk jari-jari) mencapai 1 % Total Body
Surface
Area (TBSA).
b. Wallace’s rule of nines
c. Lund and Browder charts: menghitung variasi bentuk tubuh pada berbagai macam usia dan
menghasilkan penilaian akurat pada luka bakar anak.
2. Usia: bayi, anak dan dewasa
3. Kedalaman luka.
4. Luka bakar derajat 2 dan 3 yang sirkumferensial dapat menyebabkan restriksi aliran darah
pada ekstremitas, dada yang dapat menghambat respirasi, membutuhkan eskaratomi
III.TATALAKSANA TERAPI CAIRAN
Perawatan luka bakar dapat dibagi menjadi 3 tahapan utama, yaitu fase
emergency/resusitasi, fase akut dan fase rehabilitasi.
1.Fase akut/syok berupa menghindarkan pasien dari sumber penyebab luka bakar, evaluasi
ABC, periksa apakah terdapat trauma lain, resusitasi cairan, pemasangan kateter urine,
pemasangan nasogastric tube (NGT), tanda vital dan laboratorium; manajemen nyeri,
profilaksis tetanus, pemberian antibiotik dan perawatan luka.
2. Fase sub-akut dimulai ketika pasien secara hemodinamik telah stabil. Penanganan fase
akut berupa mengatasi infeksi, perawatan luka, dan nutrisi.
3. Fase lanjut dilakukan rehabilitasi bertujuan untuk meningkatkan kemandirian melalui
pencapaian perbaikan fungsi yang maksimal

IV.INDIKASI TERAPI CAIRAN


Luka bakar derajat 2 atau 3 > 25% pada orang dewasa, luka bakar di daerah wajah dengan
trauma inhalasi dan tidak dapat minum, sedangkan pada anak-anak dan orang tua > 15%
maka
resusitasi cairan intravena umumnya diperlukan.

V.INDIKASI RAWAT INAP


a. Derajat 2 lebih dari 15% pada dewasa dan lebih dari 10% pada anak
b. Derajat 2 pada muka, tangan, kaki dan perineum
c.Derajat 3 lebih dari 2% pada orang dewasa dan setiap derajat 3 pada anak
d.Luka bakar yang disertai trauma visera, tulang dan jalan nafas

RUMUS BAXTER (CARA SEDERHANA):

% X BB X 4 CC
1. SEPARUH DARI JUMLAH CAIRAN INI DIBERIKAN DALAM 8 JAM
PERTAMA, SISANYA 16 JAM BERIKUTNYA.
2. HARI PERTAMA TERUTAMA DIBERIKAN ELEKTROLIT (RL) KARENA
TERJADI DEFISIT ION Na & HARI KEDUA DIBERIKAN SETENGAH CAIRAN
HARI PERTAMA.
3. HARI KEDUA: KOLOID :500-2000CC + GLUKOSA 5% UNTUK
MEMPERTAHANKAN CAIRAN
CONTOH : SEORANG DEWASA DENGAN BB 50 Kg DAN LUAS LUKA BAKAR 20%.

CAIRAN YANG DIBUTUHKAN : 20 X 50 X 4 CC = 4000 CC


HARI 1 8 JAM PERTAMA = 2000 mL
16 JAM BERIKUTNYA = 2000 mL
HARI 2 ½ DARI HARI KE 1 = 2000 mL
HARI 3 ½ DARI HARI KE 2 = 1000 mL
DERAJAT LUKA BAKAR

Demam Berdarah Dengue (DHF)


Protokol pemberian cairan sebagai komponen utama penatalaksanaan DBD dewasa
mengikuti protokol WHO:
Pemberian cairan pada pasien DBD dengan peningkatan HT >20%
Pemberian cairan pada DBD dengan sindrom Syok Dengue
MENGHITUNG TETESAN CAIRAN INFUS
Dewasa
Menggunakan infuset makro, 1ml adalah 20 tetes makro.
Tetesan Permenit (makro)=Jumlah cairan yang diberikan
Lamanya infus(Jam)x3
Anak
Menggunakan infus set mikro.
Tetesan permenit (mikro)=Jumlah cairan yang diberikan
Lamanya infus(jam)

RUBRIK
KOMPETENSI 0 1 2 3
Pemeriksaan Peserta ujian tidak Peserta ujian melakukan Peserta ujian melakukan Peserta ujian
Primary Survey melakukan 1-2 hal dari primary 3-4 hal dari primary melakukan primary
Primary survey survey : survey : survey dengan
1. Aiway : periksa jalan 1. Aiway : periksa jalan lengkap:
nafas (cleasr.unclear) nafas (cleasr.unclear) 1. Aiway : periksa
2. Breathing : syanosis 2. Breathing : syanosis jalan nafas
+/-, RR, Suara +/-, RR, Suara (cleasr.unclear)
pernafasan pernafasan 2. Breathing :
3.Circulation : TD, 3.Circulation : TD, syanosis +/-, RR,
perfusi, ttv, HR perfusi, ttv, HR Suara pernafasan
4. Disability : kesadaran 4. Disability : kesadaran 3.Circulation : TD,
(Alert/Respon to verbal/ (Alert/Respon to verbal/ perfusi, ttv, HR
Respon to Respon to 4. Disability :
Pain/Unresponsive) Pain/Unresponsive) kesadaran
5.Exposure : jejas, 5.Exposure : jejas, (Alert/Respon to
luka(trauma, luka bakar, luka(trauma, luka bakar, verbal/ Respon to
dsb) dsb) Pain/Unresponsive)
5.Exposure : jejas,
luka(trauma, luka
bakar, dsb)

Menentukan Peserta ujian tidak Peserta dapat Peserta dapat


Diagnosis dapat menentukan menentukan diagnosis menentukan
(Misal diagnosis pada pada pasien namun tidak diagnosis pasien
:Dehidrasi pasien lengkap dengan lengkap
Ringan/Sedang/
Berat atau
Perdarahan
Grade
1/II/III/IV)

Tatalaksana Non Peserta ujian tidak Peserta ujian melakukan Peserta ujian melakukan Peserta ujian
Farmakoterapi melakukan 1 dari 4 hal berikut: 2-3 dari 4 hal berikut: melakukan 4 hal
tindakan 1. Menghitung 1. Menghitung dengan lengkap:
Atau kebutuhan cairan untuk kebutuhan cairan untuk 1. Menghitung
melakukan tetapi rehidrasi dengan benar rehidrasi dengan benar kebutuhan cairan
tidak sesuai 2. Menentukan jenis 2. Menentukan jenis untuk
masalah klinik cairan rehidrasi cairan rehidrasi rehidrasi dengan
pasien dengan benar dengan benar benar
3. Menentukan jumlah 3. Menentukan jumlah 2. Menentukan
tetesan cairan tetesan cairan jenis cairan
dengan benar dengan benar rehidrasi
4. Mengevaluasi 4. Mengevaluasi dengan benar
pemberian cairan dengan pemberian cairan 3. Menentukan
Benar (Evaluasi: tanda dengan benar (Evaluasi: jumlah tetesan
vital, urine output untuk tanda vital, urine output cairan
memastikan rehidrasi untuk memastikan dengan benar
telah tercapai) rehidrasi telah tercapai) 4. Mengevaluasi
pemberian cairan
dengan benar
(Evaluasi: tanda
vital, urine output
untuk memastikan
rehidrasi telah
tercapai)

Perilaku Peserta ujian tidak Meminta izin secara Meminta izin secara Meminta izin secara
profesional meminta izin lisan dan melakukan 1-2 lisan dan melakukan 3 lisan dan
secara lisan dan poin berikut : poin berikut: melakukan di
sama sekali tidak 1. melakukan setiap 1. melakukan setiap bawah ini secara
melakukan poin tindakan dengan tindakan dengan lengkap:
berikut: berhati-hati dan teliti berhati-hati dan teliti 1. melakukan
1. melakukan sehingga tidak sehingga tidak setiap tindakan
setiap tindakan membahayakan membahayakan dengan berhati-
dengan berhati- pasien dan diri pasien dan diri hati dan teliti
hati dan teliti sendiri sendiri sehingga tidak
sehingga tidak 2. memperhatikan 2. memperhatikan membahayakan
membahayakan kenyamanan pasien kenyamanan pasien pasien dan diri
pasien dan diri 3. melakukan tindakan 3. melakukan tindakan sendiri
sendiri sesuai prioritas sesuai prioritas 2. memperhatikan
2. memperhatikan 4. menunjukan rasa 4. menunjukan rasa kenyamanan
kenyamanan hormat kepada pasien hormat kepada pasien
pasien pasien 3. melakukan
3. melakukan tindakan sesuai
tindakan sesuai prioritas
prioritas 4. menunjukan
4. menunjukan rasa rasa hormat
hormat kepada kepada pasien
pasien

Anda mungkin juga menyukai