Anda di halaman 1dari 55
SKEMA SERTIFIKASI PROFESI Skema seriikasi merupakan skema sertikasi Okupasi Nasional dikembangkan oleh Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada ‘Nasional Indonesia berdasarkan initrd dari Sub kualifkasi Ahli-Muda, AhicMadya dan Anl-Utama, digunakan untuk memastikan kompetensi kerja jabatan Keahlian-Muda, Keahlian-Madya dan Keahlian-Utama dan sebagai acuan dalam asesmen bagi setiap sub kuelifkasi Ahi Keselamatan Jalan oleh LPJK. Ditetapkan tanggal Disahkan tanggal Oleh : Oleh : rir: Pintor Tua Situmorang irAusian Rivai, MM Ketua Komite Standarisasi Ketua LPUKN A ‘Nomor Dokumen: LPJKN-Sipil-204 Revisi ke dua (|!) : SKK.01/1/2018 Nomor Salinan : ~ Status Distribusi_: Terkendali Tak terkendali 1. SKEMA SERTIFIKASI LATAR BELAKANG Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya menyatakan bahwa tenaga kerja yang melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan konstruksi harus memilki sertifkat keahlian dan/atau keterampilan. Keharusan memilki sertiikat keahlian dan/atau keterampilan: mencerminkan adanya tuntutan kualtas tenaga kerja yang kompeten. Kondisi tersebut memerlukan langkah nyata dalam mempersiapkan perangkat (standar baku) yang diperiukan untuk mengukur kualtas Kerja jasa konstruksi Dalam Undang-Undang Republi Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pada pasal 10 ayat (2), menetapkan bahwa pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatinan yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja. Hal itu diperjelas lagi dengan peraturan pelaksanaannya yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelathian Kerja Nasional 1. Pasal 3 huruf (b) menyatakan bahwa prinsip dasar pelathan Kerja adalah berbasis pada kompetensi era 2. Pasal 4 ayat (1) menyatakan bahwa program pelatihan kerja disusun berdasarkan SKKNI, Standar Interasionel, danvatau Standar Khusus. Persyaratan unjuk kerja, jenis jabatan danvatau pekerjaan seseorang perlu ditetapkan dalam suatu pengaturan standar yakni Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Standar ini harus ‘memilki ekuivalensi atau kesetaraan dengan Standar yang berlaku di negara lain, bahkan berleku secara intemesional. Ketentuan mengenai pengaturan Standar kompetensi di Indonesia tertuang di dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Repubik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia dan Peraturan Pemerintah tersebut menyebutkan tentang kompetensi yaitu suatu ungkapan kualitas sumber daya manusia yang terbentuk dengan menyatunya figa (3) aspek, kompetensi yang terdiri dari aspek pengetahuan (domain kognitif atau knowledge), aspek kemampuan (domain psychomotork atau skill dan aspek sikap keria (domain affoktif atau attitude ability), atau secara definiit pengertian Kompetensi ialah penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta keterampilan menerapkan metode dan teknik tertentu didukung sikap perilaku kerja yang tepat, guna mencapai dan/atau mewujudkan hasil tertentu secara mandiri danfatau berkelompok dalam penyelenggaraan tugas pekerjaan. Jadi, apabila seseorang atau sekelompok orang telah mempunyai kompetensi kemudian dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai dengan kompetensinya, maka ‘akan dapat menghasikan atau mewujudkan sasaran dan tujuan dengan indikator sebagai berikut: dalam kondisi tertentu, mampu dan mau melakukan_suatu pekerjaan, sesuai volume dan dimensi atau kerangka acuan kerja yang ditentukan, dengan kualitas sesuai standar dan mutul spesifikasi, selesai dalam tempo yang ditentukan, b SKEMA SERTIFIKASI Indikator ini penting untuk mengetahuai kualitas SDM secara jelas, lugas dan terukur, serta untuk mengukur produktvitas tenaga kerja dikaitkan dengan perhitungan biaya pekerjaan yang dapat menentukan daya saing. Dalam rangka mendukung Dekade Aksi Keselamatan Jalan, Indone: anggota PBB, mendeklarasikan Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 2011-2035, yang isusun berdasarkan amanat Pasel 203 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2008, sebagai wujud tanggung jawab Pemerintah dalam menjamin kesetamatan lalulintas jalan, dengan visi: “Keselamatan Jalan Terbaik di Asia Tenggara melalui Penguatan Koordinasi”. Target Jangka Panjang (2011-2035), Indonesia mampu ‘menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas sebesar 80% pada tahun 2035 berbasis data sebagai salah satu tahun 2010, Target ini menjadi Kerja keras bagi Kelima pila terkit. menyediakan infrastruktur jalan yang berkeselamatan dengan metakukan perbaikan pada tahap perencanaan, desain, konstruksi dan coperasional jalan, sehingga infrastruktur jalan yang disediakan mampu mereduksi dan mengakomodir kesalahan bagi pengguna jalan. Hal ini sangat berhubungan dengan kompetensi seorang Abi Keselamatan Jalan dengan cara memastikan bahwa program-program kerjanya ‘mengutamakan keselamatan dan mensinergikan semua potensi yang ada. Untuk mengukur kompetensi seseorang dalam pekerjaan keselamatan jalan, diperlukan standar yang diakui secara nasional oleh berbagai pinak yang berkepentingan. Bordasarkan uaraian diatas, untuk dapat memastikan dan memelihara kompetensi dani tenaga kerja lersebut ci susunlah skema sertftasi oupasinasional Keahlian Keselamatan Jalan yang mengacu RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI 2.1. Rang Linghup:Jasa Kons 2.2 Linkun pengguncan seria: proyek Spi Khusus pada Pkerjaan Keselamatan Jalan TUJUAN PENYUSUNAN SKEMA SERTIFIKASI 4:4, Memastkan dan melnarakompetens ea Keaton Keslamatan Jalan dengan Sub Kualifas! 3.2. Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LPJK dan asesor kompetensi ACUAN NORMATIF 4.1. Undang-undang Repubilk Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Steere L iz ‘SKEMA SERTIFIKASI 4.2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi 4.3, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi 4.4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatinan Kerja Nasional 48. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifkasi Nasional Indonesia 48 4.7. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1/BNSPIIII/2014 Tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi 4.8. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 2IBNSPIVIIN2017 Tentang Pedoman Pengembangan dan Pemelinaraan Skema Sertifikasi 5. KEMASAN/ PAKET KOMPETENS! 5.1, Jenis Kemasan : KANE / OKUPAS! NASIONAL / KLASTER 5.2, Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas a. Ahli Keselamatan Jalan - Muda Daftar Unit Kompetensi (Ahli Muda) F421110.001 01 [Menerapkan Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait dengan Kegiatan Perencanaan Keselamatan Jalan 2, [Fa421110.002.07 IMenerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) pada Kegiatan Perencanaan Keselamatan Jalan 3 [Fa21110003.07 [Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja 4 [Fa21110.004.07 Melakukan Inventarisasi Data Lokasi Rawan Kecelakaan, Tingkat Kecelakaan Lalulintas dan Kondisi Jalan danvatau Data Perencanaan Teknis Jalan Baru 5, [F42111000507 Wenganalisis Data Lokasi Rawan Kecelakaan, Tingkat \Kecelakaan Lalulintas, dan Kondisi Jalan dan/atau Data Perencanaan Teknis Jalan Baru 6. (FAz1110006.07 IMengevaluasi Hasil Survei Teknis Vang Dilakukan di Lokasi IRawan Kecelakaan 7. |F.421110.007.01 |Membuat Rekomendasi Perbaikan Perencanaan Teknis Jalan L ‘SKEMA SERTIFIKASt F.421710.008.01 IMembuat Laporan AKhir b. Anli Keselamatan Jalan - Madya Daftar Unit Kompetensi (Ahli Madya) 1. [F421110.001.01 IMenerapkan Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait |dengan Kegiatan Perencanaan Keselamatan Jalan 2 (F421110.002.01 IMenerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) pada Kegiatan Perencanaan Keselamatan Jalan 3. (F421170.003.01 Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja _|FA421110.004.01 Melakukan Inventarisasi Data Lokasi Rawan Kecelakaan, Tingkat Kecelakaan Lalulintas dan Kondisi Jalan dan/atau Data erencanaan Teknis Jalan Baru 5. |F421110.005.07 Menganalisis Data Lokasi Rawan Kecelakaan, Tingkat Kecelakaan Lalulintas, dan Kondisi Jalan dan/atau Data Perencanaan Teknis Jalan Baru 6. _|F421110.006.01 Mengevaluasi Hasil Survei Teknis Yang Dilakukan di Lokasi Rawan Kecelakaan 7 |F421110.007.07 ‘Membuat Rekomendasi Perbaikan Perencanaan Teknis Jalan @ (F421110.008.07 Membuat Laporan AKhir c. Abli Keselamatan Jalan -Utama Daftar Unit Kompetensi (Ahli Utama) IF 421110.007.01 IMenerapkan Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait |dengan Kegiatan Perencanaan Keselamatan Jalan F 421110.002.01 [Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) pada Kegiatan Perencanaan Keselamatan Jalan F.421170.003.01 |Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja F421110.004.01 [Melakukan Inventarisasi Data Lokasi Rawan Kecelakaan, Tingkat Kecolakaan Lalulintas dan Kondisi Jalan dan/atau Data Perencanaan Teknis Jalan Baru F.421710.005.01 ‘Menganalsis Data Lokasi Rawan Kecelakaan, Tingkat Kecelakaan Lalulintas, dan Kondisi Jalan dan/atau Data Perencanaan Teknis Jalan Baru F.421110.006.01 IMengevaluasi Hasil Survei Teknis Yang Dilakukan di Lokasi L Rawan Kecelakaan ‘SKEMA SERTIFIKASI 7 [F421110.007.01 [Membuat Rekomendasi Perbaikan Perencanaan Teknis Jalan 8. {F-421170.008.01 Membuat Laporan Akhir 6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI Mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNNI) Nomot 324 Tahun 2013 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil Golongan Konstruksi Jalan dan Rel Kereta Api Sub Golongan Konstruksi Jalan Dan Rel Kereta Api Kelompok Usaha Konstruksi Jalan Raya Jabatan Kerja Ahli Keselamatan Jalan, dinyatakan 6.1. Tenaga kerja pada jabatan Keablian Keselamatan Jalan-Muda memiliki Pendidikan minimal 03 Teknik Sipil, yang telah berpengalaman kerja pada jabatan Kerja tersebut minimal selama 5 (lima) tahun untuk D3, 4 (empal) tahun untuk St, atau mengikuti persyaratan yang ditentukan dalam peraturan lainnya 6.2. Tenaga kerja pada jabatan Keahlian Keselamatan Jalan-Madya jasa konstruksi memiliki Pendidikan minimal D4 Bidang Jalan/Jembatan/S1 Teknik Sipil, yang telah berpengalaman kerja pada jabatan kerja tersebut minimal selama 3 (tiga) tahun untuk D4/S1, atau mengikuti persyaratan yang ditentukan dalam peraturan lainnya 6.3. Tenaga kerja pada jabatan Keaiiian Keselamaten Jalan-Utama memilki Pendidikan minimal §1 Bidang JalaniJembatanITeknik Sipit#PPL (Professional Prior Leaming)/S2. yang telah berpengalaman kerja pada jabatan kerja tersebut minimal 2 (dua) tahun secara berkelanjutan, atau mengikuti persyaratan yang ditentukan dalam peraturan lainnya 7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT 7.1. Hak Pemohon ‘Memperoleh penjelasan tentang gambaran proses sertifkasi sesuai dengan skema sertfkasi \Mendapatkan hak bertanya berkaitan dengan kompetensi Memperoleh pemberitahuan tentang kesempatan untuk menyatakan, dengan alasan, perminizan untuk disediakan kebutuhan khusus sepanjang integrtas asesmen tidak dilangger, serta mempertimbangkan aturan yang bersifat Nasional 7.1.4, Memperoleh tak banding terhadap keputusan Sertifikasi 7.1.5. Memperoleh sertikat kompetensi jka dinyatakan kompeten 7.4.6. Menggunakan sertfkat untuk promosi dir sebagai Keahlian Keselamatan Jalan 7.2. Kewajiban Pemegang Sertfikat Melaksanakan keprofesian di bidang Teknik Sumber Daya Air ‘Menjaga dan mentaat Kode etik profesi secara sungguh-sungguh dan konsekuen Menjamin bahwa serttikat kompetensi tidak disalahgunakan Menjamin terpetihara kompetensi yang sesuai pada sertfkat kompetensi Menjamin bahwa seluruh pemyatzan dan informasi yang diberikan adalah terbaru, benar dan dapat dipertanggung jawabkan 8, BIAYA SERTIFIKASI Pelaksanaan sertifikasi pada skema ini mengacu kepada Peraturan LPUK Nomor.05 Tahun 2017 Tentang Sertifikasi dan Registrasi Tenaga Abii. f 9 SKEMA SERTIFIKASI PROSES SERTIFIKAS! 9.1. PROSES PENDAFTARAN 9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen Keahlian Keselamatan Jalan yang —mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertikasi dan kewajiban pemegang sertifkat 9.4.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang dilengkapi dengan bukt a. Kartu Tanda Penduduk (KTP) . CV pengalaman kerja pada jabatan Keahlian Keselamatan Jalan dari industri Jase minimal 3 tahun secara berkelanjutan c. Pas foto 4x6 sebianyak 2 lembar 9.13. Pemohon mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi dengan bukt-bukti ppendukung 9.4.4, Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertfkasi yang telah ditetapkan 9.1.5. Pemohon menyatakan setyu untuk memenuhi persyaratan sertikasi dan memberikan setiop informasi yang diperlukan untuk penilaian 941.6. ‘menelaah berkas pendafiaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertiikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifkasi 9.2. PROSES ASESMEN PORTOFOLIO 9.2.1. Asesmen Keahlian Keselamatan Jalan direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertiikasi telah dilakukan secara obyektf dan sistematis dengan buktiterdokumentasi untuk memastikan kompetensi 9.22. LPJK menugaskan Asesor Kompetensi untuk melaksanakan Asesmen 9.23. Asesor memilin. perangkat asesmen dan metoda asesmen untuk mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukt tersebut akan dikumpulkan 9.24, Asesor menjelaskan, membahas dan mensepakati rincian rencana asesmen dan proses aasesmen dengan peserta sertfkasi 9.2.5. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi Kecukupan bukti dari dokumen pendukung yang disampaiken pada lampiran dokumen Asesmen Manditi APL -02 , untuk memastikan bahwa buktitersebut mencerminkan bukti yang diperlukan 9.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut Ke proses uj Kompetensi 9.3. PROSES UJ! KOMPETENS! 9.3.1. Uji kompetensi Keahlian Keselamatan Jalan dirancang untuk menilai kompetensi secara praktek, penyelesaian kasus, tertulis, san, pengamatan atau cara lain yang andal dan objektif, serta berdasarkan standar kompetensi dan konsisten dengan skema sertifikasi Rancangan persyaratan uji Kompetensi menjamin setigp hasil uji dapat dibandingkan satu ‘sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat Kesulitan, termasuk Keputusan yang sah untuk kelulusan atau ketidaklulusan. 9.3.2. UjiKompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang ditetapkan, 9.3.3. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses penguja diverfkasi dan dikaibrasi 9.3.4. Bukti yang dikumpulkan melalui uji praktek, tuls, isan, studi kasus, diperksa dan dievaluasi ‘untuk memastkan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperiukan untuk ‘mempertinatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti ‘SKEMA SERTIFIKASI .. 935. 94, 944 942. 94.3, 94.4, 945, 95. 96. 97. 974. 97.2. 98. 9.84 9.82 983. Hasil proses uji Kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti Valid, Asli, Terkini , dan Memadai (VATM) direkomendasikan *Kompeten’ dan yang belum memenuhi eturan bukti VATM direkomendasikan “Belum Kompeten” KEPUTUSAN SERTIFIKASI LPJK menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertiikasi mencukupi untuk: ‘a, mengambil Keputusan sertiikasi b. melakukan penelusuran apabila terjadi banding Keputusan serifikasi terhadap peserta dilakukan oleh LPUK berdasarkan rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor Kompetensi melalui proses sertifkasi. Person yang ‘membuat keputusan sertfkas tidak ikut serta dalam pelaksanaan asesmen dan uji kompetensi Personil yang membuat keputusan sertfikasi memiki pengetahuan yang cukup dan engalaman proses serifkasi untuk menentukan apakah persyaratan sertiikasi telah dipenuhi ‘Sertfkat tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifkasi dipenuhi LLPJK menerbitkan sertifkat Kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima sertfikat dalam bentuk surat daniatau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LPJK dengan masa beriaku PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT Pembekuan dan pencabutan sertifkatdilakukan jika seorang pemegang sertifikat Kompetensi terbukti menyalahgunakan serfifikat yang dimiliki dan dapat merugikan LPUK PEMELIHARAAN SERTIFIKASI melalui kegiatan yang diatur dalam peraturan LPJK NO.07 Tahun 2017 tentang Program Pengembangan Keprofesian Berkolanjutan (PKB) Tenaga Abii PROSES SERTIFIKASI ULANG LPJK menetapkan kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk proses sertifikasi ulang, sesvai dengan sertiikasi awl Metoda yang digunakan dalam sertfikasi ulang adalah dengan memverifikasi bukti pemegang settifikat tetap bekerja pada ruang lingkup skema dan dapat diiengkapi dengan metoda lain

Anda mungkin juga menyukai