Anda di halaman 1dari 5

NAMA : FAIZAH

NIM : 2211016162

MATA KULIAH : ASPEK KESLING DALAM PENANGANAN BENCANA

TUGAS

IDENTIFIKASI RESIKO POTENSI BAHAYA FISIK, KIMIA, BIOLOGI DI KABUPATEN


BULUNGAN ?

JAWAB :
1. BENCANA TANAH LONGSOR
Beberapa dampak yang bisa ditimbulkan dari bencana tanah longsor yaitu :
a. Dampak Fisik :
1) Korban Jiwa
 Dampak fisik dari tanah longsor adalah jatuhnya korban jiwa baik korban luka
ataupun kematian
 Korban yang selamat dari tanah longsor kemungkinan mengalami trauma psikis.

1) Rusaknya Infrastruktur dan terputusnya jalur transportasi


 Tanah longsor menyebabkan kerusakan konstruksi bangunan seperti gedung, jalur
transportasi ( menutup jalan dan memutus jalur transportasi ), bendungan, waduk,
kanal, dan juga sistem komunikasi ( menutup sinyal komunikasi ).
 Kerugian dan terhambatnya perekonomian masyarakat sekitar daerah longsor.

2) Kehilangan Tempat Tinggal

Tanah longsor merusak rumah, membuat masyarakat kehilangan tempat tinggal.


Hal tersebut jelas menimbulkan kerugian yang sangat besar. Harta benda masyarakat ikut
terbawa longsor, dan hanya sedikit yang bisa diselamatkan.

Kehilangan tempat tinggal juga menyebabkan korban longsor tidak memiliki


tempat perlindungan, makanan, pakaian, juga tempat sanitasi. Sehingga, harus segera
diberi bantuan sebelum gangguan kesehatan lainnya muncul.

b. Dampak Kimia :

1) Pencemaran Sumber Air


Tanah longsor dapat mencemari sumber air disekitarnya seperti mata air dan
sungai. Longsor dapat membawa sedimen yang menurunkan kualitas air. Namun, yang
lebih berbahaya jika longsor membawa logam ataupun cairan kimia didalmnya.
Sedimen tanah dan batuan akan mengendap disungai dan membuatnya keruh.
Namun, bahan kimia juga logam berat dapat merusak kualitas sungai, mencemari
sepanjang aliran sungai, dan memberikan gangguan kesehatan hingga kematian pada
makhluk hidup disekitarnya.
c. Dampak Biologi :

1) Rusaknya lahan pertanian


Tanah longsor dapat merusak lahan pertanian dalam waktu singkat, mematikan
vegetasi yang ditanam, membuat tanah tidak bisa ditanami sementara waktu, dan
menghasilkan kerugian yang besar bagi para petani.
Tanah longsor juga berdampak buruk pada mata pencarian petani karena dapat
menghalangi akses tanah selama bertahun-tahun dan menghancurkan benih, dan
menghilangkan tanaman serta hewan ternak.

Adapun beberapa tindakan pencegahan dan penanganan akibat Tanah Longsor adalah sebagai
berikut :
1. Pencegahan :

 Identifikasi dan Pemetaan Resiko : Identifikasi wilayah-wilayah yang rentan terhadap


tanah longsor melalui pemetaan geologi, topografi, vegetasi, dan sejarah kejadian
tanah longsor sebelumnya.
 Pembangunan Struktur dan Pengendalian erosi : Membangun struktur pengendalian
erosi seperti terasering, tanggul, dan bangunan penahan tanah untuk mengurangi aliran
air dan menghambat erosi di lereng.
2. Penanganan :
 Early Warning System : Mendirikan sistem peringatan dini untuk mendeteksi potensi
tanah longsor, termasuk penggunaan sensor dan pemantauan cuaca, serta
pemberitahuan kepada masyarakat terkait risiko yang ada.
 Penyelamatan dan Bantuan Darurat : Memberikan bantuan darurat kepada korban dan
melakukan operasi penyelamatan yang cepat jika terjadi tanah longsor.
 Pemeliharaan Infrastruktur : Memelihara dan memperkuat infrastruktur yang berada di
daerah yang rentan terhadap tanah longsor seperti jalan, jembatan, dan bangunan-
bangunan penting.
2. BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Beberapa dampak yang bisa ditimbulkan dari bencana kebakaran hutan dan lahan yaitu :
a. Dampak Fisik
Dampak fisik bagi masyarakat sekitar akibat kebakaran hutan dapat sangat
bervariasi tergantung pada seberapa dekat mereka dengan area yang terbakar, intensitas
kebakaran, serta faktor-faktor lain seperti kondisi cuaca dan arah angin. Berikut adalah
beberapa dampak fisik yang mungkin dirasakan oleh masyarakat sekitar:
 Gangguan Pernafasan : Asap dari kebakaran hutan mengandung partikel-partikel
kecil yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Ini dapat
mengakibatkan maslaah pernafasan seperti batuk, sesak nafas, dan iritasi mata dan
tenggorokan.
 Evakuasi dan Pengungsian : Jika kebakaran hutan mengancam pemukiman atau
wilayah tempat tinggal, masyarakat mungkin harus dievakuasi dari rumah mereka.
Evakuasi ini dapat mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, terutama jika
mereka harus meninggalkan rumah dan harta benda mereka dengan cepat.
 Kerusakan Properti : Jika kebakaran hutan merambah ke daerah pemukiman, dapat
menyebabkan kerusakan properti dan infrastruktur, seperti rumah-rumah, dan
fasilitas umum.
 Korban Cidera atau kematian : Dalam kasus kebakaran yang parah, masyarakat
sekitar juga berisiko mengalami cedera fisik atau bahkan kematian akibat
kebakaran atau upaya penyelamatan.

b. Dampak Kimia :
 Peningkatan emisi gas beracun : Kebakaran hutan dan lahan menghasilkan emisi
gas beracun seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur
dioksida (SO2), dan senyawa organik volatil (VOCs). Paparan terhadap gas-gas ini
dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, sakit kepala, mual, dan dalam
kasus yang ekstrem, keracunan yang parah.
 Pencemaran air : Debu dan partikel halus yang dihasilkan oleh kebakaran hutan
dapat jatuh ke permukaan air, mengkontaminasi sumber air dan menyebabkan
pencemaran air. Ini dapat mengganggu ekosistem akuatik dan mengurangi kualitas
air minum.
 Pencemaran Tanah : Abu dan sisa-sisa organik dari kebakaran hutan dapat
mengendap di tanah, mengubah komposisi tanah dan kualitasnya. Beberapa
senyawa kimia yang dihasilkan oleh kebakaran juga dapat merusak struktur tanah
dan mengurangi kesuburan.
c. Dampak Biologi :
Dampak biologi dari kebakaran hutan dan lahan dapat sangat beragam dan
mencakup berbagai aspek kehidupan alam, termasuk flora, fauna, dan ekosistem secara
keseluruhan.
 Kehilangan Habitat dan Keanekaragaman Hayati : Kebakaran hutan dapat
menghancurkan atau merusak habitat alami bagi berbagai spesies flora dan fauna. Ini
dapat mengakibatkan kehilangan keanekaragaman hayati karena beberapa spesies
tidak mampu bertahan atau beradaptasi setelah kebakaran.
 Perubahan Komposisi Spesies : Setelah kebakaran, komposisi spesies tumbuhan dan
hewan di area yang terkena dapat berubah secara signifikan. Spesies yang memiliki
tingkat resistensi atau kemampuan regenerasi yang tinggi mungkin mendominasi area
yang terbakar, sementara spesies lain yang lebih rentan dapat terancam atau bahkan
punah.

Adapun beberapa tindakan pencegahan dan penanganan akibat kebakaran hutan dan lahan
adalah sebagai berikut :
1. Pencegahan :
 Pendidikan dan kesadaran masyarakat : Kampanye pendidikan dan kesadaran
masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan, serta pentingnya tindakan
pencegahan seperti pembakaran terbuka yang bertanggung jawab dan pelaporan
kebakaran secara cepat.
 Penegakan Hukum : Menerapkan aturan dan peraturan yang ketat terkait dengan
pembakaran terbuka, pembuangan puntung rokok, dan aktivitas lain yang dapat
menyebabkan kebakaran.
2. Penanganan :
 Respon Cepat : Menanggapi kebakaran secepat mungkin dengan mengirimkan tim
pemadam kebakaran yang terlatih dan peralatan yang sesuai.
 Pembelajaran dan Evaluasi : Menganalisis penyebab kebakaran, kinerja respon, dan
pembelajaran untuk meningkatkan strategi pencegahan dan penanganan di masa
depan.

Anda mungkin juga menyukai