Anda di halaman 1dari 4

MASJID AR –RAHMAN

Aisyah adalah seorang perempuan sederhana yang tinggal di dekat masjid. Setiap bulan
Ramadan, Aisyah selalu pergi ke masjid untuk melaksanakan salat tarawih. Terkadang Aisyah juga ikut
membersihkan masjid setiap pagi selepas salat subuh. Bersama sahabatnya yang bernama Khadijah.
Saat bulan Ramadan, Masjid Ar-rahman mengadakan pengajian untuk anak-anak. Panitia masjid
mengundang seorang ustadz muda untuk mengajari anak-anak di sana. Sejak saat itu, setiap Aisyah dan
Khadijah pergi salat tarawih, mereka selalu mendengar ada suara seorang laki-laki mengaji dengan
sangat merdu dan indah.
Siapa sih itu? ‘’Itulah pertanyaan yang ada di otak Aisyah saat itu. Kemudian Aisyah
menanyakan kepada sahabatnya, Khadijah’’ kamu dengar nggak? Suaranya merdu banget!’’. Ucap
Aisyah, mendengar pertanyaan itu, Khadijah menjawab “iya, setelah diingat-ingat setiap kita ke sini
selalu ada suara orang itu sedang mengaji’’.
Tak lama kemudian ada seorang perempuan mendengar percakapan mereka dan langsung
menyambar “Ha? Beneran? Kalian nggak tahu? Itu suara ustadz muda yang ngajar ngaji di sini.
Ustadznya ganteng banget loh! “. Mengetahui itu, Khadijah langsung menyambar perkataan perempuan
itu “ha? Ganteng?! Ah nanti kita lihat ya Aisyah “kata Khadijah malu-malu. Aisyah hanya tersenyum
melihat sahabatnya itu malu-malu.
Setelah siap salat tarawih, Khadijah langsung menarik tangan Aisyah untuk melihat ustadz muda
itu. Dan, benar saja! Ustadz muda itu memang sangat tampan. Khadijah langsung menyukai ustadz itu.
‘’Lihat tuh, Aisyah, ganteng banget! “Aisyah hanya terdiam di samping Khadijah.
Paginya, Aisyah ikut membersihkan masjid. Kali ini, Khadijah tidak ikut bersamanya. Saat Dia
merapikan Alquran - Alquran yang ada di sana, tiba-tiba ustadz muda itu datang. Melihat Aisyah yang
sedang kesusahan, ustadz muda itu berkata “sini biar kubantuin”. Aisyah pun terkejut mendengar hal
itu .
Dia menjawab “tidak usah ustadz” dengan ekspresi yang sedikit malu-malu. “Ha? Ustadz?
Hahaha kau tidak usah memanggilku ustadz, namaku Raditya kau bisa memanggilku Radit”. Ucap
ustadz itu sambil tertawa.
“Baiklah Radit, tapi aku merasa tidak sopan memanggilmu seperti itu “ucap Aisyah.” Tidak usah
khawatir, kita ini seumuran, jadi tidak apa-apa kau memanggilku seperti itu “sahut ustadz itu sambil
tersenyum. Melihat senyuman Radit, Aisyah salah tingkah lalu dia berkata dalam hati” astagfirullah,
sadar Aisyah “. Lalu Aisyah melanjutkan pekerjaan yang lainnya.
Pekerjaannya di masjid sudah selesai dan dia bergegas pulang .Saat di perjalanan, Aisyah masih
saja terbayang-bayang kejadian tadi. Lagi-lagi dia ngebatin “astagfirullah, apa aku menyukai Radit ya?
“Ah yang benar saja enggak mungkin lah”.
Ternyata ustadzah yang ditunjuk untuk mengajari anak perempuan, tidak dapat hadir hari itu.
Aisyah ditunjuki untuk menggantikan ustadzah tersebut. Padahal aku juga pengen gantiin ustadzah itu
deh biar bisa ketemu sama ustadz itu “kata Khadijah genit. “Astagfirullah Khadijah, nggak boleh kayak
gitu! Kita harus menerima pekerjaan dengan ikhlas biar anak-anak bisa ngaji, bukan karena mau
melihat ustadz itu!” Ucap Aisyah kesal. “
“Aisyah, aku ingin bertanya kepadamu” kata Khadijah. Aisyah menyahut “apa itu? Katakan
saja!. “Apa kau menyukai ustadz itu?” Tanya Khadijah dengan serius. Mendengar itu, Aisyah hanya
bisa terdiam dan akhirnya menjawab “Tidak”. Lalu dia langsung pergi meninggalkan Khadijah.
Dia tidak bisa mengatakan dia menyukai ustadz itu di depan sahabatnya yang sahabatnya sendiri
pun menyukai orang yang sama dengannya. Aisyah mengajari anak-anak di sana dengan
lembut.”Ustadzah sangat cocok dengan ustadz yang di sana itu” ucap seorang anak di sana
“Sssst Jangan berpikiran begitu dulu nak, selesaikan dulu bacaanmu! “Kata Aisyah sedikit malu-
malu. Pekerjaannya sudah selesai dan dia segera bergegas pulang. Tapi terdengar suara seseorang
memanggil namanya” Aisyah. “Aisyah melihat ke sumber suara, ternyata itu pengurus masjid.” Ada
apa pak “ucap Aisyah.” Ini gajimu “sahut pengurus masjid.” Tidak usah pak, saya ngajar di sini dengan
ikhlas , Lagian kan saya ngajar hanya sebentar. Kalau tidak, gajinya dimasukkan saja ke kotak infaq.
“Jawab Aisyah lembut.
“Wah, Masya Allah, kamu sangat rendah hati Aisyah, jawabanmu pasti seperti jawaban ustadz
yang ngajar di sini. Setelah dipikir-pikir kalian cocok juga ya” kata pengurus masjid menggoda. “Ah
tidak juga pak, kalau begitu saya permisi pulang ya pak” sahut Aisyah malu-malu.
Tiba-tiba ada panggilan tak terjawab dari Khadijah . Aisyah lalu bertanya kepada Khadijah lewat
chat “kenapa? ada apa?.” Tidak papa, BTW ngabuburit yuk “. Jawab Khadijah “.Gas keunn jawab
Aisyah dengan semangat.
Di tengah perjalanan, mereka melihat ustadz itu dengan teman-temannya “Ini untukmu ya Radit
ucap seorang temannya.”Ha? Radit? Nama ustadz itu Radit? nama yang indah “kata Khadijah. Ustadz
itu menoleh ke arah mereka” eh Aisyah “ucap ustadz itu. Mendengar itu, Khadijah langsung heran dan
bertanya” kalian sudah berkenalan ya Aisyah? “Aisyah tidak bisa berkata karena takut sahabatnya
cemburu .Khadijah terus saja memaksa Aisyah untuk menjawab pertanyaannya.
Karena tidak tahan dengan paksaan Khadijah, Aisyah pun menjawab “iya Khadijah” dengan nada
yang sedikit takut. “Kapan itu? “tanya Khadijah kembali. “Waktu aku ikut membersihkan masjid hari
itu, Khadijah”. Jawab Aisyah. “Ohh “Khadijah acuh tak acuh.
Setelah beberapa hari dari kejadian itu, samar-samar terdengar gosip Aisyah dan Radit di jodoh-
jodohkan. Mendengar semua itu, Khadijah langsung menghampiri Aisyah ke rumahnya.
“Kau sudah tahu gosip itu? Aisyah” tanya Khadijah sedikit cemburu.” Ha? Gosip apa? “Sahut
Aisyah terheran-heran.” Kau dan Radit di jodoh jodohkan! “Jawab Khadijah.” Ah, tidak usah khawatir,
Khadijah , itu hanya gosip. Di mana-mana gosip tidak ada yang benar “jawab Aisyah khawatir
sahabatnya cemburu.
“Kali ini tidak, kau harus menjawab pertanyaanku dengan mengikuti hati kecilmu, Aisyah” kata
Khadijah serius. “Apa ?” tanya Aisyah.” Sebenarnya, kau menyukai Radit kan?! “Tanya Khadijah.
Sebenarnya, aku juga menyukai ustadz itu, Khadijah .Tapi tidak usah khawatir, aku tidak akan
mengganggu rasa yang ada di hatimu” jawab Aisyah sedih.”
“Ha? Hahaha aku tidak akan marah Aisyah, yang benar aja” sahut Khadijah sambil tertawa.
“Apa maksudmu? Kau kan juga menyukai Radit Khadijah.” Ucap Aisyah. “Hahaha kejadian seperti
kita ini sering terjadi di sahabat-sahabat yang lainnya Aisyah “sahut Khadijah.” Maksudmu menyukai
orang yang sama? “Tanya Aisyah heran.
“Iya, kata orang-orang sih karena sahabat itu sangat akrab sampai-sampai bisa menyukai orang
yang sama “kata Khadijah senyum.” Oh ya?! Dipikir-pikir iya sih, kita kan sering melakukan apa-apa
bersama saut Aisyah
“Karena itu, kita harus bersahabat sampai selama-lamanya ya, Aisyah! Ucap Khadijah bahagia.”
Iya dongs!!! “Sahut Aisyah bersemangat. Beberapa tahun kemudian, mereka mendengar kabar bahwa
Radit akan menika. Kemudian, mereka tertawa bahagia mengingat mereka pernah menyukai Radit
secara bersamaan.
“Yaudah nanti kita ke masjid jam 18.00 ya, biar sekalian bantu-bantunya nyiapin bukaan” ucap
Khadijah. “Baiklah, kalau begitu, kita sekalian buka bersama dan salat magrib di sana ya” jawab
Aisyah . Khadijah pun menyahut “baiklah”.
Sore hari pun tiba. Saat di masjid, terlihat sorot mata ustadz muda itu sesekali melihat ke arah
mereka. “Sstt Aisyah kenapa ustadz muda itu melihat-lihat ke sini ya? Apa ada orang yang disukainya
diantara kita?”. Aisyah hanya diam dan menggelangkan kepalanya.
Aku pulang duluan ya Aisyah, aku ada urusan mendadak soalnya “kata Khadijah sambil melipat
mukenanya dengan terburu-buru. Aisyah belum sempat menjawabnya Khadijah sudah pergi keluar dari
masjid.
Saat semua orang sudah pulang dari masjid,ustadz muda ( Radit ) mendatangi Aisyah. Dan
berkata “ Aisyah, aku ingin berbicara serius denganmu “. Dengan suasana hati yang tidak karuan,
Aisyah menjawab” ada apa Radit? “
“Apa boleh aku datang ke rumahmu dan menemui orang tuamu? “Ucap Radit. “Tetapi... untuk
apa kau ingin menemui mereka?” Tanya Aisyah gemetar. “ Kalau boleh jujur, aku jatuh cinta
kepadamu Aisyah, dari sikapmu, kepribadianmu, dan tutur katamu Aisyah .Tidak hanya itu, aku juga
jatuh cinta karena wajahmu itu Aisyah “ucap Radit dengan penuh keseriusan. .
Mendengar itu, hati Aisyah seperti ingin meledak keadaan hatinya tidak karuan, semua perasaan
campur aduk di hatinya. Dengan suara yang gemetar, Aisyah menjawab “apa kau tidak salah Radit? Ini
bukan hal yang bisa dibuat bercanda loh”. “Aku tahu itu Aisyah, aku mengatakan ini karena aku
serius”. Kata Radit dengan tulus.
Kalau begitu, aku pikir-pikir dulu ya Radit “jawab Aisyah dengan perasaan yang resah, lalu dia
segera bergegas pulang. Sesampainya di rumah, Aisyah langsung menceritakan kejadian itu ke orang
tuanya.” Ibu... Ayah, ada seorang ustadz yang ngajar ngaji di masjid Ar-Rahman itu... Dia kenapa
Aisyah? “Tanya ibunya heran. “Dia bilang... dia ingin melamar ku bu. Aku harus bagaimana? Aku
bingung bu, ayah” jawab Aisyah khawatir.
“Dia seorang ustad kan Aisyah? Ayah pikir dia juga cocok untukmu. Dia memiliki
kepribadian yang baik. Ayah sering sekali melihatnya membantu orang lain, mengaji, bahkan dia juga
sering jadi imam kan?” Ucap ayah lembut. “Oh... Radit ya? Ibu dengar dari teman-teman ibu dia juga
sudah hafal Alquran 30 juz lho” sahut ibu bersemangat. Tapi itu semua juga tergantung padamu nak
ayah dan ibu sudah mengizinkannya kalau kau mau menerimanya ucap ayah.
Aisyah terus saja merenungi apa yang dikatakan orang tuanya. Tidak hanya itu,dia juga
mengundang sahabatnya Khadijah lewat handphone. “Khadijah aku ingin berbicara padamu dengan
serius besok. Jadi aku mohon datanglah ke rumahku ya!” Ketik Aisyah. “Serius? Beneran ?! Kau kan
orangnya enggak bisa serius Aisyah.. wkwkwkwkwk. Tapi ya udah deh besok aku datang Bun, tunggu
aja! “Balas Khadijah.
Sesampainya Khadijah di rumah Aisyah, Aisyah langsung menyambut Khadijah dengan serius.
“Wah beneran ya kau bisa serius, tapi cuma sekali” ucap Khadijah bercanda.”sssttttt Khadijah ini
penting banget tapi aku mohon, kau jangan cemburu dan berikan aku saran ya “ Ucap Aisyah.
“cemburu ? saran ? aku curiga ini tentang Raditya?” tanya Khadijah sambil menggoda. “Benar
Khadijah, dia tadi malam berkata dia ingin melamarku... Dan sekarang aku bingung aku terima atau
tidak ya?” Tanya Aisyah kebingungan. “Ha? Melamar? Kan bener dugaanku semalam, dia menyukai
salah satu dari kita dan orang itu kau Aisyah. “Kata Khadijah terkejut. Aisyah hanya diam menunggu
saran dari Khadijah. “Ya udah.. Aisyah kalau kau merasa ini baik terima saja. Ikuti kata hatimu.
Tenang saja... Aku tidak cemburu kok bun titik-titik waktu itu aku mengatakan dia tampan hanya untuk
menggodamu, karena dia itu kan seperti tipemu” goda Khadijah.
“Serius Khadijah... ihhhhh” ucap Aisyah salah tingkah. Setelah beberapa lama dia memikirkan
itu, dia memutuskan untuk menerima lamaran itu. Radit pun datang menemui Aisyah dan orang tuanya
untuk membicarakan hubungan mereka lebih lanjut.
“Akhirnya mereka sudah memutuskan untuk menikah di tanggal cantik “ 12-12-2022”. Khadijah
masih saja mendukung dan senantiasa menemani Aisyah sampai Aisyah menikah. “Kau sahabat
terbaikku Khadijah, terima kasih sudah menemaniku sampai seperti ini” ucap Aisyah terharu. “Kau
bisa aja Bun. Kalau nanti kau menikah, kita harus tetap bersahabat ya “jawab Khadijah. “Of course”
saut “Aisyah bahagia.
Aisyah menjalani hari-harinya dengan bahagia sampai hari H. Saat hari H, mereka banyak
berfoto hingga membuat tubuhnya lelah dan Aisyah bergegas untuk istirahat di malam harinya. Dia
juga sambil sleep call bersama Khadijah walaupun mereka baru bertemu tadi.
Radit datang menghampiri Aisyah dan berkata”sayang kamu pasti sangat capek. Nih minum air
hangat dulu”. Khadijah mendengar itu dari balik handphone dan terus saja menggoda Aisyah hingga
membuat Aisyah mematikan teleponnya karena merasa malu. “Aku malu Radit” ucap Aisyah. “Kenapa
malu? Kita kan sudah sah” saut Radit. “Maklumlah, kan kita masih baru tapi nggak usah canggung
sama aku ya! Aisyah “saut Radit kembali.
Setiap salat magrib sampai isya, Aisyah selalu menyetor hafalan tahfidznya ke suaminya.
“Sayang aku mengantuk” ucap Aisyah dengan mata yang terus berkedip-kedip. Ingin merayu
suaminya. “Satu ayat saja sayang “sahut Radit seakan tidak mau istrinya melewatkan waktu-waktunya.
Kejadian itu terus terulang setiap salat magrib sampai isya.
Tiba-tiba Aisyah mendapatkan kabar Khadijah ingin menikah dengan tari secepat kilat, Aisyah
langsung menelpon sahabatnya “Khadijah! Apa maksudnya? Kenapa tiba-tiba begini? “Ucap Aisyah
kesal. “Sabar Aisyah... Ini semua terjadi sangat tiba-tiba, jadi tidak ada waktu untuk aku
menghubungimu. Sekali lagi, maaf ya Aisyah” jawab Khadijah merasa bersalah. “Baiklah Khadijah,
maaf aku tidak bisa menemanimu seperti kau menemaniku. Karena kau bahkan tidak mengabariku”
ucap Aisyah. “Tidak apa-apa, tenang aja bro” Khadijah masih saja bercanda.
Di tempat pernikahan Khadijah, Aisyah dan Radit pergi menghadirinya. Betapa terkejutnya
Aisyah suami Khadijah itu crush Khadijah dari SD. “Ini peluang besar untuk menggoda Khadijah”
batin Aisyah. Tak disangka, Radit dan suami Khadijah sudah bersahabat sejak lama bersaudara
“Hah? Kalian bersahabat? Sama seperti aku dan Khadijah dong?” Tanya Aisyah. Iya jadi
sekarang kita 4 bisa bermain bersama-sama “ucap Radit sangat bahagia. Aisyah dan Radit sama-sama
selalu menggoda Khadijah dan suaminya, yang membuat mereka semakin akrab dan bahkan
mempunyai rumah yang dibangun berdekatan.

Anda mungkin juga menyukai