Anda di halaman 1dari 22

PANDANGAN AJARAN ISLAM TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : Nanang Rahmat,S.Pd.I.,MA.Pd.

Disusun Oleh :

Bagus Dwi Prasetyo P17333123416


Fairuz Damar Hasnanissa P17333123425
Ibnu Hajar Maghribi P17333123432
Iiq Rofiiqoh P17333123434
Kamal Fajri P17333123439
Muafillah P17333123454
Nazila Pebry Kautsarani P17333123466
Salman Hafidz P17333123489
Tania Febianti P17333123501
Wega Eka Yusrian P17333123507

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
CIMAHI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pandangan Ajaran Islam Terhadap Kesehatan Lingkungan" tepat pada waktunya

Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada bapak Nanang


Rahmat,S.Pd.I.,MA.Pd selaku dosen Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pentingnya
menuntut ilmu.Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
bekerja sama secara langsung dalam pembuatan tugas makalah ini.

Makalah ini berisi tentang pengertian dari kebersihan,pengertian dari kesehatan


lingkungan,kebersihan dan kesehatan lingkungan dalam Islam,pengertian dari
sanitarian,fungsi dari sanitarian,landasan yuridis kesehatan lingkungan,ayat Al-Quran
dan hadist yang membahas tentang kesehatan lingkungan

Penyusun mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa penyusun harapkan demi kesempurnaan
makalah yang penyusun buat.Semoga makalah ini dapat membawa para pembaca untuk
lebih memahami tentang kesehatan lingkungan.

Cimahi,15 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3
2.1. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan ........................................................................ 3
2.2. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan dalam Islam ................................................... 5
2.3. Tenaga Kesehatan Lingkungan (Sanitarian) ................................................................. 7
BAB III LANDASAN YURIDIS ................................................................................................. 9
3.1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan ........................................ 9
3.2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan ............ 9
3.3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/4788/2021 tentang Standar Profesi Sanitasi Lingkungan ....................... 9
3.3.1. Ruang Lingkup ...................................................................................................... 9
3.4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit Serta Pengendaliannya ............................................................................................. 13
BAB IV LANDASAN TEOLOGIS ............................................................................................ 14
4.1. Ayat Al-Quran tentang Kesehatan Lingkungan .......................................................... 14
4.2. Kajian Hadits Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan ............................................... 15
BAB V PENUTUP ...................................................................................................................... 17
5.1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 17
5.2. Saran................................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bagi manusia, lingkungan mewakili segala sesuatu yang ada disekitarnya,
baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata, bahkan manusia
lainnya.Secara ilmiah, manusia berinteraksi dengan lingkungannya.Manusia
mempengaruhi lingkungan dan terkadang lingkungan itu sendiri juga
mempengaruhi manusia.Lingkungan hidup sangat penting hidup dalam
menunjang kehidupan di bumi ini.Oleh Karena itu,diperlukan penerapan praktik
pengelolaan yang bersih dan berkelanjutan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Saat ini permasalahan lingkungan hidup sudah menjadi isu global karena
melibatkan berbagai bidang dan kepentingan manusia. Hal ini dibuktikan dengan
munculnya permasalahan kerusakan lingkungan hidup.Hal ini sebenarnya berasal
dari kesalahan filosofis ortodoks yang mendalam. Mengenai pemahaman atau
cara pandang seseorang terhadap dirinya, alam, dan tempat manusia di seluruh
ekosistem. Kesalahan ini menyebabkan kesalahan pola tingkah laku manusia
terutama yang berhubungan dengan lingkungan.Perilaku manusia yang cacat atau
tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan telah menyebabkan banyak jenis
kerusakan lingkungan.Kebanyakan dari mereka berpikir parsial dan hanya ingin
mendapat untung untuk diri sendiri, seperti masalah pembuangan limbah yang
tidak tepat, pencemaran udara, pencemaran air, dan lain-lain. Islam juga
mengajarkan tentang kesehatan lingkungan.Manusia bertanggung jawab atas
alam semesta yang diberikan kepadanya.Sebagaimana telah kita ketahui bahwa
manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi, maka sudah sepatutnya manusia
bertindak secara arif dan bijaksana untuk menjaga dan mengatur lingkungan yang
baik dan tertata.
Islam merupakan agama yang mengatur semua aspek kehidupan di muka
bumi, termasuk mengenai bagaimana manusia menjaga kebersihan lingkungan.
Dalam sumber ajaran islam yaitu al-Qur‟an dan al-Sunnah diterangkan
bagaimana ajaran Islam menyoroti masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Hal ini menunjukkan bahwa anjuran-anjuran untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan lingkungan bukanlah hal baru dalam Islam, karena sebagai agama yang

1
menjadi rahmat bagi sekalian alam, Islam tidak akan membiarkan manusia
merusak atau mengotori lingkungan sekitarnya. Kebersihan lingkungan itu sendiri
akan sangat berpengaruh terhadap keselamatan manusia yang ada di sekitarnya,
oleh sebab itu menjaga kebersihan lingkungan sama pentingnya dengan menjaga
kebersihan diri.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari kebersihan?
2. Apa pengertian dari kesehatan lingkungan?
3. Bagaimana kebersihan dan kesehatan lingkungan dalam Islam?
4. Apa pengertian dari sanitarian?
5. Apa fungsi dari sanitarian?
6. Apa yang menjadi landasan yuridis kesehatan lingkungan?
7. Ayat Al-Quran dan hadist apa yang membahas tentang kesehatan
lingkungan?

1.3. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dari kebersihan
2. Mendeskripsikan Pengertian dari kesehatan lingkungan
3. Mendeskripsikan kebersihan dan kesehatan lingkungan dalam Islam
4. Mendeskripsikan pengertian dari sanitarian
5. Mendeskripsikan fungsi dari sanitarian
6. Mendeskripsikan landasan yuridis kesehatan lingkungan
7. Mendeskripsikan ayat Al-Quran dan hadist yang membahas tentang
kesehatan lingkungan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan


1. Kebersihan
Kebersihan berasal dari kata “bersih” yang artinya yaitu bebas dari
kotoran, sedangkan kebersihan yaitu keadaan yang menurut akal dan
pengetahuan manusia dianggap tidak mengandung noda atau kotoran. Kata
bersih sering digunakan untuk menyatakan keadaan lahiriah suatu benda,
seperti air bersih, lingkungan bersih, rumah bersih dan lain sebagainya.
Terkadang bersih juga digunakan untuk ungkapan sifat batiniah seperti jiwa
suci. Dalam membahas perkara kebersihan dalam agama Islam digunakan tiga
macam istilah, yaitu sebagai berikut.
a. Nazāfah (nazīf) secara bahasa yaitu kebersihan lawan dari kata kotor.
Berasal dari kata Nazufa-yanzufu-nazāfatan.Nazāfah yaitu kebersihan
tingkat pertama, yang meliputi bersih dari kotoran dan noda secara lahiriah
dengan alat pembersihnya benda yang bersih, antara lain air.
b. Tahārah secara bahasa yaitu menyucikan atau membersihkan. Berasal dari
kata Tahara-yathuru-tuhran wa tahāratan.Tahārah mengandung
pengertian yang lebih luas yakni meliputi kebersihan lahiriah dan batiniah
sedangkan nazāfah hanya menitik beratkan pada kebersihan lahiriah saja.
Pada kitab-kitab klasik khusunya bab al-tahārah biasanya disandingkan
dengan bab al-najasah yang selanjutnya juga dibahas masalah air dan
tanah, wudhu dan mandi, tayamum dan lainnya. Namun demikian, ketika
Allah menerangkan tentang penggunaan air untuk tahārah (mensucikan)
disandingkan pula dengan kesucian secara maknawiah, dimaksud dengan
maknawiah karena kesucian dari hadas, baik hadas besar maupun hadas
kecil, sehingga dapat melaksanan ibadah, seperti salat dan tawaf.
c. Tazkiyah secara bahasa yaitu tumbuh atau membersihkan, berasal dari kata
zakka-yuzakki-tazkiyah.Tazkiyah mengandung arti ganda, yaitu
membersihkan diri dari sifat-sifat (perbuatan) tercela dan menumbuhkan
serta memperbaiki jiwa dengan sifat-sifat terpuji.Kata Tazkiyah juga
digunakan untuk mengungkapkan aspek kebersihan harta dan jiwa.
Sebagai contoh, ungkapan Allah dalam al-Qur‟an ketika menyebut zakat
yang seakar dengan tazkiyah, memang maksudnya untuk membersihkan
3
harta, sehingga harta yang dizakati adalah bersih dan yang tidak dizakati
dinilai kotor.
Kebersihan sangat erat hubungannya dengan kesehatan.
Karenanya dengan kebersihan dan kesehatan dapat terwujud individu dan
masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial, sehingga mampu
menjadi umat pilihan dan khalifah Allah untuk memakmurkan bumi.
Kesehatan merupakan salah satu rahmat dan karunia Allah yang sangat
besar yang diberikan kepada umat manusia, karena kesehatan adalah
modal pertama dan utama dalam kehidupan manusia. Tanpa kesehatan
manusia tidak dapat melakukan kegiatan yang menjadi tugas serta
kewajibannya yang menyangkut kepentingan diri sendiri, keluarga dan
masyarakat maupun tugas dan kewajiban melaksanakan ibadah kepada
Allah swt.
2. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit melalui
pengendalian faktor risiko lingkungan, baik fisik, kimia, biologi dan sosial
yang menjadi mata rantai sumber penularan, pajanan dan kontaminasi
terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
Kesehatan berasal dari kata sehat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
sehat yaitu suatu keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya bebas
dari sakit.Definisi kesehatan dalam Undang-undang No. 9 Tahun 1960, tentang
pokok-pokok kesehatan, Bab 1 Pasal 2 sangat mirip dengan definisi yang
dianut oleh Organisasi Kesehatan Sedunia atau World Health Organization
(WHO) yaitu “keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani dan sosial dan
bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan lemah”. Akan tetapi
definisi tersebut telah sedikit berubah dalam Undang-undang Republik
Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Bab 1 Pasal 1, yakni
“kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi”.
Kebersihan lingkungan menjadi salah satu faktor utama terwujudnya
hidup yang bersih, sehat, dan nyaman. Terhindar dari berbagai macam penyakit
sangat diinginkan oleh setiap orang. Istilah lingkungan, sebagai ungkapan
singkat dari lingkungan hidup merupakan alih bahasa dari istilah asing
environment (Inggris) dan al-bi’ah (Arab). Ilmu yang mengkaji tentang
lingkungan hidup ini disebut ekologi.Lingkungan yaitu segala sesuatu yang ada
4
disekitar baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata atau abstrak,
termasuk manusia serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi
diantara elemen-elemen yang ada di alam.Menurut Otto Soemarwoto,
lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang
kita tempati yang memengaruhi kehidupan kita.Jadi ilmu lingkungan hidup
adalah ilmu yang mempelajari tentang kenyataan lingkungan hidup, dan
bagaimana mengelolanya untuk menjaga kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan
Lingkungan Hidup, lingkungan didefinisikan sebagai suatu kesatuan ruang
dengan benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Secara sederhana,
lingkungan manusia didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berada di sekitar
manusia yang berpengaruh pada kehidupan manusia itu sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan yaitu kajian
yang mempelajari hubungan interaktif antara sekelompok manusia dan
berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat
menimbulkan gangguan kesehatan.Kesehatan lingkungan juga dapat disebut
dengan suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal sehingga
berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal
pula.Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI),
kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia.Kesehatan lingkungan termasuk dalam upaya pencegahan primer yang
dimaksudkan untuk menghambat perkembangbiakan, penularan, dan faktor
risiko yang berhubungan dengan penyakit.

2.2. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan dalam Islam


Islam merupakan akidah pertama, bahkan norma ilmiah pertama yang
memperkenalkan dan memerintahkan prinsip kebersihan yang diidentikkan
dengan bersuci (tahārah). Salah satu cara yang dianjurkan oleh Islam dalam
memelihara kesehatan adalah menjaga kebersihan. Sikap Islam terhadap
kebersihan sangat jelas dan didalamnya terkandung nilai ibadah kepada Allah swt.

5
Sesungguhnya kitab-kitab syariat Islam selalu diawali dengan bab al-tahārah
(bersuci), yang merupakan kunci ibadah sehari-hari. Sebagai contoh salat seorang
muslim tidak sah jika tidak suci dari hadas, karena kebersihan (kesucian) pakaian,
badan dan tempat dari najis merupakan salah satu syarat sahnya salat kebersihan
sangat diperhatikan dalam Islam baik secara fisik maupun jiwa, baik secara
tampak maupun tidak tampak. Dianjurkan pula agar memelihara dan menjaga
sekeliling lingkungan dari kotoran agar tetap bersih. Dalam pandangan Yusuf al-
Qardhawi ia menyebutkan bahwa perhatian al-sunnah al-nabawiyyah terhadap
kebersihan muncul dikarenakan beberapa sebab, yaitu:
Pertama, sesungguhnya kebersihan adalah sesuatu yang disukai Allah swt.
Sebagaiana dalam firmannya dalam Q.S al-Baqarah ayat 222:

“...Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai


orang-orang yang mensucikan diri.”
Kedua, kebersihan adalah cara untuk menuju kepada kesehatan badan dan
kekuatan. Sebab hal itu merupakan bekal bagi tiap individu. Disamping itu, badan
adalah amanat bagi setiap muslim. Dia tidak boleh menyia-nyiakan dan
meremehkan manfaatnya, jangan sampai dia membiarkan badannya diserang oleh
penyakit.
Ketiga, kebersihan itu adalah syarat untuk memperbaiki atau
menampakkan diri dengan penampilan yang indah yang dicintai oleh Allah swt
dan Rasul-Nya.
Keempat, kebersihan dan penampilan yang baik merupakan salah satu
penyebab eratnya hubungan seseorang dengan orang lain. Ini karena orang sehat
dengan fitrahnya tidak menyukai sesuatu yang kotor dan tidak suka melihat orang
yang tidak bersih.
Banyak ayat al-Quran dan hadist yang menjelaskan, menganjurkan bahkan
mewajibkan setiap manusia untuk menjaga lingkungan dan kelangsungan
kehidupan makhluk lain di bumi. Konsep yang berkaitan dengan penyelamatan
dan konservasi lingkungan menyatu dengan konsep keesaan Tuhan (tauhid),
syariah, dan akhlak. Setiap tindakan atau perilaku manusia yang berhubungan
dengan orang lain atau makhluk lain atau lingkungan hidupnya harus dilandasi
keyakinan tentang keesaan dan kekuasaan Allah swt yang mutlak. Manusia juga
6
harus bertanggung jawab kepada-Nya untuk semua tindakan yang dilakukannya.
Hal ini juga menyiratkan bahwa pengesaan Tuhan merupakan satu-satunya
sumber nilai dalam etika.

2.3. Tenaga Kesehatan Lingkungan (Sanitarian)


a. Pengertian Tenaga Kesehatan Lingkungan
Tenaga Sanitasi Lingkungan adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
tinggi bidang sanitasi, sanitasi lingkungan atau kesehatan lingkungan baik di
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Fungsi Tenaga Kesehatan Lingkungan
Fungsi Sanitarian dalam konteks kesehatan lingkungan adalah menjaga
dan mempromosikan kesehatan masyarakat melalui pengelolaan lingkungan
yang bersih, aman, dan sehat. Fungsi ini berperan dalam pencegahan penyakit
dan pemeliharaan kebersihan lingkungan.
Sanitarian juga memiliki berbagai peran diantaranya adalah sebagai
berikut.
a. Berperan sebagai tenaga pelaksana kegiatan kesehatan lingkungan,
dengan fungsi:
• Menentukan komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan
lingkungan
• Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran komponen lingkungan
secara tepat berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan
• Menginformasikan hasil pemeriksaan/pengukuran.
b. Berperan sebagai tenaga pengelola kesehatan lingkungan, dengan fungsi:
• Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan lingkungan
• Merancang dan merekayasa intervensi masalah lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan manusia.
• Mengintervensi hasil pengukuran komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan manusia
• Mengorganisir intervensi masalah komponen lingkungan
• Mengevaluasi hasil intervensi masalah komponen lingkungan
c. Berperan sebagai tenaga pengajar, pelatih dan penyuluh kesehatan
lingkungan, dengan fungsi:

7
• Menginventarisasi pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang
kesehatan lingkungan
• Menetapkan masalah kesehatan lingkungan yang perlu diintervensi dari
aspek pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
• Merencanakan bentuk intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat tentang kesehatan lingkungan
• Melaksanakan intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat yang tidak sesuai dengan kaidah kesehatan lingkungan
• Mengevaluasi hasil intervensi.
d. Berperan sebagai tenaga peneliti kesehatan lingkungan dengan fungsi:
• Menentukan masalah kesehatan lingkungan

8
BAB III

LANDASAN YURIDIS

3.1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan


Dalam Undang-Undang No.17 Tahun 2023 pasal 104 menyatakan bahwa
upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat secara fisik, kimia, biologi, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang mencapai derajat Kesehatan yang setinggi-tingginya

3.2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan


Lingkungan
Kesehatan Lingkungan diatur dalam PP No.66 Tahun 2014 ,misalnya
hygiene dan sanitasi pangan.Dalam peraturan ini Prinsip higiene dan sanitasi
merupakan proses untuk menjamin kualitas air minum tidak mengandung unsur
mikrobiologi, fisika, kimia, dan radioaktivitas yang dapat membahayakan
kesehatan

3.3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENKES/4788/2021 tentang Standar Profesi Sanitasi
Lingkungan
3.3.1. Ruang Lingkup
Dalam KEPMENKES RI Nomor HK.01.07/MENKES/4788/2021 tentang
Standar Profesi Sanitasi Lingkungan membahas tentang ruang lingkup seorang
sanitarian.
Seorang sanitarian harus bisa menyelesaikan permasalahan kesehatan
lingkungan yang meliputi penyehatan media lingkungan, pengamanan faktor
risiko lingkungan, pengendalian faktor risiko lingkungan, dan penyelenggaraan
sanitasi lingkungan dalam keadaan tertentu.
a. Penyehatan Media Lingkungan
Penyehatan media lingkungan terdiri dari media air, media udara, media
tanah, higiene sanitasi pangan, dan media sarana dan bangunan.
1. Media Air
Mengatasi permasalahan air yang keruh, berwarna, berasa, dan berbau,
sumber air minum yang sulit didapat, kurang mencukupi dan tidak
terlindungi, kondisi badan air yang tercemar, perilaku masyarakat yang
masih minum air yang tidak dimasak, masih menggunakan badan air untuk

9
keperluan hidup sehari-hari, dan menyimpan air minum di tempat yang
kotor.
2. Media Udara
Mengatasi permasalahan udara akibat kebakaran atau pembakaran hutan
dan lahan, asap kendaraan bermotor, asap dari pabrik atau industri,
pembakaran sampah rumah tangga, kondisi sirkulasi udara yang kurang
baik, dan perawatan pendingin ruangan yang kurang baik.
3. Media Tanah
Mengatasi permasalahan tanah akibat pencemaran oleh pestisida,
pengelolaan sampah yang kurang baik, tercemar oleh kotoran manusia, dan
tanah yang banyak mengandung cacing.
4. Higiene Sanitasi Pangan
Mengatasi permasalahan higiene sanitasi pangan seperti keracunan
pangan, perilaku penjamah pangan yang tidak sehat, bahan pangan yang
tidak aman dan sehat, penggunaan bahan tambahan pangan yang berbahaya,
dan cara memilih, menyimpan, mengolah, menyajikan pangan yang tidak
sehat, dan kondisi tempat pengelolaan pangan (TPM) yang tidak memenuhi
syarat kesehatan.
5. Media Sarana dan Bangunan
Mengatasi permasalahan dalam Media sarana dan bangunan seperti
penggunaan material bangunan yang tidak memenuhi kesehatan, bangunan
mudah roboh, lokasi bangunan tidak memenuhi syarat kesehatan, kondisi
lantai bangunan yang tidak kedap air, tata ruang dan tata letak perabot yang
tidak sesuai dengan aspek kesehatan, dan kurang tersedianya fasilitas
sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
b. Pengamanan Faktor Risiko Lingkungan
Pengamanan faktor risiko lingkungan yang terdiri dari pengelolaan
sampah, penggunaan bahan berbahaya dan beracun, permasalahan fisika udara,
permasalahan radiasi, permasalahan pestisida, pengelolaan limbah, dan
pengamanan limbah.
1. Pengelolaan Sampah
Mengatasi permasalahan pengelolaan sampah seperti kondisi
sampah yang dibuang di sembarang tempat, tidak tersedia tempat sampah
yang mencukupi, sampa h yang tidak dipilah sesuai jenisnya, tumpukan
sampah yang tidak diangkut, sampah yang dibakar di wilayah pemukiman,
10
sampah yang dibuang di sungai dan badan air lainnya, sampah yang
menimbulkan bau dan banyak serangga dan tikus, tidak tersedia tempat
pembuangan sampah sementara (TPS) yang mencukupi, dan kondisi tempat
pembuangan samah akhir(TPA) yang tidak dikelola dengan baik.
2. Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Mengatasi permasalahan seperti penggunaan B3 pada pangan,
pengunaan bahan kosmetik yang berbahaya, penggunaan bahan pewarna,
pengawet, penyedap, dan pemanis yang berbahaya pada pangan,
penggunaan bahan pembasmi hama (pestisida), penggunaan zat aditif, zat
aromatik yang tidak sesuai dengan persyaratan kesehatan
3. Fisika udara
Mengatasi permasalahan seperti penncahayaan yang kurang, suhu
ruangan yang tidak sehat / terlalu panas atau terlalu dingin kelembaban
udara yang tidak sehat/ terlalu rendah atau terlalu tinggi.gangguan
kebisingan, dan gangguan getaran.
4. Radiasi
Mengatasi permasalahan terkait radiasi seperti gangguan radiasi
pengion (nuklir), gangguan radiasi pengion di permukiman daerah
pertambangan, gangguan radiasi non pengion (elektromagnetik), seperti alat
elektronik yang tidak memenuhi syarat kesehatan, tinggal di bawah saluran
udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), dan pembuangan spah radio aktif
dari fasyankes dan industri.
5. Pestisida
Mengatasi permasalahan terkait pestisida penggunaan pestisida di
pertanian, perkebunan, kehutanan yang tidak memperhatikan aspek
kesehatan, perilaku pengguna pestisida yang tidak sesuai aspek kesehatan
seperti petani yang mencampur pestisida dengan tangan, petani yang
menyemprot pestisida tidak searah dengan arah angin, menyimpan pestisida
berdekatan dengan makanan dan sampah bekas pestisida yang dibuang
sembarangan.
6. Pengolahan Limbah
Mengatasi permasalahan yang meliputi limbah padat, cair, gas,
limbah yang berbau karena tidak diolah dengan baik dan benar, limbah cair
dari pabrik dan rumah tangga yang dibuang di badan air tanpa pengolahan,
limbah padat atau sampah pabrik dibuang di permukiman, limbah padat
11
yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (infeksius) yang dibuang di
TPA karena tidak dikelola dengan baik, limbah cair dari fasilitas pelayanan
kesehatan yang dibuang di badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu,
limbah padat seperti jarum suntik, potongan tubuh yang dibakar tidak
dengan incinerator.
7. Pengamanan Limbah
Mengatasi permasalahan pengamanan limbah seperti pengawasan
pengolahan limbah dan kegiatan pengolahan limbah yang berasal dari
fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) tidak diawasi dengan baik.
c. Pengendalian Faktor Risiko Lingkungan
Pengendalian faktor risiko lingkungan yang terdiri dari vektor dan
binatang pembawa penyakit.
1. Vektor
Mengatasi permasalahan terkait vektor seperti banyaknya gangguan
nyamuk, banyaknya tempat perkembangbiakan nyamuk baik alamiah
maupun buatan manusia, lasus penyakit malaria, demam berdarah, dan
chikungunya, ditemukannya jentik nyamuk di tempat penampungan air,
toilet, kamar mandi maupun di halaman rumah, ditemukannya jentik nyamuk
di rawa-rawa, sekitar hutan bakau.
2 . Binatang pembawa penyakit
Mengatasi permasalahan akibat binatang pembawa penyakit seperti
penyakit pes, leptospirosis, antraks, schistosomiasis, adanya gangguan tikus,
lalat, kecoa di dalam dan di sekitar rumah, adanya sarang tikus, lalat, dan
kecoa di dalam rumah, adanya bekas gigitan tikus, rute jalan tikus, adanya
lalat di tempat terbuka, seperti tempat sampah, di makanan yang tidak
tertutup.
d. Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan dalam Keadaan Tertentu
Pengendalian sanitasi lingkungan dalam kondisi tertentu terdiri dari
kondisi Matra dan ancaman global perubahan iklim.
1. Kondisi Matra
Mengatasi masalah saat kondisi matra seperti kekurangan sarana sanitasi
dasar, seperti air bersih, toilet, tempat sampah saat terjadi bencana,
pengungsian, transmigrasi, event nasional, seperti haji dan jambore pramuka,
meningkatnya kasus penyakit, seperti diare, ISPA, penyakit kulit di kawasan
bencana, banyaknya sampah berserakan, banyaknya lalat dan nyamuk.
12
2. Ancaman Global Perubahan Iklim
Mengatasi permasalahan akibat perubahan iklim seperti udara yang panas,
kelembaban yang rendah, kebakaran hutan atau lahan, kekeringan atau sulit
mendapatkan air, bencana alam seperti banjir atau rob air laut.

3.4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor
dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya
Dalam Permenkes No.50 Tahun 2017 menyatakan bahwa Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit terdiri atas:
a. Jenis;
b. Kepadatan;
c. habitat perkembangbiakan.

13
BAB IV

LANDASAN TEOLOGIS

4.1. Ayat Al-Quran tentang Kesehatan Lingkungan


1. QS. Al-Hadid ayat 4

"Sesungguhnya, Tuhanmu-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam


enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang
masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya, apa yang turun dari
langit dan apa yang naik kepadanya, dan Dia ada bersama kamu di mana
saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan," (QS.
Al-Hadid ayat 4).
2. QS. Al-A'raf ayat 56

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah


menjadikannya baik-baik saja. Dan itu adalah tugas yang mudah bagi
Allah," (QS. Al-A'raf ayat 56).
3. QS. Al-Baqarah ayat 205

"Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk


mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang
ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan," (QS. Al-Baqarah ayat 205).

14
4.2. Kajian Hadits Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan
1. Hadist tentang Kebersihan Air
Air adalah asal kehidupan dan menjaga sumber-sumbernya adalah
kewajiban, karena air yang tercemar dapat menyebabkan tersebarnya berbagai
penyakit. Islam sungguh-sungguh menganjurkan agar tidak mengotori air, karena
air merupakan salah satu sumber kebutuhan pokok manusia.Oleh karena itu Islam
melarang membuang kotoran, najis dan kencing ke dalam air. Sebagaimana sabda
Rasulullah saw:

2. Hadis Menjaga Kebersihan Tempat Umum


Tempat umum atau tempat-tempat yang biasa dikunjungi dan
dimanfaatkan oleh masyarakat umum merupakan milik bersama bukan milik
pribadi sehingga kewajiban untuk menjaga kebersihan dan kelestariaannya
merupakan tanggung jawab bersama. Rasullullah saw bersabda:

15
3. Hadist tentang Kebersihan Rumah
Rumah merupakan tempat tinggal, tempat berteduh, beristirahat dan
berkumpul bersama keluarga. Oleh karena itu kebersihan dan kesehatan
lingkungan sekitar rumah tidak boleh diabaikan begitu saja, karena lingkungan
rumah yang kotor dapat mengganggu dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Rasulullah saw bersabda :

16
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit melalui
pengendalian faktor risiko lingkungan, baik fisik, kimia, biologi dan sosial
yang menjadi mata rantai sumber penularan, pajanan dan kontaminasi
terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan sedangkan tenaga sanitasi
lingkungan adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi bidang
sanitasi, sanitasi lingkungan atau kesehatan lingkungan baik di dalam maupun
di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam membangun landasan dari hasil diskusi tentang kesehatan
lingkungan, terdapat dua latar belakang yang dapat digunakan, yaitu landasan
yuridis berdasarkan hukum yang berlaku, seperti undang-undang, keputusan
presiden, atau keputusan menteri, serta landasan teologis yang didasarkan pada
dalil Al-Qur'an dan Hadis yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan dan
kebersihan.
Landasan yuridis akan memberikan dasar hukum yang mengikat
pemerintah daerah dan instansi terkait dalam melaksanakan program kesehatan
lingkungan, sedangkan landasan teologis memberikan aspek moral dan religius
dalam menjaga kelestarian lingkungan di tengah pandangan keagamaan.
Dengan menggabungkan kedua landasan tersebut, diharapkan upaya
kesehatan lingkungan dapat dilaksanakan dengan berkeadilan, sesuai dengan
hukum yang berlaku, serta mengakomodasi nilai-nilai religius dalam menjaga
dan memelihara lingkungan hidup yang sehat untuk
kesejahteraan umat manusia.

5.2. Saran
Demikian makalah yang penyusun buat,semoga dapat bermanfaat bagi
para pembaca.Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan,silahkan
sampaikan kepada penyusun.

17
Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya,karena penulis adalah manusia ciptaan Tuhan yang tak luput
dari salah khilaf,alfa,dan lupa.

18
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENKES/4788/2021 tentang Standar Profesi Sanitasi Lingkungan.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu

Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang

Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan.

Susanti,M.2017. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan dalam Perspektif


Hadis.Skripsi.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.Jakarta.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

19

Anda mungkin juga menyukai