Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN


KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN
KUMUH (RP2KPKPK)
KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU UTARA


DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
TAHUN ANGGARAN
2022
KERANGKA ACUAN KERJA
RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN
KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
(RP2KPKPK)
KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

1. LATAR BELAKANG

Kawasan kumuh adalah sebuah kawasan dengan tingkat kepadatan populasi tinggi di
sebuah kota yang umumnya dihuni oleh masyarakat miskin. Kawasan kumuh dapat ditemui di
berbagai kota besar di dunia. Kawasan kumuh umumnya dihubung-hubungkan dengan
tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi. Kawasan kumuh dapat pula menjadi sumber masalah
sosial seperti kejahatan, obat-obatan terlarang dan minuman keras. Di berbagai negara miskin,
kawasan kumuh juga menjadi pusat masalah kesehatan karena kondisinya yang tidak higienis.
Beberapa indikator yang dapat dipakai untuk mengetahui apakah sebuah kawasan tergolong kumuh
atau tidak adalah diantaranya dengan melihat: Tingkat kepadatan kawasan, Kepemilikan lahan dan
bangunan serta kualitas sarana dan prasarana yang ada dalam kawasan tersebut.
Namun kondisi kumuh tidak dapat digeneralisasi antara satu kawasan dengan kawasan lain
karena kumuh bersifat spesifik dan sangat bergantung pada penyebab terjadinya kekumuhan. Tidak
selamanya kawasan yang berpenduduk jarang atau kawasan dengan mayoritas penghuni
musiman/liar masuk dalam kategori kumuh. Kerenanya penilaian tingkat kekumuhan harus terdiri
dari kombinasi dari beberapa indikator kumuh yang ada. Anak-anak yang tinggal di kawasan yang
kumuh akan terganggu kesehatan dan kenyamanan tempat tinggal karena kelalaian dan
ketidakmampuan pemerintah dalam memperhatikan, mempedulikan dan mengelola akan kebersihan
lingkungan negaranya bagi rakyat-rakyat.
Perwujudan permukiman perkotaan menjadi layak huni dimulai dengan penanganan
permukiman kumuh perkotaan yang komprehensif dan kolaboratif. Penanganan berbagai aspek
permukiman kumuh sangat diperlukan untuk menjamin penuntasan permasalahan yang terintegrasi
dengan pengembangan mulai dari skala lingkungan atau komunitas, skala kawasan, dan skala
kabupaten/kota. Penanganan permukiman kumuh perkotaan merupakan upaya bersama pelaku
pembangunan untuk mencapai perkembangan kota yang berkesinambungan.
Penanganan kawasan kumuh tersebut dituangkan dalam dokumen rencana penanganan
kawasan kumuh yang menjadi acuan dan dasar dalam penanganan kumuh pada satu
Kabupaten/Kota dalam kurun waktu tertentu dengan rencana pembiayaan tertentu. Dalam
perjalanannya dokumen penanganan kumuh tingkat Kabupaten/Kota tersebut mengalami
penyesuaian-penyesuaian dalam upaya penanganan kumuh hingga tuntas, mulai dari dokumen
RKPKP (Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan) di tahun 2015, RP2KPKP (Rencana
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan pada tahun 2016-2019, dan
RP2KPKPK (Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh) di tahun 2020 yang masih dalam tahapan proses sosialisasi kepada Pemerintah
Daerah/Kota dalam upaya penyusunannya (penyesuaian/penyempurnaan sesuai waktu yang
berlaku) yang dikuatkan dengan SE DJCK no. 30/SE/DC/2020 tentang Panduan Penyusunan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.
Permukiman kumuh merupakan masalah kompleks di perkotaan yang mencakup persoalan
lingkungan, sosial, dan ekonomi. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024
telah mengamanatkan target kawasan permukiman kumuh yang ditangani secara terpadu seluas
10.000 ha dan 10 kawasan di permukiman kumuh perkotaan yang ditangani melalui peremajaan
kota. Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan upaya penanganan permukiman kumuh secara
holistik dan terintegrasi yang didukung dengan perencanaan penanganan yang terpadu.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
mengamanatkan bahwa perumahan dan kawasan permukiman diselenggarakan salah satunya untuk
menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman,
serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan. Dalam konteks penanganan permukiman
kumuh, dalam Pasal 94 diamanatkan bahwa pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh dilaksanakan guna meningkatkan mutu kehidupan dan
penghidupan masyarakat penghuni. Pencegahan dan peningkatan kualitas dilakukan untuk
mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru serta untuk
menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman Pasal 121 mengamanatkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh diatur
dengan Peraturan Menteri. Pasal 106 Ayat (3) Peraturan Pemerintah ini telah mengamanatkan
pemerintah daerah untuk melakukan perencanaan penanganan perumahan kumuh dan permukiman
kumuh setelah proses penetapan lokasi. Amanat ini kemudian diwujudkan melalui Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Peraturan Menteri ini
dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemerintah, pemerintah daerah, dan Setiap Orang dalam
penyelenggaraan pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh. Lebih lanjut pada pasal 41, Pasal 42, dan Pasal 43 Peraturan Menteri ini diatur
tentang Perencanaan Penanganan, yang mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun Rencana
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (RP2KPKPK).
Berdasarkan amanat diatas dan demi mendukung program nasional, Pemerintah Kabupaten
Labuhanbatu Utara melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman melakukan kegiatan
penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh (RP2KPKPK) tahun anggaran 2022 guna melakukan keterpaduan infrastruktur permukiman
yang memiliki tujuan untuk dapat mewujudkan pembangunan infrastruktur permukiman yang
terpadu, efisien dan efektif. Pembangunan infrastruktur permukiman ini diharapkan akan
memperkuat status berketahanan terhadap ekologi (perubahan iklim dan bencana), sosial dan
ekonomi, serta menjadi pengikat perumahan dan kawasan permukiman menjadi satu kesatuan
sistem sesuai hierarkinya.
2. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan


Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) dimaksudkan untuk menghasilkan dokumen rencana
penyelenggaraan pembangunan Kawasan Perumahan dan Permukiman yang difokuskan pada pola
pencegahan dan peningkatan kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh sebagai acuan
bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan program dan kegiatan yang
terpadu dan bersinergi yang pada gilirannya dapat dilaksanakan sendiri oleh pemerintah Kabupaten
Labuhanbatu Utara secara mandiri dan berkelanjutan.
Adapun tujuan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) yaitu:
1. Memantapkan pemahaman pemerintah kota/kabupaten tentang kebijakan dan strategi
penanganan kawasan kumuh perkotaan dalam mencapai target zero kumuh (100-0-
100);
2. Agar pemerintah kota/kabupaten dapat sepenuhnya menjadi pemrakarsa utama dalam
penyusunan RP2KPKP yang difokuskan pada penanganan Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh; dan
3. Agar pemerintah kota/kabupaten punya komitmen tinggi serta konsisten didalam
implementasi program dan kegiatan yang telah ditetapkan serta menjaga
keberlanjutannya.

3. SASARAN

Sasaran ataupun target yang ingin dicapai dalam Penyusunan RP2KPKPK Kabupaten
Labuhanbatu Utara yaitu:
1. Tersedianya dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh sebagai acuan pelaksanaan penanganan kawasan
kumuh bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat (stakeholders) pelaksanaan
penyelenggaran penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh secara
komprehensif, menyeluruh dan berkelanjutan.
2. Teridentifikasi masalah perumahan dan permukiman serta terindikasinya arah
perkembangan perumahan dan permukiman.
3. Tersedianya strategi penanggulangan permukiman kumuh yang disusun berdasarkan
pola tata ruang dan wilayah, pedoman program dan kegiatan penanganan permukiman
kumuh oleh semua pihak, dan nota kesepahaman bagi semua pihak dalam pengendalian
pembangunan berkelanjutan Kabupaten Labuhanbatu Utara.
4. Terintegrasinya berbagai rencana pembangunan dan peningkatan kawasan perumahan
dan permukiman berikut pengembangan prasarana dan sarana penunjang.
5. Tersedianya Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan) sebagai
bentuk perkuatan kapasitas Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara dan kelompok
masyarakat (komunitas masyarakat/BKM/KSM/CBO’s) untuk dapat lebih aktif terlibat
dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya.
6. Tersedianya Dokumen Rencana Aksi (Action Plan) yang mengacu pada RP2KPKPK,
Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000 serta Dokumentasi Visual.

4. REFERENSI HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5188);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587);
3. Undang‐Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
4. Undang‐Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau‐
Pulau Kecil sebagaimana telah diubah dengan Undang‐Undang Nomor 1 Tahun 2014.
5. Undang–undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 101,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5883);
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 136);
8. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 10); dan
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2018
tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 785).

5. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

a. Instansi Pemberi Tugas kegiatan ini adalah Satuan Kerja Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Labuhanbatu Utara.
b. PPK : Drs. Adu Pargaulan Sitorus Satuan Kerja Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Labuhanbatu Utara

6. SUMBER PENDANAAN

Sumber dana untuk pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Rencana Pencegahan dan


Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kab Labuhanbatu
Utara berdasarkan kode rekening 5.1.02.02.08.0014 dengan pagu anggaran sebesar Rp.
450.000.000, (Empat Ratus Lima Puluh Juta Rupiah)
7. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Rangkaian pekerjaan ini dilakukan dengan pendekatan koordinatif, partisipatif dan konsultatif
yang melibatkan banyak pihak untuk mendapatkan masukan dan aspirasi yang tepat dan logis,
dan melalui metode analisis serta sintesis yang memadai pekerjaan ini dapat menghasilkan
suatu rencana yang implementatif yang disepakati bersama oleh berbagai pihak (birokrat,
akademisi, profesional, pemerhati, wakil dari komunitas dll). Pendekatan dan Metodologi ini
berkaitan dengan alur / proses/tahapan dalam lingkup kegiatan yang telah diuraikan diatas.

Dalam rangka penyusunan Dokumen RP2KPKPK, ada beberapa muatan yang harus dipenuhi,
diantaranya:
1. Kajian kebijakan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;
2. Profil perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
3. Rumusan permasalahan perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
4. Rumusan konsep pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan
permukiman kumuh;
5. Rencana pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan
permukiman kumuh;
6. Rencana peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
7. Rumusan perencanaan penyediaaan tanah;
8. Rumusan rencana investasi dan pembiayaan; dan
9. Rumusan peran pemangku kepentingan
Penyusunan dan pelaksanaan kegiatan RP2KPKPK , pengumpulan data lapangan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Pedoman Observasi (Pengamatan)


b. Penentuan Lokasi Berbasis GPS dan GIS
c. Data Dokumentasi
d. Data Lainnya

8. LINGKUP KEGIATAN PENYUSUNAN RP2KPKPK

Secara garis besar lingkup kegiatan penyusunan RP2KPKPK terdiri dari 7 (tujuh) tahapan,
yaitu:

1. Persiapan;
2. Survei;
3. Penyusunan Data dan Fakta;
4. Analisis;
5. Penyusunan Konsep Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh;
6. Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh; dan
7. Legalisasi Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh.

9. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Untuk menyelesaikan pekerjaan ini dibutuhkan waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak SPMK
ditandatangani dan dilaksanakan dengan cara kontraktual.

10. KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:


a. Dokumen RP2KPKPK yang berisikan profil perumahan kumuh dan permukiman
kumuh; rumusan permasalahan perumahan kumuh dan permukiman kumuh; rumusan
konsep pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman
kumuh; rencana pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh
dan permukiman kumuh; rencana peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh; rumusan perencanaan penyediaaan tanah; rumusan rencana
investasi dan pembiayaan; dan rumusan peran pemangku kepentingan.
b. Legalisasi dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) berupa peraturan kepala daerah (peraturan
bupati/walikota) sebagai landasan hukum dalam pelaksanaan;
c. Rencana Aksi Penanganan Permukiman Kumuh (Action Plan) termasuk Rencana
Kegiatan Aksi Komunitas (Rencana Kerja Masyarakat);
d. Dokumentasi kondisi eksisting;
e. Konsep Desain Penanganan Kawasan beserta jadwal, skenario pelaksanaan dan
rumusan tahapan kegiatan;
f. Berita Acara hasil kesepakatan/memorandum program antar pemangku kepentingan
terkait penanganan permukiman kumuh perkotaan dan rencana kegiatan tindaklanjut
pemerintah kabupaten/kota untuk agenda pembangunan perkotaan yang berkelanjutan;
g. Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000;
h. DED Penataan Kawasan Permukiman dengan desain/rancangan rinci tiap komponen
infrastruktur (skala 1:100, 1:50, 1:10), spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) untuk kegiatan pada kawasan prioritas.

11. SUB BIDANG PEKERJAAN

Adapun Sub Bidang yang dipenuhi oleh penyedia, adalah:


a. Mempunyai SBU PR103/AL004 Jasa Perencana dan Perancangan lingkungan Bangunan
dan Lansekap.
b. Mempunyai Surat Izin Jasa Usaha dan ketika rapat persiapan penunjukan
penyedia telah berlaku efektif bagi penyedia yang telah terdaftar pada OSS
dan Memiliki KBLI 71101 di Form NIB OSS;
12. TENAGA AHLI

Untuk melaksanakan tugas ini Penyedia Jasa harus menyediakan Tenaga Ahli yang kompeten
dan dapat memenuhi kebutuhan pekerjaan yang terikat selama pelaksanaan pekerjaan. Tenaga
ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan iniadalah:
A. Ahli Perencanaan Wilayah/Planologi (Ketua Tim)
Disyaratkan seorang lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah terakreditasi dengan latar belakang minimal pendidikan Sarjana Strata
Satu (S-1) Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi yang dibuktikan dengan ijazah S1,
memiliki pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun dibidang pengembangan
wilayah/perencanaan perkotaan/Urban, serta memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) minimal
Ahli Madya Perencana Wilayah. Adapun lingkup penugasannya adalah :
 Bertanggung jawab dalam memimpin seluruh kegiatan anggota tim kerja.
 Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan anggota tim kerja dan
secara rutin melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan kepada pemberi kerja.
 Merumuskan kerangka pikir dan metodologi analisis secara menyeluruh terhadap
pekerjaan yang akan dihasilkan.
 Memimpin pembahasan yang dilakukan bersama Tim Teknis dan pihak lain yang
terkait termasuk dalam mengantisipasi permasalahan dan kendala dalam penyelesaian
pekerjaan.
 Memfasilitasi dan berpartisipasi aktif dalam setiap diskusi, rapat, maupun pertemuan
dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini
 Membina hubungan yang baik dan berkoordinasi dengan pemberi kerja, serta
pemangku kepentingan yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
 Merumuskan konsep dan strategi penanganan permukiman kumuh sesuai dengan
kondisi, analisis pengembangan kawasan, dan panduan penanganan permukiman
kumuh.
B. Tenaga Ahli Infrastruktur Permukiman
Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Strata Satu (S-
1) Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman profesional minimal 2 (dua)
tahun di bidang yang sejenis, serta mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) minimal Ahli
Muda Bangunan Gedung. Pengalaman yang bersangkutan di bidang perumahan dan
permukiman khususnya penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh akan
lebih diperhatikan. Lingkup penugasannya adalah:
 Mengidentifikasi, memverifikasi dan mengevaluasi kondisi eksisting di permukiman
kumuh dan jaringan infrastruktur pendukungnya.
 Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di lokasi
penyelenggaraan penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.
 Memberikan masukan tentang kebutuhan dan estimasi perhitungan pembangunan
infrastruktur di permukiman kumuh sesuai dengan konsep penanganan secara
komprehensif dalam hubungannya dengan keterkaitan infrastruktur antar kawasan.
 Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di lokasi
penyelenggaraan penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.
 Menghitung detail kebutuhan infrastruktur dan analisa biaya hingga jadwal
pelaksanaan pada masing-masing lokasi permukiman kumuh dan pada desain kawasan.
C. Tenaga Ahli Hukum
Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Strata Satu (S-
1) Jurusan Hukumr lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun di
bidang yang sejenis. Pengalaman yang bersangkutan di bidang perencanaan wilayah
maupun kota, pernah terlibat dalam penyusunan Naskah akademis mauun penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah. Lingkup penugasannya adalah:
 Melakukan kajian terhadap kebijakan, peraturan-peraturan terkait pelaksanaan
kegiatan;
 Menyusunan rancangan draft peraturan kepala daerah tentang pencegahan dan
peningkatan kualitas perumahan dan permukiman sesuai yang diamanatkan
penyusunan kegiatan ini.
D. Tenaga Ahli Pemetaan (GIS)
Disyaratkan Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana
Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi, Kehutan dan
Teknik Sipil yang memiliki pengalaman dalam bidang pemetaan dengan pengalaman
profesional minimal 2 (dua) tahun di bidangnya, disertai memiliki Sertifikat Keahlian/
kompetensi dalam bidang Pemetaan (GIS) tingkat Ahli Muda yang dikeluarkan oleh
lembaga terkait. Lingkup penugasannya adalah:
 Berkemampuan menginventarisir masalah, data – data, analisa data, sintesa dan
perancangan.
 Bertanggung jawab untuk menghasilkan produk peta sesuai dengan yang dibutuhkan
berdasarkan pedoman penyusunan materi teknis rencana, Menyiapkan laporan dan
mengkonfirmasikan beberapa masukan yang diperlukan.
 Bekerja sama dengan tenaga ahli lainnya dalam rangka penyusunan laporan guna
mendapatkan hasil yang efektif dan optimal.
Adapun Tenaga Pendukung yang dilibatkan dalam pekerjaan ini meliputi:
A. Surveyor
Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Strata Satu (S-
1) untuk segala jurusan dengan jumlah personil sebanyak 4 orang, dengan dengan waktu
penugasan selama 1 (satu) Bulan. Tugasnya adalah melakukan survei, pengukuran dan
pendataan sesuai dengan kebutuhan penyusunan dokumen serta sesuai arahan dari ketua
tim.
B. Operator Komputer
Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya SMK/SMU atau
menengah umum sederajat dengan pengalaman input/entry dengan menggunakan program
microsoft office minimal pengalaman 2 (dua) tahun sebanyak 1 orang. Tugasnya adalah
Mengumpulkan dan menyiapkan bahan, konsep-konsep surat, naskah, daftar, matrik yang
akan diketik atas perintah atasan, Melakukan mengkompilasi hasil pendataan yang
dilakukan oleh tim surveyor, serta melakukan produksi laporan penyusunan.
C. Sekretaris/Administrasi Keuangan
Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Pendidikan D3/S1
dengan pengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sebanyak 1 orang. Tugasnya adalah
Membuat perencanaan keuangan, mulai dari perencanaan peminjaman, penerimaan,
pengeluaran, dan pembayaran, Menyusun laporan keuangan harian, mingguan, bulanan, dan
tahunan dan Mengelola uang kas, mulai dari membuka rekening, menentukan setoran,
mengatur kas, menangani pembayaran atas kewajiban dan membuat catatan transaksi kas.

13. LAPORAN DAN SISTEM PEMBAHASAN

Laporan yang diserahkan kepada Pemberi Tugas adalah:


1. Laporan Pendahuluan, diserahkan pada akhir bulan pertama dari masa pelaksanaan
pekerjaan sebanyak 5 (lima) eksemplar. Isi dari laporan ini adalah uraian ringkas
mengenai kerangka pikir, rencana kerja, juga dimasukkan metodologi serta pendekatan
teknis pelaksanaan pekerjaan, mobilisasi tenaga ahli dan jadwal penyelesaian pekerjaan.
Pada tahap laporan pendahuluan ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim
teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait dan diharapkan dapat
diperoleh satu kesepakatan mengenai sasaran serta pola kerja yang akan dituju. Hasil
diskusi dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam
penyusunan laporan berikutnya. Penyerahan finalisasi dokumen laporan pendahuluan
kepada Pemberi Tugas dilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi
pembahasan tersebut kedalam laporan.
2. Laporan Antara, dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar dan diserahkan 2 (dua) bulan atau
60 hari setelah penerbitan SPMK. Laporan ini berisikan kemajuan pelaksanaan
pekerjaan yang mencakup hasil kompilasi data yang telah didapatkan dari pelaksanaan
survei lapangan, hasil analisis sesuai dengan tujuan dan sasaran pekerjaan, rumusan
rencana aksi program dan kegiatan serta draft awal Dokumen Perencanaan Pencegahan
dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh dan DED
penanganan kawasan permukiman. Pada tahap laporan antara ini akan dilakukan diskusi
pembahasan bersama tim teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait
dan diharapkan dapat diperoleh satu kesepakatan mengenai hasil kompilasi dan analisis
data. Hasil diskusi dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman
dalam penyusunan laporan berikutnya. Penyerahan finalisasi dokumen laporan antara
kepada Pemberi Tugas dilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi
pembahasan tersebut kedalam laporan.
3. Laporan Akhir, berisikan bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian pelaksanaan
pekerjaan. Laporan ini dibuat sebanyak 7 (sepuluh) eksemplar dan diserahkan pada
akhir pelaksanaan pekerjaan. Pada tahap laporan akhir ini akan dilakukan diskusi
pembahasan bersama tim teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait
untuk memperoleh masukan lain/tambahan untuk penyempurnaan hasil akhir dari
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat diperoleh satu kesimpulan yang mampu
menampung banyak kepentingan terkait. Penyerahan finalisasi dokumen laporan akhir
kepada Pemberi Tugas dilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi
pembahasan tersebut kedalam laporan.
4. Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh yaitu Dokumen DED, sebanyak 5 (lima) eksemplar dan
diserahkan pada akhir pelaksanaan pekerjaan.
5. Draft Peraturan Bupati tentang Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Kabupaten Labuhanbatu Utara.
6. Album Peta, sebanyak sebanyak 1 (satu) eksemplar dan diserahkan pada akhir
pelaksanaan pekerjaan.
7. Hard Disk Ekternal yang berisikan semua data yang diperoleh dan jenis laporan yang
telah disusun (laporan pendahuluan, Laporan antara, laporan akhir, Dokumentasi, dan
Album Peta) dalam bentuk softcopy dan dapat diolah (MS Word, MS Excel, GIS, dsb).
Hard Disk Eksternal yang berisi laporan kegiatan sebagaimana diatas disampaikan
bersamaan dengan penyampaian laporan akhir sebanyak 1 unit/buah.

14. Tahapan Kegiatan

Berkaitan dengan deskripsi tugas dan tanggung jawabnya seperti diuraikan di atas, maka
masing-masing tenaga ahli akan diberikan jadwal penugasan dalam melaksanakan pekerjaan
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh (RP2KPKPK) ini sesuai dengan porsi pekerjaannya. Jadwal penugasan tim pelaksana
selengkapnya disajikan pada Tabel 1.1 di bawah ini.
Tabel 1.1 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
N Bulan I Bulan II Bulan III
Tahapan Pekerjaan
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Penyusunan/Pembahasan Laporan
3
Pendahuluan
2 Survey dan Kompilasi Data
4 Pembahasan Hasil Pendataan
5 Penyusunan Laporan Antara
N Bulan I Bulan II Bulan III
Tahapan Pekerjaan
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
6 Pembahasan Laporan Antara
8 Penyusunan Laporan Akhir
9 Forum Grup Diskusi Laporan Akhir
10 Perbaikan/pembuatan laporan kegiatan
Penyelesaian kegiatan/serah terima
11
pekerjaan

15. Alih Pengetahuan

Dalam proses penyusunan pekerjaan ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
Penyedia Jasa dalam tahapan alih pengetahuan adalah sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa diharapkan dapat melakukan asistensi/diskusi secara berkala dan intensif
(sebelum dan sesudah melakukan survei lapangan) bersama tim teknis sehingga dapat
diperoleh kerangka kerja, metode pendekatan, desain survei, dan hasil rumusan
pekerjaan ini.
b. Asistensi/diskusi yang dilakukan oleh pihak Penyedia Jasa dilakukan sebelum
pelaksanaan survei instansional, sebelum, dan setelah pelaksanaan presentasi setiap
tahapan pelaporan.
c. Penyedia Jasa setelah menerima pengarahan penugasan dan semua bahan masukan
dalam proses asistensi/diskusi, hendaknya memeriksa dan memproses semua bahan
yang ada serta mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini.
d. Untuk kesempurnaan pekerjaan tersebut diatas Penyedia Jasa diminta mempelajari dan
menganalisis lebih lanjut segala informasi dan ketentuan-ketentuan yang berhubungan
dengan pekerjaan dimaksud.

16. PENUTUP

Demikianlah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan “Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA”
sehingga tujuan yang diinginkan dari pelaksanaan pekerjaan ini dapat tercapai secara optimal.

Damuli, 30 Maret 2022


Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Pengguna Anggaran
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen
Pengadaan Jasa Konsultansi,
Pengadaan Barang Dan Pengadaan Jasa Lainnya
T.A. 2022

Drs. ADU PARGAULAN SITORUS


PEMBINA UTAMA MUDA (IV/c)
NIP. 19640121 198503 1 009

Anda mungkin juga menyukai