Kelompok 4 Agama - Wega Eka Yusrian
Kelompok 4 Agama - Wega Eka Yusrian
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pandangan Ajaran Islam Terhadap Kesehatan Lingkungan" tepat pada waktunya
Penyusun mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa penyusun harapkan demi kesempurnaan
makalah yang penyusun buat.Semoga makalah ini dapat membawa para pembaca untuk
lebih memahami tentang kesehatan lingkungan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3
2.1. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan ........................................................................ 3
2.2. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan dalam Islam ................................................... 5
2.3. Tenaga Kesehatan Lingkungan (Sanitarian) ................................................................. 7
BAB III LANDASAN YURIDIS ................................................................................................. 9
3.1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan ........................................ 9
3.2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan ............ 9
3.3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/4788/2021 tentang Standar Profesi Sanitasi Lingkungan ....................... 9
3.3.1. Ruang Lingkup ...................................................................................................... 9
3.4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit Serta Pengendaliannya ............................................................................................. 13
BAB IV LANDASAN TEOLOGIS ............................................................................................ 14
4.1. Ayat Al-Quran tentang Kesehatan Lingkungan .......................................................... 14
4.2. Kajian Hadits Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan ............................................... 15
BAB V PENUTUP ...................................................................................................................... 17
5.1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 17
5.2. Saran................................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menjadi rahmat bagi sekalian alam, Islam tidak akan membiarkan manusia
merusak atau mengotori lingkungan sekitarnya. Kebersihan lingkungan itu sendiri
akan sangat berpengaruh terhadap keselamatan manusia yang ada di sekitarnya,
oleh sebab itu menjaga kebersihan lingkungan sama pentingnya dengan menjaga
kebersihan diri.
1.3. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dari kebersihan
2. Mendeskripsikan Pengertian dari kesehatan lingkungan
3. Mendeskripsikan kebersihan dan kesehatan lingkungan dalam Islam
4. Mendeskripsikan pengertian dari sanitarian
5. Mendeskripsikan fungsi dari sanitarian
6. Mendeskripsikan landasan yuridis kesehatan lingkungan
7. Mendeskripsikan ayat Al-Quran dan hadist yang membahas tentang
kesehatan lingkungan
2
BAB II
PEMBAHASAN
5
Sesungguhnya kitab-kitab syariat Islam selalu diawali dengan bab al-tahārah
(bersuci), yang merupakan kunci ibadah sehari-hari. Sebagai contoh salat seorang
muslim tidak sah jika tidak suci dari hadas, karena kebersihan (kesucian) pakaian,
badan dan tempat dari najis merupakan salah satu syarat sahnya salat kebersihan
sangat diperhatikan dalam Islam baik secara fisik maupun jiwa, baik secara
tampak maupun tidak tampak. Dianjurkan pula agar memelihara dan menjaga
sekeliling lingkungan dari kotoran agar tetap bersih. Dalam pandangan Yusuf al-
Qardhawi ia menyebutkan bahwa perhatian al-sunnah al-nabawiyyah terhadap
kebersihan muncul dikarenakan beberapa sebab, yaitu:
Pertama, sesungguhnya kebersihan adalah sesuatu yang disukai Allah swt.
Sebagaiana dalam firmannya dalam Q.S al-Baqarah ayat 222:
7
• Menginventarisasi pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang
kesehatan lingkungan
• Menetapkan masalah kesehatan lingkungan yang perlu diintervensi dari
aspek pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
• Merencanakan bentuk intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat tentang kesehatan lingkungan
• Melaksanakan intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat yang tidak sesuai dengan kaidah kesehatan lingkungan
• Mengevaluasi hasil intervensi.
d. Berperan sebagai tenaga peneliti kesehatan lingkungan dengan fungsi:
• Menentukan masalah kesehatan lingkungan
8
BAB III
LANDASAN YURIDIS
9
keperluan hidup sehari-hari, dan menyimpan air minum di tempat yang
kotor.
2. Media Udara
Mengatasi permasalahan udara akibat kebakaran atau pembakaran hutan
dan lahan, asap kendaraan bermotor, asap dari pabrik atau industri,
pembakaran sampah rumah tangga, kondisi sirkulasi udara yang kurang
baik, dan perawatan pendingin ruangan yang kurang baik.
3. Media Tanah
Mengatasi permasalahan tanah akibat pencemaran oleh pestisida,
pengelolaan sampah yang kurang baik, tercemar oleh kotoran manusia, dan
tanah yang banyak mengandung cacing.
4. Higiene Sanitasi Pangan
Mengatasi permasalahan higiene sanitasi pangan seperti keracunan
pangan, perilaku penjamah pangan yang tidak sehat, bahan pangan yang
tidak aman dan sehat, penggunaan bahan tambahan pangan yang berbahaya,
dan cara memilih, menyimpan, mengolah, menyajikan pangan yang tidak
sehat, dan kondisi tempat pengelolaan pangan (TPM) yang tidak memenuhi
syarat kesehatan.
5. Media Sarana dan Bangunan
Mengatasi permasalahan dalam Media sarana dan bangunan seperti
penggunaan material bangunan yang tidak memenuhi kesehatan, bangunan
mudah roboh, lokasi bangunan tidak memenuhi syarat kesehatan, kondisi
lantai bangunan yang tidak kedap air, tata ruang dan tata letak perabot yang
tidak sesuai dengan aspek kesehatan, dan kurang tersedianya fasilitas
sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
b. Pengamanan Faktor Risiko Lingkungan
Pengamanan faktor risiko lingkungan yang terdiri dari pengelolaan
sampah, penggunaan bahan berbahaya dan beracun, permasalahan fisika udara,
permasalahan radiasi, permasalahan pestisida, pengelolaan limbah, dan
pengamanan limbah.
1. Pengelolaan Sampah
Mengatasi permasalahan pengelolaan sampah seperti kondisi
sampah yang dibuang di sembarang tempat, tidak tersedia tempat sampah
yang mencukupi, sampa h yang tidak dipilah sesuai jenisnya, tumpukan
sampah yang tidak diangkut, sampah yang dibakar di wilayah pemukiman,
10
sampah yang dibuang di sungai dan badan air lainnya, sampah yang
menimbulkan bau dan banyak serangga dan tikus, tidak tersedia tempat
pembuangan sampah sementara (TPS) yang mencukupi, dan kondisi tempat
pembuangan samah akhir(TPA) yang tidak dikelola dengan baik.
2. Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Mengatasi permasalahan seperti penggunaan B3 pada pangan,
pengunaan bahan kosmetik yang berbahaya, penggunaan bahan pewarna,
pengawet, penyedap, dan pemanis yang berbahaya pada pangan,
penggunaan bahan pembasmi hama (pestisida), penggunaan zat aditif, zat
aromatik yang tidak sesuai dengan persyaratan kesehatan
3. Fisika udara
Mengatasi permasalahan seperti penncahayaan yang kurang, suhu
ruangan yang tidak sehat / terlalu panas atau terlalu dingin kelembaban
udara yang tidak sehat/ terlalu rendah atau terlalu tinggi.gangguan
kebisingan, dan gangguan getaran.
4. Radiasi
Mengatasi permasalahan terkait radiasi seperti gangguan radiasi
pengion (nuklir), gangguan radiasi pengion di permukiman daerah
pertambangan, gangguan radiasi non pengion (elektromagnetik), seperti alat
elektronik yang tidak memenuhi syarat kesehatan, tinggal di bawah saluran
udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), dan pembuangan spah radio aktif
dari fasyankes dan industri.
5. Pestisida
Mengatasi permasalahan terkait pestisida penggunaan pestisida di
pertanian, perkebunan, kehutanan yang tidak memperhatikan aspek
kesehatan, perilaku pengguna pestisida yang tidak sesuai aspek kesehatan
seperti petani yang mencampur pestisida dengan tangan, petani yang
menyemprot pestisida tidak searah dengan arah angin, menyimpan pestisida
berdekatan dengan makanan dan sampah bekas pestisida yang dibuang
sembarangan.
6. Pengolahan Limbah
Mengatasi permasalahan yang meliputi limbah padat, cair, gas,
limbah yang berbau karena tidak diolah dengan baik dan benar, limbah cair
dari pabrik dan rumah tangga yang dibuang di badan air tanpa pengolahan,
limbah padat atau sampah pabrik dibuang di permukiman, limbah padat
11
yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (infeksius) yang dibuang di
TPA karena tidak dikelola dengan baik, limbah cair dari fasilitas pelayanan
kesehatan yang dibuang di badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu,
limbah padat seperti jarum suntik, potongan tubuh yang dibakar tidak
dengan incinerator.
7. Pengamanan Limbah
Mengatasi permasalahan pengamanan limbah seperti pengawasan
pengolahan limbah dan kegiatan pengolahan limbah yang berasal dari
fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) tidak diawasi dengan baik.
c. Pengendalian Faktor Risiko Lingkungan
Pengendalian faktor risiko lingkungan yang terdiri dari vektor dan
binatang pembawa penyakit.
1. Vektor
Mengatasi permasalahan terkait vektor seperti banyaknya gangguan
nyamuk, banyaknya tempat perkembangbiakan nyamuk baik alamiah
maupun buatan manusia, lasus penyakit malaria, demam berdarah, dan
chikungunya, ditemukannya jentik nyamuk di tempat penampungan air,
toilet, kamar mandi maupun di halaman rumah, ditemukannya jentik nyamuk
di rawa-rawa, sekitar hutan bakau.
2 . Binatang pembawa penyakit
Mengatasi permasalahan akibat binatang pembawa penyakit seperti
penyakit pes, leptospirosis, antraks, schistosomiasis, adanya gangguan tikus,
lalat, kecoa di dalam dan di sekitar rumah, adanya sarang tikus, lalat, dan
kecoa di dalam rumah, adanya bekas gigitan tikus, rute jalan tikus, adanya
lalat di tempat terbuka, seperti tempat sampah, di makanan yang tidak
tertutup.
d. Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan dalam Keadaan Tertentu
Pengendalian sanitasi lingkungan dalam kondisi tertentu terdiri dari
kondisi Matra dan ancaman global perubahan iklim.
1. Kondisi Matra
Mengatasi masalah saat kondisi matra seperti kekurangan sarana sanitasi
dasar, seperti air bersih, toilet, tempat sampah saat terjadi bencana,
pengungsian, transmigrasi, event nasional, seperti haji dan jambore pramuka,
meningkatnya kasus penyakit, seperti diare, ISPA, penyakit kulit di kawasan
bencana, banyaknya sampah berserakan, banyaknya lalat dan nyamuk.
12
2. Ancaman Global Perubahan Iklim
Mengatasi permasalahan akibat perubahan iklim seperti udara yang panas,
kelembaban yang rendah, kebakaran hutan atau lahan, kekeringan atau sulit
mendapatkan air, bencana alam seperti banjir atau rob air laut.
3.4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor
dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya
Dalam Permenkes No.50 Tahun 2017 menyatakan bahwa Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit terdiri atas:
a. Jenis;
b. Kepadatan;
c. habitat perkembangbiakan.
13
BAB IV
LANDASAN TEOLOGIS
14
4.2. Kajian Hadits Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan
1. Hadist tentang Kebersihan Air
Air adalah asal kehidupan dan menjaga sumber-sumbernya adalah
kewajiban, karena air yang tercemar dapat menyebabkan tersebarnya berbagai
penyakit. Islam sungguh-sungguh menganjurkan agar tidak mengotori air, karena
air merupakan salah satu sumber kebutuhan pokok manusia.Oleh karena itu Islam
melarang membuang kotoran, najis dan kencing ke dalam air. Sebagaimana sabda
Rasulullah saw:
15
3. Hadist tentang Kebersihan Rumah
Rumah merupakan tempat tinggal, tempat berteduh, beristirahat dan
berkumpul bersama keluarga. Oleh karena itu kebersihan dan kesehatan
lingkungan sekitar rumah tidak boleh diabaikan begitu saja, karena lingkungan
rumah yang kotor dapat mengganggu dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Rasulullah saw bersabda :
16
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit melalui
pengendalian faktor risiko lingkungan, baik fisik, kimia, biologi dan sosial
yang menjadi mata rantai sumber penularan, pajanan dan kontaminasi
terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan sedangkan tenaga sanitasi
lingkungan adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi bidang
sanitasi, sanitasi lingkungan atau kesehatan lingkungan baik di dalam maupun
di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam membangun landasan dari hasil diskusi tentang kesehatan
lingkungan, terdapat dua latar belakang yang dapat digunakan, yaitu landasan
yuridis berdasarkan hukum yang berlaku, seperti undang-undang, keputusan
presiden, atau keputusan menteri, serta landasan teologis yang didasarkan pada
dalil Al-Qur'an dan Hadis yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan dan
kebersihan.
Landasan yuridis akan memberikan dasar hukum yang mengikat
pemerintah daerah dan instansi terkait dalam melaksanakan program kesehatan
lingkungan, sedangkan landasan teologis memberikan aspek moral dan religius
dalam menjaga kelestarian lingkungan di tengah pandangan keagamaan.
Dengan menggabungkan kedua landasan tersebut, diharapkan upaya
kesehatan lingkungan dapat dilaksanakan dengan berkeadilan, sesuai dengan
hukum yang berlaku, serta mengakomodasi nilai-nilai religius dalam menjaga
dan memelihara lingkungan hidup yang sehat untuk
kesejahteraan umat manusia.
5.2. Saran
Demikian makalah yang penyusun buat,semoga dapat bermanfaat bagi
para pembaca.Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan,silahkan
sampaikan kepada penyusun.
17
Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya,karena penulis adalah manusia ciptaan Tuhan yang tak luput
dari salah khilaf,alfa,dan lupa.
18
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
19