Anda di halaman 1dari 2

Diskusi Tematik “Studi Kasus”

Supervisi Kebijakan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya


Beracun dan Non Bahan Berbahaya Beracun
“Sinergi Dalam Tata Kelola Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3”

Nama Kelompok :
Nama Anggota dan Asal Instansi :

--------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------
Dalam rangka Supervisi Kebijakan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Beracun dan Non Bahan Berbahaya Beracu, berikut
disampaikan bahan untuk diskusi mengenai “Penyimpanan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun”.

1. INFORMASI UMUM

Diskusi dilakukan terhadap perusahaan PMA bernama PT XXX


yang mana merupakan industry minyak kelapa sawit (Crude Palm
Oil) yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Timur dengan kapasitas
produksi minyak sebesar 300 ton/hari dan memiliki perkebunan
kelapa sawit dengan luas keseluruhan 50 ha. PT XXX telah
memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) 123456789 dengan KBLI
10435 = Industri Pemisahan/Fraksinasi Minyak Kelapa Murni
Kelapa Sawit.

2. INFORMASI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN DAN KETAATAN


TERHADAP PENGELOLAAN LINGKUNGAN

1) PT XXX telah memiliki dokumen lingkungan berupa Amdal


yang diterbitkan oleh Gubernur Kalimantan Timur pada
tanggal 29 Februari 2019.
2) Limbah yang dihasilkan dari operasional produksi minyak
kelapa sawit PT XXX antara lain berupa oli bekas (dihasilkan
150 kg/hari), aki bekas (dihasilkan 10 kg/bulan), spent
bleaching earth (SBE) dengan kandungan minyak paling rendah
9% (dihasilkan 300 kg/hari), used rags (dihasilkan 45 kg/hari),
filter bekas (dihasilkan 50 kg/hari), yang selanjutnya disimpan
pada fasilitas Penyimpanan Limbah B3 paling lama 180 hari
sejak Limbah B3 dihasilkan.
3) Sebagai bentuk kepedulian terhadap Kesehatan karyawan
karyawati, PT XXX memiliki klinik khusus yang tiap 6 bulan
sekali mengadakan acara vaksinasi, dimana menghasilkan
Limbah medis paling banyak 50 kg pada saat vaksinasi
berlangsung, yang kemudian ditempatkan di plastic kresek
hitam untuk kemudian disimpan di freezer (suhu 0°C) khusus
Limbah medis (berada di TPS Limbah B3) paling lama 30 hari.
4) PT XXX telah memiliki Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3
untuk Limbah B3 yang dihasilkan dari operasional produksi
minyak kelapa sawit serta limbah medis dan Limbah B3 yang
bersumber dari perkantoran yang diterbitkan oleh DPMPSTP
Kabupaten Kutai Kartanegara pada tanggal 5 Desember 2019
dengan fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa 2 unit
bangunan dengan rincian ukuran untuk bangunan 1 yaitu
10m x 10m x 5m untuk menyimpanan Limbah B3 SBE dan
bangunan 2 yaitu 10m x 8m x 5m untuk menyimpanan Limbah
B3 selain SBE. Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa
Bangunan 2 ini memiliki bak penampung tumpahan namun
tidak memiliki saluran tumpahan mengelilingi bangunan dan
tidak dilengkapi sekat pembatas antar Limbah B3.
5) Dikarenakan stocker boiler PT XXX mengalami kekurangan
bahan bakar alam (tandan kelapa), maka mulai September
tahun 2023 PT XXX berencana menggunakan bahan bakar
berupa batubara yang kemudian terhadap limbah hasil
pembakaran di boiler tersebut direncanakan akan disimpan
pada fasilitas Penyimpanan Limbah B3.

DISKUSI :
- Masing-masing kelompok supervisi melakukan diskusi dan
evaluasi terhadap kinerja dan penaatan dari PT XXX sebagai
industry minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) tersebut di
dalam pengelolaan Limbah B3 nya (dgn mengacu kepada
peraturan yang berlaku) dan saran yang harus dilakukan oleh
PT XXX mengenai pengurusan legalitas Pengelolaan Limbah B3.
- Membuat rangkuman dan saran terhadap kinerja Pengelolaan
Limbah B3 PT XXX yang kemudian dipaparkan melalui
presentasi.

---------------------------- Selamat berdiskusi ------------------------------

Anda mungkin juga menyukai