Tor Kusta
Tor Kusta
I. LATAR BELAKANG
Kusta dan Frambusia merupakan penyakit yang tergolong dalam kelompok penyakit tropis
terabaikan. Di Indonesia kedua penyakit ini dikelompokkan dalam Penyakit Tropis Terbaikan (Neglected
Tropical Diseases). Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia sehingga
membutuhkan perhatian dari segala aspek.
Pemerintah Indonesia dan dunia mempunyai tujuan yang sejalan untuk menuntaskan penyakit ini
dengan melaksanakan program eliminasi kusta dan eradikasi frambusia. Eliminasi kusta dan eradikasi
frambusia dapat dicapai dengan promosi kesehatan yang intensif, penemuan kasus dini, pengobatan
yang tepat, surveilans adekuat dan pemberian obat pencegahan untuk menurunkan transmisi dan
kecacatan yang diakibatkan oleh penyakit Kusta dan Frambusia.
Indonesia telah mencapai tingkat prevalensi kusta <1/10.000 penduduk sejak tahun 2000 dan angka
ini bertahan hingga tahun 2022 (per 6 Januari 2023) dengan prevalensi 0,56 per 10.000 penduduk. Namun
demikian, case detection rate (CDR) kusta cenderung stagnan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2022 (per 6
Januari 2023) CDR mencapai 3,19 per 100.000 penduduk. lndikator lain yang masih menjadi tantangan di
kusta adalah proporsi kasus anak diantara kasus baru (10,23%) dan proporsi disabilitas kusta tingkat 2
diantara kasus baru sebesar 5,89%.
Berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/496/2017 terdapat 79 kab/kota endemis
frambusia. Kementerian Kesehatan juga telah menetapkan bahwa target eradikasi tingkat
kabupaten/kota dapat dicapai pada tahun 2024. Pada tahun 2021, telah dilakukan sertifikasi pada 55
daerah kabupaten/kota. Jumlah kasus frambusia yang dilaporkan pada tahun 2021 sebanyak 185
kasus, sebagian besar
terdapat di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur.
Di sisi lain tingginya mutasi petugas dan penurunan kapasitas pelatihan tenaga kesehatan
mempengaruhi rendahnya kemampuan dan ketrampilan petugas dalam tatalaksana program
pencegahan dan pengendalian penyakit kusta dan frambusia. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan
peningkatan kapasitas bagi pengelola program P2 Kusta baik tingkat Kabupaten/Kota ataupun Provinsi.
Pada tingkat provinsi masih dilaporkan adanya Provinsi yang pengelola program kusta
frambusianya belum terlatih. Disamping itu masih terdapat Provinsi yang membutuhkan penambahan
Pengelola Program Kusta dikarenakan beban yang tinggi.
Peningkatan kapasitas ini diharapkan dapat meningkatkan penemuan kasus kusta secara dini,
meningkatkan kualitas tatalaksana kasus, meningkatkan kualitas pencatatan dan pelaporan kusta
sekaligus menunjang keberlangsungan pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian Kusta dan
Frambusia di tiap tingkatan. Teruntuk wilayah yang memiliki pengelola yang akan memasuli purnabakti,
dibutuhkan peningkatan kapasitas SDM minimal 2 tahun sebelumnya, supaya terjadi transfer ilmu dan
ketrampilan, memngingat program dan tatalaksana kusta frambusia membutuhkan ketrampilan yang
kuat.
Salah satu upaya mencapai tujuan tersebut melalui Peningkatan Kapasitas P2 Kusta dan
Frambusia bagi Pengelola Program Provinsi/Kabupaten/Kota dan puskesmas. Pada tahun-tahun
sebelumnya telah di laksanakan pelatihan tetapi belum memenuhi kebutuhan karena adanya mutasi pegawai
yang sangat tinggi, sehingga di perlukan kembali pelatihan. Salah satu diantaranya adalah Pelatihan
Pengelola Program P2 Kusta tingkat puskesmas.
Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Program Kusta bagi Pengelola Program Kusta
akan dilaksanakan dengan metode tatap muka selama 6 hari yaitu
Tanggal : 23–28 Oktober 2023
Lokasi : Hotel maxone, kota Palembang
IV. PESERTA PELATIHAN
Peserta berasal dari perwakilan yang ditunjuk oleh setiap Dinas Kesehatan Kabupaten, dengan
kriteria:
a. Petugas yang mengelola program kusta dan frambusia di puskesmas
b. Latar belakang pendidikan minimal D3 Kesehatan
V. PELATIH/FASILITATOR
Kriteria Fasilitator Pelatihan adalah
KLASIKAL
NO MATERI PELATIHAN
P PL
T JML
/ OL
I. MATA PELATIHAN DASAR
1. Kebijakan Program Pencegahan dan Pengendalian Kusta dan 2 0 0 2
Frambusia
Subtotal 2 0 0 2
II. MATA PELATIHAN INTI
1. Epidemiologi Penyakit Kusta dan Frambusia 2 0 0 2
2. Tatalaksana Penyakit Kusta dan Frambusia 7 7 2 16
3. Pencatatan dan Pelaporan Penyakit Kusta dan Frambusia 1 2 0 3
4. Penyuluhan dan Konseling Penyakit Kusta dan Frambusia 1 1 0 2
5. Surveilans Penyakit Kusta dan Frambusia 1 0 9 10
Subtotal 12 10 11 33
III. MATA PELATIHAN PENUNJANG
1. Building Learning Commitment (BLC) 0 3 0 3
2. Anti Korupsi 2 0 0 2
3. Rencana Tindak Lanjut (RTL) 1 1 0 2
Subtotal 3 4 0 7
Total 17 14 11 42
IV. JADWAL
KEGIATAN
H. Muyono, S.Sos,M.Kes
NIP. 196607151988031008