Anda di halaman 1dari 5

NO ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Px mengatakan ada benjolan Kelainan pada Nyeri


pada skrotum dan terasa nyari testis/epididimis
DO :
- Wajahnya tampak
menahan nyeri Tergangguya
- Nyeri (+) sekresi/reabsorbsi
P : Penyebab timbulnya nyeri
(agen biologis)
Q : Nyeri dirasakan meningkat Penyimpanan cairan
saat istirahat. pada kantung hidrotel
R: lokasi nyeri pada skrotum
S : Skala nyeri 7
T : Nyeri sering dan terus – Atrofi testis
menerus.

2. DS: px mengatakan adanya Penumpukan cairan Risiko Kerusakan


benjolan pada skrotumnya pada hidrotel integritas kulit
semenjak 1 tahun yang lalu.
DO : - Penerawangan
menunjukkan adanya Tekanan yg terus
transiluminasi. menerus
- Tidak ada lesi,
TTV :
Adanya gesekan pada
TD: 130/85 mmHg
jaringan kulit
N : 88x/m
S: 37 C
RR: 21x/m

3. DS : Px. mengatakan merasa Adanya penumpukan Ansietas


gelisah pada kantung hidrotel
DO: Px tampak Pucat

Atrofi testis

Perubahan pada status


kesehatan

kecemasan

Nama :
Umur :
DIAGNOSIS BERDASARKAN PRIORITAS
NO DIAGNOSIS

1 Nyeri berhubungan dengan injuri biologis

2. Risiko kerusakan integritas kulit: testis berhubungan dengan gesekan dan


peregangan jaringan kulit.

3. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan

PERENCANAAN
NO DIAGNOSIS TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
1. Nyeri berhubungan Setelah dilakuakan asuhan 1. Observasi skala nyeri pasien.
dengan injury keperawatan selama 2x24 jam 2. Berikan informasi tentang nyeri
biologis nyeri berkurang dengan indikator seperti penyebab nyeri, seberapa
: lama akan berlangsung, dan
 Menunjukkan teknik relaksasi antisipasi ketidaknyamanan dari
secara individual yang efektif prosedur.
untuk mencapai kenyamanan. 3. Ajarkan pasien tehnik distraksi
 Menunjukkan tingkat nyeri dan relaksasi.
dengan nilai 1-5 : 4. Kendalikan faktor lingkungan
1. Eksterm yg dapat mempengaruhi respons
2. Berat px terhadap ketidaknyamanan
3. Sedang (misal: suhu ruangan,
4. Ringan cahaya,dan keteduhan).
5. Tidak ada 5. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgesik.

2 Risiko Kerusakan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji adanya faktor risiko yg


integritas kulit keperawatan selama 2x24 jam dapat menyebabkan kerusakan
terjadi perbaikan pada integritas kulit.
kulit. Dengan KH : 2. Minimalkan penekanan pada
Menunjukkan pengendalian bagian tubuh yang berisiko
risiko ,KH : mengalami kerusakan integritas
 Menunjukkan rutinitas kulit.
perawatan kulit yang efektif 3. Pantau kulit dari adanya
 Kulit utuh (ruam/lecet, warna dan suhu,
 Menunjukkan pengendalian kelembapan/keringat yg
risiko (mengenal perubahan berlebihan, area kemerahan dan
pada status kesehatan- yg rusak).
mempengaruhi kulit, 4. Ganti posisi dgn hati-hati untuk
memantau faktor dan menghindari cedera.
lingkungan yg memperparah 5. Ajarkan pada klien/keluarga
kerusakan) dengan nilai 1-5 : tentang perawatan yg benar dan
1. Eksterm agar segera melaporkan bila ada
2. Berat tanda-tanda kerusakan
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

NO DIAGNOSIS TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)


3 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat kecemasan
dengan perubahan status keperawatan 1x24 jam pasien.
kesehatan. perasaan cemas berkurang, 2. Selidiki dengan px ttg
dengan indikator : tehnik yg telah dimiliki,
 Menunjukkan kontrol dan belum dimiliki,
ansietas dengan ketentuan untuk mengurangi
1-5 : ansietas dimasa lalu.
1. Tidak pernah 3. Instruksikan px ttg
2. Jarang penggunana tehnik
3. Kadang-kadang relaksasi.
4. Sering 4. Beri dorongan kepada
5. Secara konsisten : keluargauntuk menemani
 Merencanakan strategi pasien sesuai dengan
koping unk situasi yg kebutuhan.
membuat stress. 5. Kolaborasi dengan
 Mempertahankan dokter dalam pemberian
penampilan peran. obat untuk mengurangi
 Melaporkan tidak ada ansietas sesuai dg
gangguan persepsi sensori. kebutuhan
 Melaporkan tdk ada
manifestasi kecemasan scr
fisik.
 Manifestasi perilaku akibat
kecemasan tidak ada.

CATATAN PERKEMBANGAN
NO DIAGNOSIS IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Nyeri 1. Mengobservasi skala nyeri S :Px mengatakan nyeri pada
pasien. bagian skrotumnya berkurang
2. Memberikan informasi tentang O:
nyeri seperti penyebab nyeri, - Wajah px sudah tidak tampak
seberapa lama akan menahan nyeri
berlangsung, dan antisipasi - Nyeri (+)
ketidaknyamanan dari prosedur. P : Penyebab timbulnya nyeri
3. Mengajarkan pasien tehnik (adanya injury biologis)
distraksi dan relaksasi. Q : Nyeri dirasakan meningkat saat
4. Mengendalikan faktor beristirahat)
lingkungan yg dapat R: lokasi nyeri pada skrotum
mempengaruhi respons px S : Skala nyeri 5
terhadap ketidaknyamanan T : Nyeri kadang-kadang
(misal: suhu ruangan, A : tujuan tercapai sebagian
cahaya,dan keteduhan). P : modifikasi intervensi
5. Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian analgesik.
2 Kerusakan 1. Mengkaji adanya faktor risiko S: px mengatakan masih ada
integritas kulit yg dapat menyebabkan benjo;an pada skrotumnya
kerusakan kulit. O : - tidak ada tanda-tanda
2. Meminimalkan penekanan pada kerusakan kulit
bagian tubuh yang berisiko - Membran masih tetap utuh
mengalami kerusakan integritas - Kelembapan sekitar dapat
kulit. terjaga
3. Memantau kulit dari adanya A: tUjuan tercapai sebagian
(ruam/lecet, warna dan suhu, P :modifikasi intervensi
kelembapan/keringat yg
berlebihan, area kemerahan dan
rusak).
4. Mengganti posisi dgn hati-hati
untuk menghindari cedera.
5. Ajarkan pada klien/keluarga
tentang perawatan yg benar dan
agar segera melaporkan bila ada
tanda-tanda kerusakan
3 Ansietas 1. Mengkaji tingkat kecemasan S : Px. mengatakan sudah tidak
pasien. merasa gelisah,
2. Menyelidiki dengan px ttg O : Px sudah tidak tampak Pucat
tehnik yg telah dimiliki, dan A : tujuan tercapai
belum dimiliki, untuk P : intervensi dihentikan
mengurangi ansietas dimasa
lalu.
3. Menginstruksikan px ttg
penggunana tehnik relaksasi.
4. Memberi dorongan kepada
keluargauntuk menemani pasien
sesuai dengan kebutuhan.
5. Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat untuk
mengurangi ansietas sesuai dg
kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai