Anda di halaman 1dari 2

1.

Angka kejadian stress mahasiswa dalam mengerjakan skripsi

Angka kejadian stres mahasiswa dalam mengerjakan skripsi semakin meningkat dari
tahun ke tahun.. Di Indonesia prevalensi kejadian stres cukup tinggi dimana hamper lebih
dari 350 juta penduduk dunia mengalami stres yang salah satunya diakibatkan oleh
mahasiswa tingkat akhir dalam mengerjakan skripsi. Menurut Asif (2020) menyatakan
bahwa dari 500 mahasiswa di Pakistan mengalami stres sebanyak 88,4%. Vasugi (2019)
menyatakan di Malaysia dari 179 mahasiswa mengalami tingkat stres pada kategori
sedang sebanyak 109 orang (60,9%), kategori stres berat sebanyak 10 orang (5,6%),
kategori sangat berat 2 orang (1,1%), kategori stres ringan 26 orang (20,1%) kategori
stres normal orang (12,2%). Wisniastuti (2018) menyatakan dari 53 mahasiswa semester
akhir di Bali menunjukkan bahwa terdapat 8 orang (15,1%) mengalami stres normal, 15
orang (18,9%) mengalami stres ringan, 15 orang (28,3%) mengalami stres sedang, 8
orang (15,1%) mengalami stres berat, dan sebanyak 12 orang (22,6%) mengalami stres
sangat berat (Wisniastuti, 2018).

Menurut Nirwana (2019), stres yang dialami mahasiswa akan berdampak secara fisik,
emosional, kognitif, maupun interpersonal seperti dampak fisik pada mahasiswa yaitu
mengeluhkan tidur tidak teratur, pusing, makan tidak teratur dan kelelahan; aspek emosi
yang dikeluhkan seperti gelisah, ketakutan, mudah marah; aspek kognitif seperti
mengeluhkan mudah lupa, mudah melakukan kesalahan, sulit menemukan ide; aspek
interpersonal misalnya minder dan suka menyendiri. Tingginya stres dan beragamnya
penyebab stres pada mahasiswa dapat dikurangi dengan menggunakan manajemen stres,
seperti pendekatan dukungan sosial, dukungan psikologis, dan pemeriksaan kesehatan
secara teratur (Kusuma 2018).

2. kebijakan pemerintah dalam menangani stress mahsiswa dalam pengerjaan skripsi


Salah satu upaya pemerintah dalam menangani stress mahasiswa tingkat akhir dalam
mengerjakan skripsi yaitu dengan strategi coping. Karena Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ningrum (2011) ditemukan bahwa adanya hubungan yang positif
tinggi dan signifikan terhadap optimisme dan coping stress mahasiswa saat melakukakn
skripsi. Menurut King (2011), coping ialah usaha dalam mengelola keadaan yang berat,
mengeluarkan upaya untuk menyelesaikan masalah, dan berusaha untuk menguasai atau
mengurangi stres yang dirasakan. Sedangkan Lazarus dan Folkman (1984) mengartikan
coping sebagai upaya baik secara kognitif maupun perilaku untuk mengelola tuntutan
eksternal maupun internal yang dinilai berat atau melebihi kemampuannya. Setiap
individu dapat memiliki strategi yang berbeda-beda ketika dihadapkan pada kondisi stres.

Anda mungkin juga menyukai