Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS EBN

INTERVENSI KANGAROO MOTHER CARE UNTUK MENINGKATKAN SUHU


TUBUH BBLR DENGAN HIPOTERMIA

Disusun guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Profesi Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing: Ns. Elsa Naviati, M.Kep.,Sp.Kep.An.

Disusun Oleh:
Rizqi Amalia
NIM 22020120210051

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
A. RESUME ARTIKEL 1 DAN 2
Artikel 1 merupakan artikel jurnal yang berupa sistematik review. Tujuan
penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh Kangaroo Mother Care (KMC)
terhadap perawatan BBLR. Terdapat 8 artikel penelitian yang dianalisis dalam
sistematik review ini dan dua artikel diantaranya membahas mengenai pengaruh
kangaroo mother care terhadap suhu tubuh bayi. Dua artikel tersebut menghasilkan
kesimpulan terdapat pengaruh Kangaroo Mother Care terhadap peningkatan suhu
tubuh bayi menjadi lebih baik.1
Artikel 2 merupakan artikel jurnal penelitian dengan metode kuasi
eksperimental pretest and posttest one group design dilaksanakan di RSUP Dr.
Kariadi Semarang. Tujuannya untuk menganalisis pengaruh durasi kangaroo mother
care terhadap perubahan tanda vital bayi pada bayi berat lahir rendah dan bayi berat
lahir sangat rendah usia 0-28 hari. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan
suhu bayi setelah dilakukan kangaroo mother care selama 1 dan 2 jam. Pengukuran
suhu menunjukkan peningkatan dengan rerata 36,42±0,360C pada pengukuran
sebelum KMC, 36,77± 0,270C setelah KMC 1 jam, dan 37,06±0,240C setelah KMC 2
jam. Durasi KMC selama 2 jam menunjukkan perubahan peningkatan suhu yang lebih
stabil dibandingkan dengan durasi 1 jam.2
B. PEMBAHASAN
Hipotermia adalah kondisi suhu tubuh berada di bawah rentang normal tubuh. 3
Suhu tubuh normal yaitu pada kisaran 36,5 - 37,50C.4 Kondisi hipotermia jika
berlangsung lama dapat berbahaya bagi bayi dan menyebabkan kematian. Untuk itu
perlu dilakukan perawatan khusus terhadap bayi BBLR yang mengalami hipotermia.
Salah satu teknik perawatannya adalah dengan Kangaroo Mother Care atau
perawatan metode kanguru (PMK).
Kangaroo Mother Care merupakan teknik perawatan suportif yang dilakukan
dengan meletakan bayi diantara kedua payudara ibu sehingga terjadi kontak langsung
antara kulit ibu dengan kulit bayi. Istilah Perawatan Metode Kanguru (PMK) diambil
dari pengamatan pada hewan kanguru yang memiliki kantung pada perutnya. Fungsi
dari kantung tersebut untuk melindungi dan membuat bayinya nyaman. Di dalam
kantung, bayi dapat merasakan kehangatan, mendapat makanan (susu), stimulasi, dan
perlindungan.1
Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
terus menerus selama 24 jam atau disebut juga kontinyu dan secara intermiten
(selang-seling). PMK lebih disarankan menggunakan cara kontinyu, akan tetapi
rumah sakit yang tidak menyediakan fasilitas rawat gabung dapat tetap menerapkan
PMK dengan cara intermitten. Pelaksanaan PMK secara intermitten juga bermanfaat
sebagai pelengkap perawatan konvensional (inkubator).2
Perawatan Metode Kanguru memiliki banyak manfaat bagi bayi, diantaranya
dapat mengatasi masalah hipotermia. Menurut penelitian Zahra, Radityo, dan
Mulyono2 metode PMK dapat berpengaruh terhadap perubahan suhu tubuh BBLR.
BBLR yang mendapat PMK selama 1-2 jam mengalami kenaikan suhu tubuh sebesar
0,350C – 0,640C. Penelitian lain menunjukkan BBLR yang diberikan PMK memiliki
peluang mengalami suhu tubuh normal 0,350 kali lebih tinggi dibandingkan yang
tidak mendapat PMK. Rata-rata suhu tubuh BBLR sebelum diberikan PMK yaitu
32,250C dan setelah PMK menjadi rata-rata 36,660C.1
PMK dapat menjaga stabilitas suhu tubuh bayi dalam rentang normal karena
dapat menurunkan kebutuhan oksigen bayi. Kestabilan suhu juga dapat terjaga karena
bayi ditempatkan melekat dengan perut ibu yang berfungsi sebagai termoregulator.
Kontak langsung kulit bayi dan ibu menyebabkan panas tubuh ibu menghangatkan
tubuh bayi. Perpindahan panas ini merupakan prinsip konduksi, yaitu perpindahan
panas antara benda yang berbeda suhunya berkontak langsung satu sama lain. Panas
dari tubuh ibu berpindah ke tubuh yang lebih dingin yaitu tubuh si bayi. Jadi, pada
tubuh BBLR dengan hipotermia ketika dilakukan PMK selama satu atau dua jam,
selain menghasilkan metabolisme panas, terjadi juga perpindahan panas yang
membuat bayi menjadi hangat.2 Hasil penelitian lain menunjukkan ibu mampu
mengontrol suhu bayi lebih baik daripada inkubator. Skin to skin antara ibu dan bayi
menyebabkan bayi mendapatkan lingkungan hangat seperti layaknya di dalam
kandungan ibu. PMK dapat menyebabkan suhu tubuh meningkat 2 0C jika bayi
kedinginan dan menurunkan 10C jika bayi kepanasan.5
Selain dapat menjaga stabilitas suhu tubuh bayi, PMK juga dapat bermanfaat
untuk menambah berat badan, mengoptimalkan pertumbuhan, menjaga tanda-tanda
vital bayi, dan mengurangi stress fisiologis bayi. Teknik PMK lebih lama mempunyai
efek positif terhadap lama menyusui dan suhu tubuh bayi dalam rentang normal
sehingga dapat terjadi peningkatan berat badan bayi. Bayi yang menyusu ke ibu lebih
lama akan membuat bayi merasa lebih tenang dan nyaman sehingga bayi mendapat
suplai ASI yang mencukupi serta energi yang didapat tubuh hanya difokuskan untuk
pertumbuhan. Penambahan berat badan juga terjadi karena meningkatnya hubungan
ibu dan bayi dimana bayi mempunyai waktu lebih lama merasakan sentuhan yang
dapat mengurangi pengeluaran katekolamin dalam darah sehingga menurunkan stress
fisiologis bayi.1
Manfaat PMK juga dapat dirasakan orang tua bayi, baik ibu maupun ayah.
Beberapa manfaat tersebut antara lain mempermudah pemberian ASI, meningkatkan
produksi ASI, ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi, mengurangi stess, hubungan
lekat bayi dan ibu menjadi lebih baik, hubungan kedekatan antara ayah dan bayi pun
akan meningkat. Sedangkan bagi petugas kesehatan, manfaat PMK adalah dari segi
efisiensi tenaga karena ibu lebih banyak merawat bayinya sendiri. Dengan begitu,
beban kerja petugas akan berkurang dan dapat melakukan tugas lain yang lebih
membutuhkan perhatian khusus seperti menangani kegawatan pada bayi lain.1
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan PMK. Saat
melakukan PMK ibu juga diajarkan personal hygiene, seperti mencuci tangan,
kebersihan kulit bayi, kebersihan tubuh ibu dengan mandi sebelum PMK. Penting
juga mengajarkan tanda-tanda bahaya bayi, seperti kesulitan bernafas, bernafas sangat
cepat/ sangat lambat, serangan henti nafas sering dan lama, bayi terasa dingin
walaupun sudah dilakukan PMK, sulit minum, bayi tidak lagi terbangun untuk minum
atau muntah, kejang, diare, dan sklera ataupun kulit bayi menjadi kuning.6
Selama melaksanakan PMK perlu diperhatikan 4 hal. Pertama, posisi bayi
harus diletakan diantara payudara dengan posisi tegak, dada bayi menempel ke dada
ibu. Tungkai bayi harus dalam posisi kodok, tangan harus posisi fleksi. Posisi bayi
dijaga dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Pastikan ikatannya kuat agar bayi
tidak tergelincir namun masih memungkinkan bayi bernafas. Kedua, nutrisi dengan
pemberian ASI. Ketiga, dukungan untuk ibu (dukungan emosional, fisik, edukasi).
Dan yang terakhir, discharge atau pemulangan. Bayi dapat dipulangkan setelah
memenuhi kriteria kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan tidak
ada tanda infeksi, bayi dapat minum dengan baik, berat bayi selalu bertambah untuk
sekurang-kurangnya 3 hari berturut-turut, ibu mampu merawat bayi dan mampu
datang secara rutin guna follow up.6
C. KESIMPULAN
Perawatan Metode Kanguru dapat memberikan beragam manfaat bagi bayi.
Salah satunya untuk menjaga stabilitas suhu bayi dan menangani masalah hipotermia
pada BBLR. PMK dilakukan selama paling minimal 60 menit, dan lebih dianjurkan
dilakukan secara kontinyu. Sebelum dilakukan PMK terlebih dulu ibu dianjurkan
melakukan cuci tangan dan diajarkan tanda bahaya pada bayi. Selanjutnya
pelaksanaan PMK perlu memperhatikan posisi bayi, nutrisi dengan pemberian ASI,
dukungan pada ibu, serta kriteria bayi yang diperbolehkan pulang.

DAFTAR PUSTAKA
1. Solehati T, Kosasih CE, Rais Y, Fithriyah N, Darmayanti D, Puspitasari NR. Kangaroo
Mother Care Pada Bayi Berat Lahir Rendah : Sistematik Review. Promot J Kesehat
Masy. 2018;8(1):83.
2. Zahra SA, Radityo AN, Mulyono. Pengaruh Durasi Kangaroo Mother Care Terhadap
Perubahan Tanda Vital Bayi. Diponegoro Med J (Jurnal Kedokt Diponegoro).
2018;7(2):1182–91.
3. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI; 2017.
4. WHO. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Subekti NB, Karyuni PE,
Meilya E, editors. Jakarta: EGC; 2019.
5. Shetty AP. Kangaroo Mother Care. Nurs J India. 2007;98(11):249–50.
6. Rahmayanti. Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru pada Ibu yang Memiliki BBLR
di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Jakarta. Jakarta: Publikasi Universitas Indonesia;
2011.

Anda mungkin juga menyukai