Anda di halaman 1dari 34

PROYEK PEMBANGUNAN

PENAMPUNGAN AIR HUJAN (PAH)


DARI PASANGAN BATA

Disusun oleh :
Kelompok 1
DIV Sanitasi Lingkungan
ANGGOTA
KELOMPOK 1

1.Aulia Nafisha 14. Sabian Muhammad A


2. Dava Maulana Rafsanjani 15. Sabrina Berliana M
3. Firstyanne Ghautsiah 16. Salsabila Syaida M.Y
4. Maitsaa Janatunnisa 17. Shakila Naura K
5. M.Naufal Ammar 18. Sylvia Mutiara
6. M. Fazri Al-Fazar 19. Tania Febianti
7. M. Salman Satriaji 20. Wega Eka Y
8. M. Rizal 21. Wisda Niawati
9. Nabila Ervina Putri 22. Yeka Yansyahzizan
10. Neysha Nur Azalia P 23. Zahra Qurratul Aini
11. Nurzika Alya Hapsari 24. Zakky Farros Shiddiq
12. Oktaviani Mustika W 25. Zulham Anandita D
13. Rindu Salsabil Azis
PERSYARATAN UMUM
DAN ADMINISTRATIF
A. Persyaratan Umum
Penyelenggaraan PAH harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. PAH harus dilaksanakan oleh orang yang berpengalaman.
2. Lokasi tempat PAH dipilih pada daerah-daerah kritis dengan
curah hujan minimal 1.300 mm per tahun.
3. Pelaksanaan konstruksi PAH harus sesai dengan ketentuan
yang berlaku.
4. PAH dipasang di lokasi atau hanya di daerah rawan air minum
5. Penempatan PAH harus dapat menampung air hujan dan/atau
pada kondisi tertentu dapat menampung air minum dari PDAM
yang didistribusikan melalui mobil tangki air/kapal tangki air.
6. Adanya partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan
pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan PAH.
7. PAH dapat digunakan secara individual maupun kelompok
masyarakat.
8. Air hujan jatuh pertama setelah musim kemarau tidak boleh
langsung ditampung.
9. PAH harus kedap air.
PERSYARATAN UMUM
DAN ADMINISTRATIF
B. Persyaratan Administratif
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 pasal 8 ayat
setiap bangunan harus memenuhi persyaratan administratif yang
meliputi:
1. Persyaratan status hak atas tanah. Hak atas tanah adalah
penguasaan atas tanah yang diwujudkan dalam bentuk sertifikat
sebagai tanda bukti penguasaan/kepemilikan tanah, seperti hak
milik, hak guna bangunan (HGB), hak guna usaha (HGU), hak
pengelolaan, dan hak pakai. Status kepemilikan atas tanah dapat
berupa sertifikat, girik, pethuk, akte jual beli, dan akte/bukti
kepemilikan lainnya.
2. Status kepemilikan bangunan. Status kepemilikan bangunan
merupakan surat bukti kepemilikan bangunan yang dikeluarkan
oleh Pemerintah Daerah berdasarkan hasil kegiatan pendataan
bangunan. Dalam hal terdapat pengalihan hak kepemilikan
bangunan, pemilik yang baru wajib memenuhi ketentuan yang
diatur dalam undang-undang ini.
3. Izin mendirikan bangunan gedung (IMB). Izin mendirikan bangunan
(IMB) adalah surat bukti dari Pemerintah Daerah bahwa pemilik
bangunan gedung dapat mendirikan bangunan sesuai fungsi yang
telah ditetapkan dan berdasarkan rencana teknis bangunan gedung
yang telah disetujui oleh Pemerintah Daerah.
PERSYARATAN UMUM
DAN ADMINISTRATIF
C. Sanksi Administratif
Pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 pasal 44 dan
45 ayat (1) dijelaskan bahwa Setiap pemilik dan/atau pengguna
yang tidak memenuhi kewajiban pemenuhan fungsi, dan/atau
persyaratan, dan/atau penyelenggaraan bangunan
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini dikenai
sanksi administratif dan/atau sanksi pidana berupa:
1. Peringatan tertulis;
2. Pembatasan kegiatan pembangunan;
3. Penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan
pelaksanaan pembangunan;
4. Penghentian sementara atau tetap pada pemanfaatan
bangunan;
5. Pembekuan izin mendirikan bangunan;
6. Pencabutan izin mendirikan bangunan;
7. Pembekuan sertifikat laik fungsi bangunan;
8. Pencabutan sertifikat laik fungsi bangunan; atau
9. Perintah pembongkaran bangunan.
PERSYARATAN TEKNIS
PENAMPUNGAN AIR HUJAN

A. Komponen PAH
PAH terdiri dari beberapa komponen sebagaimana dicantumkan dalam
tabel 1.

Kapasitas bak penampung


Kapasitas bak penampung ditentukan berdasarkan:
1. Tinggi curah hujan minimal 1.300 mm per tahun.
2. Luas bidang penangkap air (minimal sama dengan luas satu atap rumah).
3. Kebutuhan pokok pemakaian air (10-15) L/orang/hari.
4. Jumiah hari kemarau.
5. Jumlah penduduk terlayani.
PERSYARATAN TEKNIS
PENAMPUNGAN AIR HUJAN

B. Komponen media penyaring

Ketentuan komponen media penyaring adalah sebagai


berikut:
1. Pasir dengan ketebalan (300-400) mm, ukuran
diameter efektif (0,30-1,20) mm, koefisien
keseragaman (1,2-1,4) mm, dan porositas 0,4.
2. Kerikil dengan ketebalan 200-350 mm dan diameter
(10-40) mm.
PERSYARATAN TEKNIS
PENAMPUNGAN AIR HUJAN

C.Spesifikasi Bahan

Bak penampung PAH dapat terbuat dari bahan ferro


semen, pasangan bata, dan FRP (Fibreglass Reinforced
Plastic), dengan ketentuan sesuai Tabel 2. Sedangkan bahan
dari besi (Drum) tidak direkomendasikan untuk digunakan
sebagai bak PAH karena sifatnya yang mudah berkarat dan
mudah menyerap panas.
PERSYARATAN TEKNIS
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan PAH harus
memenuhisyarat sebagaimana dicantumkan pada tabel 3.
PERSYARATAN TEKNIS
SPESIFIKASI PAH DARI PASANGAN BATA
Berdasarkan Pt-S-05-2000-C
1. Bentuk
Bentuk bak penampung untuk air hujan dari pasangan bata
adalah empat persegi
2.Ukuran
Ukuran bak penampung air hujan dari pasangan bata dan pipa
peluap sesuai tabel 1
TABEL 1
UKURAN BAK PENAMPUNGAIR HUJAN
DARI PASANGAN BATA DAN PIPA PELUAP
PERSYARATAN TEKNIS
SPESIFIKASI PAH DARI PASANGAN BATA
Berdasarkan Pt-S-05-2000-C

Ukuran elemen bak penampung air hujan sesuai tabel 2 berikut.

TABEL 2
UKURAN ELEMEN DAN PELENGKAP
BAK PENAMPUNG AIR HUJAN
PERSYARATAN TEKNIS
SPESIFIKASI PAH DARI PASANGAN BATA
Berdasarkan Pt-S-05-2000-C

3. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan elemen bak
penampung air hujan harus memenuhi syarat sebagai berikut.

1. Semen Portland,harus mempunyai kehalusan dan sifat


ikat yang baik,disarankan sesuai SNI 15-2049-1990
tentang Mutu dan Cara Uji Semen Portland
2. Pasir,harus bergradasi baik,bersih dan bebas dari
kandungan organis disarankan sesuai SNI 03-1750-1990
tentang Mutu dan Cara Uji Agrerat Beton
3. Air,harus bersih,bebas dari minyak dan bahan tersuspensi
lainnya disarankan sesuai SK SNI S-04-1989-F tentang
SpesifikasiAir sebagai Bahan Bangunan
PERSYARATAN TEKNIS
SPESIFIKASI PAH DARI PASANGAN BATA
Berdasarkan Pt-S-05-2000-C

4. Bata, dengan kekuatan tekan minimum 25 kg/cm² sesuai


SNI 15-2094- 1991 tentang Mutu dan Cara Uji Bata Merah
dan SNI 03-0349-1989 tentang Mutu dan Cara Uji Bata
Beton Pejal.

5. Bahan Tembalan, apabila diperlukan sesuai SNI 03-


2465-1991 tentang Spesifikasi Bahan Tambahan untuk
Beton.

6. Baja Tulangan, diameter 6 dan 8 mm dengan mutu


sesuai SNI 07- 2052-1990 tentang Baja Tulangan Beton.

7. Bahan elemen konstruksi dan pelengkap yang


digunakan untuk pembuatan bak penampung air hujan
sesuai tabel 3 dan tabel 4
PERSYARATAN TEKNIS
SPESIFIKASI PAH DARI PASANGAN BATA
Berdasarkan Pt-S-05-2000-C
PERSYARATAN TEKNIS
SPESIFIKASI PAH DARI PASANGAN BATA
Berdasarkan Pt-S-05-2000-C

8. Kebutuhan bahan untuk pembuatan bak penampungan air hujan dan


pasangan bata dapat dilihat pada table 5.

TABEL 5.
KEBUTUHAN BAHAN
PERSYARATAN TEKNIS
SPESIFIKASI PAH DARI PASANGAN BATA
Berdasarkan Pt-S-05-2000-C
2.4 Fungsi
Fungsi dari komponen bak penampung air hujan sesuai tabel 6.

TABEL 6.
FUNGSI KOMPONEN BAK PENAMPUNG AIR HUJAN
PERSYARATAN TEKNIS
SPESIFIKASI PAH DARI PASANGAN BATA
Berdasarkan Pt-S-05-2000-C
2.5 Kekuatan/ Struktur
Kekuatan konstruksi yang digunakan untuk pembuatan bak
penampung air hujan sebagai berikut :
1.) Bak penampung air hujan harus kedap air
2.) Bak penampung air hujan harus diletakan diatas tanah padat/stabil
3.) Kekuatan elemen bak penampung air hujan sesuai table 7

TABEL 7
KONSTRUKSI BAK PENAMPUNG AIR HUJAN
PERSYARATAN TEKNIS
SPESIFIKASI PAH DARI PASANGAN BATA
Berdasarkan Pt-S-05-2000-C
2.6 Cara Operasi dan Pemeliharaan
2.6.1 Cara Operasi
1.) Sebelum waktu pengisian, kran pada pipa masukan harus selalu
dalam kondisi tertutup dan pipa pembuang terbuka
2.) Untuk mengisian bak, air hujan pada waktu lima menit pertama
harus dibuang untuk menghindari kotoran masuk ke dalam bak
saringan
3.) Banyak debit air yang masuk harus disesuaikan dengan kapasitas bak
saringan agar tidak terjadi limpasan air
4.) Bila bak penampung telah penuh, air masukan harus dihentikan agar
tidak terjadi pembuangan air bersih yang dapat memperpendek umur
layan dari bak saringan
2.6.2 Cara Pemeliharaan
1.) Bak saringan dan lubang periksa harus dalam kondisi tertutup selalu
untuk menghindari masuknya kotoran organic dan binatang/nyamuk
2.) Media saringan (pasir dan kerikil) harus dibersihkan minimum setiap
1 bulan atau sesuai kebutuhan
3.) Bak penampung tidak boleh dibiarkan dalam kondisi kosong (tanpa
air) untuk menjaga terjadinya retak akibat pengaruh cuaca
4.) Bak penampung harus dikuras sekurang-kurangnya dalam waktu 2
bulan sekali dengan cara membuka kran penguras dan permukaan
dinding bagian dalam dan dasar dibersihkan dengan cara disikat
GAMBAR KERJA
(BESTEK)
RENCANA BIAYA DAN ANGGARAN
(RAB)
RENCANA BIAYA DAN ANGGARAN
(RAB)
RENCANA BIAYA DAN ANGGARAN
(RAB)
RENCANA BIAYA DAN ANGGARAN
(RAB)
RENCANA BIAYA DAN ANGGARAN
(RAB)
RENCANA BIAYA DAN ANGGARAN
(RAB)
RENCANA BIAYA DAN ANGGARAN
(RAB)
RENCANA BIAYA DAN ANGGARAN
(RAB)
RENCANA BIAYA DAN ANGGARAN
(RAB)
RENCANA BIAYA DAN ANGGARAN
(RAB)
RENCANA BIAYA DAN ANGGARAN
(RAB)
RENCANA BIAYA DAN ANGGARAN
(RAB)

Jadi,Biaya yang dibutuhkan untuk


menyelesaikan seluruh pekerjaan adalah
Rp.98.974.184
LAMA PEKERJAAN
LAMA PEKERJAAN
LAMA PEKERJAAN

Jadi, Durasi yang dibutuhkan untuk


menyelesaikan seluruh pekerjaan adalah
selama 4,99 hari ~5 hari

Anda mungkin juga menyukai