Anda di halaman 1dari 10

Pendahuluan

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah SistemInformasi

Manajemen Diampu oleh: MUHSHOLEHHODDIN, M. FIL. l

Disusunoleh:

Kelompok: 01

1. Anwar firdaus

2. Altoful khoir

JURUSAN EKONOMI ISLAMSYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DANBISNIS ISLAM

1
INSTITUTAGAMAISLAMNAZHATUTT

HULLAB (IAI NATA) SAMPANG

2023

KATAPENGANT
AR

Puji syukur kami panjatkan Kehadiran Allah SWT,atas rahmat dan hidayah-nya jadiKami
dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul Peranan sistem informasi dalam
bisnis”serta tidak lupa pula sholawat dan salamuntuk junjungan Nabi muhammad SAW,pada
sebangai petunjuk dan risalahnya,yang telah membawa bayangan kezaman terang
menderang.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima saran dan keritikan, agar
kami dapat memperbaiki makalah ini demikian yang dapat kami sampaikan,banyak
terimakasih mohon maaf apabila ada kekurangandari makalah ini.

Sampang,14 Oktober 2023


Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMANSAMPUL ..........................................................................................

KATAPENGANTAR ...........................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................... BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................

B. Rumusan Masalah........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengerianetimologi danterminologi.........................................................

B. Asal mulai fisafat..................................................................................................

C. Karakteristik pemikiran fisafat....................................................................

D. Objek material danforma.................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................

B. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Jika etimologis mengkaji asal-usul kata, terminologi lebih membahas dari
sudut peristilahan atau batasan definisi istilah. Menurut Ardial dalam buku
Komunikasi Organisasi (2018), pengertian komunikasi secara terminologis

3
melihat dari sudut pandang istilah dan katanya.Filsafat terlahir karena
masyarakat Yunani saat itu memiliki kebebasan dalam berpikir dan tidak
terkekang oleh doktrin masyarakat (AKRIM, 2022). Masyarakat kala itu
mencari kebenaran melalui akal pikiran.Filsafat Islam adalah salah satu
cabang filsafat yang dilakukan oleh umat Islam yang berhubungan erat
dengan ajaran-ajaran dalam agama Islam.Sejak hadirnya manusia di dunia
sebagai makhluk bumi, sebenarnya mereka telah memiliki ilmu pengetahuan
sebagai penolong hidupnya untuk bertahan dan melangsungkan
berkelanjutan generasinya hingga hari ini. Dalam persektif agama, ilmu
bersumber dari Sang Khalik Ketika Tuhanhendak menciptakan manusia, tentu
saja telah dibekali dengan seperangkat aat deteksi dan pengembangan ilmu
pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertianetimologi danterminologi iyalah?
2. Asal usul fisafat adalah?
3. Karakteristik pemikiran fisafat yaitu?
4. Objek material danforma?
BAB II
PEMBAHAS
AN

A. Pengertianetimologi danterminologi

Etimologi Menurut Alvaro Rano Wijaya (2009) kata etimologi berasal dari bahasa Yunani
etymos “arti kata” dan logos “ilmu”. Etimologi adalah cabang ilmu linguistik yang
mempelajari asal-usul atau perubahan dan pembentukan kata. Proses pembentukan kata
dengan segala permasalahanya disebut dengan gejala bahasa. Macam-macam perubahan
bentuk kata sebagai berikut.1. Asimilasi adalah penyamaan dua fonem yang berbeda
menjadi sejenis. Contohnya alsalam → assalam → asalam, inmoral → immoral → imoral.2.
Desimilasi adalah perubahan dari dua fonem yang sama menjadi tidak sama. Contohnya cipta
→ cipta, sajjana → sarjana.3. Diftongisasi adalah proses suatu monoftong menjadi diftong.
Contohnya teladan → tauladan, anggota → anggauta.4. Monoftongisasi. Contohnya pantai
→pante, pulau →pulo.5. Sandi adalahpengubahabdua vokal yangbukan diftong menadi satu.
Contohnya sesajian → sesajen, keratuan → keraton.6. Hapologi adalah perubahan dua
kata menadi satu dengan menghilangkan satu silabis/ suku kata ditengah kata. Contohnya
bagai ini → beg ini, tidak ada → tiada.7. Metatesis adalah pertukaran letak fonemdalamsatu
kata. Contohnya apus →usap →sapu, lebat →tebal 8. Adaptasi adalah penyesuaian struktur
bahasa asal kedalambahasa Indonesia. Contohnya voorschot →persekot, vanijjya
→berniaga.9. Kontaminasi adalah bentuk bahasa dari dua ungkapan yang berlainan
diturunkan suatu ungkapan baru yang rancu. Contohnya membungkukan kepala, berulang
kali.10. Pleonasme adalah proses pembentukan atau pemakaian kata yang berlebihan.
Contohnya naik ke atas, mundur ke belakang.11. Analgi adalah proses pembentukan kata-
kata baru berdasarkan contoh kata yang sudah ada. Contohnya putra →putri, pemuda
→pemudi, dari kata tunanetra dibentuk kata tunawisma dan tunaaksara.12. Hiperkorek adalah
proses membetulkan bentuk bahasa yang sudah betul sehingga salah. Contohnya surga
→syurga, ijazah →ijasah

Terminologi hukuminternasional : panduan lengkap bagi mahasiswa, praktisi dan penegak


hukumdalammemahami peristilahanhukuminternasional

Wagiman - Nama Orang; Mandagi, Anasthasya Saartje - Nama Orang;

Terminologi' sering dalambahasa Indonesia disebut dengan(1) peristilahantentang kata-kata dan

5
(2) batasan atau definisi suatu istilah. Namun dalamsebutan terminologi terkandung juga makna
'penggunaan' dari istilah tersebut dalam suatu konteks. Aspek-aspek dari suatu terminologi
mencakup analisis suatu konsep yang digunakan(khususdi bidang hukuminternasio-nal); mencari
makna atau pengertian suatu istilah; menetapkan kesamaan dalam beberapa istilah yang
digunakan dalam bermacam bidang hukum; serta menginventarisasi seluruh istilah-istilah yang
sejenis. Terminologi Hukum Internasional yang disusun ini disertai dengan penggunaannya pada
'peraturan-peraturan' dan'putusanpengadilan' serta putusanarbitrase Internasional.

Di samping terminologi, dalam penyusunannya, juga dimuat putusan-putusan dari Mahkamah


Internasional (The International Court of Justice), Mahkamah Pidana Internasional (The
International Criminal Court), dan Panel Khusus dan Spesialis Pidana Internasional (The
International Criminal Tribunals and Special Court). Dasar pertimbangannya, putusan peradilan
merupakan keputusan-keputusan yang berkontribusi penting dalampemben-tukan norma-norma baru
hukum Internasional. Untuk memperkaya, ditam-bahkan pula keputusan-keputusan dari Badan-
Badan Arbitrase Internasional maupun Keputusan Mahkamah Hak-Hak Asasi Manusia serta
keputusanbadan-badanperadilaninternasional yanglainnya.

Untuk melengkapinya disajikan pula tokoh-tokoh hukum internasional berikut substansi penting
pemikirannya serta karyanya. Pada bagian akhir, disajikan daftar pustaka rujukan. Sekiranya
bahan-bahan rujukan itu diperlukan peng-guna dapat menghubungi penyusun untuk mendapatkan
literatur tersebut.

B. Asal usul fisafat

Menurut para ahli, penyebab utama munculnya filsafat adalah thaumasia (kekaguman,
keheranan dan ketakjuban). Dalam karyanya yang berjudul Metafisika, Aristoteles mengatakan bahwa
karena ketakjuban manusia mulai berfilsafat. Senada dengan itu, Plato guru sekaligus teman
Aristoteles mengatakan, Mata kita memberi pengamatan bintang-bintang, matahari, dan langit.
Pengamatan ini memberi dorongan untuk menyelidiki. Dan dari penyelidikan ini berasal filsafat.
Senada dengan itu Immanuel Kant berkata, bahwa gejala yang paling mengherankan adalah
“langit berbintang di atasnya” dan “hukum moral dalam hatinya” (Coelum stellatum supra me, lex
moralis intra me).

Dalam kamus bahasa Indonesia, ketakjuban diartikan sebagai sebuah keadaan takjub, heran,
kagum, akan sesuatu hal. Dalam arti ini ketakjuban memiliki dua komponen yaitu seseorang
(subjek) yang takjub, dan sesuatu yang membuat takjub (Objek). Jika subjek dari ketakjuban itu
manusia, apakah yang menjadi objek ketakjuban itu? Objek ketakjuban ialah segala yang ada dan yang
dapat diamati. Itulah sebabnya, bagi Plato pengamatan terhadap bintang-bintang, matahari, dan langit
merangsang manusia untuk melakukan penelitian. Penelitian terhadap apa yang diamati demi
memahami hakikatnya itulah yang melahirkan filsafat. Pengamatan yang dilakukan terhadapobjek
ketakjubanbukanlahhanya dengan mata, melainkan denganakal budi.

Menurut Caknun, sapaan akrab Emha Ainun Najib, bahwa tergeleparnya Nabi Musa di bukit
Tursina adalah sebuah bentuk ketakjuban, sebagaimana bergetarnya gunung ketika Allah
menunjukkan kebesarannya dalam dialog bersama Nabi Ibrahim yang ingin melihat NYA. Dan
setiap hari setiap muslimmengasah ketakjubanitudenganberwudhu, takbiratul ihram, dansetiap
gerakan dalam Shalat berisi ketakjuban apabila dibarengi dengan penghayatan, evaluasi,
introspeksi danpensuciandiri.

C.Karakteristik pemikiran fisafat

Secara sederhana filsafat dapat dipahami sebagai jenis berpikir yang memiliki ciri-ciri yang
bersifat sistematis, kritis, radikal, reflektif dan integral. Dengan kata lain, berpikir model filsafat
berbeda dengan ilmu pengetahuan dikarenakan pendekatannya bersifat integral, takni tidak
mengkaji satu sisi saja, akan tetapi menyeluruh. Filsafat ini juga bersifat kritis dalam mengkaji
setiap objeknya, dalam artian filsafat tidak pernah berhenti pada penampakan, asumsi dan
dogmatisme.

Namun terus menerus mengajukan pertanyaan-pertanyaan demi mencapai sebuah hakekat.


Sehingga dalamhal ini secara umumkarakteristik pemikiran filsafat adalahsebagai berikut

1. Menyeluruh (Komprehensif), yakni filsafat berbeda dengan ilmu pengetahuan dalam


memandang objeknya. Hal tersebut dikarenakan filsafat melihat atau memandang objeknya dari sudut
pandang totalitas (keseluruhan). Filsafat ingin mencoba mengenali suatu hakekat atau isi dari segala
sesuatu. Filsafat ini tidak akan puasjika hanya mengenal objeknya dari sudut tertentu secara
khusussebagaimana dilakukanolehilmu-ilmu pengetahuanlainnya.

2. Mendasar atau radikal, radikal dalamhal ini dapat dipahami sebagai “radix” yang berarti akar.
Sehingga dalam hal ini filsafat selalu menggunakan daya kritisnya untuk dapat mengkaji suatu
objek sampai ke akar-akarnya. Jadi filsafat tidak berhenti percaya begitu saja secara dangkal, namun
secara radikal filsafat ini terusbertanya ke dasar dari sesuatualasan.

3. Mencari kejelasan, dalam hal ini apa yang dilakukan oleh filsafat seharusnya bermuara pada

7
pencariankejelasanpengertiandankejelasanintelektual dari seluruhdimensi realitaskehidupan.

D.Objek martial danforma

Filsafat merupakan bagian dari filsafat pengetahuan. Secara umum, untuk memahami secara lebih
khusus apa yang dimaksud dengan filsafat, maka diperlukan pembahasan yang dapat
menggambarkan dan memberi makna khusus dalam mempelajari objek-objek yang ada dan
terkait dengan filsafat , untuk itu didalam memepelajari filsafat terdapat dua objek, yaitu objek
material danobjek formal.

Berikut penjelasandari kedua objek tersebut.

Objek material adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. “Ada” disini mempunyai tiga
pengertian, yaituada dalamkenyataan, pikiran, dankemungkinan. [1]

Sedangkan objek formal adalah penyelidikan yang mendalam. Artinya, ingin tahunya filsafat ingin
tahubagiandalamnya. Kata mendalamartinya ingintahutentangobjek yangtidak empiris.

Tentang objek material ini banyak yang sama dengan material sains bedanya ialah dalamdua hal.
Pertama, sains menyelidiki objek material yang empiris sedangkan filsafat menyelidiki objek itu juga
tetapi bukan bagian yang empiris melainkan bagian yang abstrak. Kedua, ada objek material filsafat
yang memang tidak dapat diteliti olehsains, seperti Tuhan, hari akhir, yaituobjek material yang material
yang selama-lamanya tidak empriris. Jadi, objek material filsafat lebih tinggi dari objek material sains.

Menurut Ir. Poedjawijatna yang menentukan perbedaan ilmu yang satu dengan yang lainnya
adalah objek formalnya, sehinggga kalau ilmu membatasi diri dan berhenti pada dan berdasarkan
pengalaman, sedangkan filsafat tidak membatasi diri, filsafat hendak mencari keterangan yang
sedalamdalamnya, inilahobjek formal filsafat[3].
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan.
Pendahuluan adalahetimologi brasal dari bhs yunani"arti kata "dan logos " IlmuIlmu
Etimologis mengkaji asal-usul kata, terminologi lebih membahas dari sudut Pristilalahanatau
Lebih membahas dari sudut peristilahanataubatasandefinisi istilah.

9
DAFTAR
PUSTAKA

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Metro Jl.


Ki Hajar Dewantara Iringmulyo No.116 Kota Metro
Asmoro Ahmadi.“Filsafat Umum”. (Jakarta: PTRajagrafindo Persada, 2013). Hal. 9
[2] Ahmad Tafsir. ”Filsafat Umum Aksi dan Hati Sejak Tales Sampai Capra”.(Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2013). Hal. 21
Jln. Ciledug Raya No. 01, RT 1/RW 3, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta - 12250

Anda mungkin juga menyukai