Anda di halaman 1dari 11

Efek Terapi Kelompok Terapeutik Terhadap Rasa Percaya Usia Bayi di Kelurahan Tanah Baru Bogor Utara

EFEK TERAPI KELOMPOK TERAPEUTIK TERHADAP RASA


PERCAYA DIRI USIA BAYI DI KELURAHAN TANAH BARU BOGOR
Slametiningsih ¹ Budi Anna Keliat² Ice Yulia Wardhani ³
Email : yslametiningsih@yahoo.com

ABSTRAK

Perkembangan anak usia bayi perlu dilakukan stimulasi yang optimal, terapi kelompok terapeutik adalah terapi
spesialis keperawatan jiwa yang membantu stimulasi perkembangan rasa percaya bayi. Tujuan adalah
mengidentifikasi efek terapi kelompok terapeutik terhadap perkembangan rasa percaya bayi. Metode yang
digunakan adalah studi serial kasus dengan jumlah responden sebanyak 20 bayi dan ibunya yang di dapatkan secara
purposive sampling . Terapi kelompok terapeutik dilakukan tujuh sesi yang diberikan secara bertahap dan
berkesinambungan kepada bayi bayi dan melatih ibu. Hasil studi mengatakan adanya peningkatan perkemampuan
ibu dalam menstimulasi perkembangan aspek motorik, kognitif, bahasa, emosi, moral, kepribadian, spiritual dan
psikososial dan psikomotor yang berdampak peningkatan pada perkembangan bayi. Terapi kelompok terapeutik bayi
disarankan digunakan untuk menstimulasi rasa percaya diri .

Kata Kunci : Anak Usia bayi, aspek perkembangan, perkembangan rasa percaya, terapi kelompok terapeutik

Daftar Pustaka 70 (1991-2012)

ABSTRACT
Infant development needs to be optimally simulated. Therapeutic Group Therapy is one of psychiatric nursing
specialist therapy to help stimulate trust on infant. The aim is to identify effect of Therapeutic Group Therapy to the
trust on infant. Method used a case serial with 20 respondent of baby and her/his mother obtained with purposive
sampling. Therapeutic Group Therapy conducted with seven session and done gradually and simultaneously to the
baby and her/his mother. The result shows that there is an increased ability of mother to stimulate her baby on
motoric, cognitive, language, emotion, moral, personality, spiritual and psychosocial aspect that affect to increased
the baby’s development. Infant Therapeutic Group Therapy suggest to stimulate self confidence.

Keywords: Baby, developmental aspect, trust development, therapeutic group therapy

.
Refferences: 49 (1991- 2012)
2

PENDAHULUAN satu jenis terapi kelompok yang memberikan


kesempatan kepada anggotanya untuk saling
Usia bayi (0-18 bulan) merupakan tahap berbagi pengalaman, saling membantu satu
awal mengembangkan rasa percaya diri dengan yang lainnya, untuk menemukan dan
terhadap orang tua. bayi yang memiliki rasa menyelesaikan masalah dan mengantisipasi
percaya dalam dirinya cenderung untuk masalah yang akan dihadapi dengan
memiliki rasa aman dan percaya diri untuk mengerjakan cara yang efektif untuk
mengksplorasi lingkungan, sebaliknya anak mengendalikan stress ( Townsend, 2009).
yang tidak memiliki rasa percaya
cenderung tidak memiliki harapan positif, Penelitian terkait dengan terapi kelompok
sehingga terjadi penyimpanngan rasa tidak terapeutik dilakukan oleh Trihadi, Keliat,
percaya (Sadock, 2010). Stimulasi Hastono (2009). Damayanti, Keliat,
merupakan suatu rangsangan yang Hastono, Helena ( 2010); Restiana, Keliat,
diberikan untuk mencapai tumbuh Gayatri, Helena ( 2010); Istiana, Keliat,
kembang yang optimal (Soetiningsih, 2012). Nuraeni (2011); Sunarto, Keliat, Pujasari
Stimulasi dilakukan untuk merangsang otak (2011); dengan hasil adanya peningkatan
bayi sehingga meningkatkan perkembangan kemampuan kognitif, dan psikomotor secara
motorik, kognitif, bahasa, emosi, moral, bermakna pada keluarga dan anak yang
kepribadian, spiritual dan psikososial mendapatkan terapi kelompok terapeutik
dibandingkan dengan yang tidak
Kemampuan dasar bayi dengan dilakukan mendapatkan terapi kelompok terapeutik.
stimulasi kearah perkembangan perlu
koordinasi dalam bentuk kemitraan antar Proses keperawatan dimulai dari pengkajian,
keluarga ( orang tua, pengasuh dan anggota penetapan diagnosa, rencana tindakan,
keluarga), masyarakat (kader dan tokoh tindakan keperawatan dan evaluasi ( Stuart,
masyarakat) dengan tenaga professional, 2009). Green (1991) untuk dapat
( Depkes, 2009). Pelayanan kesehatan yang meningkatan kualitas hidup dengan tindakan
harus dilakukan dalam menstimulasi promosi kesehatan. Teori ini sangat tepat
perkembangan masa bayi tersebut berada di diaplikasikan pada anak usia bayi untuk
tatanan masyarakat/komunitas yang lebih meningkatkan aspek perkembangan dan rasa
berorentasi kepada promotif dan preventif. percaya.
Keperawatan sebagai bagian dari pelayanan
kesehatan jiwa memegang peran penting Kelurahan Tanah Baru Bogor Utara
dalam upaya perkembangan masa bayi Khususnya RW 03 dan RW 11 didapatkan
sesuai dengan tugas perkembangan. data ada dua puluh bayi. Tindakan
keperawatan yang dilakukan adalah tindakan
Upaya yang dilakukan untuk perkembangan generalis pada 20 bayi dan ibu dan terapi
anak usia bayi di komunitas adalah kelompok terapeutik. Tujuan karya ilmiah
memberikan tindakan keperawatan genralis ini untuk menggambarkan penerapan terapi
yang dilakukan oleh perawat semua jenjang kelompok terapeutik pada anak usia bayi
pendidikan keperawatan (Akemat, Keliat, terhadap peningkatan perkembangan rasa
2010). Selain tindakan keperawatan percaya. Hasil penerapan pada terapi
generalis dapat dilakukan tindakan kelompok terapeutik pada anak usia bayi
keperawatan spesialis yaitu terapi kelompok menunjukkan peningkatan perkembangan
terapeutik. Terapi kelompok terapeutik salah bayi pada aspek motorik, kognitif, bahasa,
3

emosi, moral kepribadian, spiritual dan akan semakin meningkat cara berpikir
psikososial. Peningkatan kemampuan bayi (Sadock, 2009), Pada Usia tersebut bayi
rasa percaya rata-rata 100%, kemampuan ibu akan belajar dengan sendirinya untuk
dalam menstimulasi rata-rata 100 % dan mengenal satu persatu orang disekitarnya,
kemampuan kader rata-rata 87.5 %. dapat melakukan kontak mata atau
tersenyum sebagai tanda bahwa dia sedang
METODE belajar membaca beberapa ekspresi terutama
Karya Ilmiah Akhir ini menggunakan serial kepada ibunya. Pada usia 4-6 bulan otak
kasus. Tehnik pengambilan kasus dengan bayi sangat berkembang pesat sehingga
cara purposive sampling yaitu semua sampel sering disebut periode emas (golden age),
adalah semua bayi berusia 0-12 bulan . Sudjatmiko ( 1998 dalam Roswita, 2005).
Evaluasi hasil dengan membandingkan Otak bayi mempunyai satu triliun sel otak
aspek perkembangan serta kemampuan dan bertriliun- triliun sambungan antar sel
bayi,ibu dan kader pre–post diberikan saraf otak (Wong, et al. 2011). Otak bayi
tindakan keperawatan.. semakin distimulasi maka akan semakin
banyak mielinisasi atau pembentukkan
selubung syaraf otak akan cepat terbentuk,
HASIL DAN PEMBAHASAN semakin banyak pula cabang neuron yang
Hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang dibentuk, sehingga terbentuk komunikasi sel
dilakukan terhadap anak usia bayi di RW 03 antar otak yang baik (Sadock, 2012). Tugas
dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru Bogor perkembangan yang tidak dapat diselesaikan
Utara melalui proses keperawatan dengan dalam aspek perkembangan dengan baik
pendekatan model stress adaptasi yang dapat menimbulkan penyimpangan dalam
meliputi pengkajian, stressor prediposisi, aspek perkembangan tersebut.
stressor prespitasi, penilaian terhadap
stressor yang dihadapi. Penegakkan diagnosa Jenis kelamin rata-rata perempuan
keperawatan berdasarkan aspek sebanyak 60%. Tidak ada perbedaan jenis
perkembangan anak usia bayi. Tindakan kelamin dengan diberikan terapi kelompok
keperawatan berdasarkan pengkajian dan terapeutik karena yang akan dilihat adalah
diagnosa keperawatan berdasarkan delapan rasa percaya diri, diharapkan jenis kelamin
aspek perkembanagan anak usia bayi. laki-laki dan perempuan dalam rasa percaya
tindakan keperawatan berdasarkan hasil sama saja.
yang diperoleh dari diagnosa keperawatan Penelitian Aziz (1999) di Yogyakarta
yang terdiri dari tindakan keperawatan. menemukan bahwa tidak ada perbedaan
Proses pelaksanaan tindakan keperawatan antara laki-laki dan perempuan dalam hal
secara menyeluruh. kecerdasan emosional, demikian juga
penelitian Prawitasari (1993) yang
Karakteristik 20 bayi, adalah mayoritas menemukan bahwa tidak ada perbedaan
usia 4-6 bulan sebanyak 45% . Usia antara laki-laki dan perempuan dalam hal
menentukan perkembangan anak, semakin mengekspresikan emosi seperti rasa marah,
bertambahnya usia anak, maka kemampuan jijik, terkejut, dan lain sebagainya, kecuali
perkembangan anak pun akan semakin dalam mengekspresikan rasa malu.
bertambah, Tunner & Helms, (1990 dalam
Giyarti, 2008). Faktor usia ada Urutan kelahiran rata-rata anak pertama
hubungannya dengan tingkat kemampuan 50%. Aspek urutan kelahiran atau posisi
rasa percaya diri, dengan diberikan dalam suatu keluarga merupakan salah
stimulasi dan bertambahnya usia bayi, maka satu aspek yang dapat menentukan dan
4

memberikan pengaruh terhadap mengasuh anak dan mengelola rumah


perkembangan diri anak, perkembangan tangga, mengambil tanggung jawab sebagai
sosial, perkembangan emosi dan warga dan mencari kelompok sosial yang
perkembangan yang lainnya. Urutan menyenangkan, Semakin bertambahnya usia
kelahiran mempengaruhi cara pandang anak ibu (caregiver) semakin meningkat pula
terhadap dirinya sendiri. Dalam budaya, kedewasaan, menunjukkan kematangan
anak pertama dianggap sebagai pewaris kedewasaan secara psikologis, dilihat dari
keluarga, wibawa, kuasa, sedangkan anak perilaku yang semakin bijaksana, mampu
bungsu dianggap sebagai boneka yang berfikir secara rasional, mengendalikan
menyenangkan atau justru sebagai emosi dan bertoleransi terhadap orang
pengganggu (Hurlock 2004 ). Perbedaan lain (Nurjanah, 2008). Ibu akan lebih
perlakukan yang diberikan oleh orang tua memperhatikan perkembangan pada
pada anak-anak yang berbeda urutan anaknya dan akan mampu melaksanakan
kelahiran antara lain disebabkan oleh dalam menstimulasi perkembangan
tuntutan atau adanya harapan orangtua pada anaknya.
masing-masing anak berbeda, serta
adanya saingan diantara anak dalam usaha Tingkat pendidikan rata-rata SD 50%.
untuk mencari perhatian orang tuanya Pendidikan orang tua merupakan salah satu
( Bigner dalam Suyrantina, 2002). faktor yang penting dalam tumbuh kembang
anak, karena dengan pendidikan yang baik,
Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran maka orang tua dapat menerima sagala
keluarga terhadap perkembangan anak : informasi dari luar terutama tentang
jumlah interaksi harus diperhatikan, semakin pengasuhan anak yang baik, bagaimana
besar keluarga, semakin besar jumlah menstimulasi perkembangan anak usia bayi
interaksi dan biasanya semakin besar ( Soetjiningsih, 2012). Makin tinggi
perselisihan yang terjadi, lebih-lebih kalau pendidikan seseorang, maka mudah untuk
jarak anak terlalu dekat, sedangkan pada menerima informasi sehingga banyak pula
keluarga dengan keadaan sosial ekonomi pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya
yang kurang, jumlah anak yang banyak pendidikan yang kurang akan menghambat
akan mengakibatkan selain kurang kasih perkembangan sikap seseorang
sayang dan perhatian pada anak, juga terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan
kebutuhan primer seperti makanan, sandang ( Kuncoroningrat, 1997). Hasil penelitian
dan perumahan pun tidak terpenuhi menunjukkan bahwa meskipun ibu memiliki
(Soetjiningsih, 2012). Aspek perkembangan pengetahuan yang cukup mengenai
pada anak usia bayi, orang tua (ibu) stimulasi, tidak menjamin bahwa ibu sering
membutuhkan waktu, ekonomi, dan memberikan stimulasi pada anaknya ,
pendidikan dari orang tua. Hidayat ( 2008). Kesimpulan walaupun
dasar pendidikan rendah tetapi kalau ada
Karakteristik 20 ibu yang mempunyai anak keinginan dan kemampuan dari orangtua
usia bayi rata-rata pada usia 18-24 (60%), dapat terlaksananya perkembangan anak
berada pada usia dewasa awal (adult) dan usia bayi akan lebih mudah dalam
produktif, artinya telah tumbuh menjadi
kekuatan atau ukuran yang sempurna atau Status ekonomi ibu yang mempunyai anak
telah menjadi dewasa Hurlock ( 1999, usia bayi dengan latar belakang ekonomi
dalam Friedman, 2008), pada usia tersebut rendah 60%. Karakteristik social ekonomi
tugas perkembangan adalah sudah bekerja, keluarga berpengaruh terhadap
memilih pasangan, mulai membina keluarga, perkembangan bayi. Turnne (1990 dalam
5

Shelov, 2005). Anak yang dibesarkan oleh dalam tumbuh kembang anak, dengan
keluarga bersatus social ekonomi dan pendidikan yang baik, maka orang tua
kondisi psikologis yang lebih kecil (rendah) dapat menerima segala informasi luar
akan lebih baik dibandingkan anak-anak terutama tentang cara pengasuhan anak
yang berasal dari golongan menengah ke yang baik, bagaimana menjaga kesehatan
atas, Magnuson ( 2002 dalam Steven, anaknya, pendidikan dan sebagainya.
2005). Ekonomi yang rendah juga Pekerjaan rata-rata menengah kebawah,
berpengaruh pada kondisi psikologis dari pendapatan keluarga yang memadai akan
orang tua, pada umumnya orang tua lebih menunjang tumbuh kembang anak, kedua
mudah marah. Kondisi psikologis orang tua orang tua dapat menyediakan semua
tentunya akan mempengaruhi perkembangan kebutuhan anak baik yang primer maupun
psikososial anak tersebut. yang sekunder, sehingga akan berpengaruh
terhadap perkembangan anak usia bayi.
Faktor predisposisi adalah faktor resiko
terjadinya stress yaitu meliputi faktor Faktor presipitasi dapat bersifat biologis,
biologis, psikologis dan sosialkultural. Pada psikologis maupun sosialkultural yang
faktor predisposisi dengan kondisi sehat menyebabkan aspek perkembangan yang
sebagian besar dari 20 ibu, tidak optimal . Pada faktor presipitasi yang tidak
mempunyai masalah untuk faktor biologis ada masalah meliputi faktor biologis 20
19 orang, faktor psikologis 18 orang, dan bayi, Faktor psikologis 15 bayi dan faktor
faktor sosialkultural 18 orang. Faktor sosialkultural 18 bayi. Faktor gizi
predisposisi yang terbanyak adalah faktor mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan
biologis. Sebagian besar ibu-ibu perkembangan. Makanan memegang peran
memperhatikan dalam kehamilannya untuk penting dalam pertumbuhan dan
kebutuhan nutrisi, pemberian ASI menurut perkembangan anak, dimana kebutuhan
Soetjiningsih (2012), Gizi ibu pada saat anak berbeda dengan kebutuhan dewasa,
hamil akan berpengaruh terhadap karena makanan bagi anak dibutuhkan oleh
pertumbuhan dan pekembangan otak janin. pertumbuhan dan perkembangan di
Pemberian ASI merupakan zat anti body pengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga
yang melindungi terhadap ber macam ( Soetijingish, 2012).
macam infeksi.
Aspek psikologis Fase-fase perlengketan
Faktor psikologis, kehamilan yang (Sadock, 2010) dibagi menjadi 3 fase, yaitu
diharapakan tentu akan merasa senang fase pertama sering disebut stadium
dengan kehamilannya, sehingga akan merasa praperlengketan (preattacment stage) usia 8
senang pula dalam merawat kehamilanya, sampai 12 minggu, bayi berorentasi pada
setelah melahirkan ibu akan langsung ibunya, mengikuti ibunya dengan mata
memberikan ASI serta langsung merawat dalam rentang 18 derajat dan menoleh
bayinya. Hal ini terjadinya interaksi timbal serta bergerak secara berirama dengan suara
balik antara ibu dan bayi sehingga bayi ibunya. Fase kedua sering kali disebut
merasakan adanya sentuhan, kata-kata dan perlengketan dalam pembinaan ( attachcmet
tatapan kasih sayang dari ibunya serta –in-themaking) usia 8 sampai 6 bulan bayi
mendapakan kehangatan yang menjadi terlekat dengan satu orang atau
menyenangkan. lebih dengan lingkunganya. Fase ketiga
perlengketan yang jelas ( clear-cut
Faktor socialkultural pendidikan attachment) usia 6 sampai 24 bulan. Bayi
merupakan salah satu faktor yang penting menangis dan menunjukan stimulasi harus
6

dilakukan secara seimbang dan rutin dan Bahasa digunakan anak dalam
sedini mungkin sehingga perkembangan berkomunikasi dan beradaptasi dengan
otak akan lebih baik. lingkungannya yang dilakukan untuk
bertukar gagasan, pikiran dan emosi.
Faktor sosialkulturan Interaksi tidak Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara
menentukan seberapa lama kita bersama yang mengacu pada simbol verbal (Nurdin,
anak. Tetapi lebih ditentukan oleh kualitas 2012). Kemampuan bicara dan bahasa
dari interaksi tersebut yaitu pemahaman adalah aspek yang berhubungan dengan
terhadap kebutuhan masing-masing upaya kemampuan untuk memberikan respon
optimal untuk memenuhi tersebut yang terhadap suara, bicara, komunikasi, megikuti
dilandasi oleh rasa saling menyangi perintah, dan sebagainya (Depkes, 2006).
(Soejiningsih, 20012). Perhatian dan kasih Kemampuan bicara anak dipengaruhi oleh
sayang juga merupakan stimulasi yang beberapa faktor kesiapan fisik yang
diperlukan oleh anak , sehingga akan melibatkan fungsi pernapasan, pendengaran,
menimbulkan rasa aman dan rasa percaya dan fungsi otak serta kesiapan kognitif dan
diri pada anak akibatnya anak lebih neurologis membantu anak dapat mulai
responsif terhadap lingkungannya dan lebih bicara ( Honkenberry, 2009). Kemampuan
berkembang. berbahasa merupakan indicator seluruh
perkembangan anak, karena kemampuan
Aspek perkembangan pada anak uisa bayi berbahasa sensitive terhadap keterlambatan
setelah diberikan terapi kelompok terapeutik atau kerusakan pada system lainya sebab
mengalami peningkatan aspek motorik, melibatkan kemampuan kognitif, motorik,
kognitif, bahasa, emosi moral, dan psikologis, emosi dan lingkungan sekitar
psikososial menjadi 20 orang. Stimulasi anak. Kurangnya stimulasi akan dapat
untuk merangsang semua sistem indera menyebabkan gangguan bicara dan
(pendengaran, penglihatan, perabaan, berbahasa bahkan dapat gangguan
pembauan, pengecapan), selain itu harus menetap/permanen ( Depkes, 2006).
pula merangsang gerak kasar dan halus
kaki, tangan dan jari-jari, mengajak Perkembangan emosi pada tahun pertama,
berkomunikasi, serta merangsang perasaan suasana hati ( mood) bayi sangat bervariasi
yang menyenangkan bayi (Sadock, 2012). dan berhubungan erat dengan keadaan
Bayi pertama kali belajar melalui observasi internal, seperti rasa lapar. Pada dua pertiga
sensori dan belajar mengendalikan fungsi kedua dari tahun pertama, suasana hati bayi
motoriknya, melalui aktivitas motorik, semakin berhubungan dengan isyarat sosial
eksplorasi dan manipulasi lingkungan eksternal ( orang tua dapat menemukan yang
sekitarnya Piaget, ( 1975 dalam Nurdin, lapar tetapi tersenyum). Jika bayi merasa
2012). Bayi lahir dengan reflex mengisap nyaman secara internal, rasa tertarik dan
suatu proses pembelajaran ketika mengubah senang terhadap dunia pengasuh utamanya
bentuk mulutnya dan menemukan lokasi dapat berlaku. Perkembangan moral
putting susu ibunya dan timbulah reflex melibatkan pembentukan sistem nilai-nilai
mengisap. Bayi merayakan reward dari yang menjadi dasar keputusan mengenai
usahanya tersebut yaitu perasaan nyaman “ benar dan salah “ atau “ baik dan buruk”.
setelah minum air susu ibu. Arti konseptual Nilai-nilai yang mendasari asumsi-asumsi
tersebut bahwa stimulus diterima, diikuti tentang standar yang mengatur keputusan
respond dan diikuti rasa Nyaman yang moral ( Potter dan Perry, 2005). Pada saat
merupakan kesadaran. Kesadaran disinilah lahir, tidak ada bayi yang memiliki nurani
yang menjadi konsep yang mendasar. atau skala nilai.
7

menangis saat bertemu dengan orang lain,


Penelitian terkait dengan terapi kelompok menolak saat akan digendong orang tidak
terapeutik dilakukan oleh Trihadi, Keliat, dikenal, menangis jika basah, lapar, haus,
Hastono (2009). Damayanti, Keliat, sakit dan gerah, senang ketika ibu
Hastono, Helena ( 2010); Restiana, Keliat, menghampiri, menangis ketika ditinggal
Gayatri, Helena ( 2010); Istiana, Keliat, oleh ibunya dan memandang saat diajak
Nuraeni (2011); Sunarto, Keliat, Pujasari bicara.
(2011); dengan hasil adanya peningkatan
kemampuan kognitif, dan psikomotor secara Kemampuan keluarga setelah diberikan
bermakna pada keluarga dan anak yang tindakan terapi kelompok terapeutik
mendapatkan terapi kelompok terapeutik menujukkan adanya peningkatan yaitu
dibandingkan dengan yang tidak sebanyak 20 ibu, keluarga mampu mengenal
mendapatkan terapi kelompok terapeutik. berbagai macam masalah, keluarga juga
harus mengenal tumbuh kembang bayi, dan
Aspek kepribadian mengalami peningkatan mampu menstimulasi perkembangan anak
17 orang, aspek spiritual pengalami usia bayi. Mengambil keputusan dalam
peningkatan 16 orang setelah dilakukan memberikan stimulasi. Ibu mampu
tindakan keperawatan terapi kelompok mengkomunikasikan pada keluarga yang
terapeutik. Kepribadian adalah ciri atau lain agar ikut berperan dalam memberikan
karakteristik seseorang yang bersumber dari stimulasi perkembangan anak usia bayi.
benturan-benturan yang diterima dari Kemampuan keluarga dalam merawat dan
lingkungan misalnya keluarga pada masa menstimulasi kedelapan aspek
kecil dan bawaan seseorang sejak lahir perkembangan, memberikan reinforcement
(Sjarkawi, 2006). Perkembangan dapat meningkatkan rasapercaya diri
kepribadian dan keterampilan kognitif ( Santrok, 2007). Memodifikasi lingkungan,
berkembang dengan cara yang sama dengan keluarga harus memberikan lingkungan yang
pertumbuhan biologis, pencapaian baru nyaman agar terbina trust. Masa trust
terbentuk pada keterampilan yang dikuasai terbentuk pada masa usia bayi sehingga
sebelumnya (Wong, D.L, et al 2011). menjadi sangat penting sekali dengan
memanfaatkan media yang ada di rumah,
Aspek Spritual setelah dilakukan terapi tidak perlu menggunakan media yang mahal.
kelompok terapeutik pada aspek spiritual Memanfaatkan fasiltas pelayanan kesehatan.
mengalami peningkatan dari 6 orang (29%) Keluarga harus mampu memanfaatkan
menjadi 16 orang (78%) Tahap pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dan
perkembang spiritual pada masa bayi adalah Posyandu, dalam hal ini Posyandu di
tahap undifferentiated yaitu periode masa gunakan untuk terapi kelompok terapeutik.
bayi tidak memiliki konsep benar atau Kemampuan kader kesehatan jiwa setelah
salah, tidak memiliki keyakinan yang dilakukan tindakan terapi kelompok
membimbing perilaku mereka. Meski terapeutik mengalami peningkatan
demikian, awal keimanan terbentuk dari kemampuan dalam mendeteksi,
pengembangan rasa percaya dasar melalui menggerakan keluarga sehat ( anak usia
hubungannya dengan pemberi asuhan bayi) 20 orang, melakukan kunjungan
primer. rumah dan mendokumentasikan kegiatan
terapi kelompok terapeutik menjadi 15
Kemampuan bayi setelah dilakukan terapi orang, hal ini terjadi karena keluarga
kelompok terapeutik menunjukkan
peningkatan 20 bayi, rasa percaya langsung
8

tidak hadir yang disebabkan ada kegiatan kemampuan kader mengalami peningkatan
diluar rumah (tugas kantor). 30%. Kesimpulan setelah dilakukan
tindakan terapi kelompok terapeutik maka
Strategi pemberdayaan masyarakat kemampuan bayi, ibu dan kader mengalami
bermafaat untuk mengidentifikasi masalah peningkatan.
kesehatan dan mempertahankan kesehatan di
wilayahnya (Keliat, Panjaitan, Riasmini, Kemampuan bayi dalam rasa percaya setelah
2010). Pemberdayaan masyarakat dilakukan tindakan terapi kelompok
merupakan proses pengembangan potensi terapeutik mengalami peningakatan menjadi
baik pengetahuan atau keterampilan 20 bayi, kemampuan keluarga dalam
masyarakat sehingga mampu mengontrol menstimulasi perkembangan anak usia bayi
diri dan terlibat dalam memenuhi kebutuhan meningkat menjadi 20 ibu, dan kemampuan
mereka sendiri ( Helvie, 1998). kader dalam mendeteksi anak usia
Pemberdayaan kader kesehatan jiwa sebagai bayi, melakukan pergerakkan keluarga
tenaga potensial yang ada di masyarakat dalam penyuluhan dan menstimulasi
diharapkan mampu mendukung program perkembangan anak usia bayi sebanyak 20
CMHN yang diterapkan di masyarakat. orang, melakukan kunjungan rumah pada
anak usia bayi sebanyak 15 orang dan
mendokementasikan kegiatan terapi
KESIMPULAN kelompok terapeutik mengalami peningkatan
Karekteristik anak usia bayi di RW 03 dan menjadi 15 orang.
RW 11 Kelurahan Tanah Baru Bogor Utara,
yang mengikuti kegiatan terapi kelompok
terapeutik dengan jumlah 20 bayi rata-rata
usia 4-6 bulan , rata-rata anak perempuan , Saran
dan anak pertama. Karekteristik ibu dengan Hasil pelaksanaan tindakan keperawatan
rata-rata usia ibu usia produktif (18- 24 terapi kelompok terapeutik terhadap
tahun), dengan tingkat pendidikan rata-rata perkebangan anak usia bayi di RW 03 dan
SD, dan penghasilan mayoritas menengah RW 11 Keluarahan Tanah Baru, sehingga
kebawah. Faktor predisposisi yang paling penulis menyarankan untuk :
optimal adalah aspek biologis, dan
sosisoalkultural , sedangkan yang dirasakan Bayi
kurang optimal adalah psikososial. Faktor Aspek perkembangan rasa percaya meliputi
presipitasi pada aspek yang optimal adalah : motorik, kognitif, bahasa, kepribadian dan
bilogis, psikologis dan sosialkultural. psikososial tetap dipertahankan atau harus
dipantau oleh tenaga kesehatan dan kader
Aspek perkembangan anak usia bayi rata- kesehatan jiwa agar tetap menjadi sehat dan
rata mengalami peningkatan setelah berkembang, sedangkan untuk aspek
diberikan terapi kelompok terapeutik yaitu perkembangan spiritual dan kepribadian
aspek motorik, koginitif, bahasa, psikososial masih belum optimal. Hal ini supaya dapat
dan socialkultural mengalami peningkatan dilanjutkan oleh perawat CMHN yang ada di
20 orang, sedangkan aspek spiritual Puskesmas Bogor Utara sehingga menjadi
mengalami peningkatan menjadi 16 orang lebih meningkatkan promosi kesehatan baik
dan aspek kepribadian 17 orang. promotif dan preventif dalam aspek
Kemampuan yang dimiliki oleh bayi permbangan anak usia bayi dengan rasa
mengalami peningkatan 10%, kemampuan percaya
keluarga mengalami peningkatan 55%, dan
9

Kemampuan bayi rasa percaya pada 20 bayi sehingga merasa dihargai dan aktualisasi
sudah mampu mencerminkan rasa percaya meningkat.
orang tua (Ibu), kader kesehatan jiwa dan
perawat CMHN sehingga tetap harus
berjalan atau dilanjutkan agar ke dua puluh DAFTAR PUSTAKA
bayi dalam aspek rasa percaya dapat Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
tercapai. 6) Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,
Deteksi Dini dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Ibu Pelayanan Kesehatan Dasar Jakarta :
Ibu di RW 03 dan 11 Kelurahan Tanah Dep Kes RI
Bogor utara, sudah mampu melakukan
stimulasi perkembangan anak usia bayi, hal Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
ini perlu adanya pemantauan dari pihak (2008).Riset Kesehatan Dasar 2007.
puskesmas sehingga ibu dapat melaksanakan http://www.litbang.depkes.go.id/Lap
stimulasi berkelanjutan. oran RKD/IndonesiaNasional.pdf,
diperoleh tanggal 27 Mei 21012
Kader Kesehatan Jiwa
Kader kesehatan jiwa di RW 03 dan 11 Dinas Kesehatan Kota Bogor. (2010).Profil
terlihat cukup aktif dalam melakukan terapi Puskesmas Bogor Timur. Bogor
kelompok terapeutik, deteksi dini, Einon Dorothy, (2004), Permainan Cerdas
menggerakan penyuluhan, kunjungan rumah Untuk Anak Usia 2-6 Tahun, Jakarta :
dan dokumentasi dalam melakukan tindakan Penerbit Erlangga.
secara kelompok perlu dievaluasi yang
sudah dilakukan dan diberikan kesempatan Fortinash, K.M. & Holoday, P.A. (2004).
kepada kelompok yang lainya. Psychiatric mental health nursing.
Third edition, St. Louis Missouri:
Tenaga Kesehatan Mosby – Year Book Inc.
Upaya dalam meningkatkan perkembangan
anak usia bayi dengan melakukan stimulasi Friedman, Marilyn M (2010) Buku Ajar
perkembangan perawatan CMHN dapat keperawatan keluarga : riset, teori
bekerjasama dengan lintas program yaitu dan praktik ; alih bahasa Achiryani
bagian gizi, sehingga dalam pelaksanaanya S.Hamid et all. Jakarta : EGC
akan terpantau dalam segi pertumbuhan dan
perkembangan anak usia bayi. Friedman. (2003) Family of Nursing :
1. Kegiatan yang sudah dilakukan dalam Theory and practice. Cnecticut:
pengembangan CMHN di Bogor Utara Appleton & Lange.
harus dijadikan sebagai Family Folder
dan dapat ditindak lanjuti untuk melihat Gillies, D.A.(1994). Nursing Management :
perkembangan per tingkat usia. A System Approach. (3rd Edition)
2. Penerapan pelayanan keperawatan yang Philadelphia : W.B. Saunders
bersifat spesialistik melalui program Company.
perencanaan pengembangan tenaga
perawat spesialis jiwa untuk komunitas. Hartono,A.(2009). Emotional quality
3. Perlu diperhatikan reward terhadap kader parenting cara praktis menjadi
kesehatan jiwa , seperti kader posyandu orang tua pelatih emosi.edisi 1.
10

Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama Mubayidh Makmun.(2007). Kecerdasan dan
kesehatan emosional anak. Edisi 2.
Hawadi, Akbar Reni, (2001), Psikologi Jakarta : Pustaka Al-Kautsar.
Perkembangan Anak, Jakarta : PT Efek Terapi Kelompok Terapeutik Terhadap Rasa
Gramedia Pustaka Utama. Percaya Usia Bayi di Kelurahan Tanah Baru Bogor
Utara

Hidayat,A.A.(2005).Pengantar Ilmu
Notoatmojo,S.(2003).Pendidikan dan
Keperawatan Anak 1.Salemba
perilaku kesehatan.Jakarta: Rineka
Medika.Jakarta
Cipta
Hurlock, E.(2008). Perkembangan anak jilid
Notoatmojo, S.(2012) Promosi Kesehatan ,
1. Edisi 6. Jakarta : Erlangga.
Jakarta: Rineka Cipta
Hitchcock, J.E., Schubert,PE.,and Thomas,
Restiana (2010) Pengaruh terapi kelompok
S.A.(1999).Community Health
terapeutik pada anak usia Bayi di
Nursing : Caring in action. USA:
Kelurahan Tasikmalaya Jawa Barat
Delmar Publishers.
Bogor tahun 2010. Tidak di
publikasikan.
Ibung D,S.(2008). Panduan praktis bagi
orang tua dalam memahami dan
Nurdin ( 2011) Tumbuh Kembanga Perilaku
mendampingi anak usia 6-12 tahun.
Manusia, Jakarta CGC
Edisi 1. Jakarta:Flex Media
Komapatindo.
Nurjanah.(2008). Mengembangkan
kecerdasan emosi pada anak. Gifted
Kaplan, H.L., & Saddock, B. J. (1996).
Review jurnal keberbakatan dan
Comprensive text book of
kreatifitas, 02(01), 13-19.
psychiatry Vol. 1. 6th ed. Baltimore
: Williams & Wilkins.
Green, .(1991). Health Promotion in
Nursing Practice. Edisi 3. Appleton
Keliat dan Akemat (2007). Model Praktik
& Lange : Michigan.
Keperawatan Profesional Jiwa,
Potter, P.A. & Perry,A.G. (2005).
Jakarta: EGC.
Fundamental of nursing : concept,
process, and practice, Philadelphia :
Keliat.B.A, Panjaitan.R.U, Riasmini,M.
Mosby Years Book Inc.
(2010).Manajemen Keperawatan
Jiwa Komunitas Desa Siaga
Ramadhani,S.(2008). The art of positive
(Intermediate Course).Jakarta:EGC
communicating, mengasah potensi
dan kepribadian positif pada anak
Keliat.B.A, Helena.N, Farida.P. (2011)
melalui komunikasi positif. Edisi 1.
Manajemen keperawatan Psikososial
Yogyakarta: Book Marks.
& Kader Kesehatan Jiwa
(Intermediate Course). Jakarta:EGC
Soetjiningsih, (2012), Tumbuh Kembang
Anak, Jakarta : Penerbit EGC.
Mahfuzh,J.M.(2009). Psikologi Anak dan
Remaja Muslim.Pustaka Al-
Kautsar.Jakarta
11

Santrock, J.W. (2007). Adolescence chapter Soetjiningsih, (2012), Tumbuh Kembang


1. 11th Ed. Dalas : McGraw-Hill Anak, Jakarta : Penerbit EGC.
Companies Inc.

Santrock, J.W. (2007). Adolescence chapter


2. 11th Ed. Dalas : McGraw-Hill Stuart,G.W & Laraia, M.T (2005).
Companies Inc. Principles and Practice of
psychiatric nursing. (8th edition). St
Stuart,G.W & Laraia, M.T (2005). Louis: Mosby
Principles and Practice of
psychiatric nursing. (8th edition). St Sunarto (2011) Pengaruh Terapi Kelompok
Louis: Mosby Terapeutik Anak Sekolah, Orangtua,
Guru, terhadap Perkembangan
Stuart,G.W (2009). Principles and Practice Mental Anak di Kelurahan
of psychiatric nursing. St Louis: Pancoranmas dan Depok Jaya. Tidak
Mosby di Publikasikan

Turkington, D & Kingdon, G.(2002). The Townsend & Mary (2009), Psychiatric
case study guide to cognitive Mental Health Nursing ( 6th Ed.)n
behaviour therapy of psychosis , Philadelphia. F.A Davis Company
England : john wiley & sons, ltd

Yosep,I. (2007). Keperawatan jiwa. Cetakan Tomay & Alligood (2006) Nursing Theory :
pertama. Bandung: PT Refika utilization & application. St.Louis
Aditama. Missouri : Mosby Inc.

Yusuf, S (2009) Psikologi Perkembangan Turkington, D & Kingdon, G.(2002). The


anak dan remaja. Bandung: PT case study guide to cognitive
Remaja Rosdakarya. behaviour therapy of psychosis ,
England : john wiley & sons, ltd
Green, .(1991). Health Promotion in
Nursing Practice. Edisi 3. Appleton
& Lange : Michigan. Wong, D.L, et al. (2009) Buku Ajar
Potter, P.A. & Perry,A.G. (2005). Keperawatan Pediatrik. EGC:
Fundamental of nursing : concept, Jakarta
process, and practice, Philadelphia : WHO (2003) Adolescence Mental Health
Mosby Years Book Inc. Promotion. New Delhi : South East
Asia Regional Office of the World
Health Organization
Ramadhani,S.(2008). The art of positive
communicating, mengasah potensi Yosep,I. (2007). Keperawatan jiwa. Cetakan
dan kepribadian positif pada anak Pertama. Bandung: PT Refika
melalui komunikasi positif. Edisi 1. Aditama.
Yogyakarta: Book Marks.

Anda mungkin juga menyukai