Anda di halaman 1dari 21

REPLIK DAN DUPLIK

Makalah
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hukum Acara Perdata

Dosen Pembimbing:
Khairun Nida, S.H.I, M.H

OLEH:
Kelompok : 7
Dedi Rusadi
Ihsan

Sekolah Tinggi Agama Islam


Rasyidiyah Khalidiyah
Amuntai
Hukum Keluarga (Ahwal al-Syakhsiyah)
2019
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam, yang telah memberikan
petunjuk kepada kita semua untuk mengenal kebenaran dan mengikuti-Nya agar
terhindar dari cela dan siksa di dunia dan di akhirat.
Shalawat dan salam selalu kita curahkan keharibaan junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW beserta keluarga ,sahabat, beserta pengikut beliau hingga
akhir zaman.
Dalam Kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada Dosen
pembimbing mata pelajaran“Hukum Acara Perdata” yang memberikan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini dengan judul“Replik dan
Duplik”sehingga dapat terselasaikan tepat waktu.
Kami menyadari dalam susunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan perlu penyempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
konstruktif guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sebagai
penyusun dan umumnya pembaca, amiin . . .

Amuntai, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
A. Pengertian Replik dan Duplik....................................................................................3
B. Proses Replik dan Duplik..........................................................................................5
C. Format Pembuatan Replik dan Duplik.......................................................................7
BAB III............................................................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu cara menyelesaikan sengketa hukum yang terjadi di antara
warga masyarakat adalah dengan perantaraan kekuasaan kehakiman yang dapat
dilakukan dengan cara, orang yang merasa dirugikan hak atau kepentingannya
menggugat orang yang dianggap merugikannya dimuka pengadilan yang
berwenang.
Tujuan para pencari keadilan mengajukan perkara mereka di muka
pengadilan adalah untuk mendapatkan keputusan yang adil guna
menyelesaikan perkaranya, sehingga hak-hak yang diberikan oleh hukum
materiil maupun kepentingan-kepentingan yang dilindungi oleh hukum
materiil, baik yang berupa hukum tertulis maupun yang tidak tertulis, dapat
diwujudkan lewat pengadilan. Tentu saja para pencari keadilan tersebut,
terutama pihak yang mengajukan gugatan (Penggugat), mempunyai keinginan
agar perkaranya dapat cepat selesai.
Untuk keperluan ini mereka harus mentaati ketentuan peraturan
perundangan yang mengatur cara-cara penyelesaian perkara melalui pengadilan
yang berlaku. Peradilan yang bersifat cepat, sederhana, biaya murah dan
dengan kata-kata sederhana seringkali justru terjadi sebaliknya. Kalau kita
perhatikan bahwa suatu perkara perdata yang diajukan kemuka pengadilan
diselesaikan dalam waktu yang relatif lama. Ini bisa dikarenakan oleh para
pihak yang berperkara sendiri, hakim yang memeriksa perkaranya, saksi-saksi
dan mungkin juga hukum acara yang dipakai sudah tidak memadai.
Dalam penyelesaian suatu perkara, para pihak dapat mempergunakan
upaya yang diberikan oleh hukum untuk mencapai suatu tujuan dalam proses
(upaya hukum). Salah satu upaya hukum yang dapat dipergunakan oleh
tergugat dalam sidang pemeriksaan perkara adalah upaya hukum melawan
gugatan yang berupa eksepsi dan rekonveksi disamping jawaban atas pokok

1
perkaranya (verweer ten prinsipaal). Penggugat juga diberi hak untuk
membantah atas jawaban tergugat dalam bentuk Replik, begitupun tergugat
juga berkesempatan mengajukan Duplik atas jawaban yang disampaikan oleh
penggugat. Replik-Duplik ini bisa terjadi berulang kali selama itu diperlukan.
Faktor lain yang menyebabkan persidangan menjadi lama adalah adanya
interfensi dari pihak lain. Yang biasa disebut dengan pihak ketiga. Pihak ketiga
ini bisa saja mendukung penggugat untuk memenangkan tuntutannya atau
berpihak kepada tergugat agar lepas dari segala tuntutan. Bahkan pihak ketiga
boleh mengajukan dirinya sendiri untuk masuk dalam proses acara persidangan
tanpa mebela siapapun. Terkait dengan beberapa masalah diataslah kami
mencoba menjelaskan sedikit dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian replik dan duplik ?
2. Bagaimana proses replik dan duplik ?
3. Bagaimana format pembuatan replik dan duplik ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Replik dan Duplik


1. Replik
Replik berasal dari dua kata yaitu re (kembali) dan pliek (menjawab),
jadi replik berarti kembali menjawab. Replik adalah jawaban balasan atas
jawaban tergugat dalam perkara perdata. Replik harus disesuaikan dengan
kualitas dan kuantitas jawaban tergugat. Oleh karena itu, replik adalah
respons Penggugat atas jawaban yang diajukan tergugat. Bahkan tidak
tertutup kemungkinan membuka peluang kepada penggugat untuk
mengajukan rereplik. Replik Penggugat ini dapat berisi pembenaran
terhadap jawaban Tergugat atau boleh jadi penggugat menambah
keterangannya dengan tujuan untuk memperjelas dalil yang diajukan
penggugat dalam gugatannya.1
Replik yaitu jawaban penggugat baik terulis maupun lisan terhadap
jawaban tergugat atas gugatannya. Replik diajukan penggugat untuk
meneguhkan gugatannya , dengan mematahkan alasan-alasan penolakan
yang dikemukakan tergugat dalam jawabannya. Replik merupakan lanjutan
dari pemeriksaan perkara perdata dipengadilan negeri setelah tergugat
mengajukan jawaban.2
Penggugat menyerahkan surat repliknya, satu untuk hakim, satu untuk
tergugat, dan satu untuk simpanan tergugat sebdiri.3
Setelah tergugat menyampaikan jawabannya, kemudian si penggugat
diberi kesempatan untuk menanggapinya sesuai dengan pendapatnya.
Dalam tahap ini mungkin penggugat tetap mempertahankan gugatannya dan

1
www.scribd.com/doc/21264385/Replik (diakses pada16 September 2019)
2
H. Riduan Syahrani, S.H., Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata, PT. Citra Aditya
Bakti Bandung, 2000, hlm. 65
3
R. Soeroso, Praktik Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika Offset, Jakarta, Cetakan Kedua,
2011, hlm. 79

3
menambah keterangan yang dianggap perlu untuk memperjelas dalil-
dalilnya.

2. Duplik
Duplik adalah jawaban tergugat atas replik yang diajukan penggugat.
Tergugat dalam dupliknya mungkin membenarkan dalil yang diajukan
penggugat dalam repliknya dan tidak pula tertutup kemungkinan tergugat
mengemukakan dalil baru yang dapat meneguhkan sanggahannya atas replik
yang diajukan penggugat. Tahapan replik dan duplik dapat saja diulangi
sampai terdapat titik temu antara penggugat dengan tergugat atau dapat
disimpulkan titik sengketa antara penggugat dan tergugat, atau tidak tertutup
kemungkinan hakimlah yang menutup kemungkinan dibukanya kembali
proses jawab-menjawab ini, apabila majelis hakim menilai, bahwa replik
yang diajukan penggugat dengan duplik yang diajukan tergugat hanya
mengulang-ulang dalil yang telah pernah dikemukakan di depan sidang.
Tergugat selalu mempunyai hak bicara terakhir. Pertanyaan hakim kepada
pihak hendaklah terarah, hanya menanyakan yang relevant dengan hukum.
Begitu juga replik-duplik dari pihak. Semua jawaban atau pertanyaan dari
pihak ataupun dari hakim, harus melalui izin dari ketua majlis. Pertanyaan
dari hakim kepada pihak, yang bersifat umum arahnya sidang, selalu oleh
hakim ketua majlis. Bilamana pihak-pihak dan hakim tahu dan mengerti
jawaban atau pertanyaan mana yang terarah dan relevant dengan hukum,
tentunya proses perkara akan cepat, singkat dan tepat.
Duplik, yaitu jawaban tergugat terhadap replik yang diajukan
penggugat. Sama dengan replik, duplik ini pun dapat diajukan tertulis
maupun lisan. Duplik diajukan tergugat untuk meneguhkan jawabannya
yang lazimnya berisi penolakan terhadap gugatan penggugat.

4
Apabila acara jawab-menjawab antara penggugat dan tergugat sudah
cukup, dimana duduk perkara perdata yang diperiksa sudah jelas semuanya,
tahapan pemeriksaan selanjutnya adalah pembuktian.4
Setelah penggugat menyampaikan repliknya, kemudian tergugat diberi
kesempatan untuk menanggapi pula. Dalam tahap ini mungkin tergigat
bersikap seperti penggugat dalam repliknya tersebut.
Acara replik dan duplik ini dapat diulangi sampai ada titik temu antara
penggugat dan tergugat, dan/atau dianggap cukup oleh hakim.
Apabila acara jawab-menjawab ini dianggap telah cukup namun masih
ada hal-hal yang tidak disepakati oleh penggugat dan tergugat sehingga
perlu dibuktijan kebenarannya, maka acara di lanjut ke tahap pembuktian.5

B. Proses Replik dan Duplik


Pada sidang pertama, penggugat akan membacakan gugatannya, sehingga
mulailah terjadinya jawab-berjawab (replik-duplik) antara pihak-pihak. Pada
sidang pertama, mungkin akan terjadi beberapa hal penting seperti aksepsi,
reconventie, intervensi dan sebagainya. Sebelum tergugat menjawab, sesudah
penggugat membacakan gugatanya, hakim wajib menganjurkan damai (Rasyid,
2005: 134).
Jika anjuran damai tidak berhasil, ketua majlis akan menanya kepada
tergugat/termohon, apakah ia akan menjawab lisan atau tertulis. Jika akan
menjawab tertulis , apakau sudah siap atau kalau belum siap, kapan tergugat-
termohon siapnya. Sejak saat itu masuklah proses ke dalam tahap jawab-
berjawab.6
Selesai replik-duplik maka mulai memeriksa bukti-bukti. Selanjutnya
penyusunan konklusi (kesimpulan) masing-masing oleh pihak dan akan
diucapkan keputusan oleh majelis hakim dalam sidang terbuka untuk umum.

4
http://afiqi-sirau.blogspot.com/2009/01/duplik.html (diakses pada 16 september 2019
5
op.cit, hlm 108
6
Roihan A. Rasyid, HukumAcaraPeradilan Agama, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada,
hlmr. 135

5
Proses pemeriksaan perkara perdata di depan sidang dilakukan melalui
tahap-tahap dalam hukum acara perdata, setelah hakim terlebih dahulu
berusaha dan tidak berhasil mendamaikan para pihak yang bersengketa. Tahap-
tahap pemeriksaan tersebut ialah (Arto, 2011: 99) :
1. Pembacaan gugatan
Setelah pembacaan gugatan, maka sebaiknya diajukan damai terlebih
dahulu. Pengajuan surat gugatan ddilakukan oleh penggugat melalui kuasa
hukumnya, kecuali penggugat buta huruf maka diwakili oleh kuasa Panitera
sidang (Rasyid, 2005: 100).
Pada tahap pembacaan gugatan, maka pihak penggugat berhak meneliti
ulang apakah seluruh materi sudah benar dan lengkap. Hal-hal yang tercantum
dalam surat gugat itulah yang menjadi objek pemeriksaan dan pemeriksaan
tidak boleh keluar dari ruang lingkup yang termuat dalam surat gugatan (Arto,
2011: 85).
Pada tahap ini terdapat beberapa kemungkinan dari
penggugat/pemohon, yaitu: mencabut gugatan, mengubah gugatan, dan
mempertahankan gugatan (jika penggugat tetap mempertahankan gugatanya
maka sidang dilanjutkan ketahap jawaban tergugat).
2. Jawaban tergugat
Pada tahap jawaban ini, pihak tergugat diberi kesempatan untuk
membela diri dan mengajukan segala kepentinganya terhadap penggugat
melalui hakim (Arto, 2011: 85).
Di dalam HIR tidak ada ketentuan yang mewajibkan tergugat untuk
menjawab gugatan penggugat. Pasal 121 ayat 2 HIR (pasal 145 ayat 2 Rbg)
hanya menentukan bahwa tergugat dapat menjawab baik secara tertulis
maupun lisan. Jawaban tergugat dapat berupa pengakuan, tetapi dapat juga
berupa bantahan (verweer) (Mertokusumo, 2010: 165).
3. Replik penggugat
Setelah tergugat menyampaikan jawabanya, kemudian si penggugat
diberi kesempatan untuk menanggapinya sesuai dengan pendapatnya. Dalam
tahap ini mungkin penggugat tetap mempertahankan gugatanya dan menambah

6
keterangan yang dianggap perlu untuk memperjelas dalil-dalilnya, atau
mungkin juga penggugat merubah sikap dengan membenarkan
jawaban/bantahan tergugat (Arto, 2011: 108).
4. Duplik Tergugat
Setelah penggugat menyampaikan repliknya, kemudian tergugat diberi
kesempatan untuk menanggapi pula. Dalam tahap ini mungkin tergugat
bersikap seperti penggugat dalam repliknya tersebut (Arto, 2011: 108).
Acara replik dan duplik (jawab-menjawab) ini dapat diulangi sampai
ada titik temu antara penggugat dan tergugat, dan/atau dianggap cukup oleh
hakim.
Apabila acara jawab-menjawab ini dianggap telah cukup namun masih
ada hal-hal yang tidak disepakati oleh penggugat dan tergugat sehingga perlu
dibuktikan kebenaranya, maka acara dilanjutkan ke tahap pembuktian.

C. Format Pembuatan Replik dan Duplik7


Dengan memahami kedudukan dan tahapan proses persidangan berupa
Replik dan Duplik baik dalam hukum acara pidana maupun dalam hukum
perdata sebagaimana telah dikemukakan, maka sesungguhnya dalam menyusun
Replik dan Duplik diperluan suatu kecermatan dan dengan mengingat orientasi
dari Replik dan Duplik sesuai dengan jenis perkara dan hukum acaranya.
Dalam konteks ini, maka setidaknya sebelum menyusun Replik dan Duplik hal
yang harus dipahami adalah sebagai berikut;
Pertama, Replik dalam hukum acara pidana adalah tanggapan penuntut
umum atas pledoi terdakwa/penasehat hukum dan replik pada intinya berupa
bantahan terhadap hal-hal yang dikemukakan terdakwa atau penasehat hukum
dalam pledoi terutama sepanjangan mengenai adanya perbedaan pandangan
dengan penuntut umum. Sementara duplik dari terdakwa/penasehat hukum
adalah tanggapan atas replik penuntut umum yang pada pokoknya berisikan
dalil-dalil untuk mempertahankan apa-apa yang sudah dikemukakan dalam
pledoi. Selain itu duplik terdakwa/pesehat hukum bisa juga berisikan berupa
7
https://www.boyyendratamin.com/2013/05/prinsip-dan-teknik-menyusun-replik-dan.html
(diakses pada 16 September 2019)

7
penegasan-penegasan terhadap perbedaan penilaian terhadap alat bukti dan lain
sebagainya terkait hasil pemeriksaan materi perkara.
Kedua, Replik dalam perkara perdata yang diajukan dan disusun
Penggugat berkaitan dengan jawaban Tergugat atas gugatan, dimana jawaban
tergugat selain berisikan eksepsi juga berisikan bantahan-bantahan terhadap
pokok perkara. Replik Penggugat adalah dalil-dalil yang menguatkan atau
meneguhkan dalil-dalil gugatan yang dibantah oleh Tergugat dalam
jawabannya. Meskipun demikian dalil-dalil replik yang berisikan dalil-dalil
meneguhkan gugatan , namun dalil-dalil dalam. Replik pada gilirannya akan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan proses pembuktian dalam
pemeriksaan pokok perkara. Demikian pula sebaliknya dengan duplik tergugat
selain menanggapi replik Penggugat sekaligus juga sebagai peneguhan
terhadap bantahan-bantahan terhadap pokok perkara yang pada gilirannya akan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembuktian materi atau
pokok perkara.
Dari dua prinsip dasar terkait eksistensi Replik dan Duplik sebagaimana
dikemukakan menjadi alas dalam menyusun replik dan duplik sesuai dengan
bidang permasalahan hukumnya.
Dari beberapa hal yang dikemukakan mengenai replik dan diplikndi atas,
maka hal itu merupakan titik tolak dalam menyusun replik dan diplik. Artinya
secara teoritis tidak ada teori yang mengajarkan bagaimana teknik menyusun
replik dan duplik. Bahkan mengenai bentuk dan susunannya pun tidak juga
diatur dalam hukum acara. Karena itu, penyusunan replik dan duplik selain
tergantung pada jenis bidang hukumnya juga tergantung pada materi pokok
dari perkaranya. Selain itu tergantung pula pada kemampuan dan penguasaan
materi permasalahan dari perkara dari pihak-pihak yang berperkara.
Biasanya dalam proses peadilan perdata, jawaban tergugat selain memuat
dalil-dalil bantahan terhadap pokok perkara, juga termuat eksepsi dan dapat
pula memuat gugatan balik (rekonvensi). Karena itu sebelum menyusun replik,
pihak penggugat perlu memperhatikan struktur jawaban dari Tergugat atas
gugatan. Artinya struktur replik tergantung dari isi dan susunan jawaban

8
Tergugat. Dalam konteks ini hukum acara perdata tidak menentukan secara
limitative bagaimana bentuk, susunan dan isi replik
Replik merupakan pemberian hak kepada penggugat untuk menanggapi
jawaban yang diajukan tergugat dan hal itu sejalan dengan asas audi alteram
partern. Dalam bahasa sederhananya replik dapat diartikan sebagai jawaban
Penggugat atas jawaban penggugat atas gugatan pengugat. Akan tetapi
bagimana bentuk dan susunan replik tidak diatur sedemikian rupa. Oleh karena
itu bentuk dan susunan Replik tergantung pada struktur dan isi jawaban
tergugat, maka Penggugat selain harus tetap berpedoman pada gugatannya,
maka hal lain yang harus dicermati dalam menyusun duplik adalah apabila,
dalam jawaban tergugat selain memuat bantahan terhadap pokok perkara juga
memuat eksepsi dan gugatan balik . Dalam konteks ini, maka ;
Penggugat dalam menyusun replik selayaknya harus menguasai hal-hal
yang terkait dengan eksepsi,
Penggugat dalam menyusun replik harus mempertimbangkan dengan
cermat isi gugatan balik dari tergugat. Pada tataran menanggapi gugatan balik,
maka pennggugat mau tidak mau memuat juga jawaban atas gugatan balik dari
Tergugat dan jawaban tersebut termuat dalam replik.
Penggugat dalam menyusun replik harus senantiasa mempertimbangkan
ada atau tidak adanya alat bukti dari dalil-dalilnya dalam duplik sebagai
peneguhan atas gugatanya dan dalil-dalil bantahan atas gugatan balik dari dari
Tergugat. Hal ini menjadi penting artinya dalam menyusun replik karena
apabla dalil-dalil yang dituangkan dalam replik hanya berupa “dalil-dalil
kosong” maka replik yang disusun melemahkan gugatan sendiri. Demikain
juga dengan dalil-dalil terkait gugatan balik, selain selalu diperhatikan
singkronisasinya dengan dalil gugatan, juga harus dipertimbangkan alat bukti
yang akan memperkuat dalil-dalil jawaban atas bantahan terhadap gugatan
balik.
Penggugat dalam menyusun replik lazimnya selalu memuat permintaan
pada majelis hakim untuk mengabulkan tuntutan dalam gugatan.

9
Penting artinya memahami dan mencermati beberapa hal yang
dikemukakan di atas, karena kebanyakan pembicaraan mengenai replik
seringkali dipahami sebagai istrumen hukum acara untuk menyanggah atau
menolak atas sebagian atau seluruhnya dalil-dalil tergugat yang dikemukakan
dalam jawaban.
Dalam Replik biasanya akan dimasukkan dalil-dalil yang merupakan
sanggahan atau penolakan atas sebagian atau seluruh dalil-dalil Tergugat dalam
jawabannya. Sebenarnya replik tidak selalu terkoptasi dalam pandangan serupa
itu, karena :
Pertama, dalam replik tidak hanya berisi dalil-dalil sanggahan atau
penolakan saja, tetapi bisa berupa penguraian lebih rinci dari dalil-dalil yang
telah diuraikan dalam gugatan.
Kedua, dalil-dalil dalam replik boleh saja menambahkan pendapat ahli
(doktrin hukum) dan yurisprudensi, namun muara dari dalil-dalil tersebut
adalah pada alat bukti, Sehingga dalil-dalil bantahan, penolakan yang diperkuat
dengan doktrin dan yurisprudensi harus berujung pada ada alat bukti kelak
yang dihadirkan dalam pemeriksaan pokok perkara.
Ketiga, dalam menyusun dalil-dalil dalam replik haruslah dihindarkan
minsed apa-apa yang dikemukakan tergugat dipengaruhi sikap penolakan
mutlak. Karena ada kemungkinan dalil-dalil yang dikemukakan Tergugat
dalam jawabannya justeru memberikan titik terang dari apa yang didalilkan
Penggugat, Bisa jadi juga dalil-dalil yang dikemukakan Tergugat memberi
penguatan bagi gugatan Penggugat. Artinya dalam menyusun replik pihak
penggugat harus bersikap dan berfikir objektif , rasional dan tidak emosional .
Sehingga uraian-uraian dalam replik tidak ditanggapi sebagai dalil yang
mengada-ada. Kebiasaan atau biasa ada kecenderungan Penggugat dihinggapi
penyakit “main tolak” terhadap dalil-dalil Tergugat dalam jawabannya
Keempat, apabila pada jawaban tergugat termuat eksepsi, maka dalam
menyusun replik pihak penggugat haruslah cermat, karena biasanya tergugat
menggunakan dalil “apa-apa yang termuat dalam eksepsi adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari pokok perkara”. Karena itu dibutuhkan relevansi dan

10
singkronisasi penyusunan dalil dalam menanggapi eksepsi dengan dalil pokok
perkara. Demikian juga dalil-dalil replik, jika jawaban Tergugat memuat
gugatan balik.
Kelima, sekalipun pada tahap replik pemeriksaan perkara baru sebatas
jawab menjawab atau bantahan membantah, akan tetapi untuk beberapa dalil
tertentu Penggugat bisa mengajukan bukti-bukti pendukung, seperti terkait
dengan adanya permintaan sita jaminan dalam gugatan atau hal-hal yang bisa
menyebabkan pemeriksaan perkara dihentikan karena eksepsi kewenangan
mengadili yang diajukan Tergugat diterima majelis hakim, misalnya karena
daluarsa atau karena nebis amiden, dan lain sebagainya.
Bagaimana dengan Duplik ? Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa
duplik selain sebagai tanggapan tergugat atas replik penggugat, sekaligus
meneguhkan kembali jawaban tergugat, Pada dasarnya penyusunan duplik
adalah sama, namun dalam esensinya sesuai dengan kepentingan Tergugat.
Dalama konteks ini penyusunan duplik tentu tidak selamanya dipahami sebagai
kontra atau bantahan-bantahan dan peolakan terhadap dalil-dalil yang
dikemukakan penggugat dalam repliknya.
Duplik dalam bahasa yang sederhana dapat dikatakan sebagai jawaban
kedua dari Tergugat atau diartikan sebagai jawaban balik dari tergugat atas
replik penggugat. Meskipun keberadaan duplik masih dalam proses jawab-
menjawab dalam peradilan perdata, namun demikian sama halnya dalam
penyusunan replik, penyusunan replik dengan dalil-dalilnya juga harus berupa
dalil-dalil yang pada gilirannya berujung pada proses pembuktian ketika pokok
perkara diperiksa.

11
D. Lampiran
1. Surat Replik8
KANTOR ADVOKAT DAN KONSULTAN HUKUM
FATCHUR RACHMAN, SH., M.HUM. & REKAN
Jl. Ciliwung Gg.1 No.49 Kota Malang Telp. 083834464689
Jember, 05 Maret 2014
Hal : REPLIK
Lamp :-
Kepada Yang Terhormat,
Majelis Hakim Pemeriksa
Perkara No. 23/Pdt.G/2014/PA.Jember
Pengadilan Agama Kota Jember
Di
JEMBER
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bertindak untuk dan atas nama klien kami: Irwan Biin Ikhwan selaku
Pemohon dalam perkara No. 23/Pdt G/ PA.Jember. dengan ini Pemohon
hendak mengajukan Replik sebagai tanggapan jawaban Termohon sebagai
berikut:
1. Bahwa hal-hal yang diakui kebenarannya oleh Termohon merupakan suatu
pengakuan sebagai bukti sah untuk dapat dikabulkan permohonan ikrar
talak Pemohon.
2. Bahwa benar dalam perkawinan tersebut, pemohon dan termohon telah
menghasilkan tiga orang anak yang masing-masing bernama Erlan Irwan
yang lahir pada tanggal 04 April 2003, Erlanda Irwan yang lahir tanggal
09 Mei 2006 dan Ifada Irwan yang lahir tanggal 22 Janurari 2008.
3. Bahwa Pemohon tidak sepakat sama sekali jika Termohon mengatakan
menghargai Pemohon sebagai suami, Pemohon juga tidak sepakat jika
Termohon sering tidak membantah perkataan Suami, Pemohon juga tidak

8
http://hukum-cerdas.blogspot.com/2016/10/contoh-surat-replik-perceraian.html? (diakses
pada 19 September 2019)

12
sepakat jika Termohon sering keluar rumah dengan alasan, sebaliknya
keluar tanpa alasan seperti yang Pemohon sebutkan di dalil-dalil gugatan.
hal ini akan Pemohon buktikan dalam acara pembuktian.
4. Bahwa Pemohon tidak sepakat dengan Termohon yang mengatakan jika
keributan yang terjadi antara Pemohon dan Termohon tidak sering dan
jarang, sebaliknya keributan yang terjadi antara Pemohon dan Termohon
sering sekali terjadi dikarenakan Termohon yang sering membantah
perkataan Pemohon sebagai seorang Suami dan Termohon sebagai
seorang Istri sering keluar rumah tanpa alasan juga menjadi sebab
keributan yang terjadi selama pernikahan.
5. Bahwa Pemohon menolak pernyataan bahwa sebenarnya Termohon ingin
menjadi istri yang terbaik dalam keluarga dan mempertahankan keutuhan
dan keharmonisan keluarga, dan perawakan pemohon yang tidak bersabar
dalam menghadapi setiap masalah.
6. Bahwa sebenarnya Termohon tidak menunjukan dan tidak berniat untuk
menjadi istri yang terbaik dalam keluarga dan tidak menunjukan keinginan
untuk menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga serta Termohon
memang sering keluar rumah tanpa alasan dan tanpa merasa bersalah.
Berdasarkan alasan di atas mohon Majelis Hakim Pemeriksa Perkaran
memberikan putusan sebagai berikut :
PRIMAIR
1. Menolak jawaban permohonan talak
2. Menerima dan mengabulkan seluruh permohnan talak Pemohon.
3. Menghukum Termohon membayar biaya perkara.
SUBSIDAIR
Mohon putusan seadil-adilnya
Demikian Replik ini kami ajukan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jember, 05 Maret 2014
Hormat Kami
Kuasa Hukum Pemohon

13
Fatchur Rachman, SH.,M.Hum.

2. Duplik9

Jember, 08 April 2014


Hal : DUPLIK
Lamp :-
Kepada Yang Terhormat,
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara
No. 23/Pdt.G/2014/PA.Jember
Di
JEMBER

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Berdasarkan replik tertanggal 05 Maret 2014, maka perkenankan kami
mengajukan duplik sebagai berikut :
DALAM KONPENSI
Bahwa pada prinsipnya Termohon tetap pada pendiriannya sebagaimana
telah disampaikan pada jawaban dan dalam gugatan Rekonpensi.
Bahwa Termohon pada prinsipnya menolak seluruh permohonan Pemohon,
kecuali yang telah diakui kebenarannya.
Bahwa terhadap dalil-dalil Termohon yang diajukan dalam jawaban
Termohon yang tidak dijawab oleh Pemohon dalam konpensi dianggap
telah diakui kebenarannya oleh Pemohon Konpensi.
Bahwa Pemohon sejak awal permohonan sampai pada replik sangat
antusias dan bersemangat dan berkeyakinan bahkan mendahului kehendak
illahi dimana Pemohon menyatakan bahwa perkawinan antara Pemohon
dengan Termohon tidak dapat diperbaiki lagi. Hal ini menunjukkan bahwa
Pemohon sebagai kepala rumah tangga telah gagal dan tidak dapat
membina keluarga serta tidak sejalan dengan tuntunan agama.

9
http://hukum-cerdas.blogspot.com/2016/10/contoh-surat-duplik-perceraian.html? (diakses
pada 19 September 2019)

14
Bahwa Pemohon sebagai suami dan kepala keluarga seharusnya menutup
aib keluarga dan tidak diselesaikan melalui Pengadilan oleh karena
perceraian adalah perbuatan yang tidak disukai Allah dan seharusnya
perceraian tidak perlu terjadi.
Bahwa Termohon menolak replik Pemohon dalam posita 3 yang
menyebutkan bahwa Pemohon belum pernah dan tidak akan pernah
melakukan kekasaran terhadap Termohon. karena tidak jarang Pemohon
berlaku kasar terhadap Termohon dan mengatakan bahwa Pemohon
mengalami gangguan kejiwaan, karena pada kenyataannya Pemohon
memarahi berdasarkan prasangka buruknya terhadap Termohon dengan
kata-kata kasar dan keras yang tidak selayaknya keluar dari seorang suami
terhadap isterinya, hal ini sudah Termohon sampaikan dalam jawaban dan
akan Termohon buktikan pada saat pembuktian
DALAM REKONPENSI
1. Bahwa pada prinsipnya Termohon tetap pada pendiriannya
sebagaimana yang telah disampaikan dalam jawaban dan gugatan
Rekonpensi.
Bahwa pada pokoknya Termohon Konpensi / Penggugat Rekonpensi
menolak seluruh Permohonan Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi,
kecuali yang telah diakui kebenarannya
Bahwa terhadap dalil-dalil Termohon Konpensi / Penggugat Rekonpensi
yang diajukan dalam jawaban Termohon Konpensi / Penggugat Rekonpensi
yang tidak dijawab oleh Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi dalam
Konpensi dianggap telah diakui kebenarannya oleh Pemohon Konpensi.
Bahwa Termohon dengan tegas menolak bahwa Termohon tidak
berperilaku sebagaimana Istri yang baik dan Termohon sering keluar
rumah tanpa alasan. Seperti yang dinyatakan oleh Pemohon didalam Replik
tertanggal 05 Maret 2014.

15
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka kami mohon kepada yang
terhormat Majelis Hakim Pemeriksa Perkara untuk memutus dengan amar
putusan sebagai berikut :
PRIMAIR
DALAM KONPENSI
1. Menolak Replik Pemohon untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
tidak dapat diterima
menerima jawaban Termohon untuk seluruhnya
DALAM REKONPENSI
1. Menolak Replik Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi untuk
seluruhnya atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima
Menerima Jawaban Termohon Konpensi / Penggugat Rekonpensi untuk
seluruhnya
Menghukum pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi untuk membayar
nafkah penghidupan sebesar dari sepertiga dari gaji yang diterima setiap
bulan oleh Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi sesuai dengan jumlah
dalam sturk gaji yang diterima per bulan
Menghukum Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi untuk membayar
nafkah mut`ah kepada Termohon Konpensi /Penggugat Rekonpensi sebesar
Rp. 400.000,00 ( empat ratus ribu rupiah ) atau setidaknya sesuai dengan
nafkah mut`ah yang wajar.
Menyatakan secara hukum anak , anak-anak yang tercipta dari pernikahan
Pemohon dan Termohon berada dibawah perwalian Termohon.
SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim pemeriksa Perkara berpendapat lain, mohon
putusan seadil-adilnya ( ex aequo et bono )
Demikian duplik ini kami ajukan. Atas perhatian dan perkenan Majelis
Hakim Pemeriksa Perkara kami ucapkan terima kasih
Wassalamu`alaikum Wr Wb.
Hormat Kami, Kuasa Hukum Termohon
Nizar, S.H., M.H

16
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Replik adalah respons Penggugat atas jawaban yang diajukan tergugat.
Bahkan tidak tertutup kemungkinan membuka peluang kepada penggugat
untuk mengajukan rereplik. Replik Penggugat ini dapat berisi pembenaran
terhadap jawaban Tergugat atau boleh jadi penggugat menambah
keterangannya dengan tujuan untuk memperjelas dalil yang diajukan
penggugat dalam gugatannya.
Duplik adalah jawaban tergugat atas replik yang diajukan penggugat.
Tergugat dalam dupliknya mungkin membenarkan dalil yang diajukan
penggugat dalam repliknya dan tidak pula tertutup kemungkinan tergugat
mengemukakan dalil baru yang dapat meneguhkan sanggahannya atas replik
yang diajukan penggugat.

17
DAFTAR PUSTAKA

A. Rasyid, Roihan, HukumAcaraPeradilan Agama, Jakarta, PT. RajaGrafindo


Persada.
Syahrani, Riduan, S.H., Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata, PT. Citra
Aditya Bakti Bandung, Cet. V.
Soeroso, R., Praktik Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika Offset, Jakarta, Cetakan
Kedua, 2011
http://hukum-cerdas.blogspot.com/2016/10/contoh-surat-replik-perceraian.html?
(diakses pada 19 September 2019)
http://hukum-cerdas.blogspot.com/2016/10/contoh-surat-duplik-perceraian.html?
(diakses pada 19 September 2019)
http://afiqi-sirau.blogspot.com/2009/01/duplik.html (diakses pada 16 September
2019)
https://www.boyyendratamin.com/2013/05/prinsip-dan-teknik-menyusun-replik-
dan.html (diakses pada 16 September 2019)
www.scribd.com/doc/21264385/Replik (diakses pada16 September 2019)

18

Anda mungkin juga menyukai