Anda di halaman 1dari 28

KAMUS PROFIL INDIKATOR MUTU

PUSKESMAS SEMATANG BORANG


TAHUN 2023

I. INDIKATOR NASIONAL MUTU


No Indikator Target
1 Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT) 85%
2 Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) 100%
3 Kepatuhan Identifikasi Pasien 100%
4 Keberhasilan pengobatan pasien Tuberkolosis semua 100%
kasus Sensitif Obat (SO)
5. Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ante natal care 90%
(ANC) sesuai standar
6. Kepuasan pasien 76,61%

1) Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)


Judul Kepatuhan Kebersihan Tangan
Dasar Pemikiran Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh pemberi
pelayanan dalam melakukan kebersihan tangan sesuai
dengan ketentuan WHO dan aturan lainnya.

Dimensi Mutu Keamanan dan Keselamatan


Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar
dapat menjamin keselamatan pasien dengan cara mengurangi
resiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

Definisi  Kebersihan tangan dilaksanakan dengan 5 indikasi


Operasional (moment) menurut WHO dan 5 indikasi sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan terkait Pencegahan dan
Penanggulangan Infeksi & 6 langkah menurut WHO
 Indikasi:
 Sebelum kontak dengan pasien
 Sesudah kontak dengan pasien
 Sebelum melakukan prosedur aseptic
 Setelah bersentuhan dengancairan tubuh
pasien
 Setelah bersentuhan dengan lingkungan
pasien
 Melepas sarung tangan steril
 Melepas APD
 Setelah kontak dengan permukaan benda mati dan
objek termasuk peralatan medis
 Sebelum menangani obat-obatan atau menyiapkan
makan
 Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan jelas
kotor atau terkena cairan tubuh , atau menggunakan
alcohol (alcohol based handrubs) bila tangan tidak
tampak kotor
 Pengamatan dilakukan selama maksimal 15 menit
dalam satu periode pengamatan
 Peluang adalah indikasi kebersihan tangan dalam 15
menit periode pengamatan
Tipe Indikator Input
Numerator Seluruh pegawai yang melakukan kebersihan tangan
sebelum dan setelah tindakan pelayanan di Puskesmas
Denumerator Seluruh pegawai di Puskesmas
Target 85 %
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang
bertugas diruang pelayanan/perawatan pasien serta tenaga
penunjang yang bekerja sebagai cleaning service, sopir
ambulans, dan tenaga penunjang yang kontak erat dengan
pasien/spesimen yang akan diobservasi.
Eksklusi : Tidak Ada

Formula
Desain Survey harian
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, triwulanan, tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis 3 bulan
Data
Penyajian Data
Penanggung Dr. Hartini (Kordinator tim PPI)
Jawab

2) Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Judul Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri
Dasar Pemikiran Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan pemberi layanan
dalam menggunakan APD sesuai dengan prosedur.

Dimensi Mutu Keamanan dan Keselamatan


Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam
menggunakan APD,
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi
Definisi  Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian
Operasional yang dilakukan terhadap petugas dalam menggunakan
APD saat melakukan prosedur pelayanan kesehatan
 Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas
kesehatan dalam menggunakan APD sesuai standard dan
indikasi
 Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat alat yang
dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cidera atau penyebaran infeksi atau
penyakit.

Tipe Indikator Input


Numerator Seluruh pegawai yang mengggunakan APD saat
pelayanan di Puskesmas
Denumerator Seluruh pegawai yang melakukan pelayanan di
Puskesmas
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan
APD
Eksklusi : Tidak Ada
Formula
Desain Survey harian
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer observasi
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, triwulanan, tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis 3 bulan
Data
Penyajian Data Persemester (6 bulan)
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Penanggung Dr. Hartini (Kordinator tim PPI)
Jawab

3) Kepatuhan Identifikasi Pasien


Judul Kepatuhan Identifikasi Pengguna Layanan
Dasar Pemikiran Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pengguna layanan selama proses
pelayanan dan mencegah insiden keselamatan pengguna
layanan.
Dimensi Mutu Efektif, efisien dan berkelanjutan
Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam
melaksanakan identifikasi pengguna layanan pada proses
pelayanan.
Definisi  Peluang :
Operasional  Pendaftaran
 Sebelum tindakan
 Penyerahan hasil lab
 Penyerahan obat
 Pengguna layanan adalah pasien, keluarga, sasaran,
kelompok masyarakat dan lintas sektor.
 Identifikasi pengguna layanan secara benar adalah proses
mencocokkan identitas pengguna layanan dengan
menggunakan minimal dua dari tiga identitas yang tidak
pernah berubah. Misalnya Nama (bila kurang dari 3 suku
kata, menggunakan bin/binti), tanggal lahir, NIK (Nomor
Induk Kewarganegaraan), Nomor Rekam medik yang
ditetapkan di Puskesmas.
Tipe Indikator Input
Numerator Jumlah seluruh identifikasi penggunaan layanan yang dilakukan
sesuai dengan prosedur
Denumerator Jumlah seluruh identifikasi penggunaan layanan yang dilakukan
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Semua pengguna layanan yang
mendapatkan pelayanan di Puskesmas Ekslusi :
TIdak ada
Formula
Desain Survey harian
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Besar Sampel Rumus Slovin
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Tribulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Tribulanan
Data
Penyajian Data Persemester (6 bulan)
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Penanggung Dr. Syahnaz (Kordinator tim Keselamatan Pasien)
Jawab

4) Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua Kasus Sensitif Obat (SO)


Judul Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien Tb Semua
Kasus Sensitif Obat (SO)
Dasar Pemikiran Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus
minimal 90% dengan memperhatikan upaya penurunan angka
putus berobat, gagal, meninggal & pasien tidak dilakukan
evaluasi.
Dimensi Mutu Efektif dan efisien
Tujuan 1) Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan
pasien TB semua kasus sensitif obat
2) Mengurangi angka penularan penyakit TB.
Definisi  Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah
Operasional menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada
salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan hasilnya
(-) dan diakhir pengobatan tidak ada bukti hasil
pemeriksaan bakteriologis (tidak dilakukan pemeriksaan
bakteriologis diakhir pengobatan).
 Sembuh adalah pasien TB dengan hasil pemeriksaan
bakteriologi (+) pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan pada akhir pengobatan dalam periodisasi
pengobatan TB menjadi negatif.
 Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan TB
dilihat berdasarkan alur pengobatan sejak dinyatakan (+)
berdasarkan pemeriksaan bakteriologis s.d pasien
dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap
 TB SO adalah penderita TB yang berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologi atau Test Cepat Molekuler
(TCM) menunjukkan hasil masih sensitive terhadap OAT
lini 1
 Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan pasien
TB
 Pemeriksaan laboratorium yang tepatdan benar dan
hasilnya terdokumentasi
 Pelaksanaan KIE TB padapasien TB & keluarga,
pembuatan kesepakatan pasien dlm menjalankan
pengobatan TB termasuk penunjang PMO
 Pemberian regimen & dosis yang tepat
 Pemantauan kemajuan pengobatan termasuk
penanganan efeksamping obat
 Pencatatan rekam medis secara lengkap & benar
disetiap tahapan pengobatan TB (+)
Tipe Indikator Input
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan
menjalani pengobatan lengkap
Denumerator Jumlah semua pasien TB SO yang menjalani pengobatan
lengkap
Target 100 %
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Semua pasien TB SO yang dinyatakan
sembuh dan menjalani pengobatan lengkap Eklusi:
1) Pasien TB Rongent
2) Pasien TB pindahan yg tidak dilengkapi dg TB 09 &
hasil pengobatan pasien pindahan dengan TB 10
3) Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke5 atau
bulan ke enam
4) Pasien meninggal sebelum berakhir masa
pengobatan

Formula
Desain Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Formulir TB
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, triwulan, tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, triwulan, tahunan
Data
Penyajian Data
Instrumen Data sekunder
Pengambilan
Data
Penanggung Neti Herawati AMKep.
Jawab

5) Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan ANC (Antenatal Care) Sesuai


Standar
Judul Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan ANC
(Antenatal Care) Sesuai Standar
Dasar Pemikiran JIka ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar,
maka risiko pada kehamilan dapat sejak awal diketahui dan
dilakukan tatalaksana, sehingga faktor risikodapat dikurangi
agar tidak terjadi komplikasi.
Dimensi Mutu Efektif dan efisien
Tujuan 1) Mendukung upaya penurunan angka kematian ibu
2) Memperoleh gambaran ibu hamil yang
mendapatkan pelayananANC sesuai standar
Definisi  Waktu pemeriksaan 10Tmengikuti daftar pemeriksaan
Operasional ANC sesuai dengan ketentuan yang berlaku
 STANDAR
 Kuantitas : Kunjungan minimal 6 kali selama periode
kehamilan
 Kualitas : 10T + 3 eliminasi
 Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar adalah ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai dengan standar kuantitas
dan standar kualitas selama periode kehamilan di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan.

Tipe Indikator Input


Numerator Seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas mendapatkan
Pelayanan ANC (Antenatal Care) Sesuai Standar

Denumerator Seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas


Target 90 %
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Seluruh ibu hamil bersalin di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
Ekslusi :
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa
kehamilan
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan
riwayat kehamilan lengkap
5. Ibu hamil yang meninggal sebelum masa persalinan
Formula
Desain Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data  Kohort Ibu
 Kartu Ibu
 PWS KIA
 Register KIA
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan
Pelaporan Data
Periode Analisis 3 Bulan
Data
Penyajian Data Persmester (6 bulan)
Instrumen Data Sekunder
Pengambilan
Data
Penanggung Susweti Halizah, AMKeb
Jawab
1) Kepuasan Pengguna Layanan
Judul Kepuasan Pengguna Layanan
Dasar Pemikiran Puskesmas harus memperhatikan kepuasan pengguna
layanan sesuai Permenpan 14 tahun 2017
Dimensi Mutu
Tujuan Untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna layanan
Puskesmas sebagai dasar peningkatan mutu
penyelenggaraan pelayanan Puskesmas
Definisi  Pelaksanaan survey kepuasan masyarakat dilaksanakan
Operasional secara periodik oleh pemberi layanan minimal 1 tahun
sekali
 Kepuasan pengguna layanan adalah hasil pendapat dan
penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang
diberikan kepada aparatur penyelenggara pelayanan
publik dibandingkan dengan harapan terhadap pelayanan.
 Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) adalah kegiatan
pengukuran secara komprehensif tentang tingkat
kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang
diberikan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Tipe Indikator Output


Numerator Sesuai PERMENPAN 14 tahun 2017
Denumerator Sesuai PERMENPAN 14 tahun 2017
Target >76,61 %
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Semua penerima pelayanan Puskesmas baik UKM
maupun UKP
Ekslusi : Tidak Ada
Formula
Desain Survei harian
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data Primer
Besar Sampel
Frekuensi Minimal 1 tahun
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, triwulanan, tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Persemester (6 bulan)
Data
Penyajian Data Tahunan
Instrumen Kuesioner survey kepuasan pengguna layanan
Pengambilan
Data
Penanggung Merina Lingkiwati, AMKG (Kordinator tim survey
Jawab kepuasan pelanggan)

II. INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS (IMPP) SEMATANG BORANG

Judul Penemuan penderita TB Paru kasus Baru di wilayah kerja


Puskesmas Sematang Borang Tahun 2023
Dasar Pemikiran Setiap orang terduga TB Paru harus dilayani sesuai standar
dengan melakukan pemeriksaan sputum BTA dan
diberikan obat sesuai standar yang mengacu pada
permenkes 67 tahun 2016 dan permenkes 04
tahun 2019
Dimensi Mutu Efektif dan efisien
Tujuan 1. Mendeteksi dini angka kejadian TB Paru
2. Memutus mata rantai penularan TB Paru
3. Menurunkan angka kematian akibat TB Paru
Definisi  Orang terduga TB Paru adalah orang yang memiliki
Operasional gejala seperti yang dialami oleh pasien TB paru,
diantaranya batuk lebih dari 2 minggu, batuk
berdarah, lemah/lesu, sering berkeringat malam,
nafsu makan berkurang dan berat badan menurun.
Pelayanan sesuai dengan standar pada orang terduga TB
Paru dilakukan pemeriksaan klinis (Data Objektif) ,
pemeriksaan penunjang / laboratorium (pemeriksaan
sputum BTA mikroskopis maupun Tes Cepat
Molekular/TCM), pengobatan berkala dan dilakukan
komunikasi efektif dengan edukasi tentang penyakit
TB Paru

Tipe Indikator Input


Numerator Seluruh penderita TB Paru kasus baru
Denumerator Seluruh pasien TB di wilayah kerja Puskesmas
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi :
 Skrinning pasien resiko tinggi (ispa/pneumonia,
DM, HIV dan Bumil)
 Data investigasi kontak yang didapat dari
kunjungan rumah
 Skrinning kawasan padat penduduk
Eksklusi : Tidak ada
Formula
Desain Survei
Pengumpulan
Data
Sumber Data Observasi
Besar Sampel  TB 06 (Formulir Terduga TB)
Web SITB
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
Data
Penyajian Data Bulanan, Triwulan, Tahunan
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Penanggung Neti Herawati, Amd.Kep
Jawab

III. INDIKATOR MUTU PRIORITAS PELAYANAN


UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN (UKP)

No Ruangan Indikator Target


1 Poli GIGI Tidak ada kejadian infeksi pasca 100%
pencabutan gigi susu
2 Rekam Medik Kelengkapan pengisian rekam medis 90%
pengkajian awal klinis
3 Poli UMUM Pengkajian awal klinis sesuai standard 100%

4 Poli Lansia Kepatuhan petugas melakukan prosedur 90%


penegakan diagnosis hipertensi sesuai
standar
5 Persalinan Kepatuhan petugas melakukan prosedur 100%
persalinan Normal (APN)
6 Laboratorium Ketepatan waktu tunggu penyerahan hasil 90%
pemeriksaan laboratorium
7 Apotik / Farmasi Ketersediaan obat sesuai dengan 80%
formularium puskesmas
8 Imunisasi Tidak ada kejadian KIPI berat pasca 100%
pemberian immunisasi DPT pada Bayi
9 PTM Kepatuhan petugas melakukan screning pada 100%
semua pasien berusia 15-59 tahun yang
pertama kali berobat di Poli PTM
10 Pemeriksaan Kepatuhan petugas melakukan kajian 100%
Anak MTBS pada semua anak umur 2 bulan – 5
tahun
11 Promkes Kepatuhan petugas melakukan prosedur 100%
konseling gizi balita
12 TB DOTS Kepatuhan petugas melakukan prosedur 100%
pengobatan pasien TB paru sesuai standar

1. POLI GIGI
Judul Indikator Tidak ada kejadian infeksi pasca pencabutan gigi susu

Dasar Pemikiran
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017 tentang


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

3. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan


dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)

4. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh pemberi


pelayanan dalam melakukan tindakan pencabutan gigi susu
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai dasar
untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar dapat
menjamin keselamatan pasien dengan cara mengurangi risiko
infeksi yang terkait dengan pelayanan pencabutan gigi susu.
2. Mengukur hasil capaian tidak adanya kejadian infeksi pasca
pencabutan gigi susu.
Definisi Operasional
1. Gigi susu atau gigi sulung adalah gigi yang pertama sekali
erupsi, umumnya gigi susu erupsi dari usia 6 (enam) bulan
sampai dengan 2 (dua) tahun. Jumlah gigi susu sebanyak 10
(sepuluh) gigi di rahang atas dan 10 (sepuluh) gigi pada rahang
bawah. Terdiri dari 4 (empat) gigi seri di rahang atas, 4 (empat)
gigi seri di rahang bawah, 2 (dua) gigi taring di rahang atas, 2
(dua) gigi taring di rahang bawah, 4 (empat) gigi geraham di
rahang atas dan 4 (empat) gigi geraham di rahang bawah.
Semua gigi susu ini akan digantikan oleh gigi permanen.

2. Pencabutan gigi susu adalah tindakan medis gigi yang dilakukan


untuk mengeluarkan gigi susu dari socketnya. Biasanya
dilakukan bila gigi susu sudah goyang akibat tekanan daya
erupsi dari gigi permanen. Pencabutan gigi susu juga dilakukan
untuk keperluan perawan ortodonti dan untuk keperluan yang
lain.

3. Pencabutan gigi susu dilakukan dengan menggunakan topical


anastesi dan juga injeksi anastesi local.

4. Infeksi pasca pencabutan gigi susu adalah terjadinya kejadian


infeksi akibat tindakan medis pencabutan gigi susu pada pasien
yang ditandai dengan tanda-tanda infeksi sebagai berikut :

- Color (Demam)
- Dolor (nyeri)
- Rumor (Mucosa atau daerah lokasi pasca pencabutan gigi
berwarna kemerahan)
- Tumor (Pembengkakan)
- Fungsi laesia (Gangguan fungsi di sekitar daerah
pencabutan gigi).

5. Monitoring pasca pencabutan gigi susu adalah monitoring yang


dilakukan setelah dua puluh empat jam atau lebih pasca
pencabutan gigi susu dengan menghubungi pasien melalui
Whats up dan menanyakan kondisi pasien untuk mengetahui
ada tidaknya kejadian infeksi.

6. Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai adalah tenaga medis


dan tenaga kesehatan yang bertugas di ruang pelayanan gigi.

7. Observer adalah orang yang paham dan memiliki kompetensi


untuk melakukan pengukuran indikator tidak ada kejadian infeksi
pasca pencabutan gigi susu dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.

8. Pengamatan dilakukan selama maksimal 15 menit dalam satu


periode pengamatan
9. Peluang adalah indikasi infeksi pasca pencabutan gigi susu
dalam 15 menit periode pengamatan.
Jenis Indikator Proses dan Hasil
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah kejadian infeksi pasca pencabutan gigi susu
(pembilang)
Denominator Jumlah semua pencabutan gigi susu dalam satu periode
(penyebut) pengamatan/observasi.
Target Pencapaian ≥ 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Seluruh pasien yang dilakukan pencabutan gigi susu yang dapat
dihubungi dengan media what up dan atau melakukan kunjungan
ulang ke Puskesmas.
Kriteria Ekslusi :
Pasien pencabutan gigi susu yang tidak dapat di monitor atau di
hubungi oleh karena tidak ada nomor WA atau tidak ada kunjungan
ulang ke Puskesmas.
Formula Jumlah kejadian infeksi pasca pencabtan gigi susu
x 100%
Jumlah semua pencabutan gigi susu dalam satu periode
pengamatan/observasi
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen 1. Form instrumen kepatuhan kebersihan tangan
2. Form instrumen kepatuhan APD
Pengambilan Data
3. Form daftar tilik SOP pencabutan gigi susu
4. Form monitoring pasca pencabutan gigi susu
Besar Sampel Semua kunjungan pasien pencabutan gigi susu
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Penanggung Jawab Penanggung jawab Ruang Gigi
2. UNIT PENDAFTARAN DAN REKAM MEDIS

Judul Indikator Kelengkapan pengisian rekam medis pengkajian awal klinis

Dasar Pemikiran Permenkes no 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis


Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Agar semua unit pelayan melengkapi pengisian rekam medis yang
berkaitan dengan pelayanan yang mereka lakukan sehingga
terciptanya tertib administrasi yang bermanfaat untuk kelancaran
pelayanan kesehatan.

Definisi Operasional Rekam medis (Medical Record) adalah rekaman atau catatan
tentang siapa, apa, mengapa, bilamana dan bagaimana pelayanan
yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan.
Pengisian kelengkapan rekam medis meliputi :
Identitas pasien (nama, alamat, no NIK, no RM)
Pengisian pengkajian awal pasien
Pegisian SOAP pada rekam medik
Adanya autentifkasi dari pemeriksa (dokter dan paramedis)

Jenis Indikator Proses dan Hasil


Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah sampel rekam medis yang terisi lengkap


(pembilang)
Denominator Jumlah seluruh sampel
(penyebut)
Target Pencapaian  80 %
Kriteria: Kriteria Inklusi : seluruh rekam medis sesuai besar sampel
Kriteria Ekslusi : rekam medis diluar sampel

Formula Jumlah sampel rekam medis yang terisi lengkap


x 100%
Jumlah seluruh sampel rekam medis

Desain Pengumpulan Concurrent (Survei harian)


Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Form instrumen pengukuran kelengkapan rekam medis
Pengambilan Data
Besar Sampel Sampel diambil berdasarkan jumlah rekam medis pada semua
kunjungan pelayanan dengan menggunakan metode Sampel
kalkulator
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Data Triwulanan, Tahunan

Penyajian Data Tabel


Penanggung Jawab Penanggung jawab Rekam medis

3. POLI UMUM
Judul Indikator
Pengkajian awal klinis sesuai standard

Dasar Pemikiran
- KMK no. 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktis Klinis untuk
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat Pertama
- Kelengkapan yang ada pada data pengkajian awal sangat
menentukan proses rencana terapi yang diberikan pada pasien

Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas

Tujuan Untuk mengkaji kondisi pasien secara lengkap untuk meminimalkan


risiko kesalahan dalam proses terapi

Definisi Operasional Data pengkajian awal klinis dilakukan secara lengkap sesuai dengan
standar
Sesuai dengan SOP Pengkajian Awal Klinis meliputi :
 Anamnesa penyakit
 Keluhan utama
 Keluhan tambahan
 Riwayat penyakit terdahulu
 Riwayat penyakit dalam keluarga
 Menanyakan lamanya sakit.
 pengobatan yang sudah didapat
 pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tanda vital dan jika
diperlukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah seluruh sampel rekam medik kunjungan pasien poli umum yang
dilakukan kajian awal secara lengkap
Denominator Jumlah seluruh sampel rekam medik kunjungan pasien poli umum yang
(penyebut) dilakukan kajian awal
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Kunjungan pasien di pelayanan pemeriksaan umum yang dilakukan
proses pengkajian awal klinis
Kriteria Ekslusi :
Kunjungan yang tidak menghadirkan pasien
Kunjungan pasien yang tidak termasuk sampel
Formula Jumlah seluruh sampel rekam medik kunjungan pasien poli umum yang
dilakukan kajian awal secara lengkap
Jumlah seluruh sampel rekam medik kunjungan pasien poli umum yang
dilakukan kajian awal X 100%

Desain Pengumpulan Concurrent (Survei harian)


Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Pengambilan Form instrumen pengukuran pengkajian awal klinis sesuai standar
Data
Besar Sampel Sampel diambil berdasarkan jumlah rekam medis pada kunjungan
pelayanan pelayanan umum dengan menggunakan metode sampel
kalkulator
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Periode Analisis Data Triwulanan, Tahunan

Penyajian Data Tabel


Penanggung Jawab Penanggung jawab Ruang pelayanan umum

4. POLI LANSIA

Judul Indikator Kepatuhan petugas melakukan prosedur penegakan diagnosis hipertensi


sesuai standar

Dasar Pemikiran Permnekes no 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas


Tujuan
Agar penegakan diagnosis terhadap pasien Hipertensi sesuai dengan
standar/panduan yang telah ditetapkan, sehingga pasien yang menderita
hipertensi dapat diberikan terapi yang sesuai dan mencegah komplikasi
lebih lanjut.
Definisi Operasional Diagnosa hipertensi sesuai standar adalah :
Berdasarkan JNC VII Hipertensi stage 1 ditegakkan bila tekanan darah
sistolik 140-159 mmHg dan TD diastolic 80-99 mmHG.
Hipertesnsi stage 2 bila TD sistolik ≥ 160 mmHg. Dan TD diastolic ≥ 100
mmHg
Jenis Indikator Proses dan Hasil
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator
Jumlah seluruh sampel pasien yang di diagnosis hipertensi sesuai standar
(pembilang)
Denominator
Jumlah seluruh sampel pasien yang di diagnosis hipertensi
(penyebut)
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Semua pasien dengan gejala hipertensi
Kriteria Ekslusi : -
Semua pasien yang bukan hipertensi

Formula Jumlah seluruh pasien yang di diagnosis hipertensi sesuai standar

X
100%
Jumlah seluruh pasien yang di diagnosis hipertensi
Desain Pengumpulan Concurrent (Survei harian)
Data
Sumber Data Rekam medis
Instrumen Form Instrumen pengukuran penegakan diagnonis hipertensi sesuai
Pengambilan Data standar
Besar Sampel Pengambilan sampel penegakan diagnonis hipertensi sesuai standar
berdasarkan sampel kalkulator
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Data Triwulanan, Tahunan

Penyajian Data Tabel


Penanggung Jawab Penanggung jawab Ruang Lansia

5. RUANG MAMPU BERSALIN


Judul Indikator
Kepatuhan petugas melakukan prosedur persalinan Normal (APN)

Dasar Pemikiran - Permenkes No. 97 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil, persalinan, masa sesudah persalinan
- Buku acuan APN JNPK-KR tahun 2002 , karena asuhan persalinan
normal yang sesuai prosedur dapat mencegah terjadinya komplikasi saat
persalinan dan setelah persalinan
Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus pada pasien
Tujuan
Agar petugas mematuhi prosedur persalinan normal, sehingga dapat
mencegah terjadinya komplikasi saat persalinan dan setelah persalinan.

Definisi Persalinan normal adalah :


Operasional Pertolongan persalinan yang aman sesuai prosedur APN
Jenis Indikator Proses dan Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator
Jumlah semua petugas medis dan bidan Puskesmas yang melakukan
(pembilang) pertolongan sesuai prosedur persalinan normal ( APN)
Denominator
Jumlah semua petugas medis dan bidan Puskesmas yang melakukan
(penyebut) pertolongan persalinan normal ( APN)
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Semua petugas medis dan bidan Puskesmas yang melakukan pertolongan
persalinan normal (APN)

Kriteria Ekslusi : -
Petugas medis dan bidan Puskesmas yang tidak melakukan pertolongan
persalinan normal (APN)
Formula Jumlah semua petugas medis dan bidan Puskesmas yang melakukan
pertolongan sesuai prosedur persalinan normal ( APN)

X100%
Jumlah semua petugas medis dan bidan Puskesmas yang melakukan
pertolongan persalinan normal ( APN)
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan Data
Sumber Data Buku register harian
Instrumen Form daftar Tilik SOP Persalinan Normal
Pengambilan Data
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Penanggung Penanggung jawab Ruang Persalinan
Jawab
6. UNIT LABORATORIUM

Judul Indikator
Ketepatan waktu tunggu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
( karena di dalam PMK 37 Tahun 2012 ditentukan standart jenis pelayanan
laboratorium di Puskesmas dan mengambil target 60 % yaitu
menyesuaikan target PKP )

Dimensi Mutu Efektif dan efisien


Tujuan 1. Agar petugas mematuhi waktu tunggu penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium
2. Kepuasan pasien
Definisi Waktu tunggu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium adalah waktu
Operasional yang dibutuhkan petugas laboratorium dari mulai pengambilan specimen
pasien sampai selesai melakukan pemeriksan specimen dan menyerahkan
hasil pemeriksaan laboratorium.
Adapun waktu tunggu dari pemeriksaan laboratorium adalah sebagai
berikut :
Waktu tunggu pemeriksaan Hematologi rutin 10-20 menit
Waktu tunggu pemeriksaan Kimia darah 20 menit
Waktu tunggu pemeriksaan serologi 20 menit
Waktu tunggu pemeriksaan urin rutin 15 menit
Waktu tunggu pemeriksaan feses rutin 1 jam
Waktu tunggu pemeriksaan BTA 2 jam

Jenis Indikator Proses dan Hasil


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah seluruh pasien yang pemeriksaan laboratoriumnya sesuai dengan
(pembilang) waktu tunggu penyerahan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang diperiksa
(penyebut)
Target Pencapaian 100 %
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Pemeriksaan Hematologi rutin, Kimia darah, serologi, urin rutin, feses,
BTA

Kriteria Ekslusi : -
Pemeriksaan lain diluar pemeriksaan kriteria inklusi

Formula Jumlah seluruh pasien yang pemeriksaan laboratoriumnya sesuai dengan


waktu tunggu penyerahan
X
100%
Jumlah seluruh pasien yang diperiksa
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil rekapitulasi jenis pemeriksaan laboratorium
Instrumen Form rekapitulasi jenis pemeriksaan laboratorium
Pengambilan Data
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Penanggung Penanggung jawab Ruangan Laboratorium
Jawab

7. UNIT FARMASI

Judul Indikator
Ketersediaan obat sesuai dengan formularium puskesmas

Dasar Pemikiran Sesuai denganpermenkes 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan


Kefarmasian di Pusat Kesehatan Masyarakat ( karena untuk mengetahui
presentase ketersediaan obat di Puskesmas , sehingga dapatmencukupi
kebutuhan pasien di Puskesmas sematang Borang ).
Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus pada pasien
Tujuan Untuk mengetahui ketersediaan obat di puskesmas selama periode
berjalan
Definisi Ketersediaan obat sesuai dengan formularium puskesmas adalah jumlah
Operasional obat yang tersedia atau pernah ada selama periode bulan berjalan
dibandingkan total jumlah obat yang ada dalam formularium
puskesmas )selama periode bulan berjalan dibandingkan total jumlah obat
yang ada dalam formularium Puskesmas
Jenis Indikator Proses dan Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator
Jumlah obat yang tersedia di puskesmas
(pembilang)
Denominator
Jumlah obat yang ada dalam formularium puskesmas
(penyebut)
Target
> 80%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Obat-obat yang tersedia di puskesmas dalam bulan berjalan sesuai
formularium Puskesmas Kriteria Ekslusi :
Obat - obat yang tidak termasuk dalam daftar formularium Puskesmas

Formula Jumlah obat yang tersedia di puskesmas


x 100%
Jumlah obat yang ada dalam formularium puskesmas
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan
Data
Sumber Data Form ketersediaan obat dengan formularium puskesmas
Instrumen
Pengambilan Form ketersediaan obat dengan formularium Puskesmas
Data

Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Penanggung Penanggung jawab mutu UKP
Jawab

8. UNIT IMUNISASI

Judul Indikator Tidak ada kejadian KIPI berat pasca pemberian immunisasi DPT pada
Bayi
Dasar Pemikiran Buku Pedoman Imunisasi Indonesia Edisi keenam tahun 2017
Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus pada pasien
Tujuan Untuk memastikan tidak ada bayi yang diimunisasi DPT yang mengalami
KIPI berat
Definisi KIPI berat adalah kejadian ikutan pasca imunisasi yang umumnya
Operasional disebabkan oleh respon sistem imun terhadap vaksin dan menyebabkan
reaksi alergi berat terhadap bahan vaksin, menurunkan trombosit,
menyebabkan kejang, dan hipotonia.

Jenis Indikator Proses dan Hasil


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator
Jumlah bayi yang diimunisasi DPT dan mengalami KIPI berat
(pembilang)
Denominator Jumlah bayi yang diimunisasi DPT
(penyebut)
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi
Semua bayi yang dilakukan penyuntikan DPT
Ekslusi : -

Formula Jumlah bayi yang diimunisasi DPT dan mengalami KIPI berat
x 100%
Jumlah bayi yang diimunisasi DPT
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan Data
Sumber Data Rekam medik
Instrumen
Rekam medic
Pengambilan Data
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Penanggung Penanggung jawab mutu UKP
Jawab

9. UNIT PTM

Judul Indikator Kepatuhan petugas melakukan screning pada semua pasien berusia
15-59 tahun yang pertama kali berobat di Poli PTM
Dasar Pemikiran Permnekes no 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus pada pasien


Tujuan Untuk memastikan pasien yang berusia 15-59 tahun yang pertama kali
berobat dilakukan screening di Poli PTM

Definisi Semua pasien yang berusia 15-59 tahun yang pertama kali berobat
Operasional dilakukan screening di Poli PTM. Screening yang dilakukan adalah
pengukuran tinggi badan,berat badan, lingkar perut, tekanan darah,
pemeriksaan gula darah.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Semua pasien yang berusia 15-59 tahun yang pertama kali berobat di
(pembilang) Poli PTM yang dilakukan screning
Denominator Semua pasien yang berusia 15-59 tahun yang pertama kali berobat di
(penyebut) Poli PTM
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi
Semua pasien yang berusia 15-59 tahun yang pertama kali berobat di
Poli PTM
Ekslusi : -
Formula Semua pasien yang berusia 15-59 tahun yang pertama kali berobat di
Poli PTM yang dilakukan screning
x
100%
Semua pasien yang berusia 15-59 tahun yang pertama kali berobat di
Poli PTM
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan Data
Sumber Data Rekam medik
Instrumen
Rekam medic
Pengambilan Data
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Penanggung Penanggung jawab mutu UKP
Jawab

10. POLI ANAK

Judul Indikator Kepatuhan petugas melakukan kajian MTBS pada semua anak umur 2
bulan – 5 tahun
Dasar Pemikiran Buku bagan MTBS dan tahun 2015
Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus pada pasien
Tujuan Untuk memastikan semua anak umur 2 bulan – 5 tahun dikakukan kajian
MTBS ketika berkunjung ke layanan, sehingga keluhan keluhan yang ada
pada anak bisa terdeteksi dan ditindak lanjuti.

Definisi
Anak umur 2 bulan- 5 tahun pada saat mereka berobat ke poli anak
Operasional dilakukan kajian MTBS sesuai dengan bagan.
Jenis Indikator Proses dan Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator
Semua anak umur 2 bulan- 5 tahun yang dilakukan kajian MTBS
(pembilang)
Denominator
Semua anak umur 2 bulan- 5 tahun yang berkunjung ke poli MTBS
(penyebut)
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi :Pasien usia 2 bulan – 5 tahun
kslusi : -

Formula Semua anak umur 2 bulan- 5 tahun yang dilakukan kajian MTBS
X
100%
Semua anak umur 2 bulan- 5 tahun yang berkunjung ke poli MTBS
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan Data
Sumber Data Rekam medik
Instrumen
Rekam medic
Pengambilan Data
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Penanggung Penanggung jawab Ruangan Poli Anak
Jawab

11. UNIT PROMKES

Judul Indikator Kepatuhan petugas melakukan prosedur konseling gizi balita

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 TAHUN


2014 Tentang Upaya Perbaikan Gizi.

Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus pada pasien

Tujuan Untuk menilai kepatuhan petugas terhadap prosedur konseling gizi


balita
Definisi Operasional
Konseling gizi yaitu : suatu proses komunikasi dua arah antara
konselor dan pasien atau klien untuk membantu pasien atauklien
mengenali dan mengatasi masalah gizi
Balita yaitu semua anak usia 0-59 bulan
Kepatuhan petugas terhadap prosedur konseling gizi balita adalah
kepatuhan petugas dalam melaksanakan langkah-langkah prosedur
konseling gizi balita

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator
Jumlah balita yang mendapat konseling gizi sesuai prosedur
(pembilang)
Denominator
Semua balita yang mendapat konseling gizi
(penyebut)
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Semua kunjungan balita ke puskesmas yang dirujuk ke Unit Gizi
Kriteria ekslusi :
Semua kunjungan balita ke puskesmas yang tidak dirujuk ke Unit
Gizi
Formula Jumlah balita yang mendapat konseling gizi sesuai prosedur X
100%
Semua balita yang mendapat konseling gizi
Desain Pengumpulan Concurrent (Survei harian)
Data
Sumber Data - Rekam medik
- Register konseling gizi
- Observasi
Instrumen
Instrumen kepatuhan prosedur konseling gizi balita
Pengambilan Data
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Data Triwulanan, Tahunan

Penyajian Data Tabel


Penanggung Jawab Penanggung jawab Gizi

12. UNIT DOTS


Judul Indikator Kepatuhan petugas melakukan prosedur pengobatan pasien TB paru
sesuai standar
Dasar Pemikiran Permnekes no 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Modul penanggulangan Tuberkulosis tahun 2016

Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus pada pasien


Tujuan Untuk memastikan pasien TB paru mendapatkan pelayanan
pengobatan sesuai standar
Definisi Standar Pengobatan TB paru Menurut ISTC
Operasional Standar 7
Semua dokter yang mengobati pasien TB harus mempunyai pemikiran
pentingnya tanggung jawab kesehatan masyarakat untuk mencegah
transmisi yang tengah berlangsung yang dapat berkembang ke arah
resistensi obat. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, dokter tidak
hanya harus meresepkan regimen terapi yang sesuai tetapi juga wajib
memanfaatkan layanan kesehatan masyarakat dan agen – agen
pendukung lainnya, jika diperlukan, untuk menilai kepatuhan pasien
dan mengatasi ketidak patuhan pasien yang terjadi

Standar 8
Semua pasien (termasuk yang terinfeksi HIV) yang belum pernah
punya riwayat pengobatan OAT harus mendapatkan regimen terapi
OAT lini pertama yang terstandar internasional dan diketahui
bioavailabilitasnya. Pada fase awal 2 bulan pertama pengobatan, harus
terdiri dari isoniazid (INH), rifampisin (RIF), pirazinamid (PZA) dan
ethambutol (EMB). Fase lanjutan harus terdiri dari isoniazid dan
rifampicin yang diberikan selama empat bulan. Dosis OAT yang
diberkan harus mengikuti rekomendasi internasional. Penggunaan Fix
Dose Combinations (FDC) dari dua (isoniazid dan rifampicin), tiga
(INH, RIF dan PZA) dan empat (INH, RIF, PZA, dan EMB) sangat
direkomendasikan.

Jenis Indikator Proses dan Hasil


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator
Semua pasien TB paru yang mendapatkan obat TB standar
(pembilang)
Denominator
Semua pasien TB paru
(penyebut)
Target
100%
Pencapaian
Kriteria:
Kriteria Inklusi :
Semua pasien TB paru yang mendapatkan obat TB standar
Kriteria ekslusi : -

Formula Semua pasien TB paru yang mendapatkan obat TB standar


X
100%
Semua pasien TB paru
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan
Data
Sumber Data Rekam medik
Instrumen
Pengambilan Rekam medic
Data
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Penanggung Penanggung jawab unit DOTS
Jawab

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)


Pelayanan Indikator Target/tahun

Pencegahan dan Cakupan kunjungan rumah pasien kasus TB 100%


Pengendalian Positif sesuai standar
Penyakit Menular

PROFIL INDIKATOR MUTU UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Judul Indikator Cakupan kunjungan rumah pasien kasus TB Positif sesuai
standar
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 64 tahun 2016
tentang Penanggulangan Tuberkulosis
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 tentang
Puskesmas

3. Angka kunjungan rumah pasien TB Positif semua kasus


minimal 90% yang ada di wilayah Puskesmas Sematang
Borang.
Dimensi Mutu Efisien, Efektif, Keselamatan
Tujuan Untukmengetahuijumlahcakupan kunjungan rumah pasien
kasus TB Positifsesuaistandar
DefinisiOperasional
1. Tuberkulosis yang selanjutnyadisingkat TB
adalahpenyakitmenular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yang dapatmenyerangparu
dan organ lainnya.

2. Kunjungan rumah adalah mendatangi rumah pasien kasus


TB Positif dengan harapan pasien TB Positif tidak berhenti
atau putus meminum obat TB dan meningkatkan
kepatuhan serta menurunkan angka kejadian drop out
pasien TB.
3. Kasus TB Positif adalah penyakit infeksi yang terutama
menyerang penyakit paru – paru dan menimbulkan
penularan melalui udara waktu seseorang dengan TB aktif
pada waktu aktif bersin dan berbicara, dengan hasil
pemeriksaan laboratorium mikroskopis atau TCM Positif.
JenisIndikator Hasil
SatuanPengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlahkunjungan rumah pasien TB Positif
sesuaistandarpada tahun berjalan di wilayah
kerjaPuskesmas
Denominator (penyebut) Jumlahsemuakasus TB Positifpada tahunberjalan di wilayah
kerjaPuskesmas
Target Pencapaian 100%.
Kriteria: KriteriaInklusi:
Semuapasien TB Positif di wilayah
kerjaPuskesmasSematang Borang pada tahunberjalan
KriteriaEksklusi:
Pasien TB Positif di luar wilayah kerja Puskesmas Sematang
Borang
Formula Jumlahkunjungan rumah pasien TB Positif sesuaistandarpada
tahun berjalan di wilayah kerjaPuskesmas
--------------------------------------------------------------------- X 100 %
Jumlahsemuakasus TB Positifpada tahunberjalan di wilayah
kerjaPuskesmas
Desain Pengumpulan Data Concurrent (Surveiharian)
Sumber Data Hasil observasi dan Formulir :
TB.01, TB.02, TB.04, TB.05, TB.06
InstrumenPengambilan FormulirCakupan kunjungan rumah pasien kasus TB
Data Positifsesuaistandar
BesarSampel semuakasus TB Positifpada tahunberjalan di wilayah
kerjaPuskesmas
FrekuensiPengumpulan Harian
Data
PeriodePelaporan Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan
PeriodeAnalisis Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Penyajian Data Tabel
Grafik
Penanggung Jawab Penanggungjawab Program TB

ADMEN
No Indikator Target
1 Ketepatan waktu Poli/unit/program mengumpulkan laporan 100%
bulanan dibawah tanggal lima

PROFIL INDIKATOR MUTU ADMEN


Judul Indikator Ketepatan waktu Poli/unit/program mengumpulkan laporan
bulanan dibawah tanggal lima

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin


ASN
2. Peraturan Walikota Palembang Nomor 33 tahun 2020 ttng
Mengatur disiplin dan kepatuhan pegawai NPNSD
Dimensi Mutu Ketepatan dan Efesiensi
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan staf dalam mengumpulkan laporan dan data
sehinggga dapat meningkatkan efektifitas Pengawasan dan
Pengendalian terhadap pemberi layanan kesehatan sebagai dasar
untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan.

Definisi Operasional
1. Ketepatan pengumpulan laporan di bawah tanggal lima
adalah upaya Puskesmas meningkatkan disiplin dan
efektifitas ketepatan waktu sebagai dasar untuk
meningkatakan kinerja staf Puskesmas sehingga data dan
laporan dapat di kumpulkan kedinas kesehatan tepat waktu
dan dapat memonitoring dan mengendalikan layanan
kesehatan kepada masyarakat.

2. Tepat waktu dalam pengumpulan laporan adalah laporan


pemegang program/unit/poli yang dikumpulkan sebelum
tanggal lima pada setiap bulan.

Jenis Indikator Proses dan Hasil


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Seluruh laporan bulanan yang dikumpulkan di Tata Usaha
sebelum tanggal lima setiap awal bulan
(pembilang)
Denominator Seluruh laporan
(penyebut)
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inkluisi
Semua laporan bulanan rutin yang harus dilaporkan ke Dinas
Kesehatan setiap bulannnya
Kriteria Eklusi
Laporan yang di luar laporan rutin bulanan

Formula Jumlah seluruh laporan bulanan yang dikumpulkan di Tata Usaha


sebelum tanggal 5 setiap awal bulan
X
100%
Jumlah seluruh laporan

Desain Pengumpulan Concurrent (Survei Bulanan)


Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Buku Ekspedisi pengumpulan laporan daripemegang Program
Pengambilan Data kepada staf Tata Usaha
Besar Sampel Semua Laporan Bulanan dari pemegang Program
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Data Triwulanan, Tahunan

Penyajian Data Tabel

Penanggung Jawab Windriani, SKMP (Penanggung jawab mutu Admen)

Kepala Puskesmas Sematang


Borang

Dr. Arina Wardhani


NIP. 196509272002122002

Anda mungkin juga menyukai