Anda di halaman 1dari 57

KEBIJAKA

NFUNGSIONAL KESEHATAN
JABATAN
disampaikan oleh :

Yusnita Satya Fitri, SKM, MM


Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan

DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

1
DIREKTORAT PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TENAGA
KESEHATAN
PMK No 5 Tahun 2022
(Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan)
Fungsi Direktorat Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan
(PMK No 5 Tahun 2022 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan)
PP 67 Tahun 2019
penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan (Pengelolaan Tenaga Kesehatan)
A karier,
perlindungan, dan kesejahteraan tenaga kesehatan;
pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan karier,
B perlindungan, dan kesejahteraan tenaga kesehatan
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
C bidang pengembangan karier, perlindungan, dan kesejahteraan
tenaga kesehatan

pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang


D pengembangan karier, perlindungan, dan kesejahteraan tenaga
kesehatan
pengawasan dan penyidikan pelaksanaan kebijakan di
E bidang tenaga kesehatan;

F pemantauan, evaluasi, dan pelaporan;


dan

G pelaksanaan urusan administrasi


Direktorat.
DIREKTORAT PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TENAGA KESEHATAN

1. PENGEMBANGAN KARIR
TENAGA KESEHATAN

bridging
ASN Non ASN
KKNI Perpres
Perpres 8/2012
8/2012
Permenpan 38/2017
RPermenpan 38/2017)
Permenpan 34/2011

Ahli Utama
Jabfungkes Ahli Madya Ahli Utama Pola
PolaKarir
KarirNakes
Nakesdan
dan
Ahli Muda • SKKNI Ahli Sertifikasi
Sertifikasi
Ahli Pertama • Stankom Penyelia
Penyelia Profesi
• Stankom Mahir LSP
Mahir JFK Terampil Kompetensi Internasional
Terampil

2. PENJAMINAN KESEJAHTERAAN DAN


PERLINDUNGAN TENAGA KESEHATAN 3. PENGAWASAN TENAGA KESEHATAN

Pemberian Penghargaan, Penjaminan dan Perlindungan Tim Pengawas/ Penyidik,Tindak lanjut hasil pengawasan

SDMK BERMUTU,
PROFESIONAL DAN
BERDAYA SAING
INTERNASIONAL
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR HK.01.07/MENKES/1225/2022 TENTANG UNIT PEMBINA JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN

PEMBINAAN 30 JFK DILAKSANAKAN OLEH DIREKTORAT PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TENAGA KESEHATAN
SURAT PEMBERITAHUAN SEKJEN KEMENKES RI
MASA TRANSISI PEMBINAAN JFK
PEMBINAAN JF KESEHATAN MASIH DILAKSANAKAN OLEH UNIT KERJA YANG SEBELUMNYA MERUPAKAN UNIT PEMBINA JF KESEHATAN
MASA TRANSISI PEMBINAAN JF KESEHATAN SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN 2022
JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
Permenpan 13 Tahun 2019

Jabatan Fungsional adalah sekelompok Jabatan yang berisi fungsi


dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.

KATEGORI & JENJANG

❖ Utama ❖ Penyelia
KEDUDUKAN & TANGGUNG JAWAB ❖ Mahir
❖ Madya
JPT Madya ❖ Muda ❖ Terampil
❖ Pertama ❖ Pemula
Berkedudukan JPT
JABATAN dan Bertanggung
FUNGSIONAL Pratama
jawab langsung Administrator KEAHLIAN KETERAMPILAN

Pengawas
Berbasis Output

9
Karakteristik Jabatan Fungsional
Mensyaratkan kompetensi
Meduduki JF harus mesyaratkan keahlia atau
1 Berkaitan dengan tusi organisasi
Fungsi dan tugasnya berkaitan dengan pelaksanaan fungsi

2
keterampilan yang dibuktikan dengan sertifikasi dan tugas Instansi Pemerintah.
dan/atau penilaian tertentu.

Bersifat mandiri dalam pelaksanaan tugas


Pelaksanaan tugas bersifat mandiri dalam 3 Jabatannya berjenjang
Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan

4
menjalankan tugas profesinya. berdasarkan tingkat kesulitan dan kompetensi.

Menjamin akuntabilitas jabatan


Setiap pejabat fungsional harus menjamin 5 Kegiatannya diukur dengan Angka Kredit
Kegiatannya dapat diukur dengan satuan nilai atau

6
akuntabilitas jabatan ditunjukkan dengan terlaksanaya akumulasi nilai butir-butir kegiatan dalam bentuk
pelayanan fungsional berdasarkan Angka Kredit.
keahlian/keterampilan tertentu yang dimiliki dalam
rangka peningkatan kinerja organisasi secara
berkesinambungan.
5

Kedudukan, Tanggung Jawab dari


Tugas JF

JF JPT Madya

JPT Pratama
Tugas : memberikan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan keterampilan
tertentu Administrator
berkedudukan di bawah
Merupakan Jabatan ASN yang memberikan
dan bertanggung jawab
Pengawa
jaminan pengembangan karier melalui jenjang s
jabatan secara langsung

BERORIENTASI PADA HASIL/OUTPUT


Pengangkatan
Jabatan
PP 11/2017 Arti
dan PermenPANRB No.13/2019
Makalah
1. Pertama
4 Jenis 2. Perpindahan Dari Jabatan Lain
3. Penyesuaian/Inpassing
4. Promosi

1. Pengangkatan kembali
Lainnya 2. Penyetaraan jabatan Fungsional

8
7

KATEGORI, JENJANG, KRITERIA,


DAN
KLASIFIKASI JF
BUP 58
Tahun
KETERAMPILAN Penyelia • Resiko Lingkungan
• Resiko Individu
Mahir • Tingkat Kesulitan
Ahli
Terampi • Kompetensi
Ahli Utama • Beban Kerja JF
Pemula l
Ahli Madya BUP
65
Ahli Muda BUP 60 Tahu Penetapan jenjang
Tahun
Pertam n
KEAHLIAN
a BUP 58
Tahun
8

PENGANGKATAN DALAM
JF

PENGANGKATAN PERTAMA PENGANGKATAN PERPINDAHAN PENYESUAIAN/INPASSING

• Syarat pendidikan • Sya rat pendidika n • Syarat pendidikan


• Uji kompetensi • Uji kompetensi • Pengalam an
• Nilai prestasi kerja min 1 • Penga la m a n min 2 thn kerja minimal 2
• Nilai prestasi kerja min 2
(satu) tahun terakhir thn
thn terakhir baik
baik • Bata s Usia Keahlia n : 53 untuk • Nilai prestasi kerja min
• Syarat lain yang Ahli Pertama dan Ahli Muda, 2 thn terakhir baik
ditetapkan oleh Menteri 55 JF Ahli Madya, 60 JF Ahli • Inpassing untuk:
• Untuk calon PNS Utama bagi yang menduduki a) Penetapan JF Baru
• Hanya untuk jenjang JPT b) Perubahan
• Bata s Usia Keterampila n :
Pemula, Terampil, Ahli ruang lingkung
53 tahun
Perta m a, dan Ahli • Perpindahan dari non JF ke tugas JF
Muda JF, ketera mpila n ke keahlia n, c) Kebutuhan Mendesak
da n antar Ahli Utama Prioritas Strategi
Nasional
9

PENGANGKATAN DALAM
JF
PENGANGKATAN
MELALUI
PROMOSI

SYARAT BAGI KRITERIA


• Uji Kompetensi a) pengangkatan • termasuk dalam
• Nilai prestasi kerja min 2 kelompok
(dua) tahun terakhir pada JF rencana suksesi;
baik b) kenaikan jenjang • inovasi yang
• memiliki rekam jejak jabatan satu bermanfaat bagi
yang baik instansi dan
tidak pernah
tingkat lebih tinggi.
• kepentingan nasional,
melakukan dan diakui oleh
pelanggaran kode etik lembaga pemerintah
dan profesi PNS terkait inovasinya;
• tidak pernah • memenuhi Standar
dikenakan hukuman Kompetensi jenjang
disiplin PNS. JF
10

PENGUKURAN
FROM THIS
KINERJA
TO THIS

• s.d 2019
Ekspektasi Hasil Kerja dan
Konvensional • Berbasis akumulatif angka
Perilaku Kerja  Dialog
kredit Ruang Lingkup
Kinerja
• Berorientasi pada proses Tugas JF
peran dan hasil kerja
mencerminkan output (kerja
• 2014
utama dan kerja
• SKP dikonversi menjadi
Konversi nilai akumulatif angka
tambahan) Kompetensi
kredit Evaluasi Kinerja  pendekatan
• Berorientasi pada output kualitatif dan kuantitatif
• 2019 - sekarang pre-requisite
• uraian kegiatan jf dalam SKP
Rencana Hasil Kerja – non pre-requisite
Integrasi sebagai target kinerja per tahun
Indikator Kinerja
• Berorientasi pada output
(standar kualitas hasil kerja)

PRE-DEFINED WORK CUSTOMIZED WORK


11

PANGKAT kenaikan jenjang


- merupakan mekanisme
promosi (naik ke tingkat
pangkat pada lebih tinggi)
prinsipnya merupakan -
penghargaan
a tas kinerja Mekanisme kenaikan jenjang akan
- dilakukan berdasarkan manajemen
talenta
layak tidaknya seseorang
diberikan penghargaan atas -
kinerjanya  dasar: penilaian skp
dan perilaku

JENJANG
12

PEMBERHENTIAN
JF
Mengundurkan Diri
Pengunduran diri dapat dipertimbangkan dalam hal memiliki alasan
pribadi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan tugas JF

Tidak Memenuhi Persyaratan Jabatan


 tidak memenuhi kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan
untuk menduduki JF.
 tidak memenuhi standar kompetensi yang ditentukan pada JF
yang diduduki.
Tiga tantangan utama dalam pengelolaan SDM Kesehatan di
Indonesia

Kekurangan jumlah Distribusi SDMK Kurangnya pelatihan


Nakes secara tidak merata berbasis
nasional Kurangnya dokter di
kompetensi
6% puskesmas tidak puskesmas Indonesia bagian
Rendahnya penilaian dan
ada dokter timur, sementara di beberapa
pelatihan berbasis
daerah over supply
kompetensi
54% puskesmas Rendahnya retensi nakes di Kurangnya akses
belum memiliki 9 Jenis daerah, insentif ‘kurang terhadap
Tenaga Kesehatan menarik’ dan pola karir tidak pelatihan
secara lengkap jelas terakreditasi

Pemerintah (pusat) memiliki


42% RSUD kab/kota belum kewenangan terbatas untuk
terpenuhi dengan 7 dokter melakukan redistribusi nakes
spesialis di Faskes milik Pemerintah
Daerah (UU23/2014)
Ratio dokter 0,68 / 10
Tantangan dalam pemenuhan
tenaga Kesehatan
Distribusi SDMK tidak merata salah satu
penyebabnya Rendahnya retensi nakes di
daerah, insentif ‘kurang menarik’ dan
pola karir tidak
jelas
Pengembangan Karir Nakes
ASN Memberikan jaminan pola
karir bagi tenaga kesehatan TUJUAN
PENGELOLAAN
JFK MANFAAT 1. Pemerataan
1
Kenaika distribusi
Kualifikasi Jabatan n
Pendidikan pangkat nakes
Kenaikan 2. Peningkatan
2 jenjang
Kebutuhan Instansi Kualitas
Formasi Kenaikan Nakes ASN
kelas jabatan
JFK 3. Peningkatan
3 1. SKP Peningkat
Kinerj an Profesionalit
2. Penilaian Angka
a tunjangn
as Jabatan
Kredit Kesempat
an promosi Fungsional
4 Kompetens jabatan
Uji Kompetensi Kesehatan
i
JFK
Kesempatan
pengembang
Profil Pejabat Fungsional Kesehatan
Kewajiban Pejabat Fungsional
No Jenis JFK Jumlah
No Jenis JFK Jumlah Kesehatan
1 Administrator Kesehatan 2828 18 Penyuluh Kesehatan
Masyarakat 5692
2 Apoteker 5567
19 Perawat 150595
3 Asisten Apoteker 12449
4 Asisten Penata Anestesi 179 20 Perawat Gigi /TGM 9840
5 Bidan 108185 21 Perekam Medis 3480
6 Dokter 29715 22 Pranata Laboratorium
7 Dokter Gigi 7741 Kesehatan 13389
8 Dokter Pendidik Klinis 1939 Melaksanakan
23 Psikologi Klinis 223 tugas pokok Mencatat dan
9 EntoKes 194 menginventarisir
24 Radiografer 3210 Tugas lain
10 Epidkes 2153 25 Refraksionis Optisien KEWAJIBAN PEJABAT yang
11 Fisikawan Medis 119 439
26 Sanitarian FUNGSIONAL diperintahka
12 Fisioterapis 2601 10759
n oleh atasan
13 Nutrisionis 11925 27 Teknisi Elektromedis 1386
14 Okupasi Terapis 179 28 Teknisi Gigi 159
15 Ortotis Prostetis 41
29 Teknisi Transfusi Darah 138 MENGIKUTI
16 Pembimbing Kesja 337
30 Terapis Wicara Mengumpulkan bukti fisik hasil pelaksanaan KETENTUAN
17 Penata Anestesi 194 128 LAINNYA !
kegiatan pelayanan/pekerjaan sehari-hari
Total sebagai dasar untuk pengumpulan angka
kredit
Grand Total 385.784

385.784
Balai Kesehatan Labkes Dinas Kesehatan

Kementerian/ Puskesmas
Faskes Lain Lembaga Rumah Sakit

13
BAGAN PENGELOLAAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
Pengangkatan Panev
Perencanaan Pengembangan

Pengembangan Puncak Karir


Kompetensi Mutasi /
Promosi/
Pengembangan Kenaikan Jenjang/
Kompetensi Perpindahan Jabatan/
2 Pendidikan (Tubel) Penugasan Khusus
Inpassing/ dan (bimtek,
Pelatihan / e-
Promosi/ learning, pelatihan jarak Pengembangan Karir
Ukom Perpindahan jauh, magang)
Jabatan Uji
Kompetensi Kualifikasi
PNS Bekerja PAK  SKP
Penilaian
Satker Formasi Kinerja
Formasi
1

Pengangkata
Latsar
n Pertama
CPNS Tunjangan
Berhenti Alih
Satker Formasi
Sistem Informasi
Pengembangan Karir Jabatan Fungsional
Permenpan RB 13 Tahun
2019
1. Pejabat Fungsional yang
ditugaskan sebagai pimpinan unit
1 Kualifika
kerja, dapat diberikan tambahan
Angka Kredit 25% dari Angka
pendidikan
. sesuaipersyaratan
si
Kredit Kumulatif untuk kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi
dan diakui sebagai tugas pokok

4Penempatan sesuai 2 Pengembangan dalam PAK


2. Pemberian tambahan Angka
.kebutuhan/
formasi
. Uji Kompetensi
Kompetensi dan
Kredit diberikan satu kali dalam
satu jenjang jabatan

3Pemenuhan Angka
. SKPKredit dan
15
PERSIAPAN UJI KOMPETENSI 30 JFK
Kompetensi dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN

Pasal 68 ayat (1) dan (2)


• PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada Instansi Pemerintah.
• Pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
ditentukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi,
dan
persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang
dimiliki oleh pegawai.
Pasal 69 ayat (1)
• Pengembangan karier PNS dilakukan kualifikasi, kompetensi, penilaian
berdasarkan
kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah
Pasal 72 ayat (1)
• Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi,
dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas prestasi
kerja,
kepemimpinan, kerja sama, kreativitas, dan pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS pada
Instansi Pemerintah, tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan
Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan

Uji Kompetensi adalah proses


pengukuran dan penilaian
terhadap kompetensi teknis,
manajerial dan/atau sosial
kultural dari seorang ASN dalam
melaksanakan tugas dan fungsi
dalam jabatan.
Permenpan 13 tahun 2019
UJI KOMPETENSI DALAM
PENGEMBANGAN KARIR JABFUNG

Promosi
- Pengangkatan pada JF
- Kenaikan jenjang
Alih
Pengangkatan kategor
Pertama
i
Dihapus dengan PP 17 Tahun 2020
Perpindahan dari
jabatan lain

Permenpan No 13 Tahun 2019

Mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi Manajerial dan Kompetensi
Sosialkultural sesuai dengan standar kompetensi yang telah disusun Instansi
Pembina
UU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG ASN PASAL69

“Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi,


penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah”
PP 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS
PERMENPAN 13 TAHUN 2019 TENTANG PENGUSULAN, PENETAPAN
PASAL 75, 76, 78, 79, 81 DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PNS
Persyaratan diangkat ke dalam JF PASAL 85
“mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis,Kompetensi menyesuaikan dan mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri ini
Manajerial, dan Kompetensi SosialKultural sesuai paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan
standar kompetensi yang telahdisusun oleh instansi (juli 2022)
pembina”
PERMENPAN 13 TAHUN 2021 dan PERMENPAN 68/69/70/71 TAHUN
PASAL 176 2022TENTANG JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER/ENTOKES/EPIDKES/
TPKIP/TENAGA SANITASI LINGKUNGAN (PASAL 15, 16, 17, 19)
“Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan PERMENPAN 35/36/37 TAHUN 2019 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL
kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan PERAWAT/BIDAN/TERAPIS GIGI DAN MULUT (PASAL 15,16, 17, 18, 20)
kebutuhan Instansi Pemerintah”
Persyaratan diangkat ke dalam JF
“mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis,Kompetensi Manajerial, dan
PP 17 TAHUN 2020 TENTANG MANAJEMEN PNS
Kompetensi SosialKultural sesuai standar kompetensi yang telahdisusun oleh
Pasal 99 instansi pembina”
Salah satu tugas instansi pembina huruf
i menyelenggarakan uji kompetensi JF PERMENKES 60 TAHUN 2016 TENTANG
PEMBINAAN JFK DI LINKUNGAN
Uji kompetensi dapat dilakukan oleh Instansi Pembina 30 JFK adalah KEMKES

Instansi Pemerintah pengguna JF setelah Kementerian Kesehatan


PERMENKES 18 TAHUN 2017 TENTANG
mendapat akreditasi dari instansi pembina PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI JFK
KOMPETENSI
ASN
KOMPETENSI diterapkan untuk menjadi role model

MANAJERIAL
pengetahuan, keterampilan, dan

MENGELOLA
PERUBAHAN
INTEGRITAS
sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit
organisasi. PEREKA KOMPETENS
I TEKNIS
T

KOMUNIKASI
BANGSA pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati,
KOMPETENSI diukur dan dikembangkan yang
SOSIAL KULTURAL ORIENTASI spesifik berkaitan dengan bidang
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, PADA HASIL teknis jabatan 11
diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi
dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya,
perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan
prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan
TINGKAT PENGUASAAN
KOMPETENSI Level 5
Proficiency Levels Competence Expert
Level 4
Advance
Level 3
Intermediat
Level 2 e
 suatu
M proses
Basic pekerjaan
e  Mengkreasikan
 Menerapkan dg  Mengembangk
n
analisis gan teknik mengembangkan,
 Menerapkan  Tidak e konsep, teori,
metode kerja
sesuai memerlukan kebijakan
 vMemberi
Level 1 pedoman bimbingan aarahan atau  Sebagai sumber
Awareness  Berdasar  Dapat l
tanpa
u panduan rujukan utama
pedoman/ membimbing (mentor)
panduan a
• Tingkat memahami, orang lain
s
mengerti substansi  memerluk  memecahkan i
• pekerjaan an masalah teknis
sederhana dengan bimbingan operasional
pedoman/
panduan
• Bimbingan intensif
PERMENKES 18 TAHUN 2017
PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI JF
KESEHATAN
PenyelenggaraUjiKompetensi Peran Direktorat Binwas Tenaga
Pengertian JabatanFungsionalKesehatan Kesehatan Ditjen Nakes
1. Pusat yang membidangi pengembangan jabatan
Uji Kompetensi adalah proses pengukuran dan fungsional
1. Menyusun Kamus Kompetensi JF
penilaian terhadap kompetensi teknis, manajerial 2. Unit Pembina Kesehatan
dan/atau sosial kultural dari seorang ASN dalam 3. Instansi Pelaksana  Instansi Pemerintah Pengguna 2. Menyusun Regulasi Ukom
melaksanakan tugas dan fungsi dalam jabatan. Jabatan Fungsional Kesehatan di Pusat dan Daerah yang 3. Memberikan Rekomendasi
sekurangnya dipimpin oleh pejabat pimpinan tinggi Penyelenggaraan Uji kepada
pratama (japimti pratama) setelah diberikan rekomendasi
M ateri U ji Instansi Pelaksana di pusat
penyelenggaraan uji dari Kementerian Kesehatan (Dinas
dan daerah
Materi Uji Kompetensi jabatan fungsional kesehatan Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, RS
dl) 4. Memberikan nomor sertifikat
mengacu pada kamus kompetensi JFK dan butir bagi peserta uji
butir kegiatan jenjang jabatan Instansi Pelaksana U ji 5. Sosialisasi, Pembinaan dan Monev
ke Instansi Pelaksana Uji
6. Mengembangkan Sistem Informasi
Jabatan Jenjan RCL Ukom JFK
g
7. Melakukan Akreditasi
Jabata
n Penyelenggaraan Ukom JFK
JF Utama 5- 4 Dominan 5
Jabatan
Madya 5-4 Dominan 4
Fungsional
Keahlian Muda 4 -3 ffty-fifty
Pertama 3-2 -1 Dominan 2

JF Penyelia 4-3 fifty-fifty


Jabatan
Mahir 4-3 Dominan 3
Fungsional
Keterampilan Terampil 3,2,1 Dominan 2
Persiapan Uji Kompetensi
JFK
1 2 3
Seleksi & Seleksi & Penyusunan
Penetapan Tim Penetapan Materi Uji
Pelaksana Uji Tim Penguji

Untuk mengidentifikasi pejabat


a. Bidang Perencanaan fungsional/ASN yang memenuhi
persyaratan untuk
b. Bidang Pembinaan &
menjadi tim penguji.
Pengawasan
Peserta seleksi berasal dari Instansi
c. Bidang Sistem Pemerintah. Seleksi untuk mendapa
Informasi tkan tim penguji jabatan fungsional
d. Sekretariat kesehatan yang dapat diambil dari
pejabat fungsional kesehatan yang
memiiki jenjang tertinggi atau tim
Penilai angka kredit atau tim penguj
i ukom inpasing,sepanjang
memenu hi persyaratan sbg penguji
ukom jfk
 Tim Penguji tingkat Instansi
Portofolio Wawancara
ditetapkan melalui SK
pejabat sekurangnya
dipimpin japimti pratama Penulisan
26
Tujuan Umum Pengaturan Penyelenggaraan Uji
Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan

Penyelenggaaraan Uji Kompetensi Jabfungkes


yang Implementatif, Mampu Laksana dan
Berkualitas

Jabfungkes dan Berbagai Metode


Pengangkatan/Perpindahan Jabatan/Alih
Kategori/Alih Jenjang/Promosi

Paling lambat Juli 2022

Permenpan 13/2019
“Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang
JF yang telah ditetapkan dan semua peraturan pelaksanaannya, menyesuaikan dan mengikuti
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini
diundangkan”
Uji Kompetensi Jabatan Fungsional

Untuk memberikan
pengakuan terhadap
kompetensi jabatan
fungsional kesehatan

menjadi bahan
pertimbangan untuk
kenaikan jenjang
jabatan.
Sertifikat Uji Kompetensi

• Bukti pengakuan tertulis atas penguasaan kompetensi


kerja.
• Dapat dicetak di instansi penyelenggara uji setelah
mendapat nomor sertifikat dari Puskatmutu
• Ditanda tangani oleh pimpinan instansi penyelenggara
uji dan ketua tim penguji.
Dua Kategori Dalam UKOM
1. Terampil
2. Ahli
Penyelenggara Uji
PUSKAT
MUTU

KOORDINATOR UNIT
PEMBINA

PENANGGUNG
JAWAB

UPT PUSAT Unit Jabfungkes


K/LPNK DINKES PROVINSI
DINKES
KABUPATEN
Instansi Pengguna Instansi Instansi
Pusat
Pengguna Pengguna Instansi
Pengguna
Pejabat Fungsional Kesehatan
Puskat Mutu SDMK
Syarat Penguji
1 mempunyai jenis jabatan fungsional
yang sama dengan peserta uji

mempunyai jabatan paling rendah setingkat


2 lebih tinggi dari jabatan fungsional yang di uji
dengan kategori yang sama

3 memiliki surat keputusan sebagai tim


penguji
Apabila Tidak ada penguji
yang memiliki sertifikat maka
4 memiliki sertifikat sebagai tim penguji
pimpinan instansi dapat
menunjuk penguji yang
memiliki keahlian serta mampu
5 tidak sedang menjalani hukuman disiplin untuk menjadi penguji dengan
indikator memiliki kemampuan
teknis kompetensi, keprofesian
dan pemahaman tentang
tidak sebagai peserta uji.
6 jabatan fungsional.
.
Tugas & Kewenangan Tim Penguji

Tugas Kewenangan
• Menetapkan kelulusan uji kompetensi
• Menetapkan Metode Uji
• Meminta data/dokumen tambahan kepada
• Membuat rencana Penilaian
peserta maupun pihak yang terkait bila
• Menetapkan Metode Penilaian diperlukan
• Menyiapkan Perangkat Penilaian • Menghentikan proses penilaian jika dipandang
• Berkoordinasi dengan Instansi tidak sesuai dengan ketentuan, norma, etika
Penyelenggara dan prinsip keselamatan,
• Memeriksa & Memvalidasi data • Menetapkan substansi penilaian Berdasarkan
dokumen
butir butir kegiatan dan atau standar yang telah
• Melakukan Penilaian
ditetapkan
• Melakukan Pemutakhiran Instrumen
• Menentukan jenis metode dan instrumen
• Melakukan monev
penilaian,
• Melakukan pencatatan dan pelaporan • Memberikan catatan / feedback hasil uji
kompetensi
Penetapan Metode Uji
Dalam menetapkan metode uji kompetensi Tim Penguji
harus memperhatikan beberapa hal :
Tim penguji harus memperhatikan peraturan perundang –
1 undangan, kondisi, keadaan sumber daya yang tersedia di
instansi pengguna yang akan diuji

Penetapan metode uji dilakukan setelah tim penguji


2 berkoordinasi dengan pimpinan instansi pengguna
jabatan fungsional yang akan diuji
Tim penguji menginformasikan kepada peserta uji tentang
3 metode uji yang akan digunakan, rencana penilaian,
metode penilaian, waktu, dan tempat, tata tertib, dll pada
saat peserta uji konsultasi dengan tim penguji
Pencatatan dan Pelaporan Tim Penguji

• Melakukan pencatatan dan melaporkan


penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional
kesehatan kepada pimpinan penyelenggara uji

• Meliputi jumlah peserta uji dan yang lulus uji


kompetensi, jenis jabatan fungsional, kategori dan
jenjang jabatan fungsional, rekapitulasi kelulusan,
metode uji kompetensi, tim penguji kompetensi, waktu
dan tempat uji kompetensi.
Materi Uji

Materi Uji Kompetensi jabatan fungsional


kesehatan mengacu pada butir butir
kegiatan jenjang jabatan yang sedang
dipangku dan jenjang yang akan dipangku
sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(Permenkes Nomor 18 tahun 2017)
Materi dan Metode Uji Kompetensi

• Materi uji kompetensi mengacu pada butir butir kegiatan jenjang jabatan yang sedang dipangku
dan jenjang yang akan dipangku.

• Metode uji, dapat berupa :


a. Portofolio  Wajib
b. Uji Tulis
c. Uji Lisan Pilihan
d. Uji Praktik
Metode Uji Portofolio
Dapat merefleksi
Laporan lengkap Digunakan sebagai pelayanan yang
segala aktifitas salah satu cara diberikan, dapat
seseorang yang penilaian yang mampu menunjukan
dilakukannya mengungkap kemampuan, memberi
yang menunjukan pencapaian standar gambaran atas apa
kecakapan kompetensi dan yang dilakukan pejabat
pejabat fungsional kompetensi dasar fungsional kesehatan
kesehatan setiap pejabat dan sebagai bukti
fungsional kesehatan otentik

Portofolio
Ketentuan

Batas kelulusan minimal 70% dari


nilai total keseluruhan dengan
komposisi 80% dari komponen utama
dan 20% dari komponen tambahan

komponen utama wajib dilakukan


dan komponen tambahan dapat
memilih diantara 3 pilihan (a
dan/atau, b dan/atau c)

[Image Info] www.wizdata.co.kr - Note to customers : This image has been licensed to be used within this PowerPoint template only. You may not extract the image for any other use.
Komponen Utama
Bukti Pelayanan/asuhan
Penilaian komponen pelayanan/asuhan ini
mengacu dari butir kegiatan jabatan fungsional
dengan kriteria:
1. 75% - 80% komponen pelayanan/asuhan berasal dari kompetensi pada
jenjang yang sedang dipangkunya dan
2. 20% - 25% komponen pelayanan/asuhan berasal dari kompetensi yang
akan dipangkunya
Komponen Tambahan

1. Pelatihan
2. Karya Pengembangan Profesi
3. Penghargaan yang relevan dibidang kesehatan
Pelatihan
Adalah kegiatan pelatihan yang pernah diikuti oleh pejabat fungsional
1 dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi
selama melaksanakan tugas pelayanan kesehatan di seluruh instansi
atau fasilitas pelayanan kesehatan.

Bukti fisik komponen pelatihan ini berupa sertifikat atau piagam asli yang
2 dikeluarkan oleh lembaga penyelenggara yang syah.

Pelatihan dilengkapi dengan laporan singkat hasil pelatihan


3
yang meliputi : tujuan diklat, materi diklat dan manfaat diklat
untuk perbaikan pelayanan kesehatan.
Komponen Tambahan :
Sertifikat Pelatihan
Kabupaten/
Kota/ Instansi Provinsi

Internasional
Nasional 20%
20
10%
10

25%
30 45%
50

Skor Penilaian Sertifikat Pelatihan yang Relevan berdasarkan Lembaga yang mengeluarkan
Karya Pengembangan Profesi

Apabila pejabat fungsional kesehatan mempunyai


karya tulis yang berupa artikel yang dimuat pada
jurnal ilmiah dan atau tulisan ilmiah popular yang
dimuat pada majalah, tabloid, koran, news letter,
bulletin,
Penilaian Karya Pengembangan Profesi

Jurnal terakreditasi (50) Sebagai ketua (50)


Jurnal tdk terakreditasi (30) Sebagai anggota (40)

Artikel
Internasional (50), Nasional (30), Laporan
Provinsi (20), dan
Kabupaten/Kota (10) Penelitian

Internasional (50)
Buku Nasional (40)
Provinsi (30)
Kabupaten/Kota (20)
Tingkat Instansi (10)
Modul Diklat
Karya Teknologi
Kualitas Modul Baik (50)
Tepat Guna
Kualitas Kurang Baik(20)

Skor Penilaian Karya Pengembangan Profesi yang Relevan berdasarkan


kriteria
Komponen Tambahan : Penghargaan yang
relevan bidang kesehatan
Kabupaten/
Kota/ Instansi Provinsi

Internasional
Nasional 20%
20
10%
10

25%
30 45%
50

Skor Penilaian Sertifikat Penghargaan yang Relevan berdasarkan


Lembaga yang mengeluarkan
Kriteria Penilaian
Dokumen Portofolio
Ketentuan

Memadai kesesuaian antara jumlah dokumen yang dipersyaratkan dengan


ketersediaan dokumen portofolio yang ada

Valid dokumen yang dinilai telah diverifikasi oleh atasan langsung, ditandai
dengan tanda tangan atasan langsung dan cap basah instansi/unit kerja

Asli dokumen yang dinilai merupakan bukti asli dari laporan portofolio yang
diserahkan ke penguji, apabila dalam bentuk sertifikat maka dapat
menunjukan sertifikat asli

Terkini laporan pekerjaan dalam kurun waktu paling lama 5 tahun sejak ditetapkan
dalam SK jenjang Jabfung terakhir
Lembar Verifikasi Dokumen Portofolio
Hasil Verifikasi Bobot Hasil
No Komponen memadai valid asli terkini Nilai Kelulusan

1 Komponen Utama 80% Lulus


a. Pelayanan/Asuhan/ √ √ √ √
Kegiatan
2. Komponen Tambahan Relevan Tidak 20%
Relevan
a. Sertifikat Pelatihan √ √ Tidak
b. Karya Pengembangan Lulus
Profesi
c. Penghargaan yang relevan
bidang kesehatan

100%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai